“Kakak apa kau baik-baik saja?” Terdengar suara Amira dari luar kamar.
Sepertinya gadis itu mendengar umpatan Andi yang cukup keras. Andi mencoba mencari alasan untuk mengelabuhi adiknya. Setidaknya pemuda itu tidak ingin adiknya tahu bahwa dirinya baru saja mendatkan sistem.
Ia belum yakin dengan kebenaran hal ini. Seandainya Andi mengatakan hal ini kepada Amira pun, belum tentu adiknya itu percaya. Yang ada Amira akan mengatakan bahwa Andi hanya sedang berhayal. Gadis itu juga pastinya akan mengatakan hal ini kepada ibunya.
Jika sampai orangtuanya tahu, sudah pasti hobinya yang sering menonton anime akan dilarang oleh kedua orangtuanya. Mereka pasti akan menganggap hal tersebut memberikan pengaruh buruk dan membuat Andi berhayal memiliki sistem seperti sekarang ini.
Jadi untuk sekarang dan mungkin selamanya, fakta bahwa dirinya memiliki sistem akan Andi tutup rapat-rapat. Cukup dirinya saja yang mengetahui hal ini. Tidak perlu ada orang kedua yang mengetahuinya. Jika ada orang kedua, nantinya pasti aka nada orang ketiga, keempat dan seterusnya. Dan Andi tidak ingin hal itu terjadi.
“Ah tidak apa-apa Amira. Aku hanya kaget. Ada kecoa terbang di kamar. Sepertinya hari minggu besok aku akan mengajak Arfan untuk membersihkan kamar ini. Pasti banyak kotoran di kamar ini sehingga ada kecoa di dalam kamar.” Andi memberi alasan.
Dengan mengatakan bahwa ada kecoa terbang di kamarnya, sudah pasti Amira tidak akan memasuki kamarnya. Adiknya itu sangat jijik dengan yang namanya kecoa. Apalagi jika kecoa itu terbang. Ia pasti akan langsung berlari menghindar karena takut kecoa itu hinggap di tubuhnya.
“Ah kecoa, kenapa bisa ada kecoa di dalam sana? Kalau Kak Andi tidak bisa tidur karena ada kecoa, Kak Andi bisa tidur di kamarku Kak. Aku bisa menyelesaikan prku di ruang makan jadi Kak Andi bisa memakai kamarku untuk beristirahat.” Ucap Amira menawarkan kamarnya untuk Andi beristirahat.
“Tidak perlu Amira. Kecoa itu sudah pergi lewat jendela. Jadi sekarang tidak ada lagi kecoa di kamarku. Aku akan beristirahat di sini saja, tidak perlu pindah ke kamarmu. Kau bisa lanjutkan belajarmu.”
“Ah baiklah Kak. Tapi Kak Andi yakin kan kecoa itu sudah pergi? Kecoa itu tidak bersembunyi di belakang lemari kan?”
Andi hampir saja tertawa mendengar ucapan Amira. Pasti adiknya itu khawatir jika kecoa yang ada di kamar ini pindah ke kamarnya. Jadi dia ingin memastikan hal itu kepada Andi. Sudah jelas kekhawatiran Amira itu tidak perlu. Karena di sini memang tidak ada kecoa. Tetapi pemuda itu masih harus menyakinkan adiknya itu.
“Tenang saja. Kecoanya sudah benar-benar pergi melewati jendela. Aku lihat tadi kecoanya sudah menjauh dari rumah. Jadi kamu nggak perlu khawatir kecoanya bakalan masuk ke kamarmu.” Ucap Andi mencoba meyakinkan adiknya.
“Baiklah kalau begitu Kak. Selamat beristirahat.”
Setelah memastikan bahwa Amira tidak lagi mengajaknya berbicara, Andi menarik nafas panjang untuk menenangkan diri. Pemuda itu kemudian kembali menatap layar ponselnya. Ia mengedipkan matanya beberapa kali. Ia bahkan mengucek matanya itu. Andi tidak percaya dengan apa yang ia lihat di layar ponselnya.
Nominal dari saldo yang tertera di dompet digitalnya berubah. Nominalnya tidak berkurang, malahan itu bertambah. Setiap Andi bernafas, maka nominal saldo dompet digitalnya akan bertambah satu angka. Ini sama seperti perkataan suara yang Andi dengar. Setiap tarikan nafas akan dikonversikan menjadi satu rupiah.
Andi kembali mengucek matanya berharap apa yang dilihatnya bukan ilusi. Namun angka di saldo dompet digitalnya terus bertambah dengan setiap tarikan nafas. Andi buru-buru menutup aplikasi dompet digitalnya, dan kembali membukanya. Tetap sama.
Pemuda itu kemudian membuka browsernya. Ia ingin mencari tahu berapa banyak manusia menarik nafas dalam waktu satu menit. Dengan begitu Andi akan tahu berapa uang yang bisa ia dapatkan selama satu jam atau bahkan satu hari.
