Revisi
Hukuman? Jadi, sistem yang dimilikinya ini tidak akan bertahan selamanya. Ia perlu mencapai target tertentu dari sistem agar tetap bisa menapatkan manfaat dari sistem. Itu cukup adil menurut Andi. Bukankah ada sebab, ada akibat. Jika Andi tidak melakukan apapun, bagaimana bisa dia berharap mendapatkan manfaat dari sistem semuda itu.
Tetapi target yang diberikan oleh sistem padanya sangatlah tinggi. Dua ratus lima puluh juta? Darimana ia mendapatkan uang sebanyak itu? Jika ia harus mencapai target pengeluaran sebanyak itu, sudah pasti dirinya harus memiliki uang sebanyak itu bukan?
Dan lagi, itu adalah dua ratus lima puluh juta dalam sebulan. Ini sudah tanggal 16 di bulan April. Berarti ia memiliki waktu empat belas hari untuk menghabiskan uang sebanyak itu. Pertanyaannya, apakah bisa Andi mencapai target?
Selama Andi mendapatkan sistem, ia baru mengeluarkan uang sebanyak satu juta empat ratus delapan puluh ribu. Itu masih sangat jauh dari dua ratus lima puluh juta. Itu hanya nol koma lima sembilan dua persen. Tidak sampai satu persen. Akan sangat sulit bagi Andi untuk mencapai target tersebut.
Andi menarik nafas panjang. Ia berharap sistem akan memberikannya solusi tentang hal ini. Jika tidak, buat apa dirinya mendapatkan sistem jika sistem memberinya target yang tidak mungkin dicapai yang bisa membuatnya kehilangan sistem.
Untuk saat ini Andi mengesampingkan hal tersebut. Tidak akan ada banyak perubahan yang terjadi jika dia terus memikirkan target itu. Lebih baik sekarang ia mengecek toko sistem. Mungkin saja akan ada hal di toko sistem yang bisa ia manfaatkan untuk mencapai target.
[Ding]
[Toko sistem telah dibuka. Host dapat membeli barang-barang yang ada di sana. Pembaharuan barang dari toko akan dilakukan setiap tanggal 1 dan tanggal 15 setiap bulannya]
[Host, manfaatkan toko sistem untuk memperkuat dirimu]
“Toko Sistem”
[Ding]
[Toko Sistem]
[Pengalaman seorang pembalap tingkat 1: 10000000]
[Pengalaman seorang juru masak tingkat 1 : 15000000]
[Host, manfaatkan toko sistem untuk memperkuat dirimu]
“Pengalaman seorang pembalap dan pengalaman seorang juru masak? Hemm… kebetulan sekali sekarang ini tanggal enam belas. Dengan begini waktuku masih panjang. Jika aku ingin membeli kedua pengalaman ini, aku membutuhkan uang dua puluh lima juta.”
Andi berpikir sejenak. Meski sepertinya kedua pengalaman ahli tersebut tidak Andi butuhkan untuk saat ini, tetapi bisa saja suatu hari nanti pengalaman itu berguna baginya. Lihat saja kemampuan lidah manis yang ia miliki saat ini. Dengan satu kemampuan ini Andi bisa membuat usaha yang menghasilkan uang jutaan rupiah. Dengan bertambahnya pendapatannya, sudah pasti pengeluarannya juga bisa menjadi besar. Hal tersebut bisa membantu Andi menyelesaikan target yang diberikan oleh sistem.
Dengan adanya toko sistem ini, Andi semakin bersemangat untuk mendapatkan uang. Ia harus memanfaatkan semua kesempatan ini dengan baik. Dengan uang yang banyak juga pengeluaran yang membesar, Andi bisa mencapai target-target yang diberikan oleh sistem.
Meski hukuman dari gagalnya mencapai target hanyalah tidak bisa menggunakan sistem selama satu minggu, tetapi Andi tidak mau menyepelehkannya. Jika dia dengan mudah menyepelehkan hal ini, nantinya jika ada target yang susah dicapai Andi akan mudah menyerah. Dan Andi tidak ingin menyerah begitu saja tanpa berjuang.
*****
Dua hari berlalu begitu saja. Selama dua hari ini yang Andi lakukan adalah menciptakan resep untuk varian lain dari dessert box. Ia berhasil membuat varian rasa yang sesuai dengan lidahnya. Dengan begini Andi sudah siap untuk memasarkan produknya.
Tetapi sebelum itu, Andi berencana untuk membuat video promosi untuk memperkenalkan produknya ini. Untuk hal ini, Andi akan meminjam kamera milik Brian. Ia juga akan meminjam dapur sahabtanya itu untuk merekam proses pembuatan dari dessert box. Dapur di rumah Brian lebih pantas untuk dipakai melakukan perekaman video promosi ini dari pada dapur rumahnya.
