Part 6 - Bukankah hidup adalah pilihan?

Satu bulan telah berlalu setelah kepergian Frans dari rumah ibuku. Aku tidak pernah mencoba menghubungi Frans, begitupun dengan Frans yang tak pernah mencoba menghubungiku.

Mungkin dia terlalu sibuk dengan kebahagiaan barunya, tapi biarlah semuanya tidak ingin aku pedulikan lagi, aku sudah tidak ingin mendengar tentang Frans lagi.

Entah Frans yang tidak mau menghubungiku, atau aku yang terlalu hebat menutup semua akses komunikasi dengan Frans. Apapun itu, yang terpenting sejak aku memutuskan untuk menghapus semua tentang Frans, aku harus mulai belajar hidup tanpa Frans.

Harus belajar terbiasa melalui hariku tanpa bantuan dan perhatian Frans.

Aku yakin aku bisa melalui semua ini. Walau sulit, tetap akan aku hadapi.

Bukankah hidup adalah pilihan?

Aku harus siap menerima semua resiko yang sudah aku pilih, walaupun aku tahu itu sulit untukku. Setidaknya, aku akan terbebas dari rumah tangga yang hanya bisa menyesakkan dada.

Aku harus siap menerima semua cela suratan takdir. Bukan sekedar sakit tentang pengkhianatan yang telah Frans torehkan. Satu yang aku takutkan setelah ini, yaitu penghinaan orang orang terhadapku. Karena, sebentar lagi aku akan resmi menyandang status janda.

Bagaimanapun juga kenyataan di masyarakat sosial, konotasi seorang janda selalu salah di mata mereka.

Ada yang takut suami mereka direbut, ada pula yang menghina kalau aku ini tidak becus menjaga suami.

Belum lagi dari kaum pria yang sudah pasti akan melecehkanku, jika mereka tahu kalau aku ini seorang janda.

Tidak ada lagi sosok suami yang akan melindungiku dari buasnya pandangan mereka terhadap wanita. Karena, aku sudah melepaskan nama nyonya Wicaksana setelah kepergianku dari rumah Frans.

Jujur saja, aku pun tidak ingin berada dalam posisi saat ini. Tapi, aku juga tidak ingin menjadi budak cinta yang disakiti lagi, lalu memaafkan lagi. Menangis lagi, memaafkan lagi. Aku tidak bisa menjadi wanita yang seperti itu.

Keputusan ini sangat tepat menurutku, apapun konsekuensinya akan aku hadapi.

Aku keluar dari ruang sidang, seumur hidupku sama sekali tak pernah aku bayangkan akan memasuki ruang nista itu.

Aku lihat Frans dengan raut wajah berantakan, tak terurus, bulu bulu halus di rahang wajahnya tumbuh tak taratur. Dia menatapku sendu, tak ingin beranjak dari tempat kami berdiri. Pandangan matanya terlihat jelas tidak merelakan perceraian ini terjadi.

"Jangan menyentuhku Frans! Mulai sekarang aku sudah haram untukmu." ucapku tegas.

Baru saja Frans akan menyentuh puncak kepalaku dengan perasaan penuh iba, seketika aku mundur satu langkah menghindari jangkauan tangan Frans.

"Kembalilah padaku Jenn." pinta Frans di hadapanku.

Sementara di belakang tempat aku berdiri ada ibuku yang juga ikut menemani jalannya persidangan.

Ibu menatap Frans lekat, batin ibu beranggapan hal yang sama denganku, kalau Frans masih tidak merelakan perceraian ini terjadi.

"Tidak Frans. Aku bukan tipe wanita yang mudah mengubah keputusan." aku kembali menegaskan pilihan hidupku.

Harusnya Frans lebih tahu tentang sikapku. Mungkin sebenarnya Frans sangat paham benar akan sikapku, hanya saja dari sorot matanya secercah perasaan cinta untukku masih ada di sana, masih dapat aku rasakan dari cara Frans menatapku. Tapi, semuanya sudah terlambat, keputusanku sudah bulat untuk berpisah.

"Frans ayo kita pulang, kasihan Alea dan anakmu menunggu kita di rumah."

