"Semua sudah terlanjur sayang. Bunda sudah tanda tangani surat kontraknya dan bunda harap kita mampu menyelesaikannya dalam beberapa bulan ini."
"Tapi bunda tidak apa jika harus berhadapan dengannya?" tanya Andre khawatir. Kei tahu apa yang dimaksud dengannya itu.
Kei tersenyum kecil. "Ya, doakan saja, nak." walau seperti perkataannya, dia ragu, dan berharap semuanya akan baik-baik saja.
***
Setelah beberapa menit berjalan, taxi sudah sampai di pekarangan rumah Kei.
Kei berjalan dengan menggendong putranya keluar dari dalam taxi.
Ia juga memperhatikan sekitar, siapa tahu ada barang miliknya yang ketinggalan.
Tok, tok, tok.
Kei mengetuk pintu rumahnya sendiri. Berlanjut memencet bel rumah setelah mendapati rumah tak kunjung dibuka. Kei tahu pintu rumah tidak lah ditutup.
Tetapi ia tidak mungkin langsung masuk sementara orang di dalam rumah ada yang membuka. Takutnya dikira pencuri…
"Bunda datang!" kedua putrinya berlari segera memeluk kedua kakinya dengan rindu setelah membuka pintu.
Kei tersenyum. "Iya sayang. Bunda sudah datang, ayo kita masuk."
Kei membawa kedua putri dan putranya itu masuk. Andre masih digendongnya, sedang Anna dan Alice menarik sudut pakaiannya sebagai ganti pegangan tangan.
Kei duduk. Anna dan Alice juga duduk bersama Andre dengan formasi yang sama.
Kei menghela napas, dan mengambil teh di hadapannya yang disajikan oleh Bibi Gin untuk diminumnya bergantian dengan Andre.
"Kamu sudah datang, Kei?" pertanyaan yang sama dilontarkan membuat Kei kembali tersenyum. "Iya, Bi. Kei sudah sampai."
Bibi Gin duduk di kursi sebelah kursi panjang tempat Kei dan ketiga anak kembarnya itu berada.
"Gimana hari pertama kamu menjadi aktor? Lancar?"
Kei terdiam. Sungguh, ia merasa malu memikirkannya.
Dan kurang dari dua menit menunggu jawaban, Bibi Gin menatap Andre dengan mata sembab yang dimiliki cucu lelakinya itu.
"Kenapa mata Andre sembab, Kei? Dia baru menangis? Atau perannya memang harus menangis sampai matanya terus satu seperti itu?" pertanyaan beruntut.
Kei semakin mengatupkan bibirnya dengan pertanyaan sang Bibi.
Dan Bibi, langsung merasa janggal hingga wanita paruh baya ini terus menatap Kei curiga.
"Apa sutradara itu membuatmu tak nyaman, Kei?"
Kei segera menggeleng. "Tidak Bi."
"Terus? Kenapa tidak menjawab pertanyaan bibi daritadi?"
"Hm, Kei…" Kei ragu.
"Nek."
"Ya?" pandangan bibi langsung mengarah pada Andre di pangkuan Kei. "Kamu mau menjawab, Cu?"
"Iya, nek. Andre mau menjawabnya."
"Jawablah," Bibi Gin mempersilahkan.
"Bunda berteriak histeris, Nek. Tepat waktu Bunda pegangan tangan sedikiit saja dengan lawan mainnya."
"Kenapa bisa begitu, Ndre?" Bibi penasaran.
Andre menggeleng. "Andre kurang tau Bi. Bunda terus jauhkan tangannya waktu mau pegangan sedikit saja. Maka sutradara Sam marah besar pada bunda. Terus marahin bunda sampai Bunda katanya hampir dimasukin ke kantor polisi," jawab jujur Andre.
Bibi mengerutkan kening, ia rasa amarahnya memuncak untuk sekarang.
"Benar itu, Kei!?" tanya Bibi nada membentak.
Kei mengangguk lemah. "Iya, Bi."
Bibi berdiri dan bersedekap. "Kurang hajar pria jahanam itu! Baik-baik ajak, tapi setelah udah masuk lubang hitamnya, sudah! Ketahuan lah sifat aslinya itu. Awas saja dia!"
Bibi berjalan menjauh dari Kei dan ketiga anak-anak kembarnya. Bibi tampaknya hendak melakukan sesuatu…
Dan Kei merasa sesuatu itu akan membuat semuanya tambah runyam urusannya apalagi dengan penjelasan kurang mengenakkan di dengar dari mulut putranya yang juga memang tidak bisa disalahkan, membuatnya segera mengikuti sang bibi.
"Bibi mau apa?" tanyanya was-was.
Bibi tampak tengah memegang satu lembar tanda pengenal nama yang sempat dititipkan Sam pada Bibi supaya perkembangan mau atau tidaknya Kei pada masa itu bisa diawasinya.
"Bibi mau buat pertemuan dengan pria brengsek itu!"
Bersambung…
Kakak-kakak readers, maaf atas ketidaknyamanannya.
Jika bingung dengan alur cerita yang lumayan tidak teratur di babnya, tepatnya secara tiba-tiba langsung mengarah pada kebingungan kakak-kakak, bisa baca mulai dari bab satu atau bab sebelum itu.
Ya, walau sebenarnya setiap kata dalam babnya tidak ada yang diubah.
Hanya saja sekarang dalam masa revisi yang diminta editor supaya sesuai dengan kriteria yang diminta karena novel ini diikutkan dalam lomba karya anak jenius. Semoga bisa juara ya kakak-kakak. Amin. Dan up-nya semakin banyak!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Alanna Th
prkmbngn bicara pd anak br beda"; anak"q sdh lncr bicara d usia 2 thn, tdk cadel ☺️😂🤣
2023-10-31
0
perjuangan ✅
berapa umur anaknya iya ko bicara nya gk cadel, mgk krn keras nya hdp jadi di paksa dewasa sblm wkt nya
2023-10-30
0
RAtu Mlangi
alur ceritanya gak bikin gereget,,,,maaf thourrrr. tetap semangat ya biar alurnya bikin grecep yg baca,,,,
2023-10-25
0