Revisi
Jam menunjukkan pukul dua siang. Andi mempersiapkan semua pesanan yang ia dapatkan tadi pagi. Setidaknya ia mendapatkan dua puluh pesanan pagi tadi. Andi mengelompokkan semuanya berdasarkan pesanan yang ada. Beberapa orang memang memesan beberapa porsi, jadi Andi perlu mengelompokkannya.
“Seriusan Kak kamu dapet pesenan sebanyak ini?” tanya Aripto yang kini duduk di kursi yang ada di meja makan.
“Iya Yah, ini pesenan yang aku dapet tadi pagi. Aku jualan cuma bawa dua puluh porsi ke Benpas. Aku nggak nyangka banyak yang pengen nyobain. Jadinya sekarang mereka pesen. Ini sebabnya aku panggil Ayah pulang. Ayah bisa anterin ini ke konsumen Andi.”
“Ini ada lima belas orang yang pesan. Aku tadi sudah bilang ke mereka kalo ongkos kirimnya itu empat ribu. Jadi Ayah bisa dapet enam puluh ribu dari ngirim ini. Kan ini nggak akan ada potongan dari aplikasi jadi Ayah bisa ambil semua uang ongkos kirimnya.”
Andi memang sudah merencanakan hal ini. Jika ia mendapatkan banyak pesanan maka ia akan meminta ayahnya mengantarkan pesanan tersebut. Dengan begini ia sedikit bisa membantu orangtuanya. Andi sangat yakin bahwa kedua orangtuanya tidak akan dengan mudah menerima uang pemberiannya.
Maka dari itu ia memilih meminta ayahnya mengantarkan pesanan ini daripada mengantarkannya sendiri. Toh biasanya ayahnya sering mengantarkan makanan. Jadi daripada ayahnya menunggu orang menggunakan jasanya, lebih baik Andi mepekerjakan ayahanya.
“Nggak, ayah nggak akan ambil semua uang ongos kirimnya. Ayah ambil dikit aja nanti.”
“Ayah ambil aja. Kak Andi udah untung banyak dari penjualan tadi pagi. Jadi ayah nggak perlu sungkan. Kalo aja aku udah punya sim, pasti aku minta ke Kak Andi buat aku aja yang ngirimi pesanan ini.” Amira yang berada di sana ikut bergabung dalam obrolan.
“Apa yang Amira bilang bener yah. Aku udah dapet cukup banyak. Amira dan ibu juga kebagian karena udah bantuin aku buat. Jadi, ayah nggak perlu ngerasa sungkan. Anggep aja Ayah saat ini mengantarkan pesanan makanan dari toko roti. Jangan anggep ini ayah lagi bantuin aku, anak ayah. Dengan gitu ayah nggak bakal ngerasa sungkan.” Jelas Andi.
“Udahlah yah turuti aja mau anak-anak. Toh mereka makan juga masih ikut kita. Sekali-sekali gini nggak papa. Ini itu bisnisnya Andi sama Brian, jadi Andi mau meperhitungkan semuanya. Ibu dan Amira yang bantuin nggak seberapa aja pake digaji ama Andi.” Imbuh Anisa.
“Baiklah kalo gitu ayah akan ambil semua ongkos kirimnya nanti.” Ucap Aripto pasrah, setelah mendengar ucapan anak dan istrinya.
Mendengar hal itu Andi tersenyum. “Aku sudah kirim semua alamat dan nomer telfon pemesan ke nomor ayah. Aku juga udah kasih nota harga buat setiap orang jadi Ayah nggak perlu bingung. Harga di nota itu udah termasuk ongkos kirim jadi Ayah nggak perlu lagi narik ongkos kirim.” Jelas Andi.
“Okey. Baiklah.”
Andi dibantu dengan Amira memasukkan semua dessert box ke dalam Styrofoam. Ketika sedang sibuk melakukan hal itu, Andi mendengar bunyi notifikasi masuk dari ponselnya. Andi terlebih menyelesaikan apa yang kini ia kerjakan.
“Semuanya sudah selesai.” Andi kemudian membuka ponselnya dan melihat notifikasi yang ada di sana. Andi melihat ada sebuah pesan dari Dinda.
[Andi, tanteku suka dengan dessert box buatanmu. Dia mau pesan buat arisan di rumahnya besok pagi. Dia mau pesen tiga puluh, rasa campur kamu atur sendiri. Pesanan segitu berapa jadinya?]
Andi beberapa kali mengulang membaca pesan tersebut. Andi tidak salah baca. Disana benar-benar tertulis tiga puluh. Andi buru-buru membalas pesan Dinda.
[Jika kamu pesan tiga puluh, aku kasih enam porsi di setiap varian. Jadi cokelat enam, keju enam, red velvet enam, tiramisu enam, dan mactha enam. Bagaimana?]
[Baiklah, jadi berapa semuanya?]
[Varian rasa cokelat lima puluh ribu, keju lima puluh lima ribu, red velvet, tiramisu dan matcha enam puluh ribu. Jadi total semuanya satu juta tujuh ratus sepuluhs ribu.]