Ibu mertuaku yang menemani jalannya persidangan, ia mencoba menghalau sikap Frans yang masih belum bisa move on dari kenyataan. Mungkin tujuannya agar Frans sadar bahwa wanita di dunia ini bukan hanya aku saja.

Masih ada wanita lain, masih ada Alea yang setia akan cintanya. Bahkan Lina sengaja menegaskan kata anak dari ucapannya, agar aku menyadari kekuranganku yang tak mampu memberikan Frans keturunan.

Frans tidak mendengarkan ajakkan ibunya, dia justru berjalan dua langkah lebih dekat padaku, lalu berbisik tepat di ceruk leherku.

"Aku yakin suatu saat kamu akan datang, dan memohon cintaku kembali Jenn."

Aku sempat merinding mendengar bisikkan Frans, tapi akupun sadar aku harus kuat pendirian.

Aku tidak mau jatuh lagi dalam pesona Frans, walau harus aku akui separuh hatiku masih untuknya.

"Itu tidak akan pernah terjadi Frans."

Nada bicaraku sengaja aku tekankan seasing mungkin, karena aku dan Frans memang sudah tidak ada ikatan apapun lagi.

Akhirnya Frans pergi bersama Lina, lalu meninggalkanku yang masih berdiri termangu di depan ruang sidang.

"Sabar ya Nak, Ibu yakin Jenny pasti bisa melalui masa ini." ucap ibu yang selalu setia menemani putrinya.

Ibu menggenggam jemariku dan mengelus punggung tanganku lembut penuh kasih. Ia mencoba menyalurkan kekuatan seorang ibu terhadap putri kesayangannya.

Kamipun berjalan menuju area parkir pengadilan agama untuk perjalanan pulang, berharap suasana hatiku akan sedikit lebih baik setelah meninggalkan tempat nista ini.

•••

Matahari mulai jatuh di ufuk barat, membiaskan sinar merah senja di langit luas halaman rumah ibuku.

Sungguh pemandangan yang begitu indah. Menatap pelataran rumah yang membiaskan cahaya senja di balik kelopak bunga yang bermekaran di halaman.

Satu gelas teh manis hangat cukup menyegarkan pikiranku saat ini, berharap sedikit mengurangi bebanku yang masih tenggelam dalam luka perceraian.

Aku duduk termangu di teras rumah ibu, otakku mulai berputar hebat untuk mencari solusi kehidupan ekonomiku pasca bercerai dengan Frans.

Kemana aku akan mencari pekerjaan?

Kalau membangun sebuah bisnis usaha pastinya tidak akan mudah, tentunya harus memiliki modal yang cukup besar untuk memulai suatu bisnis.

Akhirnya, aku putuskan untuk mencoba mencari informasi lowongan pekerjaan via internet. Berharap setitik peluang masih ada untukku di sana.

Sekitar setengah jam aku mencari informasi lowongan pekerjaan, aku berhenti di sebuah iklan job fair salah satu perusahaan yang bergerak di bidang tekstil dan property.

Dalam iklan job fair tersebut akan mengadakan walk interview di hari sabtu, untuk perihal lamaran pekerjaan boleh dibawa saat walk interview berlangsung, atau dapat pula dikirim melalui email yang alamatnya sudah tertera dalam iklan job fair tersebut.

"Waktunya sabtu, tanggal lima, pukul delapan sampai selesai."

Aku baca lagi iklan tersebut untuk kedua kalinya.

"Gila! Itu besok!"

Aku menjerit tak percaya, karena waktunya terlalu cepat.

Artinya, malam ini juga aku harus kembali ke Jakarta, karena walk interview akan dilaksanakan pagi hari pukul delapan, dan aku tidak ingin menyiakan kesempatan ini.

Apapun akan aku lakukan demi kelangsungan hidupku bersama ibu. Bukan hanya soal materi saja yang aku cari, aku juga membutuhkan aktivitas lebih untuk melupakan semua masalahku, aku butuh kesibukkan agar pelan pelan aku bisa melupakan Frans.

Kalau hanya berdiam diri di rumah saja, akan membuatku semakin menyesali semua keputusan yang telah aku pilih.

Setidaknya jika nanti aku diterima bekerja, fokusku bukan hanya pada masa lalu saja.

