Erland dengan berjalan santai menuju ke arah parkiran motor. Seperti biasanya, ia akan pergi ke basecamp sepulang dari sekolah walaupun tak ada agenda penyerangan yang akan ia dan gengnya lakukan tapi setidaknya ia bisa berkumpul dan bercengkrama dengan teman-temannya walaupun sesaat.
Masih dengan santainya Erland terus berjalan dengan memainkan ponselnya dan tak lupa ia berjalan dengan diiringi tatapan mata para gadis yang sebagian masih di area sekolah tersebut. Namun bukan Erland namanya kalau hanya mengabaikan setiap sapaan dari para gadis tersebut. Ia tak akan menjawab sapaan dan ucapan dari gadis-gadis itu kalau memang ucapan mereka tak mengganggunya tapi kalau sudah mengganggu di telinganya jangan salahkan dia kalau membalas ucapan perempuan tersebut dengan garangnya. Tapi tenang ia tak main tangan kok.
Namun saat dirinya sudah berada di belokan, tubuhnya tak sengaja ditabrak oleh seseorang dari arah belakang.
"Aduh," keluh orang tersebut yang saat ini tengah tersungkur dilantai. Banyak orang yang menatapnya dengan berbagai pandangan dan ada juga yang menertawakannya.
Erland tak tinggal diam, ia memutar tubuhnya menghadap orang tersebut yang ternyata adalah seorang gadis yang sama seperti gadis yang ia tolong tempo hari yang lalu.
Kayla pun mendongakkan kepalanya, menatap Erland yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan tajam andalan seorang Erland.
Dengan susah payah Kayla menelan salivanya sendiri. Setelah itu ia menunduk dan segera berdiri dari duduknya.
"Maaf," ucap Kayla sembari memainkan jari-jemari tangannya untuk menghilangkan rasa takut yang saat ini melandanya.
"Lain kali jalan tuh pakai mata!" gertak Erland. Kayla menggigit bibir bawahnya.
"I---iya. Sekali lagi maaf," ucap Kayla sembari membungkukkan tubuhnya 90° kearah Erland. Namun sayangnya Erland tak menanggapinya lagi. Laki-laki dingin bak Kutub Utara tersebut pergi begitu saja dari hadapannya hingga menimbulkan gelak tawa dari siswa/siswi yang tadi menyaksikan insiden tersebut.
"Hahaha cari perhatian sampai segitunya mana buat malu diri sendiri pula," ucap salah satu siswi disana.
"Cih capernya norak banget. Malu sendiri kan jadinya."
"Hahahaha caper sih jadi orang."
"Mana mau Erland sama modelan sampah kayak dia. Cih."
Kira-kira begitulah cibiran yang harus Kayla terima. Hanya dirinya tadi benar-benar tak sengaja menabrak tubuh Erland karena sang empu tadi berhenti mendadak yang membuat dirinya saat itu tengah membaca pesan lewat ponselnya tak mengetahui kalau ada seseorang yang telah berhenti di depannya dan terjadilah ia menabrak tubuh Erland cukup kuat.
Sorakan kini terdengar olehnya yang masih saja berdiri di lobi tersebut dan wajahnya pun ia tak berani untuk ia tegakkan lagi. Hingga tangannya ditarik seseorang yang membuat semua orang disana bungkam.
Kayla menatap tangan yang menempel di pergelangan tangannya sebelum tatapannya kini beralih ke wajah sang empu.
Dan betapa terkejut dirinya saat mengetahui pemilik tangan hangat itu adalah Azlan yang semua orang tau tak akan pernah menyentuh bahkan berurusan dengan masalah orang lain tapi untuk saat ini sepertinya Azlan ingin mencampuri urusan Kayla.
Tanpa berucap sepatah katapun, Azlan membawa tubuh Kayla pergi dari hadapan para orang-orang yang tak bisa berkaca pada diri mereka sendiri.
Mereka berdua pun menghentikan langkah saat sudah berada disamping mobil Azlan. Dan dengan sigap Azlan membuka pintu disamping kemudi.
"Masuk!" perintah Azlan.
Bukannya merespons dan langsung masuk, Kayla malah menatap Azlan dengan tatapan bodohnya.
