Bab 12 Sembilan Juta Rupiah

Revisi

“Damn.” Umpat Andi pelan. Ia kaget sekali mendengar notifikasi dari sistem. Andi tidak menyangka penjualan pertamanya ini bisa memicu munculnya bonus penjualan. Dan bonus apa itu yang diberikan berkali-kali lipat seperti itu.

Andi penasaran dengan perubahan bonus ini terhadap misinya. Sistem bilang bahwa jumlah bonus penjualan tidak akan masuk dalam penghitungan misi pendapatan yang harus ia capai.

“Panel status.”

[Ding]

[Modul Menjadi Kaya]

[Level 4 (4455000/10000000)]

[Saldo Host : Rp 5.526.800,-]

[Tingkat Konversi : 1 kali nafas \= 7 rupiah]

[Misi : - Host hasilkan uang sebesar Rp 10.000.000,- dalam waktu empat belas hari. Hitung mundur : 11 hari 11 jam 58 menit (600000/10000000)]

[Penyimpanan : --- ]

[Kemampuan : - Lidah Manis : Selamanya]

[Selamat berjuang menghabiskan uang Host]

“Damn. Uangku cepat sekali bertambah banyak.” Gumam Andi dalam hati.

Pagi ini saja ia mendapatkan uang tiga juta enam ratus dari bonus penjualan. Uang ini akan menjadi milik Andi sepenuhnya. Ia tidak akan membagi uang ini dengan Brian. Bukannya tidak mau, tetapi bagaimana menjelaskannya? Tidak mungkin bukan ia menjelaskan keberadaan sistem kepada Brian. Ini akan menjadi rahasianya. Andi sama sekali tidak memiliki rencana mengatakan bahwa dirinya memiliki sistem. Bahkan kepada keluarganya.

Dengan uang bonus ini, Andi bisa memiliki uang untuk membeli barang di toko sistem lebih cepat dari rencananya. Meski ini hanya untuk satu hari ini saja, Andi yakin setidaknya ia mendapatkan belasan juta hanya dari bonus penjualan.

Selain itu, dengan adanya bonus penjualan ini, Andi bisa mencapai target yangs diberikan oleh sistem. Memiliki pengeluaran sebesar dua ratus lima puluh juta selama bulan ini. Semoga saja semua ini berhasil dan ia bisa mencapai target agar tidak mendapatkan hukuman dari sistem.

“Kenapa tiba-tiba mendapatkan uang jadi semudah ini.” gumam Andi dalam hati.

Sekarang Andi lebih bersemangat untuk berjualan. Demi bonus-bonus besar yang menantinya.

*****

Andi mendapatkan tempat berjualan di depan sebuah supermarket yang ada di Jalan Benteng Pancasila. Kebetulan ada jarak yang tidak terlalu lebar diantara dua penjual peralatan dapur dan penjual nasi. Meski tidak terlalu lebar, setidaknya tempat itu cukup untuk menaruh meja lipat yang Andi bawa.

Andi dengan dibantu oleh Amira mulai menata semuanya. Andi meletakkan beberapa dessert box di atas meja. Sisanya ia simpan di dalam box Styrofoam untuk menjaganya agar tetap dingin. X-banner yang Andi pasang sudah menampilkan gambar yang menarik dari dessert box miliknya. Di sana juga sudah ada daftar harga dari semua varian yang Andi jual.

Setidaknya dengan mencantumkan harga pada x-banner tersebut, mereka yang mengunjungi stan jualannya hanya orang yang benar-benar tertarik dengan produknya. Ia tidak mau banyak orang yang mendatangi stan jualannya lalu kembali pergi setelah tau harga barangnya tidak cocok di kantong mereka.

Target Andi adalah mereka yang memiliki uang. Jadi Andi tidak mempedulikan mereka yang terlihat tertarik tetapi tidak berniat membeli. Andi percaya produknya tetap akan terjual dengan harga segitu.

“Kak Andi, apa harganya nggak kemahalan?” Amira berbisik pelan di telinga Andi.

“Tenang aja. Barangnya pasti akan laku dengan harga segitu. Harga yang kakak tetapkan itu sudah sesuai kok dengan kualitasnya. Kakak ini menjual barang dengan kualitas terbaik yang bisa kakak berikan. Suatu hari nanti mungkin aja kakak akan membuat varian rasa yang lebih mahal dari ini. Jadi nggak usah kaget lihat harganya.” Ucap Andi dengan percaya diri.

“Ini beneran nggak papa?” tanya Amira ingin kembali memastikan.

“Percaya sama kakak.”

*****

Dua puluh menit menunggu tetapi masih belum ada satupun yang mengunjungi stan mereka. Kebanyakan dari mereka yang penasaran dengan produk yang jualan Andi, tidak jadi melihat stannya ketika melihat harga yang tercantum di X-banner yang ada di dekat meja.

“Kak nggak ada yang dateng ke sini.”

“Sabar. Ini juga baru jam tujuh lebih dikit. Sebentar lagi baru rame-ramenya orang datang ke benpas. Jadi sabarlah.” Ucap Andi menenangkan adiknya.

Tidak lama setelah Andi berkata demikian, stan mereka dikunjungi oleh seorang perempuan muda. Ia mengenakan celana training panjang dengan kaos berlogo salah satu club sepak bola di Inggris. Meski terlihat datang ke Benpas dengan niat berolahraga, tetapi Andi bisa melihat bahwa perempuan tersebut merias wajahnya.

“Mau olahraga aja pake dandan. Dasar cewek.” Gumam Andi dalam hati.

Meski dalam hati Andi sedikit mencibir perempuan di depannya ini, tetapi Andi tetap menampilkan senyum terbaiknya. Dengan ramah Andi menyapa calon pelanggan pertamanya di car free day ini.

