"Eh, ti-tidak begitu maksud saya, nyonya Kei. Tidak. Saya hanya terlalu menjiwai bagaimana peranan nyonya Kei bersama kakak saya tadi. Sangat bagus dan … Benar-benar seperti kenyataan! Itu yang saya cari. Ha, iya. Begitulah, nyonya Kei," ucapan Sam rada-rada kacau.
Sam berusaha mati-matian menyembunyikannya. Tetapi tetap ketahuan lewat cara bicaranya yang begitu kacau.
Sam masih memperlihatkan senyum canggungnya. Ia malu, dengan pertanyaan, Apakah nyonya Kei melihat semuanya rasa gugup ini?
"Oh, begitu. Saya kira…" ucapan Kei terhenti. Dan dia tampak menyembunyikan sesuatu dari pria itu.
"Nyonya Kei kira apa?" Sam mendadak penasaran.
"Ah, tidak. Tidak perlu membahasnya. Oh, ya sutradara Sam."
"Iya, kenapa nyonya Kei?"
Kei mengambil tas ransel cokelat muda dari kursi di samping dudukan putranya--Andre. Andre anteng duduk di sana sembari memakan setoples kue yang diselipkan Bibi Gin ke tas ransel Kei supaya ada cemilan untuk Kei dan Andre jika tidak mendapatkan makanan.
Kei menaruh tas itu di pangkuannya. Kei membuka isi tas ransel, masih dilihat Sam dengan pertanyaan, Apa yang sedang dilakukan nyonya Kei? tentu saja ia bingung.
Tetapi kebingungan lelaki itu segera terjawab setelah Kei mengeluarkan toples lain yang tak jauh miripnya dengan cemilan berupa tumpukan kue yang langsung tercium aroma khasnya.
"Kuenya, untuk siapa Nyonya Kei?" sempat bertanya seperti itu. Sementara dalam hati, ia benar-benar berharap akan mendapatkan satu buah saja kuenya.
"Hmh ini, sutradara Sam. Saya ingin memberikannya pada sutradara. Mohon terima ya. Ini kue dari anak kerabat bibi saya. Dia pandai buat kue bahkan memiliki toko kue sendiri. Bibi saya baru kembali dari tempat itu. Dan beliau membawakan kue ini terkhusus untuk saya dan putra saya. Tetapi mengingat sutradara sudah teramat baik, maka saya berikan khusus untuk sutradara," jelas Kei panjang lebar.
"Owh, terima kasih, nyonya Kei," jiwa lapar Sam yang sudah tidak mampu dibendung itupun segera meronta-ronta di dalam sana.
Tidak mau berlama-lama lagi, Sam membawanya duduk bersama juru kamera dan kakaknya, Jeremy yang duduk di agak jauh dari posisi mereka.
Juru kamera, dan beberapa orang lainnya sudah memakan satu persatu kue enak itu. Gurih, dan lembut begitu membuat siapapun terlena. Hanya saja kala mengingat siapa yang sudah memberikan yaitu, Sam tiada yang berani meminta lebih dan segera pergi menjauh berembel-embel memiki hal yang ingin diurus lagi.
Sisa, setengah. Sam melihat kakaknya asik bermain di dalam ponselnya. Walau bukan permainan, tetapi ia hanya mengecek beberapa file yang dikirimkan sekertarisnya untuk nanti setelah siap syuting akan diurusnya.
"Kak! Sini!" panggil Sam membuat Jeremy menoleh. Lelaki itu tidak mengerti apa yang dimaksudkan Sam lewat matanya yang berkedip, tetapi pasti keisengan, dan Jeremy tidak mau membuat sensasi jika tidak datang kesana.
Jeremy menghampiri Sam. "Kenapa?" tanyanya datar. Aroma lezat dari toples milik Kei yang sudah menjadi milik Sam itu berhasil menarik perhatian lelaki usia kepala tiga itu.
Namun Jeremy tidak mau mengambilnya dan memilih duduk asal saja.
"Tau nggak kak. Tadi, nyonya Kei memberiku kue!"
"Hm, terus? Mengapa kamu bahagia sekali? Apa istimewanya benda itu?" Jeremy menyipitkan matanya, seakan ragu akan kebahagiaan Sam yang dinilainya begitu berlebihan.
"Harum, enak, lezat, menggiurkan, lembut, ah pokoknya semua rasa nikmat bersatu!" jelas Sam.
"Jadi…?"
"Yah, kakak. Makan saja susah sekali! Makanan gratis kak. Makanan gratis. Masa kakak nyak mau terima?"
Jeremy menunjukkan aura ketidaksukaan. "Apa bertemu dengan wanita memalukan seperti nyonya Kei-mu itu membuat dirimu kehilangan selera makanan? Apalah istimewanya benda itu jika gratis. Kamu memiliki uang mengapa perlu gratis jika ada yang ber-harga. Apa kamu sudah jatuh cinta pada wanita itu hingga apapun yang diberikannya kamu terima? Atau, akal-akalanmu saja supaya mendekatkanku dengannya? Hah… Tidak semua wanita baik di halaman depannya baik juga sampai halaman terakhir."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Umi Ningsih Mujung
❤️❤️❤️
2021-09-17
4