Bab 14 Jony

Revisi

Andi menunggu di depan gerbang sebuah rumah mewah. Rumah ini merupakan rumah milik Tante Hilda yang merupakan Tante dari Dinda yang memesan tiga puluh dessert box dari Andi. Ia baru saja mengirim pesan ke nomor Tante Hilda mengabarkan bahwa dirinya sudah berada di depan rumah. Lagi-lagi pos satpam dalam keadaan kosong ketika Andi datang.

Sepertinya satpam yang bekerja di rumah keluarga Dinda sangat hobi meninggalkan pos penjagaan. Lihat saja setiap pagi ketika Andi datang mereka tidak terlihat di pos. Kemarin di rumah Dinda sekarang di rumah Tante Hilda. Atau mungkin rumah mereka tidak memiliki satpam? Tapi itu tidak mungkin.

Ketika Andi sibuk memikirkan tentang satpam rumah keluarga Dinda dan Tantenya, sebuah mobil Lamborghini, dengan seri Lamborghini Aventador Lp 700-4, berhenti di dekat Andi berada. Pengemudi mobil tersebut menurunkan kaca mobilnya. Di dalamnya terlihat dua orang pemuda dengan rambut berwarna merah berada di dalam mobil mewah tersebut.

“Wah, wah, wah. Jony, coba lihat siapa yang kita temui hari ini.” ucap pemuda yang duduk di kursi penumpang.

“Hahaha.” Pemuda yang berada di belakang kemudi, yang ternyata adalah Jony, tertawa ketika melihat Andi. “Aku tau siapa dia Rendi, ini pasti si otaku di kelas kita bukan? Aku tidak menyangka otaku ini sekarang bekerja sebagai pengantar barang seperti ayahnya.”

Setelah Jony berucap demikian, kedua penumpang mobil mewah tersebut tertawa terbahak-bahak. Keduanya kemudian turun dari mobil dan mendekat ke arah Andi. Mereka menatap Andi dari atas hingga bawah dengan pandangan meremehkan.

“Hey otaku, kalau kamu butuh pekerjaan kamu tinggal memintanya kepada Jony. Aku yakin Jony bisa membantumu untuk bisa bekerja di tempat ayahnya.” Rendi menepuk-tepuk pelan pundak Jony ketika mengatakan hal tersebut.

“Jika kamu ikut dengan Jony, sudah pasti kau akan berkerja di dalam gedung yang memiliki pendingin ruangan. Kamu nggak perlu mengantar barang seperti sekarang. Kesana-kemari panas-panasan di jalan. Hahahaha.”

“Betul apa yang dikatakan Rendi. Kalo kamu butuh pekerjaan, kamu tinggal bilang padaku.” Jony berjalan mendekat ke arah Andi. Ia kemudian memandang baju yang kini Andi kenakan. Baju itu terlihat lusuh. Warna dari bajunya juga terihat memudar, itu tandanya baju itu sudah sering Andi gunakan dan juga sering dicuci.

“Jika kamu bekerja padaku kamu akan mendapatkan gaji yang cukup besar jika dibandingkan dengan gajimu mengantarkan makanan. Lihatlah bajumu ini jelek sekali. Aku yakin kamu tidak akan bisa membeli baju bagus.”

“Hahaha.” Rendi tertawa dengan keras. “Tentu saja Jony, tentu saja. Anak sepertinya mana bisa membeli baju bagus. Aku yakin dia hanya akan membeli baju murah yang harganya seratus ribu dapat tiga itu. Jika tidak salah baju seperti itu adalah baju bekas. Orang sepertimu memang pantas mendapatkan baju bekas.”

Andi menahan amarahnya dengan mengepalkan kedua tangannya di samping tubuhnya. Pemuda itu berharap bisa menahan emosinya dan tidak memukul kedua pemuda di depannya. Daerah perumahan ini dipenuhi dengan CCTV, jika dirinya memukul duluan, Andi bisa terjerat masalah serius. Andi tidak ingin menambah masalah bagi keluarganya. Yang bisa ia lakukan saat ini adalah menahan emosinya.

“Daripada kamu mengelurkan uang sebanyak itu hanya untuk membeli baju bekas. Lebih baik kamu bekerja padaku. Akan aku beri kamu baju baru. Kamu nanti akan bekerja di dalam gedung, tanpa berpanas-panasan seperti ini. Seingatku lowongan pekerjaan yang cocok untuk orang rendahan sepertimu hanyalah petugas kebersihan kamar mandi. Bagaimana? Apa kau mau. Itu jelas bekerja di dalam gedung.”

“Hahahahaha.” Jony dan Rendi kembali tertawa lepas.

Mendengar semua ucapan kedua teman sekolahnya itu Andi geram. Meski begitu ia tidak langsung marah dan meledak-ledak mendengarkan ucapan mereka. Jika demikian, ia akan sama rendahnya dengan mereka.