“Selamat pagi Kak. Silahkan dilihat dessert boxnya. Kami memiliki lima varian rasa. Rasa cokelat, keju, red velvet, tiramisu dan matcha. Kakak mau pilih yang mana?” ucap Andi panjang dengan senyum masih tetap menghiasi bibirnya.

“Apakah ini enak? Kalian berani menjual dengan harga segitu. Apakah kalian menjamin ini enak?” tanya perempuan itu tanpa basa basi.

Andi sudah memikirkan kemungkinan adanya keraguan dari konsumen seperti sekarang ini. Sebelumnya ia sudah mempersiapkan solusi untuk mengatasi hal seperti ini. Jadi Andi tidak merasa cemas ketika ditanya pertanyaan tersebut. Ia bisa memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut dengan lancar.

“Tentu saja Kak, kami jamin dessert box buatan kami ini enak. Jika kakak ragu, kakak bisa membeli satu buah dan mencicipinya di sini. Jika memang rasanya tidak enak, maka uang yang sudah Kakak bayarkan akan kami kembalikan.”

Perempuan tersebut sedikit mengkerutkan keningnya. Ia sepertinya sedang memikirkan keputusan apa yang akan ia buat. “Hemm… baiklah. Aku membeli satu yang varian cokelat.” Perempuan itu memutuskan.

“Baiklah Kak.” Andi segera membungkuskan satu buah dessert box varian cokelat pesanan perempuan di depannya. “Mau bayar tunai atau transfer Kak?”

“Tunai saja, ini.” Perempuan itu kemudian menyerahkan uang berwarna biru kepada Andi dan mengambil bungkusan dessert box dari tangan Andi.

Tanpa menunggu lagi, perempuan tersebut membuka bungkusan dessert box. Ia langsung mencicipinya tanpa mempedulikan pandangan beberapa orang. Untung saja Andi menyertakan sendok kecil dalam bukusan dessert boxnya. Jika tidak mungkin sekarang dirinya akan bingung mencari sendok untuk perempuan ini.

Mata perempuan itu terlihat berbinar ketika merasakan dessert box buatan Andi. Ia kemudian mentap ke arah dessert box yang masih berada di atas meja.

“Bagaimana rasa dessert box kami enak bukan?” sebuah seringai kecil menghiasi bibir Andi. Ia bisa menebak bahwa perempuan di depannya ini akan kembali membeli dessert box miliknya.

“Ya, aku akui ini cukup enak. Apakah hanya ini yang kau punya?” tanya perempuan tersebut sambil menunjuk dessert box yang ada di meja.

“Tidak Kakak. Kami masih punya beberapa di Styrofoam. Apakah kakak akan membeli lagi dalam jumlah banyak?”

“Mungkin. Itu tergantung dari berapa lama dessert box milikmu bertahan.”

“Jika kakak menyimpannya di lemari pendingin, ini masih akan bertahan empat hari lagi. Jadi Kakak tidak perlu khawatir. Jika Kakak ragu, Kakak bisa memesannya melalui sosial media kami. Kami melayani pre order h-1. Dengan begitu produk yang akan Kakak konsumsi akan jauh lebih baik.” Jelas Andi.

“Apa kau melayani pengiriman ke Surabaya?”

“Ah…. Untuk saat ini belum Kakak. Mungkin beberapa bulan lagi kami bisa melayani pengiriman area Surabaya.”

“Aku kira kau sudah melayani pengiriman keluar kota. Tapi sudahlah aku tetap akan mengikuti akun sosial media brandmu. Sekarang bungkuskan aku dua buah dessert box untuk setiap variannya.”

“Baik kak.”

*****

Setelah kepergian perempuan berbaju bola, stan milik Andi banyak dikunjungi. Mungkin beberapa orang yang mengamati dari kejauhan tertarik membeli setelah melihat perempuan tadi membeli cukup banyak. Tidak membutuhkan waktu lama, dessert box milik Andi laku terjual.

Amira yang berada di samping Andi tidak percaya jika produk jualan kakaknya laris diserbu pembeli. Ia kira nantinya mereka akan membawa pulang beberapa porsi dessert box. Tetapi tidak. Malahan mereka mendapatkan pesanan untuk diantar nanti sore.

Sementara itu Andi cukup senang dengan hasil penjualan hari ini. Bonus yang ia dapat dari penjualan ini cukup banyak. Perempuan yang memborong setengah jualan Andi tadi memberi penyumbang terbesar. Dia memicu bonus sepuluh kali lipat dari dua kali transaksi yang dilakukannya.

“Panel status.”

[Ding]

[Selamat pendapatan Host bertambah Rp 1.140.000,- dari penjualan]

[Selamat Host mendapatkan bonus penjualan sebesar Rp 9.690.000,-]

[Nilai bonus pejualan tidak akan masuk dalam penghitungan misi pendapatan yang harus Host capai]

[Selamat berjuang mengumpulkan uang Host]

[Ding]

[Modul Menjadi Kaya]

[Level 4 (4455000/10000000)]

[Saldo Host : Rp 15.244.160 ,-]

[Tingkat Konversi : 1 kali nafas \= 7 rupiah]

[Misi : - Host hasilkan uang sebesar Rp 10.000.000,- dalam waktu empat belas hari. Hitung mundur : 11 hari 8 jam 55 menit (1740000/10000000)]

[Penyimpanan : --- ]

[Kemampuan : - Lidah Manis : Selamanya]

[Selamat berjuang menghabiskan uang Host]

“Gila, benar-benar gila.” Ucap Andi dalam hati. Sembilan juta lebih hanya dari bonus penjualan. Dan ini belum berakhir. Beberapa orang tadi sudah melakukan pemesanan kepada Andi melalui akun sosial media Lidah Manis. Jika Andi bisa mengantarkan semua pesanan itu hari ini juga, maka bonus yang akan diterima Andi akan bertambah lebih banyak lagi.