Azlan berdecak dan mendorong perlahan tubuh Kayla untuk segera duduk di kursi mobil tersebut. Saat sudah memastikan tubuh Kayla duduk dengan baik di dalam, Azlan pun segera menutup kembali pintu tersebut dan memutari mobilnya untuk mencapai pintu di sebelah kemudi
"Pakai seat belt!" perintah Azlan saat sudah berada di belakang kemudi. Namun lagi-lagi Kayla masih terbengong. Ia masih tak percaya jika dirinya tadi di pegang tangannya oleh seorang Azlan bahkan sekarang dirinya satu mobil dengan pria populer di sekolahnya tersebut. Walaupun untuk berbicara dengan Azlan bukan yang pertama kali untuknya karena mereka berdua sama-sama siswa yang berprestasi dan setiap tahunnya akan mengikuti lomba olimpiade yang membuat Kayla sesekali bercengkrama dengan seorang Azlan walaupun sang empu hanya menanggapi ucapnya dan juga pertanyaannya dengan ekspresi wajah datar.
Azlan berdecak saat Kayla tak kunjung memakai seat beltnya.
"Ck lama," geram Azlan. Kini tubuhnya ia dekatkan dengan tubuh Kayla untuk memakaikan seat belt. Kayla yang tadi masih tak percaya pun akhirnya tersentak saat tubuh Azlan hanya berjarak beberapa senti dari tubuhnya. Dengan refleks Kayla mendorong tubuh Azlan.
Azlan mengerutkan keningnya tak mengerti dengan sikap Kayla.
"Lo mau apa?" tanya Kayla dengan memposisikan tangannya menyilang untuk menutupi tubuhnya yang bahkan masih utuh tak Azlan sentuh sedikitpun bahkan baju seragam yang ia kenakan pun masih mulus tak terkoyak sedikitpun.
Azlan memutar bola matanya malas saat tau arah pikiran dari Kayla dan ia segera membenarkan posisi duduknya.
"Pikiran lp jangan negatif. Gue tadi hanya ingin memakaikan seat belt aja. Nunggu lo yang pakai sendiri menguras waktu gue terbuang begitu saja," tutur Azlan.
Kayla nampaknya tengah bernafas lega. Setelah itu ia segera memakai seat belt sesuai yang diperintahkan oleh Azlan tadi bahkan saat ini dirinya tengah malu karena sudah berfikiran yang tidak-tidak dengan Azlan padahal niat Azlan tadi baik.
Dengan perlahan mobil milik Azlan keluar dari lingkungan sekolah menuju entah kemana, yang tau hanyalah Azlan seorang.
Kayla yang merasa canggung pun kini memberanikan diri untuk bertanya ke Azlan, hanya basa-basi saja untuk menepis kecanggungan antara mereka berdua.
"Hmmm Azlan," panggil Kayla lirih namun masih bisa didengarkan oleh Azlan.
"Hmmm," jawab Azlan dengan berdehem saja.
"Lo ikut olimpiade untuk bulan depan?" tanya Kayla yang masih saja gugup dan takut dengan Azlan yang mempunyai sifat 11,12 dengan Erland.
"Iya," jawabnya singkat.
"Ikut mapel apa?"
"Mapel yang biasanya lo ikuti," ucap Azlan sedikit panjang.
"Benarkah?" Azlan sekarang hanya mengangguk guna menjawab pertanyaan dari Kayla.
"Wah kalau gitu kita bisa jadi partner olimpiade nanti," tutur Kayla penuh antusias.
"Mungkin," ucap Azlan cuek.
Kayla menghela nafas, susah ternyata menghilangkan kecanggungan antara dirinya dan manusia yang mungkin diciptakan dari es balok itu. Dan akhirnya ia memutuskan untuk tak bertanya lagi ke pada Azlan dan membiarkan suara mesin mobil, juga kendaraan lain yang berlalu lalang di jalanan yang sama, mengiringi perjalanan mereka berdua.
Tak berselang lama mobil Azlan kini berhenti disalah satu tempat rahasia yang sering Azlan kunjungi.
"Turun!" perintah Azlan yang langsung di lakukan oleh Kayla.
Kini mereka berdua telah keluar dari mobil milik Azlan.
Kayla membolakan matanya kala melihat pemandangan yang sangat indah. Bahkan ia tak bisa berkata apapun selain kata "Wow" yang ia ucapkan tadi.
Ehem dapat salam dari babang Azlan nih 😂 ganteng ya. Iya lah kan pacar author 🤭 dah lah bye semua See you next eps 👋 happy reading 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 381 Episodes
Comments
susi 2020
😍😍😍
2023-01-31
0
susi 2020
,🥰🥰🥰
2023-01-31
0
sons123
Abang arek ganteng banget. bikin Adek meleleh di samping nya❤️🌹🌹❤️🌹❤️
2022-06-02
0