Bagi Andi, orang yang menggunakan kekuasaan yang mereka miliki untuk menekan orang yang lebih lemah meurpakan orang rendahan yang sesungguhnya. Orang yang memiliki kekuasaan pada dasarnya memiliki tanggungjawab untuk membantu mereka yang lebih lemah.

Memang itu bukanlah sebuah kewajiban. Setidaknya, jika memang tidak mau membantu mereka yang berada di bawah, setidaknya orang yang memiliki kekuasaan seharusnya menghargai mereka yang lebih lemah bukan? Tidak seharusnya mereka merendahkan orang lain hanya karena apa yang tidak mereka miliki.

Roda terus berputar, tidak selamanya yang di atas tetap bisa bertahan di atas. Begitu pula sebaliknya. Yang berada di bawah suatu hari nanti bisa saja memiliki kesempatan untuk memutar roda dan merubah keadaan mereka menjadi yang di atas.

Bukankah sekarang Andi memiliki kesempatan itu? Dengan mendapatkan sistem ini, Andi bisa merubah keadaan keluarganya. Andi yakin suatu hari nanti ia bisa membawa keluarganya berada di atas. Bahkan mungkin saja jauh lebih atas dari keluarga Jony.

“Tidak terimakasih.” Jawab Andi dingin. “Aku sangat menyukai pekerjaanku saat ini. Lagi pula, aku bekerja untuk menghasilkan uang dari keringatku sendiri. Aku sudah tidak lagi meminta kepada orangtuaku. Tidak seperti kalian yang hanya bisa meminta apapun kepada orangtua kalian. Jangan menyombongkan apa yang orangtua kalian kepadaku. Meski menjalani pekerjaan seperti ini, aku jauh lebih mulia daripada kalian berdua.”

Kedua pemuda tersebut terlihat geram mendengar pernyataan Andi barusan. Mereka tidak terima dengan perkataan Andi yang sangat tepat menggambarkan mereka. Jony langsung saja memegang dengan erat kerah baju Andi.

“Sialan. Kamu itu hanya anak miskin berani sekali menyombongkan apa yang kau hasilkan di depan kami. Sekeras apapun kamu bekerja, kamu tidak akan pernah bisa menjadi sepertiku. Jadi jangan menyombongkan diri kepadaku.”

Jony terlihat sangat marah ketika berkata demikian. Jony tidak mengetahui dari mana anak itu mendapatkan keberanian untuk berbicara balik kepadanya. Selama ini anak itu selalu saja diam jika dirinya mengatakan sesuatu kepadanya. Biasanya sahabatnya, Brian, yang selalu membelanya.

Atas dasar apa anak rendahan ini berani berbicara balik kepadanya. Jony sangat tidak terima. Pemuda itu hampir saja melayangkan sebuah pukulan kepada Andi. Ia ingin memberi pelajaran kepada Andi karena sudah berani berkata seperti itu padanya. Namun niatnya tersebut ia urungkan ketika pintu gerbang di belakang Andi terbuka.

Di balik pintu gerbang tersebut, berdiri seorang wanita cantik. Meski ia telah beumur kepala tiga, tetapi ia terlihat seperti seorang mahasiwa berumur dua puluh tahunan. Jony kenal siapa wanita cantik tersebut. Ia adalah Tante dari gadis yang selama ini ia coba dekati namun belum membuahkan hasil.

Kemarahan membuat Jony melupakan di mana mereka berada saat ini. Ini adalah rumah Hilda. Jika Jony berbuat macam-macam di sini, sudah pasti Tante dari Dinda itu bisa langsung mengetahuinya. Dan Jony tidak mau merusak citra yang sudah susah-susah ia bangun selama ini.

Hilda memandangi ketiga pemuda di depan rumahnya. Dari apa yangs terlihat, sepertinya mereka tengah mengalami sedikit konflik di sini. Hilda mengerutkan keningnya melihat hal itu. Ia tidak mau ada perkelahian di depan rumahnya.

Ketika Jony melihat ekspresi pada wajah Hilda, pemuda itu bergegas melepaskan cengkramannya dari kerah baju Andi. Ia kemudian mudur beberapa langkah, membuat jarak antara dirinya dan Andi. Andi yang sudah lepas dari cengkaraman Jony, kini terlihat merapikan pakaiannya.

“Pagi Tante Hilda.” Sapa Jony.

“Pagi. Ini kalian ada apa rame-rame di sini?” tanya Hilda dengan pandangan menelisik.

Jony terlihat kebingungan merespon pertanyaan Hilda tersebut. Untung saja ada Rendi yang membantu Jony memberikan alasan kepada Hilda.