“Amira ayo buruan kita beresin semuanya. Masih ada pesanan yang harus kita selesaikan. Tenang saja kamu nanti akan aku gaji karena telah membantuku. Sekarang kita harus cepat pulang dan membuat dessert box lagi. Jika bisa, kita selesaikan pesan mereka hari ini juga.

Jika tahu akan seperti ini, maka Andi akan membawa lebih banyak porsi dessert box untuk di jual di car free day ini. Tetapi tidak masalah. Meskipun yang terjual tidak banyak, tetapi masih ada pesanan yang perlu Andi selesaikan. Dengan begini Andi akan lebih cepat menyelesaikan semua misi.

*****

Ketika Andi tengah membereskan barang milik mereka, seseorang menghampiri mereka. Ia adalah seorang pemuda yang seumuran dengan Andi. Pemuda itu berdiri tepat di depan meja Andi berjualan.

“Mohon maaf Kak, dessert box kami sudah habis. Jika kaka ingin membeli, kakak bisa memesannya melalui akun media sosial milik kami.” Ucap Amira kepada pemuda tersebut. Saat ini Andi tengah berjongkok membelakangi mereka sehingga pemuda itu tidak melihat siapa yang datang itu.

“Ck. Ck. Ck. Aku tidak mengira kamu berjualan seperti ini. Seseorang mengatakan padaku bahwa dia melihatmu berjualan di sini. Ternyata dia tidak salah lihat. Otaku kelasku ternyata sekarang menjadi penjaga gerai makanan.” ucap pemuda itu.

Andi yang merasa mengenali suara tersebut langsung membalikkan badannya untuk melihat ke arah orang yang berbicara itu. Di sana Andi menemukan seseorang yang sangat dikenalnya. Orang yang menjadi tangan kanan Jony selama ini.

“Rendi mau apa kamu datang kemari?” Tanya Andi dingin.

Tidak masalah bagi Andi untuk berhadapan dengan anak-anak yang sering melakukan perundungan terhadapnya. Andi masih bisa menerima perkataan kasar mereka. Tetapi kali ini dirinya sedang berada bersama dengan Amira. Andi tidak mau adiknya mendengarkan hal yang menyakitkan keluar dari mulut Rendi.

Rendi menyeringai lebar mendengar ucapan Andi. “Hey, bung santai saja. Kamu tidak perlu menaikkan suaramu seperti itu.”

“Mau apa kamu kemari?” Tanya Andi sekali lagi. Dari sekian banyak orang yang tidak ingin ditemuinya di sini, kenapa harus Rendi yang menemukannya di sini.

“Santai saja. Jangan seperti itu.” Rendi mengedarkan pandangannya ke sekeliling Andi. Pandangannya jatuh pada X-Banner yang masih berdiri di sana. “Rupanya kamu memiliki kesibukan ini sehingga kemarin tidak mendatangi rumah Jony. Padahal Jony sudah menyiapkan hadiah menarik untukmu. Dengan harga segitu, pasti uang yang kau dapat banyak bukan?”

“Ini adalah bisnis milik Brian. Jadi kau jangan macam-macam.” Ucap Andi.

Andi sudah tahu arah pembicaraan Rendi. Pasti pemuda itu berniat meminta uang jualan kepadanya. Di sekolah Rendi memang terkenal memalak anak-anak di sekolahnya. Terutama mereka yang terlihat lebih lemah darinya, seperti para adik kelas misalnya. Bisa dibilang Rendi adalah seorang preman sekolah.

Jony menjadikan Rendi sebagai kaki tangannya karena pemuda itu memiliki koneksi dengan beberapa preman di luar sana. Jadi, meski Rendi sendiri tidak berasal dari keluarga kaya, Jony tetap menjadikan Rendi kaki tangannya.

Andi sama sekali belum mendengar Jony menggunakan preman-preman kenalan Rendi. Tetapi, dengan pemuda itu menjadikan Rendi anak buahnya, sudah pasti nantinya dia akan menggunakan para preman itu. Jika tidak, untuk apa seorang Jony yang mengagung-agungkan kekayaannya berteman dengan Rendi.

“Oh. Rupanya itu milik si anak kaya itu.” Hanya itu respon yang Rendi berikan. Sepertinya pemuda itu tidak mau memiliki urusan dengan para anak orang kaya. Rendi kemudian menjatuhkan padangannya ke arah Amira.

Melihat hal itu, dengan sigap Andi narik adiknya ke belakangnya untuk menutupi pandangan Rendi kepada adiknya. “Wah, siapa cewek cantik ini. Tidakkah kamu berniat mengenalkan dia kepadaku.” Ucap Rendi sembari membasahi mulutnya dengan lidahnya.

Andi bisa melihat dengan jelas tatapan penuh hawa ***** dari mata Rendi. Selain menjadi preman sekolah, Rendi adalah playboy yang suka main perempuan. Sudah banyak perempuan yang menjadi korbannya. Dari rumor yang Andi dengar, pemuda di depannya ini juga sudah tidur dengan banyak perempuan. Jadi Andi bisa menebak apa yang pemuda itu tengah pikirkan dengan menampilkan ekspresi seperti itu.

“Jangan macam-macam Rendi. Apa kamu lupa bahwa aku adalah seorang yang ahli beladiri. Jadi, jika kau menyentuh sehelai saja rambut dari adikku, maka aku tidak segan-segan mematahkan tanganmu itu.” ucap Andi geram.