“Jadi ini bisnis yang ingin kamu buat.” Tanya Brian yang kini melihat Andi mengeluarkan beberapa dessert box dari dalam box styrofoam yang Andi bawa.
“Iya ini bisnis yang aku buat. Harga untuk varian cokelat lima puluh, keju lima puluh lima, untuk red velvet, tiramisu dan matcha enam puluh lima.”
“Rasanya enak nggak?”
“Menurutku sih ini cukup enak. Besok aku berencana menjualnya di car free day. Mungkin aku bisa menjual beberapa di sana. Itung-itung sekalian promosi di sana. Semua dessert box ini aku berikan padamu. Kau bisa memakannya setelah kita merekam video promosi.”
“Aku nanti akan mencicipinya sedikit. Kau tau bukan jika aku tidak begitu menyukai rasa manis. Tetapi nanti aku akan menawarkannya kepada Mama. Jika ini benar-benar enak, Mama pasti akan suka dengan ini. Mungkin dia juga akan membantumu mempromosikan hal ini kepada teman-teman arisannya.”
“Ah aku lupa hal itu. Tetapi tenang saja Bro, aku akan memperbaiki semua ini. Setelah ini aku akan mencoba membuat resep baru untuk mereka yang tidak menyukai rasa manis berlebih. Sekarang ayo kita selesaikan semua ini.”
Tanpa menunggu lama, keduanya mulai merekam video. Meski hasil dari rekaman nanti hanya video sepanjang enam puluh detik, tetapi mereka membutuhkan yang lama untuk membuatnya. Mereka masih perlu menunggu kue matang terlebih dahulu. Semua proses itu memakan waktu tujuh jam bagi keduanya untuk membuat semua video dan mengeditnya.
“Ah akhirnya selesai.” Andi menghempaskan tubuhnya ke sofa yang ada di ruang keluarga rumah Brian.
“Akhirnya semuanya selesai. Kini tinggal edit dan kirim ke sosial media. Untung saja dessert box yang aku buat di rumahmu ini akan aku jual besok. Aku tinggal memasukkannya ke lemari pendingin. Dengan begini, aku tidak perlu lagi membuat dessert box untuk dijual besok.”
“Kenapa tidak kau bawa lagi desserts box yang sebelumnya kau bawa kemari. Kau hanya perlu meninggalkan beberapa saja disini. Tidak perlu sebanyak itu.” Jika Brian tidak salah lihat, tadi Andi membawa dua toples untuk setiap varian rasa. Itu berarti sepuluh porsi dessert box. Semua itu senilai lima ratus tujuh puluh ribu. Cukup besar menurut Brian.
“Tidak masalah. Jika kamu merasa itu semua kebanyakan, kau bisa memberikannya kepada pekerja yang ada di rumahmu. Kau juga bisa menjualnya. Lagi pula kau memiliki empat puluh persen saham di bisnis kecil ini bukan?”
“Baiklah-baiklah aku akan menerima semuanya. Aku bisa membantumu memasarkan semua itu. Aku akan mengirimkan beberapa ke sepupuku. Dia suka sekali dengan makanan manis. Jika dia menginginkan lebih, maka aku akan menyuruhnya memesan melalui sosial media Lidah Manis.”
“Tetapi Bro, kenapa kamu memberinya nama Lidah Manis. Maksudku apa tidak ada nama lain yang lebih baik. Sekilas orang akan berpikir bahwa ini adalah produk makanan dengan lidah sebagai bahan dasar olahan makanannya.”
Andi menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. “Ah…. Aku baru menyadari hal itu. Ketika menentukan nama dari brand ini aku tidak menemukan nama lain selain itu. Aku pikir bahwa yang membeli produk kita ini adalah mereka yang memiliki lidah manis, penyuka makanan manis. Jadi aku memberikan nama itu sebagai brand kita.” Jelas Andi.
Brian mengelengkan kepalanya mendengar penjelasan dari temannya itu. Meski memang penjelasan Andi tadi benar, tetapi nama yang Andi berikan cukup aneh bagi Brian. “Ah sudahlah. Semunya juga sudah terlanjur.”
“Ngomong-ngomong kamu nggak pergi ke rumah Jony. Aku dengar dia mengundang semua teman sekelasmu dan beberapa teman main basketnya ke rumahnya. Acara itu hari ini bukan?”
Andi mengeleng pelan. “Aku nggak akan datang. Males ke rumah dia. Dari pada aku kesana di permalukan sama Jony dan gengnya lebih baik aku di rumah aja. Mempersiapkan semuanya untuk jualan di car free day besok.”
“Kalo aja aku mergokin langsung mereka-mereka yang sudah ngebuli kamu, maka sudah aku pukuli mereka. Sayangnya kita nggak punya bukti kuat untuk membalaskan semuanya ke mereka.”
