Dengan alat seadanya Andi mulai mencoba membuat dessert box. Ia mengikuti langkah demi langkah yang ditunjukkan oleh tutorial memasak yang kini ia lihat. Di depannya duduk Anisa, dan Amira yang baru saja pulang sekolah. Mereka ingin melihat apakah Andi berhasil membuat dessert box yang lezat.
Yang pertama kali Andi lakukan adalah membuat kue kukus untuk dasar dari dessert box. Ia mengaduk telur, gula dan emulsifier hingga mengembang dan kental. Lalu ia menambahkan tepung terigu, cokelat bubuk, susu kental manis dan minyak goreng. Ia lalu mengaduknya hingga rata. Setelah itu Andi menaruhnya ke dalam Loyang yang untuk selanjutnya ia kukus.
Sembari menunggu kue yang ia kukus matang, Andi menyiapkan krim cokelatnya. Ia mentim cokelat hingga mencair dan setelahnya ia diamkan hingga dingin. Ia kemudian menyiapkan whipping cream bubuk dan air es hingga whipping cream kaku. Lalu ia masukkan coklat yang sudah ia tim sebelumnya.
Andi lalu mengangkat kue yang sebelumnya ia kukus dan mendinginkannya. Setelah dingin, ia memotong kue kukus tersebut menjadi beberapa bagian. Ia menyiapkan toples kue milik ibunya. Ia menaruh kue kukus pada bagian dasar toples. Andi lalu menambahkan cream cokleat yang sebelumnya ia buat hingga hampir memenuhi toples. Ia kemudian meratakan bagian atas agar cream cokelat nantinya tidak bergelombang. Setelah itu, ia memasukkan toples yang sudah berisi kue itu ke dalam lemari pendingin.
Langkah terakhir, Andi membuat cokelat ganache. Ia memasak susu cair hingga sedikit mendidih. Ia kemudian mematikan kompor dan menambahkan potongan cokelat batangan ke dalam panci. Setelah itu ia menunggu cokelat ganache dingin.
Andi kemudian mengambil toples yang sebelumnya ia taruh di dalam kulkas. Ia kemudian memasukkan cokelat ganache ke bagian teratas kue hingga hampir memenuhi toples. Setelah selesai, Andi kembali memasukkan kue tersebut ke dalam kulkas.
“Sudah selesai?” tanya Anisa melihat Andi yang mulai membereskan peralatan masak yang ia gunakan.
“Udah. Tapi masih nunggu dua jam lagi biar semuanya set.”
“Ya ibu kira udah bisa langsung di cicipin. Sebenarnya kamu kepikiran dari mana kok tiba-tiba pengen bikin usaha kayak gini. Ibu lihat ini modalnya nggak sedikit loh buat bikin semua ini.”
“Ya kan ini lagi tren bu. Andi pengen coba aja. Siapa tau berhasil. Lagian nggak ada salahnya juga kan nyoba. Kalo ini enak ya aku lanjutin jualan. Kalo kurang enak, anggap aja aku bikin cemilan buat orang rumah.” ucap Andi santai.
Meski tidak yakin bahwa dessert box buatannya kali ini enak. Tapi Andi yakin besok ketika membuatnya lagi rasanya akan jauh lebih enak dari yang ini. Bukankah dia memiliki kemampuan lidah manis dari sistem? Dengan kemampuannya itu ia bisa menyempurnakan resep yang saat ini ia buat.
“Tapi tetap aja bahan-bahannya itu mahal. Kamu belanja semuanya habis enampuluh lima ribu. Ini aja belum gulanya yang kamu ambil di rumah. Kalo memang kamu niat bikin kayak gini, ibu bantu modalin kamu.”
Andi tersenyum mendengar ucapan ibunya. “Kalo emang nanti butuh aku bakal bilang ke ibu. Tapi aku nggak mau ibu modalin aku. Aku nanti pinjam aja. Jadi kalo uangnya udah muter dan terkumpul banyak, aku balikin uangnya ke ibu.”
“Aduh kamu ini kayak sama siapa aja. Kan ini sama ibu kamu sendiri.” Anisa menggelengkan kepalanya pelan mendengar ucapan Andi. “Ya sudah kalo gitu. Sekarang kalian bersih-bersih diri dulu ini udah sore.”
“Aku nunggu makan dessert box buatan Kak Andi dulu bu anti aja mandinya.”
“Jangan mandi malem-malem Amira, nggak bagus. Udah mandi dulu sana. Itu dessert box buatan Kakakmu baru siapnya masih dua jam lagi. Ayo nggak usah cari alasan lagi.”
*****
Dua jam kemudian, di meja makan adik-adik Andi sudah duduk menunggu dirinya yang kini mengeluarkan dessert box dari dalam kulkas. Ia membuat dessert box tadi kedalam toples lima ratus gram, sehingga resepnya hanya menghasilkan dua toples.