“Adikmu?” Tanya Rendi dengan tatapan tidak percaya. “Aku tidak mengetahui kamu memiliki adik secantik ini. Ayolah Andi jangan bersikap seperti itu. Izinkan aku berkenalan dengan adikmu.” Rendi mencoba mengulurkan tangannya agar bisa menyentuh Amira.

Namun, belum sempat pemuda itu menyentuh Amira, sebuah tangan menghentikan tangannya. Tangan tersebut memutar tangan kanannya yang tengah ia julurkan itu. Sekarang ini tangan kanan Rendi sudah berada di punggungnya. Gerakan tersebut begitu cepat sehingga Rendi tidak sempat menghindar.

“Arrggghh.”

“Ini hanya peringatan bagimu. Jika kamu masih memiliki pemikiran itu terhadap adikku, maka aku tidak hanya memelintir tanganmu ini. Aku juga akan mematahkan kaki ketigamu.” Bisik Andi pelan. Ia kemudian segera melepaskan tangan Rendi. Beberapa pasang mata sudah melihat kea rah mereka setelah mendengar teriakan Rendi.

Setelah ia terbebas dari Andi, Rendi menatap pemuda itu dengan penuh amarah. “Awas saja, aku akan membuat perhitungan denganmu di lain waktu. Dan jaga baik-baik adikmu itu. Kamu tidak mau bukan jika suatu hari dia tiba-tiba menghilang dari rumah.”

Rendi kemudian menjatuhkan pandangannya kembali ke arah Amira. “Gadis cantik, tunggulah aku. Aku akan mencari waktu untuk menemuimu ketika tidak ada kakakmu.” Kedua bersaudara itu memandang Rendi yang pergi meninggalkan mereka dengan memegangi tangan kanannya.

“Kakak siapa dia?”

“Jangan kamu pernah sekali pun mendekati anak itu. Dia itu penjahat kelamin. Aku dengar dia sudah tidur dengan banyak perempuan di sekolah. Jadi jangan sekali pun berpikir untuk bertemu dengannya.”

“Kenapa kamu perlu melarangku seperti itu Kak? Aku bisa bela diri juga. Dengan kemampuanku, cowok kayak dia tidak akan menjadi tandinganku. Aku bisa mengalahkan dia. Jadi jangan khawatir.” Jelas Amira.

“Tentu saja aku pecaya kamu bisa menjaga diri. Tetapi, dia bisa menggunakan cara licik. Seperti mencampur minumanmu dengan obat tidur. Jika hal itu terjadi, sekuat apapun dirimu, kamu tidak akan jika menghadapi dia.”

“Itu tidak akan terjadi. Aku tidak akan menerima minuman dari orang asing.”

“Dia tidak akan memberikan minuman itu langsung kepadamu. Dia bisa menyuruh seseorang mencampur minumanmu dengan obat tidur. Bisa saja itu teman dekatmu. Ada rumor yang mengatakan dia pernah melakukan hal seperti itu kepada anak sekolah sebelah.”

“Bukankah jika seperti itu bisa laporkan ke polisi?”

“Jangan naïve seperti itu. Dia bisa saja merekam proses itu bukan? Dengan begitu, korban tidak akan berani melapor. Juga kita perlu bukti cukup kuat untuk melaporkan seseorang.”

“Jika ada temanmu yang mengajakmu keluar, jangan pernah sekalipun meninggalkan minumanmu sendiran bersama dengan temanmu. Jika seperti itu lebih baik kamu tidak meminumnya atau sekalian kamu pesan minuman baru. Dan juga kamu harus ingat, jangan pernah meminum minuman yang dipesankan oleh temanmu jika kamu tidak ada di sana.”

Terpopuler

Comments

Hadi P

Hadi P

lemah,,, MC nya,,, lambat

2023-10-08

2

Benny

Benny

lanjut

2022-03-26

0

Youra;p

Youra;p

author nya jahat banget,saya harus mesen dessert box ni kan buat ngentikan iler,
tapi g apa apa, udah lama juga g beli,