“Ini tante kami bertemu dengan teman sekolah kami. Tante tahu bukan kalau kami ini abis ujian, jadi kami jarang sekali datang ke sekolah. Kebetulan kami bertemu dengan Andi di sini, jadi kami berhenti untuk menyapanya.” Jelas Rendi.

“Ah iya begitu Tante. Kebetulan melihatnya di sini jadi kami menyapanya. Aku tidaks menyangka setelah ujian dia sekarang bekerja sebagai pengantar barang. Tadi aku menawarinya sebuah pekerjaan yang lebih baik dari ini siapa tahu dia bersedia.”

“Kalau begitu kami permisi dulu Tante. Sepertinya Tante masih ada urusan dengan teman kami ini.” Rendi kemudian sedikit menarik lengan Jony agar mereka bisa segera pergi dari sana.

Setelah Jony pergi, Hilda lalu memandang ke arah Andi yang kini tengah memakai kemeja kotak-kotak yang sedikit lusuh. “Jadi kamu temennya Dinda yang jualan dessert box itu?”

“Iya Tante. Saya temen sekelas Dinda yang jualan dessert box. Semua pesanan Tante sudah siap.”

“Apakah kalian tadi ada masalah? Sepertinya ketika aku datang tadi kalian hampir berkelahi.”

“Ah tidak ada tante. Kami hanya saling menyapa seperti yang mereka katakan tadi.”

Hilda mengangguk pelan. “Kalau begitu, bawa semuanya masuk.” Hilda memundurkan badannya, memberikan jarak yang cukup untuk Andi membawa motornya masuk ke dalam halaman rumahnya.

Melihat hal itu, Andi langsung menuntun motornya memasuki halaman rumah Hilda. Ia kemudian memarkirkan motornya dekat dengan pos satpam yang kosong. Setelahnya, Andi mengambil kotak Styrofoam dari atas motornya. Ia lalu mengikuti Hilda, yang sudah menutup gerbang rumah, masuk ke dalam rumah.

Hilda langsung mengarahkan Andi menuju dapur yang ada di rumahnya. Di sana terlihat dua orang asisten rumah tangga yang sedang sibuk memasak. Sepertinya mereka masih sibuk membuat makanan untuk arisan yang diadakan hari ini.

“Tata saja semuanya di meja.” Hilda menunjuk ke arah sebuah meja yang berada di dapur tersebut.

Tanpa menunggu lama, Andi langsung menata semuanya. Ia dessert box sesuai dengan variannya. Dengan begini akan mempermudah siapapun yang akan mengambilnya. Setelah semuanya selesai, Andi menghadap ke arah Hilda.

“Tante, semuanya sudah selesai. Kalo Tante atau teman-teman Tante menyukai dessert box buatanku, Tante bisa mengikuti akun sosial media dari dessert box-ku ini. Nama akunnya sudah ada di kemasan. Tante bisa juga memesan dessert box di sana. Kalau begitu saya permisi.”

“Tunggu dulu.” Ucap Hilda. Ia kemudian menyerahkan satu lembar uang pecahan seratus ribu kepada Andi. “Ini ongkos kirimnya. Terimakasih sudah mengantarkannya tepat waktu.”

Melihat uang tersebut, Andi tidak langsung mengambilnya begitu saja. Ia memandangi uang yang masih berada di tangan Hilda tersebut sambil mengangkat kedua tangannya. “Itu kebanyakan Tante. Sebenarnya nggak perlu ongkos kirim juga nggak masalah. Tante kan sudah pesen banyak, jadi ini sebenarnya nggak perlu.”

“Udahalah. Terima saja ini. Rezeki kalo datang jangan ditolak.” Ucap Hilda kembali menyodorkan uang berwarna merah tersebut.

“Ehm.... Makasih kalo gitu Tante. Saya permisi dulu tante.”

