Pagi ini Erland benar-benar telat datang ke sekolah, jangan tanya kenapa dia bisa telat karena sudah dipastikan alasannya adalah bangun terlalu siang.
Erland kini melajukan motornya dengan kecepatan tinggi bahkan lampu merah saja ia berani menerobosnya dan untungnya saja skill bermotornya lumayan bagus jika tidak sudah dipastikan ia tak akan selamat.
Saat sudah hampir sampai di lokasi menimba ilmu, Erland rupanya harus memikirkan cara lagi untuk bisa masuk kedalam sekolah tersebut yang saat ini gerbangnya sudah ditutup rapat.
"Haish sial," umpat Erland dari kejauhan. Kini motor Erland sudah berada di depan gerbang sekolah. Ia mematikan mesin motornya dan turun.
Erland menatap gerbang tersebut kemudian ia berdecak saat melihat gembok gerbang tersebut sudah terpasang disana.
"****," umpatnya lagi. Setelah itu ia beranjak dari depan gerbang menuju tempat rahasia disekolah tersebut. Namun saat ia membalikkan badannya, terlihat ada seorang gadis dengan cepat berlari kearah sekolahan yang sama dengan Erland. Ia memincingkan alisnya saat melihat wajah gadis tersebut yang tak asing baginya dan ternyata gadis itu adalah gadis yang sama dengan saat ia tolong di jalan waktu itu dan gadis yang pernah menabrak dirinya di lobi sekolah. Siapa lagi kalau bukan si Kayla.
"Hah akhirnya sampai, huh," helaan dan gumaman kecil dari mulut Kayla bisa Erland dengar.
Kini Kayla yang tadinya bernafas lega pun harus kembali lesu saat mengetahui gerbang sekolah sudah tertutup rapat.
"Yah. Kenapa udah ditutup aja sih?" gerutu Kayla.
Erland yang sedari tadi memperhatikan Kayla, kini ia kembali menuju rencana awalnya tadi. Tapi baru saja ia melangkahkan kakinya, suara Kayla memanggil namanya.
"Erland!" panggilnya.
Erland menghentikan langkahnya tanpa berniat berbalik badan.
Kini Kayla segera mendekati Erland hingga sampai di sampingnya. Ia menatap wajah Erland yang nampak tak bersahabat dengannya.
"Hemmm anu, gue cuma mau tanya lo juga telat kan?" tanyanya basa-basi. Erland kini mengalihkan pandangannya kearah Kayla.
"Lo buta?" tanya Erland dengan dingin.
"Eng---enggak tapi kan gue cuma memastikan aja," ucapnya dengan menggigit bibir bawahnya untuk menghilangkan rasa takut yang tiba-tiba menyerang diri Kayla.
Erland tak menanggapi ucapan Kayla lagi, ia memilih untuk melanjutkan langkahnya. Tapi sepertinya langkahnya kini harus diikuti oleh gadis yang menyebalkan baginya. Namun bukan Erland namanya jika tak mengabaikan keberadaan Kayla.
Kini langkahnya terhenti pada gerbang kecil di belakang sekolah tersebut.
"Wah baru tahu gue kalau ada gerbang di belakang sini," ucap Kayla.
"Lo mau masuk lewat sini?" tanyanya kepada Erland.
"Berisik!" tutur Erland.
Erland kini melangkah maju untuk membuka gerbang tersebut. Namun sepertinya hari sial tengah berpihak kepadanya karena gerbang yang selalu ia pakai untuk keluar masuk sekolah tersebut kini juga terkunci.
"Arkh!" geramnya.
"Cari kawat!" perintah Erland kepada Kayla yang sedari tadi memperhatikan aksinya.
"Hah lo tadi bilang apa?" tanyanya memastikan.
"Bolot. Cari kawat sekarang!"
Kayla mengangguk dan segera mencari kawat di sekitarnya bersama dengan Erland tentunya.
"Sepertinya gak ada kawat deh disini, Er. Emang kawat buat apa sih?" tanyanya kepo.
"Jangan banyak tanya cari sekarang sampai dapat kalau lo mau masuk kedalam sekolah."
Kayla menghela nafas. Seperti berhadapan dan berada disamping Erland harus menyiapkan mental yang cukup kuat.
10 menit telah terbuang sia-sia karena kedua manusia berbeda jenis kelamin tersebut tak menemukan kawat disekitar sana.
"Er, gak ada cara lain kah selain menggunakan kawat itu buat bisa masuk kedalam?" tanya Kayla dengan menyandarkan tubuhnya di tembok sekolah.
Erland yang tadinya masih semangat mencari, kini tatapnya beralih ke arah Kayla yang malah bersantai di belakangnya.