Tidak lama setelah Andi mengirim pesan tersebut, ia mendapatkan sebuah notifikasi dari akun dompet digitalnya.
[Anda telah menerima dana sebesar Rp 1.710.000,- dari rekening xxxxxxxxx598]
[Aku sudah mentrasfernya. Kalau bisa kirim ke rumah tanteku sebelum jam delapan pagi. ]
“Ibu, Amira, kita dapet pesanan lagi buat besok pagi. Ada tiga puluh pesanan lagi.”
Andi menatap keluarganya dengan sebuah senyuman lebar.
*****
Andi merebahkan tubuhnya ia cukup lelah setelah membuat beberapa pesanan dessert box. Andi belum sempat mengecek pendapatannya untuk hari ini. Sekarang setelah Andi sudah beristirahat, Andi memiliki waktu untuk mengecek semuanya.
[Ding]
[Selamat pendapatan Host bertambah Rp 2.870.000,- dari penjualan]
[Selamat Host mendapatkan bonus penjualan sebesar Rp 17.315.000,-]
[Nilai bonus pejualan tidak akan masuk dalam penghitungan misi pendapatan yang harus Host capai]
[Selamat berjuang mengumpulkan uang Host]
[Ding]
[Modul Menjadi Kaya]
[Level 4 (7455000/10000000)]
[Saldo Host : Rp 32.509.800,-]
[Tingkat Konversi : 1 kali nafas \= 7 rupiah]
[Misi : - Host hasilkan uang sebesar Rp 10.000.000,- dalam waktu empat belas hari. Hitung mundur : 10 hari 20 jam 55 menit (4610000/10000000)]
[Penyimpanan : --- ]
[Kemampuan : - Lidah Manis : Selamanya]
[Selamat berjuang menghabiskan uang Host]
“Wow.” Ucap Andi ketika melihat saldo miliknya. Itu sangat banyak. Dengan uang di rekeningnya semakin terisi banyak, Andi bisa menggunakan uang itu untuk membeli barang dengan harga yang juga lebih tinggi. Apalagi dengan adanya voucer cashback dari sistem. Sudah pasti ia bisa melipat gandakan saldonya. Andi bisa membayangkan dirinya membeli barang yang ia pikir tidak akan pernah bisa ia beli itu.
Sekarang, misi yang pendapatan sepuluh juta yang Andi jalani saat ini sudah hampir setengah dari target yang sistem berikan kepadanya. Padahal Andi masih memiliki waktu sepuluh hari. Andi sekarang mulai bernafas lega. Sudah pasti dia bisa menyelesaikan misi kali ini. Setelah Andi kembali membeli bahan tadi sore, exp yang ia perlukan untuk naik level bertambah.
Meski berkurang cukup banyak, tetapi uang di saldo dompet Andi masih banyak. Dengan begini Andi hanya perlu mengumpulkan uang lima juta lagi untuk bisa membeli pengalaman-pengalaman yang dijual oleh sistem. Tetapi Andi baru akan membelinya ketika ia memiliki uang lebih dari empat puluh juta. Setidaknya Andi ingin memiliki saldo yang cukup jika ada kebutuhan mendadak nantinya.
Sekarang Andi mulai mengecek akun sosial media dari lidah manis. Banyak sekali pemberitahuan yang ada di sana. Andi tadi masih sibuk untuk membuat pesanan tante dari Dinda sehingga ia tidak sempat melihatnya.
Kebanyakan dari pemberitahuan itu adalah foto dari pelanggannya yang sudah memesan dessert box hari ini. Andi tidak menemukan orang yang pesan dari orang yang berniat memesan dessert box miliknya. Andi tidak berharap banyak. Ia sudah bersyukur dengan penjualannya hari ini. Jadi ia tidak kecewa ketika tidak mendapati satu orang pun memesan melalui akun sosial media dari lidah manis.
“Mungkin aku harus memulai memikirkan membuka toko fisik untuk jualan makanan pencuci mulut.”
Ini adalah rencana jangka panjang yang dipikirkan oleh Andi. Membuka toko fisik untuk menjual makanan pencuci mulut buatannya. Nantinya, ketika Andi mulai berkuliah dua, tiga bulan lagi, Andi juga akan membuka cabang di kota tempatnya berkuliah.
Sampai saat ini Andi belum menentukan universitas mana yang akan menjadi tujuannya. Pengumuman kelulusan saja belum dilakukan oleh sekolah. Andi akan mulai memikirkannya lagi jika waktu sudah mulai dekat. Yang jelas, kemungkinan besar Andi akan memilih jurusan manajemen sebagai bidang studinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
N4M3
kan cuma butuh 25jt kan kok gk langsung beli aja sih
2023-01-12
0
mrn_zmrn
👍🏻
2022-04-05
3
UPIN IPIN
wah bisa jadi kaya nieh Andi 😊😊😊😊😊
2021-11-28
0