Aku harus menata kembali hidupku untuk menjadi Jenny yang baru, tentunya membuka harapan kehidupan yang baru pula.

•••

Hal yang paling menyakitkan ketika dulu segalanya, tiba-tiba keadaan memaksa menjadi asing.

Miss Viona

Terpopuler

Comments

Sri Hermayana Zulkarnaen

Sri Hermayana Zulkarnaen

ya Allah. sedih banget ceritanya sampe meweh

2021-07-24

1

xk_ekga🤓

xk_ekga🤓

jenny km harus tunjukan klo km bukan bucin yg gbs apa2 tanpa laki2

2020-06-16

2

ArdilaSusanti

ArdilaSusanti

semangat jenny aku yakin kamu akn bahagia

2020-04-26

3

lihat semua
Episodes
1 Part 1 - Alea
2 Part 2 - Selamat tinggal Frans
3 Part 3 - Dia juga istriku
4 Part 4 - Ceraikan aku!
5 Part 5 - Bukan wanita berhati malaikat
6 Part 6 - Bukankah hidup adalah pilihan?
7 Part 7 - Kembali ke Jakarta
8 Part 8 - One night stand
9 Part 9 - Itu bukan mimpi
10 Part 10 - Walk interview
11 Part 11 - Lantai delapan
12 Part 12 - President Director of A&J Group
13 Part 13 - Merindukan Jenny
14 Part 14 - William Wedding
15 Part 15 - Hamil
16 Part 16 - Tante barbie
17 Part 17 - Apa kamu hamil Jenn?
18 Part 18 - Anggap saja tidak pernah terjadi
19 Part 19 - Pernikahan kedua
20 Part 20 - Buktikan pada mereka
21 Part 21 - He just my ex husband
22 Part 22 - Alasan meminta cerai denganku
23 Part 23 - Tak seharusnya melepasmu
24 Part 24 - Arjuna banget!
25 Part 25 - Cleo Prastya
26 Part 26 - Menagih janji
27 Part 27 - Aku merindukanmu tante barbie
28 Part 28 - Belum sanggup memulai lagi
29 Part 29 - Arjuna versi mini
30 Part 30 - Masukkan aku ke dalam daftar pilihan
31 Part 31 - Dasar gombal!
32 Part 32 - Terlalu sulit untuk ku hapus
33 Part 33 - Pria kesepian
34 Part 34 - Love you more Miss Florencia
35 Part 35 - Apa cinta harus serumit itu?
36 Part 36 - Wajah yang tak ingin kulihat lagi
37 Part 37 - Ancaman Jenny
38 Part 38 - Papih! Bukan papah!
39 Part 39 - Ikatan keluarga
40 Part 40 - Gugup
41 Part 41 - Dress navy
42 Part 42 - Siapa wanita itu?
43 Part 43 - I love you
44 Part 44 - Hanya masa lalu
45 Part 45 - Aku masih mencintainya
46 Part 46 - Lamaran
47 Part 47 - Anniversary
48 Part 48 - Kecewa
49 Part 49 - Ancaman William
50 Part 50 - Singkirkan tangan kotormu!
51 Part 51 - Yakinkan dulu hatimu
52 Part 52 - Bagas
53 Part 53 - Diabaikan
54 Part 54 - Apa kehadiran William?
55 Part 55 - Renata
56 Part 56 - Kali ini saja
57 Part 57 - Anggap saja itu mahar
58 Part 58 - Mamih
59 Part 59 - Pergi!
60 Part 60 - Maafkan Ayah
61 Part 61 - Dipingit
62 Part 62 - Sudah berlalu
63 Part 63 - Wanita paling beruntung
64 Part 64 - Sampai maut menjemput
65 Part 65 - I want you tonight
66 Part 66 - Sesal
67 Part 67 - Takan ada titik yang terlewat
68 Part 68 - Remuk redam
69 Part 69 - Teratai pijar
70 Part 70 - Gelang tali
71 Part 71 - Mark
72 Part 72 - Bukankah kita sudah berjanji
73 Part 73 - Rencana gila
74 Part 74 - MC Production
75 Part 75 - Tiga pria
76 Part 76 - Pria terhebat
77 Part 77 - Cintai aku
78 Part 78 - Makan eskrim