[Berapa banyak nafas yang diambil manusia dalam 60 detik]
Beberapa hasil penelusuran muncul disana. Dari sana Andi mengetahui bahwa dalam satu menit rata rata manusia bernafas enam belas hingga delapan belas kali. Berarti dalam satu hari manusia bernafas sebanyak 23000 kali.
Jika semua ini adalah benar, maka dalam sehari Andi bisa menghasilkan uang sebanyak duapuluh tiga ribu rupiah hanya dengan bernafas. Itu hanya bernafas, Andi tidak perlu melakukan apapun.
Bayangkan di luar sana banyak orang yang kerja banting tulang hanya mendapatkan uang belasan ribu dengan bekerja berjam-jam. Ini Andi hanya perlu bernafas dan ia sudah mendapatkan uang sebanyak itu dalam sehari.
Bernafas juga adalah kegiatan yang sudah manusia lakukan sejak mereka bayi. Bisa dibilang bernafas adalah hal yang sangat mudah dilakukan oleh manusia. Mereka tidak perlu mempelajarinya karena itu sudah menjadi kebutuhan manusia.
Beberapa orang yang kesulitan bernafas biasanya pernafasan dibantu dengan oksigen yang disalurkan melalui selang oksigen. Itupun mereka harus membayar oksigen tersebut. Sedangkan ini Andi, dia benafas normal seperti manusia pada umumnya dan ini dia mendapatkan bayaran.
Hal tersebut membuat Andi masih tidak mempercayai semua ini. Apakah ini semua hanya prank? Tapi jika ini prank, kenapa dirinya bisa mendengar semua suara-suara itu? Itu semua terdengar jelas di telinganya. Jadi, apa alasan logis dibalik suara-suara itu.
Tidak ada. Andi belum menemukan logika yang tepat di balik semua itu.
Jadi kemungkinan besar semua ini adalah nyata. Ini berarti cerita mengenai system yang kadang Andi baca itu bisa terjadi. Buktinya dirinya sekarang ini mendapatkannya. Andi masih memiliki cara lain untuk mengetahui apakah semua ini benar adanya.
Andi kembali membuka aplikasi dompet digitalnya. Ia membeli pulsa sepuluh ribu rupiah untuk nomer ponselnya. Kebetulan sekali pulsanya sedang habis jadi ia ingin mengisi pulsanya. Sekalian melihat apakah akan terjadi perubahan.
[Ding]
[Host telah berhasil menghabiskan uang Rp 10.000,-]
[Ding]
[Modul Menjadi Kaya]
[Level 1 (10000/100000)]
[Saldo Host : Rp 190.160,-]
[Tingkat Konversi : 1 kali nafas \= 1 rupiah]
[Selamat berjuang menghabiskan uang Host]
Benar saja ada perubahan. Exp yang Andi perlukan untuk menaikkan levelnya berubah. Ia masih perlu menghabiskan sembilan puluh ribu lagi untuk menaikkan level modul systemnya. Sekarang Andi perlu memikirkan dikemanakan uang sembilan puluh ribu itu.
Setidaknya Andi ingin semua uang yang ia keluarkan dipergunakan untuk hal yang cukup perlu. Andi belum sepenuhnya yakin dengan semua ini. Setidaknya, jika semua ini adalah prank, maka semua uang yang Andi keluarkan tidak terbuang sia-sia. Tabungannya tidak banyak sehingga ia harus memikirkan dengan seksama pengeluarannya.
“Sepertinya voucer listrik rumah tinggal sedikit. Lebih baik aku membali voucer listrik saja.”
Andi kemudian membeli voucer listrik untuk rumahnya sebesar limapuluh ribu, ia kemudian mengisi pulsa ayah, ibu dan kedua adiknya. Semuanya pas menjadi sembilan puluh ribu. Setidaknya dengan begini uangnya yang ia keluarkan cukup berguna bagi keluarganya.
Jika mereka menanyakan kenapa dirinya membeli voucer listrik rumah dan pulsa untuk mereka, Andi bisa menjawab bahwa semua itu adalah bentuk rasa syukurnya sudah menyelesaikan semua ujiannya. Jumlah pulsa yang tidak seberapa itu adalah bentuk syukuran kecil yang dilakukan Andi.
[Ding]
[Host telah berhasil menghabiskan uang Rp 90.000,-]
[Ding]
[Modul Menjadi Kaya]
[Level 2 (0/250000)]
[Saldo Host : Rp 100.176,-]
[Tingkat Konversi : 1 kali nafas \= 2 rupiah]
[Selamat berjuang menghabiskan uang Host]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Diah Susanti
ini ditujukan untuk tahun berapa? sehari dapat 23ribu sudah dibilang banyak
2023-12-16
4
QueenDevil
Emaknya: Ini pasti gara-gara Happe terosss
2023-09-24
2
Eros Hariyadi
Wuaahh....ini mah uenaakk tenaaann dah kayak punya deposito/ORI tinggal tidur ajaaahh uang menambahkan sendiri.... wkwkwk 😝
2022-09-08
0