Setelah makan siang, Andi menemani Amira yang masih menyelesaikan prnya. Dia kini memikirkan cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Dengan adanya modul sistem ini memang dirinya akan memiliki penghasilan tetap. Mungkin saja nanti tingkat konversi yang dimilikinya membuatnya memiliki penghasilan harian jauh lebih tinggi dari buruh pabrik.
Tetapi keinginan Andi tidak di sana. Ia tidak hanya ingin melebihi parah buruh pabrik itu. Ia ingin memiliki perusahaan besar. Dengan begitu Andi dapat mengubah kondisi keluarganya menjadi jauh lebih baik lagi. Jika mengandalkan sistem, maka Andi membutuhkan waktu yang lebih lama lagi.
Sekarang Andi sudah memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Ketika kuliah nanti Andi akan membuat perusahaan besar agar bisa menjadi jauh lebih kaya. Untuk saat ini ia ingin memulai sebuah usaha yang cukup wajar. Usaha penghasil uang yang bisa diterima oleh keluarganya. Dengan begini keluarga Andi tidak akan kaget nantinya jika tiba-tiba saja dia membeli ini itu. Ia akan punya alasan mengenai asal usul uang yang dimilikinya.
Ketika Andi sedang fokus dengan pikirannya, terdengar deru suara motor dari depan rumahnya.
Tin. Tin. Tin.
Bunyi klakson motor terdengar dari depan rumah. Andi tau bahwa itu kemungkinan adalah ibunya. Jika ibunya sudah membunyikan klakson seperti itu, itu tandanya ia butuh bantuan. Andi bergegas berdiri dan keluar menghampiri ibunya.
Di depan rumah terlihat ibunya tengah memarkirkan motornya. Di atas motor terdapat tas keranjang yang penuh dengan barang bawaan. Tas keranjang tersebut seperti halnya tas keranjang yang biasa dipakai kurir untuk mengirimkan barang.
“Eh si Kakak ternyata sudah pulang.” Ucap Anisa melihat kedatangan Andi.
Andi kemudian mendekat ke arah Anisa dan kemudian mencium tangan wanita itu. “Iya bu udah dari tadi. Ibu banyak pesanan katering kah? Kok belanjanya banyak banget.” Tanya Andi melihat jumlah belanjaan ibunya. Ia kemudian mendekat ke arah motor ibunya dan membantu menurunkan satu persatu barang yang ada di tas keranjang ibunya.
“Iya, ibu dapet pesanan tigapuluh porsi, diambil besok sore. Jadi sekarang belanja beras sama kardusnya. Besok pagi-pagi baru ibu ke pasar buat beli bahan yang lain. Gimana Kak tadi ujiannya? Lancar?”
Andi mengangguk menjawab ucapan ibunya. “Lancar bu. Nggak ada kendala sama sekali. Ini semua berkat doa ibu juga. Doaian aja nilainya bagus ya bu.”
“Tentu saja ibu pasti doain kamu. Sebagai orangtua kamu sudah pasti ibu mendoakan kamu. Nggak hanya kamu, ibu dan ayah juga doain Amira dan Arfan.”
“Eh kirain ibu cuma doain Kak Andi.” Suara Amira datang dari dalam rumah. Ditangannya sudah ada segelas air putih. Ia kemudian menyodorkan air tersebut kepada Amira.
“Makasih sayang. Tentu saja ibu nggak akan lupa dengan anak ibu yang paling cantik ini.” Anisa menarik pelan dagu Amira ketika mengucapkan hal ini.
“Ya pasti dong aku anak ibu yang paling cantik. Gantengnya kan punya Kak Andi sama Arfan.”
“Masih gantengan Aku daripada Arfan.”
“Sudah-sudah. Nggak usah ngomongin itu lagi. Sekarang bantu ibu turunin semua belanjaan. Kak Andi sudah makan tadi?”
“Sudah bu.”
“Kalau udah abis masukin semua ini Kakak jemput adek Arfan ya.”
“Siap komandan. Akan saya laksanakan.”
*****
Letak sekolah Arfan tidak cukup jauh dari rumah Andi. Hanya dua kilometer dari rumah. Memang ada sekolah yang jauh lebih dekat dari sekolah ini, tetapi orangtuanya memilihkan sekolah ini sebagai sekolah Arfan. Mereka ingin Arfan mendapatkan pendidikan yang terbaik.
Oleh karena itulah Andi memakai motor untuk menjemput Arfan. Supaya lebih cepat sampai. Apalagi dengan terik panas matahari yang seperti sekarang ini. Andi tidak mau berjemur di bawah terik matahari.
Di depan gerbang sekolah Arfan sudah terlihat barisan orangtua yang akan menjemput anak mereka dari sekolah. Melihat hal itu, Andi memilih memarkirkan motornya di depan mini market yang ada di seberang sekolah Arfan. Dari sini ia bisa berteduh dari sengatan matahari. Letak mini market yang tepat di seberang sekolah Arfan juga mempermudah Andi melihat adiknya jika dia sudah keluar dari sekolah.
Di depan pintu mini market Andi bisa melihat seorang anak kecil yang saat berjualan makanan ringan. Ia terlihat duduk lesehan di depan pintu mini market dengan beralaskan karung. Dagangannya terlihat masih banyak. Entah itu karena anak kecil itu baru menjajakan dagangannya di sana, atau karena tidak ada satupun yang membeli dagangannya.
