Zea kini sudah keluar dari ruang periksa dokter Adam dengan jalan yang tertatih. Walaupun tadi ia sempat ditawari oleh dokter Adam untuk diantar sampai lobby, ia dengan cepat menolak tawaran tersebut dengan alasan ia tak mau merepotkan dokter Adam yang kebetulan sedang ada pasien lain menunggu untuk ia periksa.
Zea menghela nafas saat dirinya telah keluar dari lobby rumah sakit tersebut.
"Huh, susah sekali ternyata jalan dengan kondisi kaki yang sakit kayak gini. Mana masih lumayan lagi jalan rayanya. Apa gue pakai aplikasi aja ya?" ucap Zea sembari mencari ponselnya di saku baju.
"Astaga, hp gue kan di tas sekolah dan tas itu sekarang ada dimana?" tanyanya pada diri sendiri. Namun sesaat kemudian ia menepuk dahinya sendiri.
"Ya ampun ketinggalan di mobil Azlan." Kini mata Zea dengan teliti melihat sekelilingnya dan juga beberapa mobil yang terparkir rapi didepan rumah sakit tersebut untuk mencari keberadaan mobil Azlan.
"Huh, sepertinya tuh anak udah pulang. Terpaksa deh jalan bentar ke jalan raya. Semoga aja ada taksi yang lewat nanti," ucap Zea. Ia pun kini dengan perlahan berjalan mendekati jalan raya tapi saat ia baru setengah perjalanan, langkahnya harus terhenti karena ada sebuah mobil yang tiba-tiba berhenti mendadak di depannya.
"Astagfirullah. Bisa nyetir mobil gak sih!" teriak Zea terkaget.
Sesaat setelahnya, pengemudi mobil tersebut menurunkan kaca mobilnya yang berada tepat di depan Zea.
"Masuk!" perintah pengemudi tersebut yang ternyata adalah Azlan.
"Gak. Makasih," tolak Zea. Ia pun bergegas mencari jalan lain.
Namun lagi-lagi langkahnya terhadang oleh mobil Azlan.
"Masuk!" perintah Azlan sekali lagi.
"Gak. Minggirin mobil lo sekarang! gue mau lewat," ucap Zea dengan muka masam.
"Gue bilang masuk!"
Zea tak mengindahkan ucapan dari Azlan. Ia hanya diam, berdiri di tempat.
Sedangkan Azlan yang ucapannya hanya dianggap angin lalu oleh Zea pun kini keluar dari mobil dan menghampiri Zea.
Saat dirinya sudah berada disamping Zea, ia menarik lengan wanita tersebut untuk mendekatkan tubuhnya disamping pintu mobilnya.
"Aw," rintih Zea saat dirinya ditarik paksa oleh Azlan.
"Masuk!" perintah Azlan untuk kesekian kalinya bahkan ia sekarang sudah membukakan pintu mobil untuk Zea.
Dengan terpaksa Zea akhirnya masuk kedalam mobil tersebut. Ia mendudukkan tubuhnya di kursi samping kemudi tanpa mengaitkan seat belt.
Azlan kini menutup kembali pintu mobilnya dengan cukup keras yang membuat Zea terperanjat kaget.
"Tuh orang bisa halus dikit gak sih. Apa-apa mainnya kasar banget," gerutu Zea. Ia pun menatap Azlan yang kini sudah duduk di sampingnya.
Azlan yang merasa di perhatikan pun melirik ke arah Zea yang dengan cepat mengalihkan pandangannya ke samping jalan.
Azlan berdecak sesaat setelah itu ia mendekatkan dirinya kearah Zea. Zea memelototkan matanya saat tubuh Azlan hanya berjarak beberapa senti darinya.
"Ma---mau apa lo?"
Azlan tak menjawab pertanyaan dari Zea. Ia langsung menarik seat belt di sebelah kursi Zea dan memakaikannya.
"Jangan berpikiran negatif," uacp Azlan yang sudah kembali ke posisi semula. Setelah itu ia segera menjalankan mobilnya.
Sedangkan Zea yang tadi sempat tegang pun kini bisa bernafas lega. Ia tak berniat untuk menimpali ucapan dari Azlan dan memilih untuk diam.
Beberapa saat kemudian di saat kesunyian didalam mobil tersebut, Azlan kini angkat bicara.
"Rumah lo mana?" tanya Azlan tanpa menatap wajah Zea.
"Gak gue bawa," jawab Zea enteng.
"Gue bukan lagi bercanda," tutur Azlan dengan kesal.
"Gue juga jawabnya serius. Lo tanya rumah gue mana ya gue jawab gak gue bawa lah. Emang gue salah jawab gitu?" tanya Zea menatap wajah Azlan yang seperti emosinya sudah di ubun-ubun.
"Alamat?" tanya Azlan.
"Alamat apa ini?" Sepertinya Zea benar-benar sedang menguji kesabaran seorang Azlan.
"Alamat rumah lo?" tutur Azlan dengan menekankan setiap perkataannya.
"Nah gitu dong, kan gue jadi paham." Kini Zea dengan segera memberitahu alamat rumahnya ke Azlan.