“Ayo kak buruan bawa sini. Aku udah nggak sabar pengen nyicip.” Teriak Arfan yang sudah siap dengan sebuah sendok di tangannya.
“Ya sabar dulu.”
“Yang masih di dalam kulkas jangan diambil. Itu nanti buat ayah sama ibu.”
“Oki doki aku ngerti.” Jawab Amira.
Ketiga bersaudara itu satu persatu menyendok dessert box buatan Andi. Mata Amira dan Arfan langsung berbinar ketika merasakan dessert box tersebut.
“Hemm…. Ini enak sekali Kak. Aku nggak nyangka Kak Andi bisa buat dessert box seenak ini.” Puji Amira.
“Huum…. Ini benar-benar enak. Kok nggak dari dulu aja kakak bikin kayak gini.” Imbuh Arfan.
Jika menurut kedua adiknya rasa dari dessert ini pas di lidah, maka berbeda dengan apa yang Andi rasakan. Ia merasakan banyak kekurangan di dessert box buatannya ini. Gulanya sedikit kebanyakan. Di bagian cream cokelatnya masih kurang. Cokelat genache yang ia buat juga terasa sedikit berbeda.
“Ini nggak seenak itu. Masih banyak kekurangannya. Besok aku akan buat lagi yang lebih baik lagi.”
*****
Seperti ucapannya kemarin, hari ini Andi akan kembali membuat dessert box. Ia bereksperimen menyempurnakan resep yang ia buat kemarin. Maka dari itu pagi ini setelah mengantar Arfan Andi berniat membeli beberapa bahan lagi.
Uangnya hari ini hanya cukup untuk membuat satu buah resep. Jadi Andi ingin di percobaan keduanya kali ini eksperimennya membuahkan hasil. Jika eksperimennya masih gagal, otomatis dessert box yang Andi buat tidak bisa digantikan dengan uang. Hasil-hasil percobaannya itu hanya akan berakhir di perut anggota keluarganya.
Bukannya Andi tidak rela mereka memakan semuanya. Tetapi, Andi sudah tidak sabar untuk memulai bisnisnya. Jadi ia tidak bisa lagi gagal membuat dessert box yang enak.
Setelah berbelanja, Andi mengulangi proses pembuatan dessert box sama seperti kemarin. Andi hanya membuat beberapa perubahan hal dalam memproses bahan. Setelah semuanya selesai, yang perlu Andi lakukan hanyalah menunggu. Ia masih perlu menunggu dessert box untuk siap dimakan dalam dua jam lagi.
Sembari menunggu, Andi memutuskan untuk memikirkan nama dari merek yang akan ia gunakan. Nama yang ia gunakan haruslah nama yang mudah diingat dan memiliki kekhasan tersendiri. Dengan begitu, pelanggan nantinya akan tertarik untuk mencoba produk yang Andi tawarkan.
“Hemm…. Bagaimana kalau Lidah Manis. Sesuai dengan kemampuan yang aku miliki. Lidah Manis. Aku rasa itu tidak terlalu buruk.”
Andi kemudian membuka ponselnya. Ia membuat akun sosial media baru untuk dijadikan akun penjual produk makanan pencuci mulut buatannya. Untuk saat ini Andi hanya terpikirkan untuk membuat dessert box. Kedepannya Andi ingin mencoba membuat makanan pencuci mulut lainnya.
Ketika Andi sedang sibuk mengisi informasi akun sosial media Lidah Manis, timernya berbunyi. “Ah ternyata sudah dua jam.”
Andi kemudian bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju lemari pendingin. Ia mengeluarkan sebuah toples dari sana. Tanpa pikir panjang, Andi mengambil sebuah sendok dan mencicipi dessert box yang baru ia keluarkan dari lemari pendingin tersebut.
Ketika mengunyah dan mengecap rasa dari dessert box buatannya, Andi langsung mengetahui. Ini adalah rasa yang ia cari. Ia tidak menyangka dalam dua kali percobaan ia bisa menghasilkan dessert box yang sesuai keinginannya.
Ketika Andi menikmati dessert box miliknya, suara sistem yang sudah tidak asing lagi di telinga Andi terdengar.
[Ding]
[Modul sistem mendeteksi bahwa Host akan membuat bisnis baru]
[Ding]
[Misi telah dibuat]
[Misi : Host hasilkan uang sebesar Rp 10.000.000,- dalam waktu empat belas hari]
[Hadiah : Voucer Cashback 200%]
[Ding]
[Selesaikan misi dengan sepenuh hati Host. Kedepannya akan ada misi lainnya dengan hadiah yang sangat menarik]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
penggemar_Uangkecil?!
..
2024-02-14
1
😘BIMA Kangen...💋#✇⃟ᴮᴿ💌
ini novel sistem yang bagus sekali.. cerita nya g ngasih kekayaan doang.. tata bahasanya juga bagus
. 👍👍👍👍👍👍👍👍👍💪💪💪💪💪💪💪
2022-04-26
3
Benny
next
2022-03-26
0