“Ah sudahlah. Aku tidak mau lagi berurusan dengan mereka. Aku sendiri heran, selama ini aku sama sekali tidak mencari gara-gara dengan mereka. Tetapi tetap saja mereka menggangguku.”
Dengan cepat Brian menghadapkan tubuhnya ke arah Andi. Matanya melebar, tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari Brian. “Beneran kamu nggak tau alasannya?”
Andi mengangguk.
“Itu semua karena kamu dekat dengan Dinda. Jony itu menyukai Dinda. Selama ini dia akan mengganggu siapapun yang mendekati Dinda. Meski mereka tidak pernah pacaran, tetapi Jony sudah menganggap Dinda sebagai pacarnya. Dari kabar yang aku dengar, Jony ingin menjadikan Dinda sebagai pacarnya karena dia membutuhkan dukungan keluarga Dinda untuk pencalonan ayahnya sebagai walikota.”
“Memang itu bisa berpengaruh besar bagi pencalonan ayahnya. Maksudku apa hubungannya antara Dinda menjadi pacar Jony dengan pecalonan ayah Jony sebagai walikota?” Andi heran dengan hal itu. memangnya adakah pengaruh besar mengenai hal itu.
“Dinda adalah anak perempuan satu-satunya dalam keluarga besarnya. Semua kakaknya dan saudara sepupunya adalah laki-laki. Apalagi dari apa yang aku dengar, Dinda adalah anak kesayangan di keluarganya. Sudah jelas itu berpengaruh besar untuk ayah Jony.”
“Dengan Dinda yang nantinya menjadi pacar Jony, anak itu bisa meminta bantuan keluarga Dinda mendukung ayahnya. Apa kau lupa bahwa keluarga Dinda adalah keluarga politisi. Meski mereka tidak fokus di kota ini, mereka fokus di beberapa kota. Bahkan kota besar seperti Surabaya dan Jakarta. Jadi jalan ayah Jony untuk menjadi walikota akan lebihs mulus dengan dukungan mereka.” Jelas Brian.
“Ah jadi seperti itu rupanya.”
“Tentu saja. Dan kedekatanmu dengan Dinda dianggap sebagai alasan gadis itu menolak Jony sebagai pacarnya. Selama ini hanya kamu yang terlihat dekat dengan Dinda cukup lama. Apalagi Jony juga tau kamu menyukai Dinda?”
“Dia tahu aku menyukai Dinda? Bagaimana bisa? Darimana ia mengetahui hal itu?” Andi melebarkan matanya tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
“Ayolah Bro. Itu semua sudah terlihat jelas dari bagaiaman kamu memandangi Dinda. Jony termasuk cukup lunak denganmu. Dia tau kamu sama sekali nggak punya kesempatan buat ngedapetin Dinda. Jadi dia nggak anggap kamu itu ancaman besar.”
“Itulah sebabnya dia cuma mengempesi ban sepedamu dan beberapa kali menyembunyikan barangmu. Jika dia menganggapmu ancaman, maka dia sudah memukulimu hingga babak belur. Jika dia berani memukulimu, sudah pasti aku akan membantumu membalas mereka.”
“Ah. Jadi itu alasannya. Aku memang menyukai Dinda. Tetapi aku tahu diri juga. Kami terlahir dari keluarga yang berbeda. Jadi aku tidak pernah berharap suatu hari nanti Dinda akan menjadi pacarku.”
“Bicara soal Dinda, aku ingat dia mengatakan padaku untuk memberitahunya ketika aku sudah siap memasarkan produkku. Aku akan mencoba mengiriminya pesan menanyakan hal itu.”
“Din, aku dessert box buatanku sudah siap dipasarkan. Apakah kau jadi beli? Jika jadi, lihat saja di akun sosial media produkku. Kau bisa melihatnya dan memilih varian rasa yang ingin kau pilih.”
Andi mengirimkan pesan tersebut disertai dengan link dari sosial media produknya. Andi berharap Dinda benar-benar akan membantunya mempromosikan hal ini. Ketua kelasnya itu memiliki jaringan pertemanan yang lebih luas darinya. Dengan bantuan Dinda, Andi berharap bisa memperbanyak konsumen produk miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
AXYs
Siweeerrr thoor.. dah pake kacamata baca nih..
Makin kedepan kol pasti makin banyak kaaan..
2024-11-15
0
QueenDevil
Targetnya yang standar aja thor 250jeti itu kebanyakan Misal 50/100 jt aja udah susah buat Andi apalagi segitu, bisa" runtuh fantasy ku
2023-09-24
3
EagleEye
kasih titik Author biar nggak pusing bacanya
2022-12-10
0