Edrea yang tadinya hanya berniat untuk main dirumah Resti saja, kini harus mengikuti keinginan Resti dan juga Yesi untuk pergi menonton bioskop setelah itu mereka akan berburu baju dan lainnya yang menurut mereka bertiga butuhkan.
"Pakai mobil siapa?" tanya Edrea saat mereka bertiga sudah siap dan keluar dari rumah Resti.
"Pakai mobil gue aja," ucap Yesi sembari memperlihatkan kunci mobilnya.
"Tapi gue gak mau nyetir," sambungnya.
"Itu mobil lo ogep, ya lo dong yang harus nyetir. Gue juga gak mau nyetir untuk hari ini," tutur Resti sebelum di suruh oleh Yesi, ia sudah menolaknya terlebih dahulu.
Kini tatapan kedua orang tersebut kearah Edrea yang tengah memainkan ponselnya sembari menunggu teman-teman berdiskusi mengenai sopir dadakan mereka.
"Rea!" panggil Yesi.
Edrea pun menengok.
"Apa?" tanya Edrea.
"Lo ya yang nyetir hari ini," ucap Yesi dengan ekspresi wajah memohon.
Edrea memutar bola matanya malas.
"Ya udah siniin kuncinya." Yesi maupun Resti tersenyum senang dan dengan cepat Yesi mendekati Edrea dan langsung memberikan kunci mobilnya ke Edrea.
Edrea mengambil kunci mobil tersebut dan segera masuk kedalam mobil milik Yesi.
Setelah memastikan kedua temannya itu masuk dan sudah memasang seat belt mereka masing-masing, Edrea kemudian menjalankan mobil tersebut menuju salah satu mall yang kebetulan tak jauh dari rumah Resti.
Dengan perlahan mobil tersebut membelah jalanan ibu kota yang memang sangat ramai dengan diiringi oleh suara musik dan juga nyanyian dari ketiganya mengikuti alunan lagu yang mereka putar.
Saat tengah asik bernyanyi riang sembari menunggu lampu merah menjadi hijau, tiba-tiba saja mobil Yesi ditabrak dari belakang oleh mobil Ferrari 458 berwarna merah dengan cukup keras hingga membuat orang-orang yang juga tengah menunggu rambu-rambu lalulintas tersebut menoleh kearah sumber suara tersebut.
Sedangkan ketiga gadis yang berada didalam mobil Honda Brio tersebut tersentak kaget.
"Astagfirullah," ucap ketiganya.
Dan untuk beberapa saat mereka masih terbengong sembari menetralkan detak jantungnya. Namun setelah itu Edrea yang lebih dulu sadar dari keterkejutan tadi memilih untuk turun dari mobil milik Yesi dan melihat kerusakan apa yang harus ditanggung oleh orang yang telah menabrak mobil temannya tersebut.
"Astaga," kaget Edrea kala melihat kerusakan pada mobil tersebut. Setelah itu ia mengalihkan pandangannya kearah mobil Ferrari 485 yang masih menempel pada bagian belakang mobil Yesi.
Karena geram, Edrea pun menghampiri pemilik mobil Ferrari tersebut yang masih setia didalam mobil dan sepertinya tak berniat untuk turun bahkan ganti rugi, pikir Edrea.
Edrea menatap sesaat kedalam mobil tersebut namun sayang kaca mobil itu terlalu gelap jika ia hanya mengintip dari luar saja.
Edrea berdecak kemudian dengan sekuat tenaga ia memukul kaca mobil tersebut beberapa kali dengan teriakan cemprengnya.
"Keluar lo!" teriak Edrea. Dia sudah bodoamat dengan orang yang tengah berlalu lalang dijalan tersebut karena rambu-rambu lalulintas sudah berubah warna menjadi hijau dan untungnya mobil yang ia kendarai tadi berhenti di pinggir jalan yang tak mengharuskan dirinya meminggirkan mobil terlebih dahulu dan kembali lagi untuk melabrak pengendara yang tak mau keluar itu.
Tak putus asa karena gedoran dan teriakan tadi tidak direspon sedikitpun oleh pengendara mobil Ferrari. Dengan inisiatif yang tinggi Edrea pergi untuk mengambil sebongkah batu yang cukup besar di tangannya.
Kini Edrea sudah berdiri lagi di samping mobil mewah tersebut dengan mengangkat batu tadi.
"Hoy keluar gak. Kalau gak gue bakal hancurin ini mobil," ancam Edrea. Namun sama saja tak direspon oleh pengendara tersebut.
Dengan emosi yang sudah menggebu-gebu, Edrea kini tengah berancang-ancang untuk melempar batu yang ia bawa ke arah kaca mobil. Namun sebelum itu terjadi, Yesi dan juga Resti berhasil menghentikannya.