Melihat keadaan anak kecil itu, Andi merasa bersyukur. Setidaknya keluarganya tidak sampai semiskin itu. Dia dan adik-adiknya masih bisa makan dua hingga tiga kali sehari meski dengan lauk seadanya. Ia memiliki tempat bernaung yang nyaman. Selama setahun, setidaknya dia mampu membeli satu atau dua potong baju baru. Setidaknya keluarganya masih terbilang beruntung.
Ketika Andi tengah mengamati anak kecil itu dengan seksama, terdengar bunyi monoton dari sistem miliknya.
[Ding]
[Sistem mendeteksi rasa empati Host terhadap seorang anak kecil meningkat]
[Ding]
[Misi telah dibuat]
[Misi : Host perlu menghilangkan rasa lapar yang saat ini dialami oleh anak kecil di depan mini market]
[Hadiah : Lidah Manis]
[Ding]
[Selesaikan misi dengan sepenuh hati Host. Kedepannya akan ada misi lainnya dengan hadiah yang sangat menarik]
Andi tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Sistem miliknya memberikannya misi. Ia kira ini adalah sistem pasif yang tidak akan berinteraksi dengan Host dan tidak akan memberikan satu misi sekalipun. Ternyata dia tetap mendapatkan misi dari sistem miliknya.
Mengetahui detail dari misinya kali ini, Andi dengan senang hati akan menyelesaikannya. Meski tidak akan mendapatkan hadiahpun ia tidak keberatan memberikan makan kepada anak kecil itu. Apalagi seperti sekarang ini, ada hadiah yang menantinya. Meskipun Andi sendiri bingung apa maksud dari lidah manis yang dimaksud oleh sistem. Orangtuanya selalu mengajarkannya untuk berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Jadi tidak ada salahnya jika ia membelikan anak ini makanan.
Untung saja ia masih memiliki uang seratus ribu rupiah di akunnya, jadi dia bisa membelikan sesuatu untuk anak kecil itu makan. Andi turun dari motornya dan memasuki mini market di depannya. di sekitar sini tidak ada warung makan. Jadi jika Andi ingin membelikan makanan untuk anak itu, yang bisa Andi lakukan adalah membelinya di mini market ini.
Setelah memasuki mini market, Andi langsung berjalan menuju rak roti. Ia memilih roti dengan tanggal kadaluarsa yang paling lama. Biasanya roti seperti itu berada di barisan paling belakang. Andi mengambil dua bungkus roti tawar dari rak roti. Ia kemudian berjalan mengambil keranjang belanjaan. Setidaknya itu akan mempermudahnya membawa belanjaannya.
Dari rak roti, Andi menuju rak susu. Di sana ia mengambil dua buah susu kental manis, rasa cokelat dan vanilla. Ia tidak tau apa rasa favorit dari anak kecil tadi, jadi ia memilih mengambil keduanya. Andi juga mengambil enam kotak susu UHT, dua rasa cokelat, dua rasa strawberry, dan dua rasa vanilla.
Andi rasa semua ini cukup untuk mengisi perut anak kecil tadi selama beberapa hari. Jika dia masih memiliki keluarga mungkin ini bisa ia bagi dengan keluarganya. Ketika Andi akan pergi dari rak susu, Andi kembali lagi mengambil tiga kotak susu strawberry. Ini untuk dirinya dan kedua adiknya.
Jika Andi tidak salah hitung, total belanjaan Andi adalah seratus ribu rupiah. Setelah ini saldo di dompet digitalnya akan benar-benar habis. Meskipun seandainya Andi tidak mendapatkan bayaran dari sistem, Andi tidak menyesal. Berbagi dengan yang lainnya memberikan kebahagiaan tersendiri bagi Andi.
“Mbak yang tiga susu strawberry tolong plastiknya dipisah ya.” Ucap Andi ketika berada di kasih.
“Oh iya kakak. Semuanya totalnya, seratus ribu rupiah. Mau tambah pulsanya sekalian Kak? Ini kakak sudah belanja di atas limapuluh ribu, mau tebus murahnya sekalian Kak?”
Andi hanya memberikan senyum terbaiknya mendengar narasi khas yang selalu diberikan oleh kasir mini market tersebut. “Tidak Mbak terimakasih. Aku bayar pake QR Code ya Kak.”
*****
Anak kecil yang tadi Andi lihat masih tetap berada di depan mini market. Andi kemudian berjalan mendekati anak kecil tersebut. Ia berjongkok menyamakan tubuhnya dengan anak kecil itu yang kini tengah duduk lesehan.
“Dek ini Kakak punya sedikit rejeki buat kamu makan ya.” Ucap Andi sembari menyerahkan bungkusan besar bergambar logo mini market.
“Ah makasih Kak.”
“Dimakan ya Dek.” Setelah melihat anak kecil itu membuka bukusan kresek pemeberiannya, Andi berjalan menyeberangi jalan menuju ke sekolah Arfan. Ia lihat banyak anak sekolah yang sudah pulang. Jadi ia ingin mencari keberadaan adiknya diantara anak kecil yang keluar dari sekolah itu.
Ketika Andi sampai di depan pintu gerbang sekolah adiknya, suara khas sistem miliknya terdengar.
[Ding]
[Misi memberi makan anak kelaparan telah selesai]
[Untuk sementara hadiah akan disimpan di penyimpanan milik sistem]
[Host hanya perlu menginformasikan sistem ketika sudah siap untuk menerima hadiah]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Dkr Ahad
cuiih hadiah gk menarik
2022-08-10
2
bintang 01
monoton nih apa arti nya thro
saya sikit risih gara itu
2022-04-23
0
•°SYU°•{malaysia} ฅ^•ﻌ•^ฅ
bagi bunga
2022-04-07
0