Butuh waktu 30 menit akhirnya mobil yang mereka berdua tumpangi sampai di rumah Zea yang terlihat megah dengan dua lantai dan juga halaman yang luas.
"Thanks ya atas tumpangannya," ucap Zea sebelum keluar dari mobil tersebut dan hanya dijawab deheman saja oleh Azlan.
Kini Zea masih berdiri di samping mobil Azlan, menunggu mobil tersebut pergi dari depan rumahnya.
Zea melambaikan tangannya saat mobil yang dikendarai oleh Azlan perlahan berjalan meninggalkan dirinya.
"Ah akhirnya sampai rumah juga," gumamnya.
Ia pun segera berjalan memasuki pekarangan rumahnya namun ia segera menghentikan langkahnya.
"Astaga tas gue belum keambil!" heboh Zea. ia kembali berjalan ke luar gerbang rumahnya untuk melihat mobil Azlan. Ia berharap mobil tersebut belum jauh dari jangkauan. Namun harapnya pupus setelah matanya tak lagi melihat mobil tersebut.
"Arkh!! Udah gak ada lagi tuh mobil. Gimana dong ini? mana didalam tas itu ada hp sama laptop gue lagi," ucapnya.
"Ah sudahlah besok pagi aja kalau udah disekolah mintanya. Tapi kan gue gak tau nama beruang kutub itu. Haish dahlah pikir besok lagi. Gue mau istirahat aja sekarang," sambung Zea. Lalu ia segera menuju ke dalam rumahnya yang tampak sepi tak berpenghuni itu.
"Assalamualaikum," salam Zea saat dirinya masuk kedalam rumah mewah tersebut.
"Waalaikumsalam, eh Non Zea baru pulang." Zea tersenyum kearah art yang selalu menemaninya dari kecil hingga sekarang.
"Udah Mbok. Oh ya, Mama sama Papa belum pulang ya Mbok?" tanya Zea.
Art yang dipanggil Mbok oleh Zea tadi hanya bisa menundukkan kepalanya sembari menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan yang Zea tadi lontarkan.
Zea menghela nafas dan tersenyum miris.
"Huh. Sudah Zea tebak dari sebelum Zea masuk kalau mereka berdua mungkin tak akan pernah pulang buat mengunjungi Zea dirumah," ucap Zea penuh kekecewaan.
Art yang berada dihadapan Zea pun merasa kasihan kepada Nona mudanya itu. Sedari kecil Zea selalu ditinggal oleh orangtuanya untuk mengurus urusan mereka pribadi dan juga pekerjaan mereka masing-masing. Bahkan Zea dulu waktu kecil hanya meminta kedua orangtuanya untuk menemani dirinya belajar dan bermain saja mereka tak mau dengan alasan masih sibuk dengan kerjaan mereka. Dan sampai sekarang orangtua Zea tampak acuh kepadanya. Entah Zea salah apa hingga membuat orangtuanya sama sekali tak memperhatikan dirinya. Rindu? tentu saja. Ia sangat rindu dengan kasih sayang orangtuanya. Ia ingin seperti orang lain yang selalu diperhatikan, dimarahi, dimanjakan dan selalu diingatkan saat dirinya melakukan kesalahan. Namun sepertinya keinginan itu tak akan pernah terkabulkan. Karena kehangatan dalam rumah telah hilang tergantikan dengan kesunyian yang menyelimuti diri Zea.
"Non," panggil art tersebut dengan mengelus lengan Zea.
Zea yang tadi tengah terbengong pun kini tersadar. Ia tersenyum manis kearah art tadi sembari tangannya ia gunakan untuk menggenggam tangan art yang menempel di lengannya.
"Tidak apa-apa Mbok. Zea baik-baik aja. Zea ke atas dulu ya, makannya nanti aja sekalian makan malam," tutur Zea.
Ia kini bergegas menuju kamarnya yang terletak dilantai dua. Setelah sampai, Zea langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur king size tersebut. Ia menerawang jauh kearah langit-langit kamarnya. Bahkan air matanya tanpa permisi menetes begitu saja.
"Ma, Pa, Zea kangen. Zea pengen diperhatikan sama Mama dan Papa. Zea juga pengen curhat sama Mama dan bercanda gurau sama Papa tapi sepertinya keinginan Zea ini hanya angan-angan saja. Zea punya kalian berdua tapi terasa tak memiliki orangtua satu pun. Entah kesalahan apa yang pernah Zea lakukan ke kalian, Zea hanya bisa meminta maaf yang sebesar-besarnya dan untuk menebus kesalahan itu, Zea mau melakukan apa saja yang kalian inginkan asal Zea bisa berada di sisi kalian berdua. Zea benar-benar rindu Ma, Pa. Maafin semua kesalahan Zea," tuturnya lirih disela-sela tangisannya.
...*****...
Yok bisa yok 200 like 🤭
Happy reading sayang-sayangku 🤗 See you next eps bye 👋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 381 Episodes
Comments
Rahayu Pus
zea Badung tar ama Abang aj.trus key ma adek badung.yang bontot ttp bang zizi
2022-01-06
0
Yunia Afida
semangat terus💪💪💪💪💪💪💪
2021-08-31
1
Endangdaman
lagi dong upnya kak
2021-08-14
2