Terpopuler

Comments

Benny

Benny

next

2022-03-26

1

Iskandar Yunaeni

Iskandar Yunaeni

kelamaan kayanya

2021-12-11

0

UPIN IPIN

UPIN IPIN

author ini cuma saran klo bisa. sertakan dgn visualnya dong👍👍👍👍👍

2021-11-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Mendapat Sistem
2 Bab 2 Level 2
3 Bab 3 Kakak dengan Syndrome Sister Complex
4 Bab 4 Misi Pertama
5 Bab 5 Lidah Manis, Level 3
6 Bab 6 Bertemu dengan Dinda
7 Bab 7 Eksperimen Resep, Misi Baru
8 Bab 8 Brian
9 Bab 9 Level 4, Toko Sistem
10 Bab 10 Daftar Barang Dijual
11 Bab 11 Bonus Penjualan
12 Bab 12 Sembilan Juta Rupiah
13 Bab 13 Pesanan yang Membludak
14 Bab 14 Jony
15 Bab 15 Rencana Jony, Level 5
16 Bab 16 Rencana Membuka Toko (1)
17 Bab 17 Rencana Membuka Toko (2)
18 Bab 18 Rencana Membuka Toko (3)
19 Bab 19 1 VS 9
20 Bab 20 1 VS 9 (2)
21 Bab 21 1 VS 9 (3)
22 Bab 22 1 VS 9 (4)
23 Bab 23 Rencana Jahat Jony
24 Bab 24 Menghabiskan Uang
25 Bab 25 Rosalinda, Tiket Lucky Draw
26 Bab 26 Apartemen 4,5 Milyar
27 Bab 27 Level 6, Membeli Item Toko Sistem
28 Bab 28 Efek Menerima Pengalaman
29 Bab 29 Misi Baru Kalahkan Mereka
30 Bab 30 1 VS 12
31 Bab 31 Andi VS Damar
32 Bab 32 Anak Buah Sepupu Ayah
33 Bab 33 Aku Hancur atau Kau yang Hancur
34 Bab 34 Mendirikan Sebuah Perusahaan (1)
35 Bab 35 Mendirikan Sebuah Perusahaan (2)
36 Bab 36 Mendirikan Sebuah Perusahaan (3)
37 Bab 37 Bertemu Rosalinda (Lagi)
38 Bab 38 Membuat Video Bersama Rosalinda
39 Bab 39 Menginap
40 Bab 40 Mimpi
41 Bab 41 Pagi Bersama Rosalinda
42 Bab 42 Kemarahan Aripto
43 Bab 43 Diusir
44 Bab 44 Bulan Baru
45 Bab 45 Target Baru
46 Bab 46 Kesalah Pahaman Pengunjung Kafe
47 Bab 47 Bertetangga dengan Brian
48 Bab 48 Kunjungan Mr. S
49 Bab 49 Pembicaraan Setelah Kepergian Mr. S
50 Bab 50 Empat Keluarga Besar
51 Bab 51 Misi Tersembunyi (1)
52 Bab 52 Misi Tersembunyi (2)
53 Bab 53 Misi Tersembunyi (3)
54 Bab 54 Misi Tersembunyi (4)
55 Bab 55 Kedatangan Amira (1)
56 Bab 56 Kedatangan Amira (2)
57 Bab 57 Marcel dan Hermawan
58 Bab 58 Sumbangan ke Panti
59 Bab 59 Level 7, Mobil Baru
60 Bab 60 Runaya dan Gayatri
61 Bab 61 Sepuluh Kartu Kemampuan Karyawan
62 Bab 62 Keuntungan 70 juta
63 Bab 63 800 Juta VS 5 Milyar
64 Bab 64 Wawancara Kerja
65 Bab 65 Konflik di Toko Pakaian (1)
66 Bab 66 Konflik di Toko Pakaian (2)
67 Bab 67 Rasa Penasaran Gayatri
68 Bab 68 Hari Pertama Kerja
69 Bab 69 Bertemu dengan Widya
70 Bab 70 Simbol yang Tidak Asing
71 Bab 71 Kesalah Pahaman Baru (1)
72 Bab 72 Kesalah Pahaman Baru (2)
73 Bab 73 Balap Mobil di Jalur Gunung (1)
74 Bab 74 Balap Mobil di Jalur Gunung (2)
75 Bab 75 Balap Mobil di Jalur Gunung (3)
76 Bab 76 Balap Mobil di Jalur Gunung (4)