"Stop Rea!" perintah Yesi sembari memegangi tangan kanan Edrea yang membawa batu. Sedangkan Resti, ia sudah memeluk tubuh Edrea dari belakang dan menariknya untuk menjauh dari mobil Ferrari tersebut. Bisa bahaya kalau Edrea benar-benar berniat menghancurkan mobil dengan harga puluhan juta bahkan sudah masuk ke milyar itu.
"Woy, sadar! jangan nekat kayak tadi," ujar Resti yang masih menempel ditubuh Edrea.
"Rea sadar. Kalau lo hancurin tuh mobil kita yang akan bangkrut nanti. Sudahlah gue juga gak papa kok. Walaupun mobil penyok kayak gitu tapi beneran deh suer gue gak papa. Gue masih mampu buat bawa mobil itu ke bengkel kok, kalau uang gue kurang tar pinjam sama lo kan bisa. Iya gak, Res?" tutur Yesi sembari menyenggol lengan Resti yang sudah melepaskan pelukannya walaupun Edrea masih membawa batu tadi ditangannya.
Resti menganggukkan kepalanya setuju, walaupun di hatinya tak yakin juga sih karena jika dilihat kondisi mobil Yesi saat ini yang sangat penyok dan tergores banyak, membuat Resti menggigit bibirnya. Sudah dipastikan biaya untuk perbaikannya tak sedikit.
"Gak bisa gitu lah. Kalian tuh harus tegas sama orang tuh, kalau dia salah ya harus bertanggung jawab dengan apa yang dia lakukan bukannya malah gak mau mengakui dan pergi begitu saja. Kalian tuh jangan takut hanya karena kalian lihat dia bawa mobil Ferrari. Ini kita masih untung lho ditabraknya pas kondisi mobil berhenti coba aja kalau mobil kita dalam posisi jalan dengan laju mobil normal dengan kehati-hatian yang sangat kita perhatikan sedangkan mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi kayak tadi, sudah gue pastiin kita sudah tak di dunia ini karena ulah ugal-ugalan sopir di mobil mewah itu," tutur Edrea dengan nafas yang naik turun menandakan jika ia tengah emosi tingkat tinggi.
"Amit-amit jangan sampai kejadian lagi," ujar Resti.
"Makanya kita harus kasih tau ke dia walaupun dia gak mau ganti rugi setidaknya kita ngasih peringatan ke dia untuk tak melakukan kebut-kebutan di jalan milik semua orang bukan milik nenek moyangnya," tutur Edrea.
Resti menganggukkan kepalanya setuju sedangkan Yesi sang pemilik mobil yang ditabrak tadi hanya bisa menghela nafas berat. Sebenarnya ia tak ingin berurusan dengan orang kaya karena menurut Yesi, orang kaya tuh penuh dengan kesombongan dan dengan seenak udelnya, mereka akan merendahkan orang dari kalangan bawah jika dibandingkan dengan kekayaan yang mereka punya. Memuakan bukan?
Kini Edrea dan juga Resti sudah sampai kembali disamping mobil Ferrari. Mereka berdua kembali menggedor-gedor kaca mobil tersebut bahkan dengan jahilnya Edrea mengempeskan ban mobil tersebut.
Sedangkan didalam mobil Ferarri tersebut terdapat seorang pria yang baru sadar dari pingsannya akibat kepalanya yang sangat pusing yang ia paksa untuk mengendarai mobil tersebut pergi dari rumahnya dan berakhir dengan ia menabrak mobil yang dikendarai boleh Edrea tadi dan membuat dia pingsan seketika.
Pria yang masih didalam mobil tersebut menggelengkan kepalanya untuk mengembalikan penglihatan yang kabur.
Butuh beberapa menit akhirnya penglihatannya kembali ke semula walaupun pusing dikepalanya semakin bertambah parah.
Dengan hati-hati pria tersebut membuka pintu mobilnya dan menatap tiga wanita didepannya dengan tatapan sayu. Sedangkan Edrea yang sudah ingin menyerang pria tadi, ia urungkan ketika melihat wajah pria tersebut yang tak asing dimatanya. Bahkan ia sempat memelototkan matanya kala melihat tubuh yang selalu ia lihat gagah tersebut terhuyung ingin jatuh kebawah sebelum Edrea berhasil memeluk tubuh tersebut supaya tak mencium aspal dijalan karena sang empu telah kembali pingsan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 381 Episodes
Comments
susi 2020
😲😲😲🙄
2023-01-31
0
susi 2020
🤩😍
2023-01-31
0
Dwi apri
Zico kayak nya🤭
2022-07-28
0