Bibi dengan langkah cepatnya, sudah
ada telpon genggam di tangannya dan
nomor yang katanya adalah nomor pribadi
milik Sam, hendak dihubungi Bibi.
Bibi kini duduk di atas sofa.
Raut wajah marahnya bibi bisa diartikan
sebagai Kei tidak bisa melakukan apapun
selain diam.
Karena Kei tahu, Bibi yang marah hanya
akan memperburuk suasana hati
wanita tua itu jika diganggu sedikit saja.
Tubuh Kei gemetaran, ia khawatir dengan
apa yang akan terjadi, terlihat dari bagaimana kedua tangannya itu bertaut
bahkan terasa lembab di sana.
Walau Kei rasa ia sudah menyembunyikannya
dari ketiga anak-anaknya tetap saja ketahuan.
"Bunda…" lirih Andre dengan sorot mata
berlinang air mata. Anak itu masih saja
doyan menagis walau terbilang lama sejak
terakhir ia menangis di dalam taxi.
Pandangan mata Kei langsung saja
menatap Andre.
Kei meneguk saliva dan menutup bukakan
netranya tiga kali secara cepat.
Kemudian menarik hembuskan napas
agak lama, halus sehingga Andre tidak terlalu mempermasalahkannya dengan bertanya.
"Bunda, maafkan Andre…" ucapan yang sama, Andre menempelkan kepalanya ke dada sang bunda. "Andre salah," lanjut anak itu terisak.
Suara tangisan Andre yang didengar
sang nenek, menghentikan wanita paruh baya itu mengetik nomor pribadi sang sutradara.
Bibi menggunakan hp tilulit, terutama mata
rabun dekat yang dideritanya membuat wanita itu kesulitan mencari satu persatu angka berjumlah dua belas dijit itu.
"Andre bersalah Bunda. Andre minta maaf.
Andre sudah buat semuanya berantakan. Bunda sudah kecewa Andre buat. Andre minta maaf," kalimat hampir sama dan mengandung arti juga sama.
Air mata Andre yang sangat banyak itu
menarik sang Nenek, untuk mendekat.
Gina mengelus rambut hitam padat sang cucu. Tidak berkata apapun, hanya menatap Andre yang membelakanginya.
Andre kini menghadap sang nenek setelah menyadari sang nenek berada di belakang tubuhnya.
Andre menatap sang nenek dengan
kondisi mata yang berair bagai rintik air yang jatuh dari angkasa dalam versi paling mini.
"Andre bersalah nek. Nenek jangan buat masalahnya jadi susah. Andre memang kata
kalau paman sutradara mau masukkan
Bunda ke sel. Tapi jangan telepon paman Sam.
Dia nanti semakin marah. Jadinya Bunda benar-benar jadi salah satu penghuni tempat itu Nek…"
Andre berkata dengan terisak. Hingga
suaranya memilukan dan apapun yang
dikatakan anak itu tersendat-sendat.
Gina benar-benar merasa sedih dengan
Andre yang jika merasa bersalah sekali
akan mengatakan permintaan maafnya
secara berulang tak peduli orang itu akan
senang atau malah sebaliknya.
Membuat wanita paruh baya itu memeluk
sang cucu. "Untuk apa kau malah menangis, Ndre. Nenek ngak akan marah padamu.
Hanya aja Nenek perlu tahu semuanya lebih detailnya sayang."
"Tapi nenek marah. Andre takut, nek.
Bunda juga akan marah. Jadinya Andre sedih…" tutur Andre semakin membuat Kei dan
Gina mengerti apa yang sedang ditangisi Andre saat ini.
Kei mengelus kepala Andre.
"Bukannya Bunda sudah katakan, Andre.
Bunda tidak masalah dengan hari ini.
Bunda hanya perlu menyesuaikan diri
dengan lingkungan.
Semua sudah terjadi, dan tidak bisa
dilepas. Bunda akan mencoba mampu bersentuhan dengan lelaki itu… Sehingga kekhawatiranmu, tidak terjadi, nak."
"Tapi bunda…"
"Iya, sayang. Bunda tahu apa yang
kamu khawatirkan. Maka dari itu Bunda
akan berusaha! Kita akan membuat
semua orang takjub, dari semula tidak
menyukai kita." Kei meyakinkan sang anak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Yasmien Khan
lnjut
2021-09-14
2
Umi Ningsih Mujung
❤️❤️🥰
2021-09-14
1
Uchi Hafiz
lanjut
2021-09-14
1