btw novelnya lanjut ya Thor, keren soalnya

2022-02-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Mendapat Sistem
2 Bab 2 Level 2
3 Bab 3 Kakak dengan Syndrome Sister Complex
4 Bab 4 Misi Pertama
5 Bab 5 Lidah Manis, Level 3
6 Bab 6 Bertemu dengan Dinda
7 Bab 7 Eksperimen Resep, Misi Baru
8 Bab 8 Brian
9 Bab 9 Level 4, Toko Sistem
10 Bab 10 Daftar Barang Dijual
11 Bab 11 Bonus Penjualan
12 Bab 12 Sembilan Juta Rupiah
13 Bab 13 Pesanan yang Membludak
14 Bab 14 Jony
15 Bab 15 Rencana Jony, Level 5
16 Bab 16 Rencana Membuka Toko (1)
17 Bab 17 Rencana Membuka Toko (2)
18 Bab 18 Rencana Membuka Toko (3)
19 Bab 19 1 VS 9
20 Bab 20 1 VS 9 (2)
21 Bab 21 1 VS 9 (3)
22 Bab 22 1 VS 9 (4)
23 Bab 23 Rencana Jahat Jony
24 Bab 24 Menghabiskan Uang
25 Bab 25 Rosalinda, Tiket Lucky Draw
26 Bab 26 Apartemen 4,5 Milyar
27 Bab 27 Level 6, Membeli Item Toko Sistem
28 Bab 28 Efek Menerima Pengalaman
29 Bab 29 Misi Baru Kalahkan Mereka
30 Bab 30 1 VS 12
31 Bab 31 Andi VS Damar
32 Bab 32 Anak Buah Sepupu Ayah
33 Bab 33 Aku Hancur atau Kau yang Hancur
34 Bab 34 Mendirikan Sebuah Perusahaan (1)
35 Bab 35 Mendirikan Sebuah Perusahaan (2)
36 Bab 36 Mendirikan Sebuah Perusahaan (3)
37 Bab 37 Bertemu Rosalinda (Lagi)
38 Bab 38 Membuat Video Bersama Rosalinda
39 Bab 39 Menginap
40 Bab 40 Mimpi
41 Bab 41 Pagi Bersama Rosalinda
42 Bab 42 Kemarahan Aripto
43 Bab 43 Diusir
44 Bab 44 Bulan Baru
45 Bab 45 Target Baru
46 Bab 46 Kesalah Pahaman Pengunjung Kafe
47 Bab 47 Bertetangga dengan Brian
48 Bab 48 Kunjungan Mr. S
49 Bab 49 Pembicaraan Setelah Kepergian Mr. S
50 Bab 50 Empat Keluarga Besar
51 Bab 51 Misi Tersembunyi (1)
52 Bab 52 Misi Tersembunyi (2)
53 Bab 53 Misi Tersembunyi (3)
54 Bab 54 Misi Tersembunyi (4)
55 Bab 55 Kedatangan Amira (1)
56 Bab 56 Kedatangan Amira (2)
57 Bab 57 Marcel dan Hermawan
58 Bab 58 Sumbangan ke Panti
59 Bab 59 Level 7, Mobil Baru
60 Bab 60 Runaya dan Gayatri
61 Bab 61 Sepuluh Kartu Kemampuan Karyawan
62 Bab 62 Keuntungan 70 juta
63 Bab 63 800 Juta VS 5 Milyar
64 Bab 64 Wawancara Kerja
65 Bab 65 Konflik di Toko Pakaian (1)
66 Bab 66 Konflik di Toko Pakaian (2)
67 Bab 67 Rasa Penasaran Gayatri
68 Bab 68 Hari Pertama Kerja
69 Bab 69 Bertemu dengan Widya
70 Bab 70 Simbol yang Tidak Asing
71 Bab 71 Kesalah Pahaman Baru (1)
72 Bab 72 Kesalah Pahaman Baru (2)
73 Bab 73 Balap Mobil di Jalur Gunung (1)
74 Bab 74 Balap Mobil di Jalur Gunung (2)
75 Bab 75 Balap Mobil di Jalur Gunung (3)
76 Bab 76 Balap Mobil di Jalur Gunung (4)
77 Bab 77 Tangan yang Terluka
78 Bab 78 Jony yang Pantang Menyerah (1)
79 Bab 79 Jony yang Pantang Menyerah (2)
80 Bab 79 Jony yang Pantang Menyerah (2)
81 Bab 80 Pembicaraan Ayah dan Anak
82 Bab 81 Ketahuan
83 Bab 82 Bonus Penjualan (Lagi?)
84 Bab 83 Undangan Makan Malam
85 Bab 84 Target Tercapai, Lucky Draw
86 Bab 85 Level Up, Hadiah 2,6 Milyar
87 Bab 86 Pengalaman Baru
88 Bab 87 Tawaran Kerja Baru Untuk Sekar
89 Bab 88 Buatlah Sebuah Game
90 Bab 89 Ibu-ibu yang Tidak Tahu Diri
91 Bab 90 Makan Siang Bersama Widya
92 Bab 91 Tajuk Berita Buatan Jony
93 Bab 92 Rendi yang Membelot
94 Bab 93 Diskusi di Malam Minggu
95 Bab 94 Pertemuan Tahunan
96 Bab 95 Andi VS Dimas
97 Bab 96 Kakek Buyut Adipramana
98 Bab 97 Rapat di Rumah Pohon
99 Bab 98 Kedatangan Burhan
100 Bab 99 Melihat Rumah Baru
101 Bab 100 Rapat di Hari Senin
102 Bab 101 Kerjasama dengan Adimas
103 Bab 102 Karina (1)
104 Bab 103 Karina (2)
105 Bab 104 Pembicaraan dengan Brian, Levek UP
106 Bab 105 Kotak Misteri Tingakat Emas
107 Bab 106 Makan Malam dengan Keluarga Jayantaka (1)
108 Bab 107 Makan Malam dengan Keluarga Jayantaka (2)
109 Bab 108 Kalung Yang Tertinggal (1)
110 Bab 109 Kalung yang Tertinggal (2)
111 Bab 110 Modal yang Terkumpul
112 Bab 111 Hermawan dan Karina
113 Bab 112 Pembaharuan Sistem
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115 Putra
117 Bab 116 Pembaruan Selesai
