Seperti biasa Mommy Della akan bersantai ria sembari menunggu anak-anaknya pulang dari sekolah.
Tak berselang lama suara cempreng dari Edrea terdengar.
"Yuhu. Assalamualaikum, anak cantik pulang. Mommy oh Mommy dimanakah engkau berada?" Teriak Edrea sembari mengayun-ayunkan tasnya keudara.
"Waalaikumsalam," jawab Mommy Della dan beberapa art yang mendengar salam dari nona muda dirumah tersebut.
Edrea tersenyum kala matanya telah menemukan keberadaan Mommynya tercinta. Edrea melangkah kakinya menghampiri Mommy Della dan langsung mendudukan tubuhnya.
Matanya kini berbinar saat melihat Mommy Della membawa coklat ditangannya.
"Enak nih." Mommy Della yang tadi fokus dengan acara televisi di depannya pun kini beralih menatap Edrea yang sudah sigap untuk mengambil coklat ditangannya. Dengan segera Mommy Della menjauhkan coklat tadi dari hadapan Edrea.
Tangan Edrea yang sudah terlanjur bergerak pun terpaksa harus menangkap angin saja.
"Ck. Kasih dikit lah Mom," pinta Edrea.
"Gak akan."
"Ya udah satu gigit kecil deh. Ya boleh ya." Mommy Della menggelengkan kepalanya.
"Gak."
"Ck pelit banget sih sama anak sendiri," gerutu Edrea kesal.
"Bodoamat," ucap Mommy Della. Ia dengan sengaja memasukan coklat tadi kedalam mulutnya dengan gerakan lambat yang membuat Edrea menatapnya tanpa berkedip bahkan ia menelan salivanya.
"Ya ampun coklatnya enak banget. Hmmmm nyam-nyam," ucap Mommy Della sembari melirik Edrea yang masih menatap coklat ditangannya.
Edrea mengedipkan mata berkali-kali hingga dirinya kembali kedunia nyata bukan dunia percoklatan yang sedari tadi di otaknya.
"Ish Mommy mah gitu. Bagi lah dikit aja. Sebagai orangtua tuh ya Mom, gak boleh pelit sama anak sendiri tar kena azab lho," tutur Edrea.
Mommy Della mengkerutkan dahinya.
"Azab?" Edrea dengan serius menganggukkan kepalanya.
"Azabnya apa coba?" Tanya Mommy Della penasaran.
"Azabnya adalah Mommy nanti akan jadi coklat terus tar Rea yang makan tubuh Mom tanpa sisa sedikitpun. Emang Mommy mau," ucap Edrea mengarang yang sontak mendapat semburan mulut Mommy Della.
"Ih Mommy jorok. Muka Rea kena hujan lokal kan jadinya. Mommy ih," sebal Edrea karena wajah cantiknya telah mendapat hujan lokal berupa saliva Mommynya.
"Hahahaha lagian kamu sih ada-ada aja bikin karangan kayak gitu. Kamu kira kita ini lagi di cerita legenda? Pakai acara berubah bentuk segala. Emang kamu kira Mom anak kecil yang bisa kamu kibulin dan takut-takutin dengan cerita begituan? Dan setelah percaya terus ngasih apa yang kamu mau gitu. Ya enggak lah Mommy gak akan pernah termakan rayuan dan kibulanmu," tutur Mommy Della.
"Ck Mommy mah nyebelin," ucap Edrea. Ia berdiri dari duduknya, menatap tajam Mommy Della yang juga tengah menatapnya dengan kunyahan penuh coklat di mulutnya. Edrea memanyunkan bibirnya dan menghentakkan kakinya sebelum pergi menuju kamarnya. Sedangkan sang Mommy yang puas mengerjai anak bontotnya pun tertawa terbahak-bahak.
Tak berselang lama ucapan salam kembali terdengar memasuki rumah besar tersebut. Mommy Della yang tadinya tertawa pun menghentikan tawanya setelah melihat anak pertamanya menghampiri dirinya.
"Assalamualaikum Mom," ucapnya sembari mencium pipi Mommy Della.
"Waalaikumsalam. Erland mana?" Tanya Mommy Della saat tak menemukan anak keduanya.
"Erland lagi ada urusan Mom. Mungkin pulangnya sorean dikit," jawab Azlan. Mommy Della pun menganggukkan kepalanya.
"Ya udah kalau gitu kamu keatas gih ganti baju habis itu makan!" Perintahnya. Azlan pun menuruti perintah dari Mommynya. Ia beranjak dari duduknya dan segera pergi ke lantai atas tanpa ada drama queen terlebih dahulu seperti Edrea tadi contohnya.
...*****...
Sedangkan disisi lain, Erland sedang berkumpul di markas yang selama 2 tahun ini digunakan untuk tempat berkumpulnya anak-anak geng Regaza.
"Jangan lupa obatin luka kalian. Gue cabut dulu," ucap Erland sembari menyambar kunci motornya yang tadi ia taruh di atas meja setelah ia memakai kembali jaket khusus anggota Regaza.
"Lo gak ngobatin luka lo dulu?" Tanya Septian.
"Gak. Nanti juga sembuh sendiri," jawabnya sembari berjalan meninggalkan markas tersebut.
Motor sportnya kini melaju membelah jalanan menuju kediamannya. Saat tiba di jalanan yang nampak sepi, mata Erland tak sengaja menatap segerombolan pemuda yang tengah mengelilingi seorang gadis.
