Tanpa menarik tangan Kayla, Azlan melangkahkan kakinya lebih dulu untuk masuk ke dalam taman yang nampak asri dengan berbagai bunga yang tertanam indah di sepanjang jalan dan pinggir taman tersebut. Dan di bagian dalam taman terdapat kolam ikan dengan air mancur yang terus mengalir. Didalam taman itu juga terdapat beberapa kelinci dan juga marmut yang di biarkan begitu saja berkeliaran di lokasi tertentu taman itu. Bahkan pengunjung diperbolehkan untuk bermain bersama hewan imut itu.
Kayla yang terbengong akhirnya menyusul Azlan yang sudah mulai menjauh darinya.
"Azlan tungguin!" teriak Kayla. Azlan yang dipanggil pun menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Kayla yang tengah berlari kecil.
Namun hampir saja Kayla sampai, tubuhnya lebih dulu terhuyung kedepan karena kaki jenjangnya tak sengaja tersandung batu taman tersebut.
"Hati-hati!" teriak Azlan sembari berusaha menangkap tubuh Kayla. Namun sayangnya tangannya tak bisa meraih tubuh Kayla dan menyebabkan wanita tersebut terjerembap jatuh ke lantai penuh batu taman tersebut dengan posisi tengkurap.
"AW," desisi Kayla saat tubuhnya mendarat dengan keras di batu. Untung saja kepalanya bisa ia lindungi kalau tidak bisa benjolan-benjolan tadi.
Azlan menggelengkan kepalanya dan menghampiri Kayla untuk membantu teman sekolahnya tersebut kembali berdiri.
"Sakit?" tanya Azlan setelah menjongkokan tubuhnya di samping Kayla yang sudah terduduk sembari melihat luka yang berada di lengan tangannya.
Kayla memalingkan wajahnya dengan wajah yang ingin menangis tapi ia malu dan memilih untuk menahannya saja.
Kayla mengangguk, menjawab pertanyaan dari Azlan.
"Makannya jangan lari-lari, kayak anak kecil saja," ucap Azlan sembari memegang pundak Kayla guna membantu Kayla berdiri dari duduknya. Sedangkan Kayla hanya bisa mencebikkan bibirnya.
"Bisa jalan kan?" tanya Azlan sembari melihat luka di kedua lutut Kayla.
"Bisa kok. Tapi pelan-pelan," jawab Kayla. Azlan pun menganggukkan kepalanya dan membantu Kayla berjalan sedikit demi sedikit.
Namun karena terlalu lama, Azlan kini memilih untuk mengangkat tubuh Kayla ala bridal style.
"Eh eh eh turunin Az!"perintah Kayla sembari memukul dada bidang Azlan.
"Berisik. Lo lama kalau jalan sendiri," tutur Azlan.
"Dan lo cukup diam saja jangan main pukul-pukul seperti ini kalau lo gak mau gue buang ke kolam itu," sambung Azlan.
Kayla pun menghentikan serangannya tadi dan memilih bungkam seperti yang diharapkan oleh Azlan dari pada dirinya benar-benar di ceburin ke kolam kan bisa lain ceritanya nanti. Dan ia sudah tau sifat Azlan kalau ia sudah mengancam dan berucap maka ia akan melakukan seperti yang ia katakan kalau orang yang sudah ia peringati tak kunjung melakuan apa yang ia perintahkan.
Kini langkah Azlan perlahan menuju kesalah satu kursi ditanam tersebut dan setelah sampai di kursi itu, Azlan segera mendudukkan tubuh Kayla dengan hati-hati.
"Tunggu disini. Gue balik ke mobil dulu ambil P3K," ucap Azlan. Namun saat dirinya baru berbalik, lengannya sudah lebih dulu dicekal oleh Kayla.
"Gak perlu Az," tolak Kayla.
"Gak usah ngeyel kalau luka lo gak mau jadi lebih parah lagi. Tunggu disini bentar," tutur Azlan sembari melepaskan cekalan tangan dari Kayla. Ia kemudian bergegas menuju mobilnya.
Sedangkan Kayla, ia menghela nafas pasrah namun disisi lain juga heran kenapa Azlan sebegitu khawatirnya dengan lukanya. Apakah seorang Azlan memang begitu jika diluar sekolah? Atau hanya dengan dirinya saja? kalau hanya dengannya saja bisa dipastikan seberapa tinggi ia akan terbang pada saat itu juga. Ya begitulah kira-kira seorang perempuan, diperlukan lembut sedikit saja bapernya sudah luar biasa, huh.
Tak berselang lama Azlan telah kembali dengan membawa kotak kecil yang selalu tersedia didalam mobil miliknya. Ia segera mendudukkan tubuhnya di samping Kayla.