118 Bab 117 Asal Usul Sistem
119 Bab 118 Telfon dari Sinta
120 Bab 119 Makan Siang Bersama Dinda
121 Bab 120 Pertemuan Di Rumah Putra
122 Bab 121 Orborlan dengan Kakek Buyut Adipramana (1)
123 Bab 122 Orborlan dengan Kakek Buyut Adipramana (2)
124 Bab 123 Awal Kehancuran (1)
125 Bab 124 Awal Kehancuran (2)
126 Bab 125 Bumi Nusantara Fondation
127 Bab 126 Batasan Kotak Misteri
128 Bab 127 Enam Ratus Milyar, Villa di Bali
129 Bab 128 Diskusi Dengan Arsitek
130 Bab 129 Pengawal Untuk Keluarga
131 Bab 130 Pertemuan di Warung Kaki Lima
132 Bab 131 Membeli Mobil Baru
133 Bab 132 Pertemuan dengan Lukman
134 Bab 133 Informasi Mengenai Pengawal
135 Bab 134 Tanda Tangan Kontrak
136 Bab 135 Tomi
137 Bab 136 Tangkap Pencuri Itu
138 Bab 137 Andres
139 Bab 138 Andi VS Andres, Pingsan
140 Bab 139 Lima Bahasa Baru
141 Bab 140 Tim Alpha
142 Bab 141 Lima Puluh Pengawal
143 Bab 142 Pembicaraan Jony dan Bejo
144 Bab 143 Berinvestasi Di Perusahaan Perhiasan
145 Bab 144 Satu Triliyun Rupiah
146 Bab 145 Selamatkan Orang Terdekat (1)
147 Bab 146 Selamatkan Orang Terdekat (2)
148 Bab 147 Rosalinda, Karina dan Hermawan (1)
149 Bab 148 Rosalinda, Karina dan Hermawan (2)
150 Bab 149 Akuisisi
151 Bab 150 Pulang
152 Bab 151 Mencari Rosalinda
153 Bab 152 Kehancuran Jony dan Keluarganya
154 Bab 153 Rekaman Suara
155 Bab 154 Burhan dan Sistem
156 Bab 155 Burhan dan Kakek Buyut Adipramana (1)
157 Bab 156 Burhan dan Kakek Buyut Adipramana (2)
158 Bab 157 Pembicaraan Andi dan Rosalinda (1)
159 Bab 158 Pembicaraan Andi dan Rosalinda (2)
160 Bab 159 Berita Duka
161 Bab 160 Rencana Andi untuk Keluarga Prayudi
162 Bab 161 Kedatangan Burhan
163 Bab 162 Kebakaran (1)
164 Bab 163 Kebakaran (2)
165 Bab 164 Pertemuan dengan Sang Penerus (1)
166 Bab 165 Pertemuan dengan Sang Penerus (2)
167 Bab 166 Pertemuan dengan Sang Penerus (3)
168 Bab 167 Laporan Chayan
169 Bab 168 Pembicaraan Andi dan Para Sepupu
170 Bab 169 Lima Puluh Kartu Kemampuan Karyawan
171 Bab 170 Introgasi
172 Bab 171 Pembicaraan di Kafe
173 Bab 172 Burhan dan Keponakannya
174 Bab 173
175 Bab 174 Perkembangan Perusahaan Game
176 Bab 175 Pengalaman Tingkat Selanjutnya
177 Bab 176 Pasar Efek Luar Negeri
178 Bab 177 Dua Pasang Mata yang Mengawasi
179 Bab 178 Tujuh Anak Buah Sang Penerus
180 Bab 179 Sang Penerus Palsu
181 Bab 180 Kecurigaan Burhan
182 Bab 181 Fawzul
183 Bab 182 Kerja Sama dengan Widya (1)
184 Bab 183 Kerja Sama dengan Widya (2)
185 Bab 184 Misi : Selamatkan dari Bahaya (1)
186 Bab 185 Misi : Selamatkan dari Bahaya (2)
187 Bab 186 Rama dan Dirga (1)
188 Bab 187 Rama dan Dirga (2)
189 Bab 188 Kerjasama Andi dan Dua Keluarga
190 Bab 189 Shenhua
191 Bab 190 Tengda
192 Bab 191 Penyelidikan Burhan (1)
193 Bab 192 Penyelidikan Burhan (2)
194 Bab 193 Paris
195 Bab 194 Tantangan Andres (1)
196 Bab 195 Tantangan Andres (2)
197 Bab 196 Tawaran Menjadi Pembalap
198 Bab 197 Penangkapan Hermawan
199 Bab 198 Mencari Bantuan
200 Bab 199 Ruang Gelap Sang Penerus Palsu
201 Bab 200 Calon Ayah Angkat
202 Bab 201 Liburan Dengan Adik
203 Bab 202 Nongkrong Dengan Dinda
204 Bab 203 Nomor Tujuh
205 Bab 204 Host Selamatkan Dirimu
206 Bab 205 Dia Mati?
207 pengumuman
208 Bab 206 Pembalasan Dari Dinda
209 Bab 207 Peringatan Burhan
210 Bab 208 Persiapan
211 Bab 209 Pacar Baru
212 Pengumuman
213 Bab 210 Tiga Buah Rumah Sekaligus
214 Bab 211 Widya dan Dinda
215 Bab 212 Pertengkaran Pertama
216 Bab 213 Sasongko dan Sanjoyo (1)
217 Bab 214 Sasongko dan Sanjoyo (2)
218 Bab 215 Rapat Keluarga
219 Bab 216 Belajar Merias Diri
220 Bab 217 Konferensi Pers
221 Bab 218 Pengintaian Andi
222 Bab 219 Rapat Yang Disadap
223 Bab 220 Traktiran
224 Bab 221 Kemampuan Baru
225 Bab 222 Malang
226 Bab 223 Penemuan Dinda
227 Bab 224 Mempersiapkan Senjata
228 Bab 225 Penyekapan Andi
229 Bab 226
230 Bab 227 Masa Lalu Dinda
231 Bab 228 Cepatlah Kembali
232 Bab 229
233 Bab 230
234 Bab 231 Akhir
Episodes