77 Bab 77 Tangan yang Terluka
78 Bab 78 Jony yang Pantang Menyerah (1)
79 Bab 79 Jony yang Pantang Menyerah (2)
80 Bab 79 Jony yang Pantang Menyerah (2)
81 Bab 80 Pembicaraan Ayah dan Anak
82 Bab 81 Ketahuan
83 Bab 82 Bonus Penjualan (Lagi?)
84 Bab 83 Undangan Makan Malam
85 Bab 84 Target Tercapai, Lucky Draw
86 Bab 85 Level Up, Hadiah 2,6 Milyar
87 Bab 86 Pengalaman Baru
88 Bab 87 Tawaran Kerja Baru Untuk Sekar
89 Bab 88 Buatlah Sebuah Game
90 Bab 89 Ibu-ibu yang Tidak Tahu Diri
91 Bab 90 Makan Siang Bersama Widya
92 Bab 91 Tajuk Berita Buatan Jony
93 Bab 92 Rendi yang Membelot
94 Bab 93 Diskusi di Malam Minggu
95 Bab 94 Pertemuan Tahunan
96 Bab 95 Andi VS Dimas
97 Bab 96 Kakek Buyut Adipramana
98 Bab 97 Rapat di Rumah Pohon
99 Bab 98 Kedatangan Burhan
100 Bab 99 Melihat Rumah Baru
101 Bab 100 Rapat di Hari Senin
102 Bab 101 Kerjasama dengan Adimas
103 Bab 102 Karina (1)
104 Bab 103 Karina (2)
105 Bab 104 Pembicaraan dengan Brian, Levek UP
106 Bab 105 Kotak Misteri Tingakat Emas
107 Bab 106 Makan Malam dengan Keluarga Jayantaka (1)
108 Bab 107 Makan Malam dengan Keluarga Jayantaka (2)
109 Bab 108 Kalung Yang Tertinggal (1)
110 Bab 109 Kalung yang Tertinggal (2)
111 Bab 110 Modal yang Terkumpul
112 Bab 111 Hermawan dan Karina
113 Bab 112 Pembaharuan Sistem
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115 Putra
117 Bab 116 Pembaruan Selesai
118 Bab 117 Asal Usul Sistem
119 Bab 118 Telfon dari Sinta
120 Bab 119 Makan Siang Bersama Dinda
121 Bab 120 Pertemuan Di Rumah Putra
122 Bab 121 Orborlan dengan Kakek Buyut Adipramana (1)
123 Bab 122 Orborlan dengan Kakek Buyut Adipramana (2)
124 Bab 123 Awal Kehancuran (1)
125 Bab 124 Awal Kehancuran (2)
126 Bab 125 Bumi Nusantara Fondation
127 Bab 126 Batasan Kotak Misteri
128 Bab 127 Enam Ratus Milyar, Villa di Bali
129 Bab 128 Diskusi Dengan Arsitek
130 Bab 129 Pengawal Untuk Keluarga
131 Bab 130 Pertemuan di Warung Kaki Lima
132 Bab 131 Membeli Mobil Baru
133 Bab 132 Pertemuan dengan Lukman
134 Bab 133 Informasi Mengenai Pengawal
135 Bab 134 Tanda Tangan Kontrak
136 Bab 135 Tomi
137 Bab 136 Tangkap Pencuri Itu
138 Bab 137 Andres
139 Bab 138 Andi VS Andres, Pingsan
140 Bab 139 Lima Bahasa Baru
141 Bab 140 Tim Alpha
142 Bab 141 Lima Puluh Pengawal
143 Bab 142 Pembicaraan Jony dan Bejo
144 Bab 143 Berinvestasi Di Perusahaan Perhiasan
145 Bab 144 Satu Triliyun Rupiah
146 Bab 145 Selamatkan Orang Terdekat (1)
147 Bab 146 Selamatkan Orang Terdekat (2)
148 Bab 147 Rosalinda, Karina dan Hermawan (1)
149 Bab 148 Rosalinda, Karina dan Hermawan (2)
150 Bab 149 Akuisisi
151 Bab 150 Pulang
152 Bab 151 Mencari Rosalinda