79 Part 79 - Siapanya Mamih?
80 Part 80 - Undangan
81 Part 81 - Pizza sosis keju
82 Part 82 Atas nama Franda Imelda
83 Part 83 Satu malam saja
84 Part 84 Menjadi yang kedua
85 Part 85 Komitmen
86 Part 86 Komitmen
87 Part 87 Hilang
88 Part 88 - Kembali
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Part 1 - Alea
2
Part 2 - Selamat tinggal Frans
3
Part 3 - Dia juga istriku
4
Part 4 - Ceraikan aku!
5
Part 5 - Bukan wanita berhati malaikat
6
Part 6 - Bukankah hidup adalah pilihan?
7
Part 7 - Kembali ke Jakarta
8
Part 8 - One night stand
9
Part 9 - Itu bukan mimpi
10
Part 10 - Walk interview
11
Part 11 - Lantai delapan
12
Part 12 - President Director of A&J Group
13
Part 13 - Merindukan Jenny
14
Part 14 - William Wedding
15
Part 15 - Hamil
16
Part 16 - Tante barbie
17
Part 17 - Apa kamu hamil Jenn?
18
Part 18 - Anggap saja tidak pernah terjadi
19
Part 19 - Pernikahan kedua
20
Part 20 - Buktikan pada mereka
21
Part 21 - He just my ex husband
22
Part 22 - Alasan meminta cerai denganku
23
Part 23 - Tak seharusnya melepasmu
24
Part 24 - Arjuna banget!
25
Part 25 - Cleo Prastya
26
Part 26 - Menagih janji
27
Part 27 - Aku merindukanmu tante barbie
28
Part 28 - Belum sanggup memulai lagi
29
Part 29 - Arjuna versi mini
30
Part 30 - Masukkan aku ke dalam daftar pilihan
31
Part 31 - Dasar gombal!
32
Part 32 - Terlalu sulit untuk ku hapus
33
Part 33 - Pria kesepian
34
Part 34 - Love you more Miss Florencia
35
Part 35 - Apa cinta harus serumit itu?
36
Part 36 - Wajah yang tak ingin kulihat lagi
37
Part 37 - Ancaman Jenny
38
Part 38 - Papih! Bukan papah!
39
Part 39 - Ikatan keluarga
40
Part 40 - Gugup
41
Part 41 - Dress navy
42
Part 42 - Siapa wanita itu?
43
Part 43 - I love you
44
Part 44 - Hanya masa lalu
45
Part 45 - Aku masih mencintainya
46
Part 46 - Lamaran
47
Part 47 - Anniversary
48
Part 48 - Kecewa
49
Part 49 - Ancaman William
50
Part 50 - Singkirkan tangan kotormu!
51
Part 51 - Yakinkan dulu hatimu
52
Part 52 - Bagas
53
Part 53 - Diabaikan
54
Part 54 - Apa kehadiran William?
55
Part 55 - Renata
56
Part 56 - Kali ini saja
57
Part 57 - Anggap saja itu mahar
58
Part 58 - Mamih
59
Part 59 - Pergi!
60
Part 60 - Maafkan Ayah
61
Part 61 - Dipingit
62
Part 62 - Sudah berlalu
63
Part 63 - Wanita paling beruntung
64
Part 64 - Sampai maut menjemput
65
Part 65 - I want you tonight
66
Part 66 - Sesal
67
Part 67 - Takan ada titik yang terlewat
68
Part 68 - Remuk redam
69
Part 69 - Teratai pijar
70
Part 70 - Gelang tali
71
Part 71 - Mark
72
Part 72 - Bukankah kita sudah berjanji
73
Part 73 - Rencana gila
74
Part 74 - MC Production
75
Part 75 - Tiga pria
76
Part 76 - Pria terhebat
77
Part 77 - Cintai aku
78
Part 78 - Makan eskrim
79
Part 79 - Siapanya Mamih?
80
Part 80 - Undangan
81
Part 81 - Pizza sosis keju
82
Part 82 Atas nama Franda Imelda
83
Part 83 Satu malam saja
84
Part 84 Menjadi yang kedua
85
Part 85 Komitmen
86
Part 86 Komitmen
87
Part 87 Hilang
88
Part 88 - Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!