"Bisa gak sih lo bantuin gue? Kalau gak bisa pergi aja!"
"Gue tadi udah bantuin cari lho, Er tapi sepertinya sampai bel pulang pun kita gak akan pernah nemuin kawat itu disini. Lagian kenapa sih harus cari disini gak di toko bangunan aja?" sarkas Kayla.
Erland mengepalkan tangannya. Dan kini ia melangkah mendekati Kayla yang tengah menatap Erland dengan takut.
"Eh gue tadi cuma bercanda, Er. Maaf maaf. Gue cari lagi kawatnya," ucap Kayla semakin takut saat Erland sudah berdiri di depannya dengan tatapan tajam.
Namun saat dirinya ingin melangkah dari hadapan Erland, tangannya lebih dulu dicekal oleh Erland dengan sangat kuat, lalu Erland mendorong tubuh Kayla hingga kembali bersandar di tembok sekolah.
Erland dengan sengaja mengunci pergerakan dari Kayla dengan meletakkan tangannya hingga menempel pada tembok, disamping tubuh Kayla.
Kayla yang diperlakukan seperti itu pun langsung membunyikan alarm bahaya.
"Lo mau apa?" tanya Kayla dengan tubuh gemetar karena wajah Erland semakin mendekati wajahnya.
Kini Kayla memejamkan matanya, entah apa yang ia pikirkan hingga mata lentik tersebut kini terpejam saat hembusan nafas mint dari Erland bahkan wangi parfum pria dingin tersebut dapat ia cium di jarak yang cukup dekat.
Erland yang melihat ketakutan dari wajah Kayla pun tersenyum miring. Lalu tangannya kini terangkat kearah kepala Kayla dan dengan gerakan yang cepat ia mengambil salah satu jepit rambut Kayla.
"Aw!" teriak Kayla saat rambutnya juga ikut tertarik oleh Erland.
Tapi sepertinya Erland tak peduli. Ia sekarang malah menjauhkan badannya dari Kayla dan kembali menuju gerbang tersebut.
Kayla mencebikkan bibirnya sembari mengelus kepalanya yang masih terasa sakit.
"Yes!" ucap Erland yang telah berhasil membuka gerbang tersebut.
Tanpa basa-basi Erland memasuki sekolah tersebut. Meninggalkan Kayla yang masih mematung ditempatnya.
"Eh lah gue ditinggal? astaga Erland tunggu!" teriak Kayla. Ia berlari menghampiri Erland yang tengah mengendap-endap masuk kedalam.
"Jangan berisik kalau lo mau masuk dengan selamat!" bisik Erland saat Kayla sudah berada di sampingnya dan ucapannya hanya dijawab dengan anggukan kepala dari Kayla.
Mereka terus berjalan dengan sangat hati-hati, tak lupa mata elang Erland terus berkeliaran menatap situasi di sekitarnya.
"Oke sekarang udah aman," ucap Erland. Kini Kayla bisa menghela nafas lega. Dan keduanya kini berjalan dengan normal dan santai menuju kelas mereka masing-masing. Namun nampaknya kesialan mereka berdua tak sampai di situ saja karena saat ini teriakan dari guru BK terdengar nyaring di telinga mereka.
"Erland! Kayla!" teriak Pak Bokir.
Dua empu yang namanya terpanggil tersebut dengan terpaksa menghentikan langkah mereka.
"Kalian kenapa bisa telat?" tanya Pak Bokir to the point saat sudah berada di depan kedua muridnya itu.
Baru juga keduanya ingin menjawab pertanyaan dari beliau, tapi ucapan Pak Bokir kembali terdengar.
"Gak usah jawab dengan alasan kalian. Paling-paling alasannya juga sama seperti, bangun kesiangan, gak ada yang bangunin, macet dijalan dan sebagainya. Haish basi," ucapnya.
"Kalian berdua sekarang berdiri di tengah lapangan dengan posisi hormat ke tiang bendera sampai bel istirahat berbunyi!" perintah Pak Bokir tak terbantahkan oleh Erland maupun Kayla yang sepertinya sudah pasrah dengan konsekuensi yang mereka terima.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 381 Episodes
Comments
Dwi apri
perjuangan yg sia2
walau bisa masuk tp tetap ketahuan adan dpt hukuman😅😅😅😅kocak kalian b2
2022-07-28
0
Say flow
ehm..jngn bkin si kmbar rebutan cewek thor...pling g respect klo saudara br antem gara2 1 cewek...batal favorit nti q ny...
2022-02-18
0
Rafiah Taufik
aroma2 rebutan nih
2021-09-06
3