153 Bab 152 Kehancuran Jony dan Keluarganya
154 Bab 153 Rekaman Suara
155 Bab 154 Burhan dan Sistem
156 Bab 155 Burhan dan Kakek Buyut Adipramana (1)
157 Bab 156 Burhan dan Kakek Buyut Adipramana (2)
158 Bab 157 Pembicaraan Andi dan Rosalinda (1)
159 Bab 158 Pembicaraan Andi dan Rosalinda (2)
160 Bab 159 Berita Duka
161 Bab 160 Rencana Andi untuk Keluarga Prayudi
162 Bab 161 Kedatangan Burhan
163 Bab 162 Kebakaran (1)
164 Bab 163 Kebakaran (2)
165 Bab 164 Pertemuan dengan Sang Penerus (1)
166 Bab 165 Pertemuan dengan Sang Penerus (2)
167 Bab 166 Pertemuan dengan Sang Penerus (3)
168 Bab 167 Laporan Chayan
169 Bab 168 Pembicaraan Andi dan Para Sepupu
170 Bab 169 Lima Puluh Kartu Kemampuan Karyawan
171 Bab 170 Introgasi
172 Bab 171 Pembicaraan di Kafe
173 Bab 172 Burhan dan Keponakannya
174 Bab 173
175 Bab 174 Perkembangan Perusahaan Game
176 Bab 175 Pengalaman Tingkat Selanjutnya
177 Bab 176 Pasar Efek Luar Negeri
178 Bab 177 Dua Pasang Mata yang Mengawasi
179 Bab 178 Tujuh Anak Buah Sang Penerus
180 Bab 179 Sang Penerus Palsu
181 Bab 180 Kecurigaan Burhan
182 Bab 181 Fawzul
183 Bab 182 Kerja Sama dengan Widya (1)
184 Bab 183 Kerja Sama dengan Widya (2)
185 Bab 184 Misi : Selamatkan dari Bahaya (1)
186 Bab 185 Misi : Selamatkan dari Bahaya (2)
187 Bab 186 Rama dan Dirga (1)
188 Bab 187 Rama dan Dirga (2)
189 Bab 188 Kerjasama Andi dan Dua Keluarga
190 Bab 189 Shenhua
191 Bab 190 Tengda
192 Bab 191 Penyelidikan Burhan (1)
193 Bab 192 Penyelidikan Burhan (2)
194 Bab 193 Paris
195 Bab 194 Tantangan Andres (1)
196 Bab 195 Tantangan Andres (2)
197 Bab 196 Tawaran Menjadi Pembalap
198 Bab 197 Penangkapan Hermawan
199 Bab 198 Mencari Bantuan
200 Bab 199 Ruang Gelap Sang Penerus Palsu
201 Bab 200 Calon Ayah Angkat
202 Bab 201 Liburan Dengan Adik
203 Bab 202 Nongkrong Dengan Dinda
204 Bab 203 Nomor Tujuh
205 Bab 204 Host Selamatkan Dirimu
206 Bab 205 Dia Mati?
207 pengumuman
208 Bab 206 Pembalasan Dari Dinda
209 Bab 207 Peringatan Burhan
210 Bab 208 Persiapan
211 Bab 209 Pacar Baru
212 Pengumuman
213 Bab 210 Tiga Buah Rumah Sekaligus
214 Bab 211 Widya dan Dinda
215 Bab 212 Pertengkaran Pertama
216 Bab 213 Sasongko dan Sanjoyo (1)
217 Bab 214 Sasongko dan Sanjoyo (2)
218 Bab 215 Rapat Keluarga
219 Bab 216 Belajar Merias Diri
220 Bab 217 Konferensi Pers
221 Bab 218 Pengintaian Andi
222 Bab 219 Rapat Yang Disadap
223 Bab 220 Traktiran
224 Bab 221 Kemampuan Baru
225 Bab 222 Malang
226 Bab 223 Penemuan Dinda
227 Bab 224 Mempersiapkan Senjata
228 Bab 225 Penyekapan Andi
229 Bab 226
230 Bab 227 Masa Lalu Dinda
231 Bab 228 Cepatlah Kembali
232 Bab 229
233 Bab 230
234 Bab 231 Akhir
Episodes