Updated 234 Episodes

1
Bab 1 Mendapat Sistem
2
Bab 2 Level 2
3
Bab 3 Kakak dengan Syndrome Sister Complex
4
Bab 4 Misi Pertama
5
Bab 5 Lidah Manis, Level 3
6
Bab 6 Bertemu dengan Dinda
7
Bab 7 Eksperimen Resep, Misi Baru
8
Bab 8 Brian
9
Bab 9 Level 4, Toko Sistem
10
Bab 10 Daftar Barang Dijual
11
Bab 11 Bonus Penjualan
12
Bab 12 Sembilan Juta Rupiah
13
Bab 13 Pesanan yang Membludak
14
Bab 14 Jony
15
Bab 15 Rencana Jony, Level 5
16
Bab 16 Rencana Membuka Toko (1)
17
Bab 17 Rencana Membuka Toko (2)
18
Bab 18 Rencana Membuka Toko (3)
19
Bab 19 1 VS 9
20
Bab 20 1 VS 9 (2)
21
Bab 21 1 VS 9 (3)
22
Bab 22 1 VS 9 (4)
23
Bab 23 Rencana Jahat Jony
24
Bab 24 Menghabiskan Uang
25
Bab 25 Rosalinda, Tiket Lucky Draw
26
Bab 26 Apartemen 4,5 Milyar
27
Bab 27 Level 6, Membeli Item Toko Sistem
28
Bab 28 Efek Menerima Pengalaman
29
Bab 29 Misi Baru Kalahkan Mereka
30
Bab 30 1 VS 12
31
Bab 31 Andi VS Damar
32
Bab 32 Anak Buah Sepupu Ayah
33
Bab 33 Aku Hancur atau Kau yang Hancur
34
Bab 34 Mendirikan Sebuah Perusahaan (1)
35
Bab 35 Mendirikan Sebuah Perusahaan (2)
36
Bab 36 Mendirikan Sebuah Perusahaan (3)
37
Bab 37 Bertemu Rosalinda (Lagi)
38
Bab 38 Membuat Video Bersama Rosalinda
39
Bab 39 Menginap
40
Bab 40 Mimpi
41
Bab 41 Pagi Bersama Rosalinda
42
Bab 42 Kemarahan Aripto
43
Bab 43 Diusir
44
Bab 44 Bulan Baru
45
Bab 45 Target Baru
46
Bab 46 Kesalah Pahaman Pengunjung Kafe
47
Bab 47 Bertetangga dengan Brian
48
Bab 48 Kunjungan Mr. S
49
Bab 49 Pembicaraan Setelah Kepergian Mr. S
50
Bab 50 Empat Keluarga Besar
51
Bab 51 Misi Tersembunyi (1)
52
Bab 52 Misi Tersembunyi (2)
53
Bab 53 Misi Tersembunyi (3)
54
Bab 54 Misi Tersembunyi (4)
55
Bab 55 Kedatangan Amira (1)
56
Bab 56 Kedatangan Amira (2)
57
Bab 57 Marcel dan Hermawan
58
Bab 58 Sumbangan ke Panti
59
Bab 59 Level 7, Mobil Baru
60
Bab 60 Runaya dan Gayatri
61
Bab 61 Sepuluh Kartu Kemampuan Karyawan
62
Bab 62 Keuntungan 70 juta
63
Bab 63 800 Juta VS 5 Milyar
64
Bab 64 Wawancara Kerja
65
Bab 65 Konflik di Toko Pakaian (1)
66
Bab 66 Konflik di Toko Pakaian (2)
67
Bab 67 Rasa Penasaran Gayatri
68
Bab 68 Hari Pertama Kerja
69
Bab 69 Bertemu dengan Widya
70
Bab 70 Simbol yang Tidak Asing
71
Bab 71 Kesalah Pahaman Baru (1)
72
Bab 72 Kesalah Pahaman Baru (2)
73
Bab 73 Balap Mobil di Jalur Gunung (1)
74
Bab 74 Balap Mobil di Jalur Gunung (2)
75
Bab 75 Balap Mobil di Jalur Gunung (3)
76
Bab 76 Balap Mobil di Jalur Gunung (4)
77
Bab 77 Tangan yang Terluka
78
Bab 78 Jony yang Pantang Menyerah (1)
79
Bab 79 Jony yang Pantang Menyerah (2)
80
Bab 79 Jony yang Pantang Menyerah (2)
81
Bab 80 Pembicaraan Ayah dan Anak
82
Bab 81 Ketahuan
83
Bab 82 Bonus Penjualan (Lagi?)
84
Bab 83 Undangan Makan Malam
85
Bab 84 Target Tercapai, Lucky Draw
86
Bab 85 Level Up, Hadiah 2,6 Milyar
87
Bab 86 Pengalaman Baru
88
Bab 87 Tawaran Kerja Baru Untuk Sekar
89
Bab 88 Buatlah Sebuah Game
90
Bab 89 Ibu-ibu yang Tidak Tahu Diri
91
Bab 90 Makan Siang Bersama Widya
92
Bab 91 Tajuk Berita Buatan Jony
93
Bab 92 Rendi yang Membelot
94
Bab 93 Diskusi di Malam Minggu
95
Bab 94 Pertemuan Tahunan
96
Bab 95 Andi VS Dimas
97
Bab 96 Kakek Buyut Adipramana
98
Bab 97 Rapat di Rumah Pohon
99
Bab 98 Kedatangan Burhan
100
Bab 99 Melihat Rumah Baru
101
Bab 100 Rapat di Hari Senin
102
Bab 101 Kerjasama dengan Adimas
103
Bab 102 Karina (1)
104
Bab 103 Karina (2)
105
Bab 104 Pembicaraan dengan Brian, Levek UP
106
Bab 105 Kotak Misteri Tingakat Emas
107
Bab 106 Makan Malam dengan Keluarga Jayantaka (1)
108
Bab 107 Makan Malam dengan Keluarga Jayantaka (2)
109
Bab 108 Kalung Yang Tertinggal (1)
110
Bab 109 Kalung yang Tertinggal (2)
111
Bab 110 Modal yang Terkumpul
112
Bab 111 Hermawan dan Karina
113
Bab 112 Pembaharuan Sistem
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115 Putra
117
Bab 116 Pembaruan Selesai
118
Bab 117 Asal Usul Sistem
119
Bab 118 Telfon dari Sinta
120