Ia melambatkan motornya saat sudah berada di jarak yang tak jauh dari pemuda-pemuda tersebut. Ia memincingkan alisnya saat mengetahui gadis yang sedang diganggu adalah salah satu murid SMA Balerix.
Erland berdecak sesaat sebelum akhirnya motor sportnya ia hentikan. Tanpa membuka helmnya, Erland berlari kearah gerombolan tersebut yang semakin nekat ingin menodai gadis malang tersebut.
Dengan cepat Erland kini melayangkan tendangannya kearah salah satu pemuda yang sudah mengunci pergerakan dari gadis itu.
Buk
Satu tendangan mampu menjatuhkan lawan. Semua pasang mata mengalihkan pandangannya kearah Erland.
"1 lawan 8. Oke, no problem," ucap Erland dengan aksen meremehkan.
Semua pemuda yang merasa tertantang pun mengepalkan tangannya dan dengan kompak mereka menyerang Erland.
Setiap pukulan dan tendangan bisa ia tangkis satu persatu. Namun pada saat ia lengah, ada salah satu dari mereka melayangkan balok kayu yang tepat mengenai bahu Erland.
"Shit," umpat Erland. Baru ia ingin membalas perbuatan orang tersebut, badannya lebih dulu di kunci oleh pemuda yang lain.
Erland menatap tajam satu persatu lawannya dari balik helm full facenya terlebih lagi ia menatap dengan aura membunuh kesalah satu orang yang ia yakini adalah bos dari mereka bertujuh.
"Buka helmnya!" Perintahnya.
Dengan kasar helm tersebut terlepas dari kepala Erland yang langsung menampilkan wajah tampannya walaupun ada beberapa luka.
Gadis malang yang sedari tadi masih memperhatikan perkelahian diantara Erland dan juga pemuda tersebut tampak kaget dengan wajah Erland yang terpampang jelas di depannya. Walaupun ia satu sekolahan tapi ia tak pernah melihat wajah dari Erland yang selalu sibuk keluar masuk sekolah dan juga sering bolos tentunya.
"Erland!" Ucap gadis tersebut lirih.
Erland tambah menatap tajam kearah laki-laki yang semakin mendekat ke dirinya.
"Segitu aja kemampuan lo ngelawan kita?" Ucap laki-laki tersebut yang sudah berdiri di depan Erland.
"Cih lemah," sambungnya. Erland yang sudah tersulut emosi pun mengepalkan tangannya dibalik punggungnya.
Buk
Satu tinjauan kini mendarat di pipi kanan Erland.
"Itu buat balasan atas tendangan lo tadi." Erland menganggukkan kepalanya dengan santai dan juga senyum smriknya yang masih terukir di bibirnya.
"Dan pukulan yang kedua untuk pelajaran buat Lo yang udah ikut campur masalah kita," sambungnya yang sudah berancang-ancang dengan tangan yang akan ia layangkan kembali.
Namun dengan secepat kilat, Erland menendang kepalan tangan tersebut setelah itu ia memutar tubuhnya untuk membalas orang-orang yang tadi mengunci pergerakan. Tanpa ampun Erland berhasil melemahkan lawan hanya seorang diri.
"Cih. Pengecut," ucap Erland saat melihat 8 orang didepannya sudah tak berdaya di atas aspal jalanan.
Erland kini mengalihkan pandangannya ke gadis tadi yang juga tengah menatapnya.
"Pulanglah, sekarang sudah aman," ucapnya tanpa berniat menghampiri dan menanyakan keadaan wanita tersebut. Ia memilih untuk mengambil helmnya dan segera memakai kembali.
Ia berjalan dengan santai kearah motornya.
"Erland!" teriak wanita tadi. Erland yang merasa dirinya dipanggil pun menghentikan langkahnya tanpa membalikan badannya.
Wanita tersebut dengan berlari menghadap didepan tubuh Erland.
"Emmmm itu anu hmmm," ucapnya tergagap.
"Apa?" tanya Erland dingin.
"Aku mau bilang makasih itu aja." Erland memincingkan alisnya walaupun wanita tersebut tak melihat ekspresinya saat ini.
"Hmmm," jawab Erland. Setelah itu ia kembali berjalan menuju motornya. Setelah sampai di samping motor sport tersebut, Erland segera menaiki motor tersebut dan langsung menyalakan mesin motornya. Ia melajukannya dengan sangat cepat meninggalkan wanita tersebut yang tengah mencebikkan bibirnya.
"Ternyata benar apa yang dikatakan orang-orang kalau seorang Erland itu dingin dan kejam. Huh tapi aku juga bersyukur karena dirinyalah aku terhindar dari bahaya tadi," ucap gadis tersebut yang bernama Kayla. Setelah sadar dengan Erland yang sudah tak bisa ia lihat lagi keberadaannya, Kayla menatap keadaan sekitar sebelum akhirnya ia berlari sangat kencang untuk menjauh dari para pemuda yang masih terkapar tanpa bergerak sedikitpun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 381 Episodes
Comments
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-01-31
0
susi 2020
😘🤩
2023-01-31
0
Yunia Afida
itu jodoh eeland ya, dan azlan jodohnya cewek cupu tapi sebenarnya cantik
2021-08-31
1