Ah, tidak. Tidak mungkin! Ada banyak laki-laki yang mirip di dunia ini. Aku pasti hanya salah melihatnya.
Kei berkata begitu secara bergumam. Mulutnya mengatakan tidak, tetapi hati dan pikirannya mengatakan iya.
Kei ingat benar bagaimana perawakan tubuh lelaki itu. Walau alkohol menyeruak ke dalam indra penciumannya pada masa itu, tetapi tinggi lelaki itu, dan bagaimana kerasnya bagian dada bidang lelaki itu menunbruk jidatnya dengan cara yang sama tetap saja menguatkan dugaannya.
Tapi apa mungkin dia lelaki itu? Kei kembali beramsumsi. Namun mengapa dia bisa ada di tempat yang sama denganku?
Tentu saja jenis pertanyaan yang diajukannya dalam hati Kei adalah pertanyaan konyol. Semua dapat terjadi. Terutama area itu adalah hotel. Hotel bintang lima tempat orang berduit kebanyakan sewa ntah untuk semalam atau berhari-hari.
Melihat bundanya termenung memikirkan sesuatu, Andre menarik sudut pakaian Kei. "Bunda. Andre sudah siap kencing."
Kei terkejut, tetapi ia berhasil mengontrol emosi dan melihat ke arah putranya. "Kenapa sayang?"
"Andre sudah siap kencing. Bunda… Siramin!" Andre bersikap seolah dia sedang bermanja-manja dengan Kei. Padahal anak itu tidak lah begitu.
Kei mengangguk sanggup. Ia menyiram air kencing Andre dan segera memperbaiki pakaian putranya itu.
"Ayo, kita keluar," instruksi Kei membawa Andre keluar dari kamar mandi dan bergegas pergi ke lokasi syuting yang kemungkinan akan diadakan sebentar lagi.
Orang-orang berkerumun, membuatnya sedikit sesak dengan keadaan ini. Selama bertahun-tahun hidupnya ia jarang, bahkan terbilang hampir tidak pernah berada dalam kerumunan menggilakan seperti ini. Tetapi ia tetap bertahan.
Setelah melalui perjalan singkat yang ia kira begitu panjang sebab harus melalui banyak orang selain kru yang terus memegang peralatan untuk merekam sesuai instruksi sutradara, ia akhirnya sampai di tempat aman dan luas, begitu memudahkannya bernapas dengan segar.
Sutradara Sam menuntun Kei menjadi titik perhatian. Di tengah, dan bisa terbilang mampu dilihat orang-orang bahkan melalui pandangan jauh pun.
"Mari dengarkan dahulu, semuanya." Sam mengalihkan pandangan semua orang. "Di sini, saya akan mengenalkan pemain utama kita yang sempat menjadi perdebatan selama berhari-hari karena tempat yang kosong kini terisi."
"…Dia penulis karangan itu sendiri, yang memilki nama panjang Keina Natalia, dan nama pena yang sudah kita ketahui selama ini, Triplent Mom."
"Dan, sedikit pemberitahuan, bagaimana saya menemukan beliau saat saya tak sengaja bertemu dengan putranya, bernama Andre yang pandai sekali berakting. Walau usianya masih terbilang muda sekali, tapi saya kagum dengannya. Haha, suatu takdir yang baik."
"… Hm, baiklah. Kemungkinan itu saja. Nanti nyonya Kei bisa berkenalan dengan para pemain dan… Oh ya. Saya hampir melupakannya," Sam tersenyum tampak sedikit malu karena melupakan seorang yang amat penting.
Lelaki itu menunjuk ke satu arah dengan kelima jemarinya. "Tuan Jeremy, CEO JMY entertainment beliau untuk kali ini datang secara spesial untuk… Sekedar melihat-lihat."
Pria berwajah dingin dan datar itu berdiri sekedar memperlihatkan bagaimana dirinya benar datang dan perkataan sang sutradara tidak lah berbohong.
Para pemain yang berdiri beberapa langkah di belakang Kei dan Sam begitu terkejut, bahkan ada yang berbisik bisik seolah ingin sekali mendekati pria itu untuk sekedar menyentuh pakaiannya.
Pria itu tidak tersentuh, masalahnya!
Kei segera membulatkan mata terkejut. Dia CEO JMY? Yah, seperti semua orang tahu, termasuk Kei, pria itu jarang memperlihatkan dirinya di tempat penuh ramai orang. Dan suatu keterkejutan, sebab sama sekali Kei tidak mengenal pria itu selain mengenal namanya.
Pria yang tidak tersentuh selain orang-orang penting itupun penuh seleksi, tanpa sengaja Kei yang notabenenya hanya orang luar, tidak ada penting-pentingnya terhadap lelaki itu… Berhasil menyentuhnya! Mereka baru saja bertubrukan. Dan dua hal terbilang sama ntah dengan pria yang sama atau malah sebaliknya.