Bab 119 Makan Siang Bersama Dinda
121
Bab 120 Pertemuan Di Rumah Putra
122
Bab 121 Orborlan dengan Kakek Buyut Adipramana (1)
123
Bab 122 Orborlan dengan Kakek Buyut Adipramana (2)
124
Bab 123 Awal Kehancuran (1)
125
Bab 124 Awal Kehancuran (2)
126
Bab 125 Bumi Nusantara Fondation
127
Bab 126 Batasan Kotak Misteri
128
Bab 127 Enam Ratus Milyar, Villa di Bali
129
Bab 128 Diskusi Dengan Arsitek
130
Bab 129 Pengawal Untuk Keluarga
131
Bab 130 Pertemuan di Warung Kaki Lima
132
Bab 131 Membeli Mobil Baru
133
Bab 132 Pertemuan dengan Lukman
134
Bab 133 Informasi Mengenai Pengawal
135
Bab 134 Tanda Tangan Kontrak
136
Bab 135 Tomi
137
Bab 136 Tangkap Pencuri Itu
138
Bab 137 Andres
139
Bab 138 Andi VS Andres, Pingsan
140
Bab 139 Lima Bahasa Baru
141
Bab 140 Tim Alpha
142
Bab 141 Lima Puluh Pengawal
143
Bab 142 Pembicaraan Jony dan Bejo
144
Bab 143 Berinvestasi Di Perusahaan Perhiasan
145
Bab 144 Satu Triliyun Rupiah
146
Bab 145 Selamatkan Orang Terdekat (1)
147
Bab 146 Selamatkan Orang Terdekat (2)
148
Bab 147 Rosalinda, Karina dan Hermawan (1)
149
Bab 148 Rosalinda, Karina dan Hermawan (2)
150
Bab 149 Akuisisi
151
Bab 150 Pulang
152
Bab 151 Mencari Rosalinda
153
Bab 152 Kehancuran Jony dan Keluarganya
154
Bab 153 Rekaman Suara
155
Bab 154 Burhan dan Sistem
156
Bab 155 Burhan dan Kakek Buyut Adipramana (1)
157
Bab 156 Burhan dan Kakek Buyut Adipramana (2)
158
Bab 157 Pembicaraan Andi dan Rosalinda (1)
159
Bab 158 Pembicaraan Andi dan Rosalinda (2)
160
Bab 159 Berita Duka
161
Bab 160 Rencana Andi untuk Keluarga Prayudi
162
Bab 161 Kedatangan Burhan
163
Bab 162 Kebakaran (1)
164
Bab 163 Kebakaran (2)
165
Bab 164 Pertemuan dengan Sang Penerus (1)
166
Bab 165 Pertemuan dengan Sang Penerus (2)
167
Bab 166 Pertemuan dengan Sang Penerus (3)
168
Bab 167 Laporan Chayan
169
Bab 168 Pembicaraan Andi dan Para Sepupu
170
Bab 169 Lima Puluh Kartu Kemampuan Karyawan
171
Bab 170 Introgasi
172
Bab 171 Pembicaraan di Kafe
173
Bab 172 Burhan dan Keponakannya
174
Bab 173
175
Bab 174 Perkembangan Perusahaan Game
176
Bab 175 Pengalaman Tingkat Selanjutnya
177
Bab 176 Pasar Efek Luar Negeri
178
Bab 177 Dua Pasang Mata yang Mengawasi
179
Bab 178 Tujuh Anak Buah Sang Penerus
180
Bab 179 Sang Penerus Palsu
181
Bab 180 Kecurigaan Burhan
182
Bab 181 Fawzul
183
Bab 182 Kerja Sama dengan Widya (1)
184
Bab 183 Kerja Sama dengan Widya (2)
185
Bab 184 Misi : Selamatkan dari Bahaya (1)
186
Bab 185 Misi : Selamatkan dari Bahaya (2)
187
Bab 186 Rama dan Dirga (1)
188
Bab 187 Rama dan Dirga (2)
189
Bab 188 Kerjasama Andi dan Dua Keluarga
190
Bab 189 Shenhua
191
Bab 190 Tengda
192
Bab 191 Penyelidikan Burhan (1)
193
Bab 192 Penyelidikan Burhan (2)
194
Bab 193 Paris
195
Bab 194 Tantangan Andres (1)
196
Bab 195 Tantangan Andres (2)
197
Bab 196 Tawaran Menjadi Pembalap
198
Bab 197 Penangkapan Hermawan
199
Bab 198 Mencari Bantuan
200
Bab 199 Ruang Gelap Sang Penerus Palsu
201
Bab 200 Calon Ayah Angkat
202
Bab 201 Liburan Dengan Adik
203
Bab 202 Nongkrong Dengan Dinda
204
Bab 203 Nomor Tujuh
205
Bab 204 Host Selamatkan Dirimu
206
Bab 205 Dia Mati?
207
pengumuman
208
Bab 206 Pembalasan Dari Dinda
209
Bab 207 Peringatan Burhan
210
Bab 208 Persiapan
211
Bab 209 Pacar Baru
212
Pengumuman
213
Bab 210 Tiga Buah Rumah Sekaligus
214
Bab 211 Widya dan Dinda
215
Bab 212 Pertengkaran Pertama
216
Bab 213 Sasongko dan Sanjoyo (1)
217
Bab 214 Sasongko dan Sanjoyo (2)
218
Bab 215 Rapat Keluarga
219
Bab 216 Belajar Merias Diri
220
Bab 217 Konferensi Pers
221
Bab 218 Pengintaian Andi
222
Bab 219 Rapat Yang Disadap
223
Bab 220 Traktiran
224
Bab 221 Kemampuan Baru
225
Bab 222 Malang
226
Bab 223 Penemuan Dinda
227
Bab 224 Mempersiapkan Senjata
228
Bab 225 Penyekapan Andi
229
Bab 226
230
Bab 227 Masa Lalu Dinda
231
Bab 228 Cepatlah Kembali
232
Bab 229
233
Bab 230
234
Bab 231 Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!