"Siniin tangan lo!" Kayla tak langsung mendekatkan tangannya ke Azlan. Ia malah menatap teman sekolahnya itu dengan pikiran yang bercabang.
"Ck." Decak Azlan dan tanpa izin lagi, Azlan menarik tangan Kayla dan melihat seberapa parah luka yang berada di siku wanita tersebut.
"Tahan! Mungkin nanti akan sakit sedikit," ucap Azlan dan setelah itu ia segera membersihkan luka Kayla dan mengobatinya dengan sangat hati-hati.
"Stttt AW," desisi Kayla.
"Tahan," ucap Azlan. Kayla mengangguk dan ia memilih menahan sakitnya untuk sebentar.
Setelah beberapa menit akhirnya Azlan berhasil mengobati luka yang berada di siku Kayla dan kini ia segera berpindah posisi kedepan Kayla. Ia menjongkokan tubuhnya dan menghadap Kayla yang masih terduduk di kursi taman.
Kayla menundukkan kepalanya saat Azlan ingin menyentuh luka di lututnya.
"Ah yang ini gak usah Az. Atau kalau gak biar gue sendiri yang ngobatinnya," tolak Kayla tak enak. Azlan mendangakan kepalanya dan menatap tajam wajah Kayla.
"Tak usah protes. Cukup duduk disitu dan tahan sakitnya!" ujar Azlan.
"Tapi---"
"Tak ada tapi-tapian. Jangan menolak lagi kalau sampai lo nolak lagi gue bakalan kasih lem di mulut lo itu." Kayla menggelengkan kepalanya dan ia lagi-lagi hanya bisa pasrah membiarkan si most wanted SMA Balerix tersebut mengobati lukanya.
Saat proses pengobatan di kakinya, Kayla dengan senantiasa menatap setiap pergerakan dari tangan Azlan. Namun tatapannya kini perlahan berpindah ke arah wajah serius Azlan yang membuat aura tampannya bertambah.
Kayla terus menatap wajah Azlan tanpa niat berkedip sedikitpun.
"Tampan," gumam Kayla tanpa sadar. Azlan yang mendengar gumaman dari Kayla pun kini menghentikan aktivitasnya dan mendongakkan kepalanya menatap wajah Kayla yang tengah tersenyum.
"Hoy. Lo kesambet?" tanya Azlan sembari menyentil kening Kayla cukup keras.
"AW," rintih Kayla sembari memegangi keningnya.
"Gue gak kesambet tau, Az. Astaga," tutur Kayla sembari memanyunkan bibirnya.
"Siapa suruh lo senyum-senyum sendiri sambil bilang tampan segala. Yang lo maksud tampan siapa? Gue?" tanya Azlan kepo.
Kayla memelototkan matanya. Bisa-bisanya ia keceplosan berucap seperti tadi di depan orangnya langsung.
"Eh ah enggak lah. Tapi kalau boleh jujur iya sih lo tuh tampan secara kan lo udah dinobatkan sebagai most wanted disekolah dan udah banyak yang mengakui ketampanan lo, yang buat gue gak bisa nutup mata dan telinga gue juga. Munafik sih kalau orang tak mengakui ketampanan lo itu. Tapi sayang---"
"Kenapa?" tanya Azlan yang sudah kembali mengobati lutut Ciara.
"Kayak es balok. Dingin banget, senyum aja lo pasti gak pernah bahkan mungkin lo gak tau apa itu kata senyum. Yang lo tau mungkin hanya kata diam saja makanya lo cuma merespon ucapan seseorang kalau ucapan orang itu penting," jawab Kayla.
Azlan mengernyitkan dahinya. Namun setelah itu ia menekan luka Kayla yang sudah selesai ia pakaian plester.
"AW. Sakit Az," geram Kayla.
"Owh masih sakit ternyata," ujar Azlan sembari mendudukkan tubuhnya kembali disamping Kayla.
"Az, gue mau tanya dong." Azlan mengalihkan pandangannya ke arah Kayla.
"Silahkan," ujarnya singkat.
"Gue tuh penasaran sama orang yang dingin kayak lo gini saat dirumah. Apa sifat dingin kalian itu masih melekat sampai dibawa kerumah atau hanya diluar rumah saja?" tanya Kayla sembari menatap serius kearah Azlan.
"Ck kepo," jawab Azlan sembari menoyor kepala Kayla pelan.
Cimiwi dapat salam dari babang Erland nih. Ganteng kan? iyalah calon tunangan author 🤭 hihihi. Dah lah ya bye semua See you next eps 👋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 381 Episodes
Comments
susi 2020
🤩🤩🤩
2023-01-31
0
susi 2020
😘😂
2023-01-31
0
Dwi apri
weh ternyata author penggemar dracin ya...😅😅😅😅
2022-07-27
0