Updated 234 Episodes

1
Bab 1 Mendapat Sistem
2
Bab 2 Level 2
3
Bab 3 Kakak dengan Syndrome Sister Complex
4
Bab 4 Misi Pertama
5
Bab 5 Lidah Manis, Level 3
6
Bab 6 Bertemu dengan Dinda
7
Bab 7 Eksperimen Resep, Misi Baru
8
Bab 8 Brian
9
Bab 9 Level 4, Toko Sistem
10
Bab 10 Daftar Barang Dijual
11
Bab 11 Bonus Penjualan
12
Bab 12 Sembilan Juta Rupiah
13
Bab 13 Pesanan yang Membludak
14
Bab 14 Jony
15
Bab 15 Rencana Jony, Level 5
16
Bab 16 Rencana Membuka Toko (1)
17
Bab 17 Rencana Membuka Toko (2)
18
Bab 18 Rencana Membuka Toko (3)
19
Bab 19 1 VS 9
20
Bab 20 1 VS 9 (2)
21
Bab 21 1 VS 9 (3)
22
Bab 22 1 VS 9 (4)
23
Bab 23 Rencana Jahat Jony
24
Bab 24 Menghabiskan Uang
25
Bab 25 Rosalinda, Tiket Lucky Draw
26
Bab 26 Apartemen 4,5 Milyar
27
Bab 27 Level 6, Membeli Item Toko Sistem
28
Bab 28 Efek Menerima Pengalaman
29
Bab 29 Misi Baru Kalahkan Mereka
30
Bab 30 1 VS 12
31
Bab 31 Andi VS Damar
32
Bab 32 Anak Buah Sepupu Ayah
33
Bab 33 Aku Hancur atau Kau yang Hancur
34
Bab 34 Mendirikan Sebuah Perusahaan (1)
35
Bab 35 Mendirikan Sebuah Perusahaan (2)
36
Bab 36 Mendirikan Sebuah Perusahaan (3)
37
Bab 37 Bertemu Rosalinda (Lagi)
38
Bab 38 Membuat Video Bersama Rosalinda
39
Bab 39 Menginap
40
Bab 40 Mimpi
41
Bab 41 Pagi Bersama Rosalinda
42
Bab 42 Kemarahan Aripto
43
Bab 43 Diusir
44
Bab 44 Bulan Baru
45
Bab 45 Target Baru
46
Bab 46 Kesalah Pahaman Pengunjung Kafe
47
Bab 47 Bertetangga dengan Brian
48
Bab 48 Kunjungan Mr. S
49
Bab 49 Pembicaraan Setelah Kepergian Mr. S
50
Bab 50 Empat Keluarga Besar
51
Bab 51 Misi Tersembunyi (1)
52
Bab 52 Misi Tersembunyi (2)
53
Bab 53 Misi Tersembunyi (3)
54
Bab 54 Misi Tersembunyi (4)
55
Bab 55 Kedatangan Amira (1)
56
Bab 56 Kedatangan Amira (2)
57
Bab 57 Marcel dan Hermawan
58
Bab 58 Sumbangan ke Panti
59
Bab 59 Level 7, Mobil Baru
60
Bab 60 Runaya dan Gayatri
61
Bab 61 Sepuluh Kartu Kemampuan Karyawan
62
Bab 62 Keuntungan 70 juta
63
Bab 63 800 Juta VS 5 Milyar
64
Bab 64 Wawancara Kerja
65
Bab 65 Konflik di Toko Pakaian (1)
66
Bab 66 Konflik di Toko Pakaian (2)
67
Bab 67 Rasa Penasaran Gayatri
68
Bab 68 Hari Pertama Kerja
69
Bab 69 Bertemu dengan Widya
70
Bab 70 Simbol yang Tidak Asing
71
Bab 71 Kesalah Pahaman Baru (1)
72
Bab 72 Kesalah Pahaman Baru (2)
73
Bab 73 Balap Mobil di Jalur Gunung (1)
74
Bab 74 Balap Mobil di Jalur Gunung (2)
75
Bab 75 Balap Mobil di Jalur Gunung (3)
76
Bab 76 Balap Mobil di Jalur Gunung (4)
77
Bab 77 Tangan yang Terluka
78
Bab 78 Jony yang Pantang Menyerah (1)
79
Bab 79 Jony yang Pantang Menyerah (2)
80
Bab 79 Jony yang Pantang Menyerah (2)
81
Bab 80 Pembicaraan Ayah dan Anak
82
Bab 81 Ketahuan
83
Bab 82 Bonus Penjualan (Lagi?)
84
Bab 83 Undangan Makan Malam
85
Bab 84 Target Tercapai, Lucky Draw
86
Bab 85 Level Up, Hadiah 2,6 Milyar
87
Bab 86 Pengalaman Baru
88
Bab 87 Tawaran Kerja Baru Untuk Sekar
89
Bab 88 Buatlah Sebuah Game
90
Bab 89 Ibu-ibu yang Tidak Tahu Diri
91
Bab 90 Makan Siang Bersama Widya
92
Bab 91 Tajuk Berita Buatan Jony
93
Bab 92 Rendi yang Membelot
94
Bab 93 Diskusi di Malam Minggu
95
Bab 94 Pertemuan Tahunan
96
Bab 95 Andi VS Dimas
97
Bab 96 Kakek Buyut Adipramana
98
Bab 97 Rapat di Rumah Pohon
99
Bab 98 Kedatangan Burhan
100
Bab 99 Melihat Rumah Baru
101
Bab 100 Rapat di Hari Senin
102
Bab 101 Kerjasama dengan Adimas
103
Bab 102 Karina (1)
104
Bab 103 Karina (2)
105
Bab 104 Pembicaraan dengan Brian, Levek UP
106
Bab 105 Kotak Misteri Tingakat Emas
107
Bab 106 Makan Malam dengan Keluarga Jayantaka (1)
108
Bab 107 Makan Malam dengan Keluarga Jayantaka (2)
109
Bab 108 Kalung Yang Tertinggal (1)
110
Bab 109 Kalung yang Tertinggal (2)
111
Bab 110 Modal yang Terkumpul
112
Bab 111 Hermawan dan Karina
113
Bab 112 Pembaharuan Sistem
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115 Putra
117
Bab 116 Pembaruan Selesai
118
Bab 117 Asal Usul Sistem
119
Bab 118 Telfon dari Sinta
120