Kei mendekap anaknya kuat-kuat. Wajahnya berubah menjadi takut. Terutama saat pria itu mulai berkata. "Saya akan berada di sini hingga bab pertama cerita selesai. Saya harap semuanya mampu bekerja sama dengan baik."
Suara itu!
Kei benar mengingatnya dengan jelas. Suara itu, suara lelaki yang pernah melakukan tindakan pelecehan hingga membuatnya hamil dan melahirkan hingga kini memiliki anak kembar tiga!
Kakinya perlahan melemas. Pasalnya, setiap ucapan yang keluar dari mulut pria enam setengah tahun yang lalu walau dalam cumbuan menggilakan yang hampir membuatnya depresi beberapa tahun lalu, berbicara selayaknya pria, manusia biasa pun tidak lah berubah. Sedikitpun!
Semakin lama, ingatan menggilakan itu semakin terputar bagai film erotis dalam kepalanya. Kei tertunduk. Ia ingin sekali muntah, dan segera pingsan.
Tetapi dengan kesadaran yang tersisa ia baru mengingat bahwa dia kini berada di lingkungan penuh orang, dan pastinya akan membuatnya malu saja jika berhasil pingsan setelah berteriak seperti hal yang dilakukannya kala merasa tertekan dengan ingatan menjijikan yang tampak tak akan pernah sekalipun lepas dari ingatannya itu.
Lagi pula keinginan putranya bagai perintah untuknya. Dia tidak ingin membuat diri malu dan putranya yang sudah tahan baja dengan cacian itu malah membencinya walau minim kemungkinan, sebab Andre begitu mencintai Kei sebagai bunda–wanita paling hebat di matanya.
Kamu harus bertahan, Kei. Bisik hati Kei menguatkan Kei.
Kei tidak boleh lemah hanya karena hal paling sepele namun merusak psikis dirinya sebagai wanita. Rasa trauma menyebalkan itu tidak bisa mengalahkan rasa cintanya terhadap putranya. Lagi pula bukankah CEO entertainment–Jeremy itu hanya melihat-lihat. Kei yakin semuanya akan baik-baik saja.
Semoga.
***
Kei dan Andre duduk di kursi rias saling bersebelahan. Wajah Kei dirias begitu cantik dengan pakaian elegan ala gadis-gadis modis masa kini.
Dress berwarna biru gelap, dengan ikat pinggang berbentuk rantai putih melilit di pinggang langsing walau dari dalam rahimnya sudah pernah keluar tiga orang bayi.
Rambutnya diikat ke atas, tampak sederhana, namun memperlihatkan kesan wibawa wanita yang luar biasa.
Kei tersenyum memandangi dirinya. Merawat dan membesarkan kedua putri dan seorang putra membuatnya lupa mengurus diri. Hanya bedak tabur dan lipstik tipis merias wajahnya yang ia kira sudah menua sebab banyak berpikir tentang segalanya!
"Silahkan berdiri, nona," instruksi make-up artist yang berdiri di belakang Kei, terus menata dengan sangat rapi penampilan Kei yang akan berperan sebagai gadis yang akan dilamar pria yang amat dicintainya. Namun selanjutnya ada orang lain yang membuat hubungan itu semakin panas padahal masih diawal episode.
Kei berdiri.
"Coba nona berputar perlahan, cukup sekali saja," instruksi make-up artist itu kembali.
Kei mengikuti.
"Nah, sudah," make-up artist itu tampaknya puas dengan hasil karyanya yang ditaruh dalam diri Kei.
Lepas dari sana, Kei disuruh keluar dari ruangan dan proses perekaman adegan akan dimulai.
Namun…
"Aduh, pemain utama pria kita baru saja meninggal!Saya melupakannya. Pasti tak akan sempat menemukan pasangan yang tepat buat tokoh utama wanitanya!" ujar seorang yang tengah melihat data pemain dengan perasaan gagalnya.
Kei mengeryitkan kening. Ia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh pria itu.
"Bagaimana jika kita mencarinya sekarang, di dalam tempat ini saja," ujar wanita di sebelah pria itu. Kemudian ia mengarahkan pandangannya ke semua orang bertempat. "Ada yang mau menjadi tokoh utama dengan kriteria tampan, mapan dan cocok dengan tokoh utama wanita!?" ucapnya dengan suara lantang.
Hening.
Tiada satupun yang berani mengajukan diri.
Hingga satu tangan terangkat ke atas. "Saya saja."
Bersambung…
Siapakah dia? Komentar yuk!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Alanna Th
haah, lngsng main sinetron bareng?
2023-10-30
0
fujoshi akut
wkwkwkwk meninggal dong🗿
2022-06-18
1
Alya Yuni
Pasti Jeremy
2021-12-01
1