Bab 119 Makan Siang Bersama Dinda
121
Bab 120 Pertemuan Di Rumah Putra
122
Bab 121 Orborlan dengan Kakek Buyut Adipramana (1)
123
Bab 122 Orborlan dengan Kakek Buyut Adipramana (2)
124
Bab 123 Awal Kehancuran (1)
125
Bab 124 Awal Kehancuran (2)
126
Bab 125 Bumi Nusantara Fondation
127
Bab 126 Batasan Kotak Misteri
128
Bab 127 Enam Ratus Milyar, Villa di Bali
129
Bab 128 Diskusi Dengan Arsitek
130
Bab 129 Pengawal Untuk Keluarga
131
Bab 130 Pertemuan di Warung Kaki Lima
132
Bab 131 Membeli Mobil Baru
133
Bab 132 Pertemuan dengan Lukman
134
Bab 133 Informasi Mengenai Pengawal
135
Bab 134 Tanda Tangan Kontrak
136
Bab 135 Tomi
137
Bab 136 Tangkap Pencuri Itu
138
Bab 137 Andres
139
Bab 138 Andi VS Andres, Pingsan
140
Bab 139 Lima Bahasa Baru
141
Bab 140 Tim Alpha
142
Bab 141 Lima Puluh Pengawal
143
Bab 142 Pembicaraan Jony dan Bejo
144
Bab 143 Berinvestasi Di Perusahaan Perhiasan
145
Bab 144 Satu Triliyun Rupiah
146
Bab 145 Selamatkan Orang Terdekat (1)
147
Bab 146 Selamatkan Orang Terdekat (2)
148
Bab 147 Rosalinda, Karina dan Hermawan (1)
149
Bab 148 Rosalinda, Karina dan Hermawan (2)
150
Bab 149 Akuisisi
151
Bab 150 Pulang
152
Bab 151 Mencari Rosalinda
153
Bab 152 Kehancuran Jony dan Keluarganya
154
Bab 153 Rekaman Suara
155
Bab 154 Burhan dan Sistem
156
Bab 155 Burhan dan Kakek Buyut Adipramana (1)
157
Bab 156 Burhan dan Kakek Buyut Adipramana (2)
158
Bab 157 Pembicaraan Andi dan Rosalinda (1)
159
Bab 158 Pembicaraan Andi dan Rosalinda (2)
160
Bab 159 Berita Duka
161
Bab 160 Rencana Andi untuk Keluarga Prayudi
162
Bab 161 Kedatangan Burhan
163
Bab 162 Kebakaran (1)
164
Bab 163 Kebakaran (2)
165
Bab 164 Pertemuan dengan Sang Penerus (1)
166
Bab 165 Pertemuan dengan Sang Penerus (2)
167
Bab 166 Pertemuan dengan Sang Penerus (3)
168
Bab 167 Laporan Chayan
169
Bab 168 Pembicaraan Andi dan Para Sepupu
170
Bab 169 Lima Puluh Kartu Kemampuan Karyawan
171
Bab 170 Introgasi
172
Bab 171 Pembicaraan di Kafe
173
Bab 172 Burhan dan Keponakannya
174
Bab 173
175
Bab 174 Perkembangan Perusahaan Game
176
Bab 175 Pengalaman Tingkat Selanjutnya
177
Bab 176 Pasar Efek Luar Negeri
178
Bab 177 Dua Pasang Mata yang Mengawasi
179
Bab 178 Tujuh Anak Buah Sang Penerus
180
Bab 179 Sang Penerus Palsu
181
Bab 180 Kecurigaan Burhan
182
Bab 181 Fawzul
183
Bab 182 Kerja Sama dengan Widya (1)
184
Bab 183 Kerja Sama dengan Widya (2)
185
Bab 184 Misi : Selamatkan dari Bahaya (1)
186
Bab 185 Misi : Selamatkan dari Bahaya (2)
187
Bab 186 Rama dan Dirga (1)
188
Bab 187 Rama dan Dirga (2)
189
Bab 188 Kerjasama Andi dan Dua Keluarga
190
Bab 189 Shenhua
191
Bab 190 Tengda
192
Bab 191 Penyelidikan Burhan (1)
193
Bab 192 Penyelidikan Burhan (2)
194
Bab 193 Paris
195
Bab 194 Tantangan Andres (1)
196
Bab 195 Tantangan Andres (2)
197
Bab 196 Tawaran Menjadi Pembalap
198
Bab 197 Penangkapan Hermawan
199
Bab 198 Mencari Bantuan
200
Bab 199 Ruang Gelap Sang Penerus Palsu
201
Bab 200 Calon Ayah Angkat
202
Bab 201 Liburan Dengan Adik
203
Bab 202 Nongkrong Dengan Dinda
204
Bab 203 Nomor Tujuh
205
Bab 204 Host Selamatkan Dirimu
206
Bab 205 Dia Mati?
207
pengumuman
208
Bab 206 Pembalasan Dari Dinda
209
Bab 207 Peringatan Burhan
210
Bab 208 Persiapan
211
Bab 209 Pacar Baru
212
Pengumuman
213
Bab 210 Tiga Buah Rumah Sekaligus
214
Bab 211 Widya dan Dinda
215
Bab 212 Pertengkaran Pertama
216
Bab 213 Sasongko dan Sanjoyo (1)
217
Bab 214 Sasongko dan Sanjoyo (2)
218
Bab 215 Rapat Keluarga
219
Bab 216 Belajar Merias Diri
220
Bab 217 Konferensi Pers
221
Bab 218 Pengintaian Andi
222
Bab 219 Rapat Yang Disadap
223
Bab 220 Traktiran
224
Bab 221 Kemampuan Baru
225
Bab 222 Malang
226
Bab 223 Penemuan Dinda
227
Bab 224 Mempersiapkan Senjata
228
Bab 225 Penyekapan Andi
229
Bab 226
230
Bab 227 Masa Lalu Dinda
231
Bab 228 Cepatlah Kembali
232
Bab 229
233
Bab 230
234
Bab 231 Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!