Revisi
“Pinjam uang? Kamu butuh berapa?” tanya Brian tanpa mempertanyakan sedikitpun dipergunakan untuk apa uang tersebut.
“Satu juta aja. Aku mau mulai bisnis. Aku memang ada sedikit modal tetapi itu masih kurang. Ibuku sudah menawarkan meminjamkan uangnya. Tetapi aku tidak bisa menggunakan uang itu. Itu adalah uang untuk mendaftar sekolah Arfan.” Meski brian tidak mempertanyakan untuk apa uang tersebut, tetapi Andi tetap merasa perlu untuk menjelaskannya kepada Brian.
“Satu juta aja? Apa nggak kurang?” Brian menghentikan permainan PSnya. Ia meletakkan joystick di tangannya dan meraih ponselnya yang tergeletak, tidak jauh dari tempatnya duduk.
Andi merasakan ponselnya bergetar. Ia mengeluarkannya dan melihat sebuah notifikasi muncul di sana.
[Anda telah menerima dana sebesar Rp 5.000.000,- dari rekening xxxxxxxxx793]
Melihat hal itu Andi langsung melihat ke arah Brian. “Bro, ini kebanyakan. Aku cuma mau minjem satu juta aja. Aku balikin sisanya.”
Brian mengangkat sebelah tangannya ke arah Andi. Memberi tanda bagi Andi untuk tidak mengirim balik uang tersebut. “Nggak perlu. Nggak usah di transfer balik ke aku. Bro kita udah berteman lama, kamu sendiri juga tahu kalau uang segitu nggak seberapa buat aku.”
“Tapi ini kebanyakan.”
Brian mengelah nafas panjang. Ia sudah tahu bahwa Andi tidak akan semudah itu menerima uang darinya. Jika Andi mengatakan bahwa dia akan meminjam uang sepuluh ribu dan akan mengembalikannya dalam waktu seminggu, maka baru lima hari saja ia sudah mengembalikan uang tersebut. Tidak lebih tidak kurang. Dia juga tidak akan menerima uang tambahan dari nominal yang ingin ia pinjam.
Inilah yang membuat Brian masih tetap mau menjadi teman Andi. Andi bukan tipe orang yang memanfaatkan temannya. Selama berteman dengan Andi, Brian sama sekali tidak pernah dimanfaatkan. Andi memiliki banyak sekali kesempatan untuk memanfaatkannya. Tetapi dia tidak melakukannya.
Untuk sekedar mentraktir makan saja Brian perlu memberikan alasan. Jika tidak, di kemudian hari Andi yang akan berusaha mengumpulkan uang untuk bisa mentraktirnya. Sebagai ganti traktiran yang diberikan Brian. Teman seperti ini lah yang Brian butuhkan.
“Kalo kamu nggak mau nerima uang sebanyak itu, jangan anggap aku meminjam uang darimu. Anggap saja aku berinvestasi padamu. Anggap aku membeli dua puluh persen dari saham bisnis kecilmu ini. Jadi, ketika bisnis kecil kita ini memiliki keuntungan, kau cukup memberiku dua puluh persen dari jumlah keuntungan.”
“Tetapi kamu kan sama sekali nggak tahu bisnis apa yang aku lakukan. Kenapa kamu sebegitu percayanya padaku hingga memberikan uang sebanyak ini.”
“Aku tau kamu orang yang amanah. Jadi aku yakin benar-benar sedang melakukan bisnis. Entah nanti bisnis itu akan jadi sukses ataupun gagal tak masalah buatku. Anggap saja aku sedang judi.” Ucap Brian santai.
Andi mengela nafas panjang mendengar ucapan sahabatnya itu. “Kalau gitu, nanti akan aku buatin perjanjian untuk hal ini. Meski kita sahabatan udah lama, tapi kalo urusan ini aku mau kita menulis semuanya secara jelas hitam di atas putih.”
“Tidak masalah untukku. Sekarang temani aku main. Kamu tidak sedang buru-buru mengurusi bisnismu bukan?”
Andi menggelengkan kepala. “Tidak. Aku tidak akan langsung menyelsaikan semuanya sekarang. Aku akan melakukan semuanya bertahap.” Jelas Andi.
Andi pun mengikuti kemamuan Brian. Ia menemani Brian untuk bermain PS. Meski ia memiliki waktu empat belas hari untuk menyelesaikan misi, tetapi Andi tidak buru-buru. Dengan modal pemberian Brian, Andi bisa mempercepat rencananya menghasilkan uang.
“Panel status.”
[Ding]
[Modul Menjadi Kaya]
[Level 3 (130000/875000)]
[Saldo Host : Rp 5.074.160,-]
[Tingkat Konversi : 1 kali nafas \= 4 rupiah]
[Misi : - Host hasilkan uang sebesar Rp 10.000.000,- dalam waktu empat belas hari. Hitung mundur : 13 hari 17 jam 50 menit (0/10000000)]
[Penyimpanan : --- ]
[Kemampuan : - Lidah Manis : Selamanya]
[Selamat berjuang menghabiskan uang Host]
“Hemm…. Jadi uang dari Brian tetap masuk kedalam hitungan dari sistem. Tetapi uang tersebut tidak menjadi pendapatanku. Berarti yang dihitung dalam misi ini adalah apa yang aku hasilkan dari berjualan.”
Modal pemeberian Brian ini sedikit banyak mengubah rencanya. Awalnya Andi hanya akan menjual dessert box dengan satu varian rasa. Namun dengan modal sebanyak ini Andi jadi leluasa untuk mencoba menciptakan resep untuk varian lain.
Jika hanya mengandalkan varian rasa coklat, yang mengenal produk Andi adalah mereka yang menyukai rasa cokelat. Tetapi jika memiliki banyak varian, maka yang mengenal produknya akan semakin banyak. Setidaknya dengan begitu ia akan memilik lebih banyak target. Tidak semua orang menyukai rasa cokelat bukan.
*****
Hari ini banyak yang Andi lakukan. Dari pagi pemuda itu sudah sibuk di sebuah percetakan. Ia berdiskusi dengan salah satu desainer pada percetakan itu untuk membuat logo dan kemasan dari produknya agar lebih menarik.
Tidak hanya mendesain, Andi juga ingin mencetak beberapa kemasan di sana. Dari informasi yang ia dapat, tempat yang ia kunjungi saat ini adalah tepat yang memberikan jasa desain yang baik. Untuk semua itu Andi mengeluarkan satu juta rupiah untuk mencetak kemasan, stiker dan jasa desain.
Ketika Andi akan mengambil motornya setelah dirinya menyelesaikan semua desain, sebuah mobil mewah berhenti di sampingnya. Ia menoleh ke arah mobil tersebut. Pemuda itu mendapati keberadaan Jony di dalam mobil itu.
Di kursi penumpang, sahabat Jony, Rendi terlihat duduk di sana. Keduanya kemudian turun dari mobil tersebut dan menghampiri Andi.
Rendi menyeringai lebar, pemudah itu lalu meludah. Itu tidak seperti meludah pada biasanya. Lebih tepatnya, Rendi terlihat tengah menembakkan air liurnya ke arah Andi. Sayangnya air liur tersebut hanya jatuh di depan Andi. Jika itu lebih kuat sedikit, bisa saja air liur itu mengenai pakaian Andi.
“Lihat ini siapa yang kita temui di sini. Si otaku penggila gambar dua dimensi.” Ejek Rendi kepada Andi. “Sepertinya kita tengah mengalami sebuah kesialan kecil Jon. Dari semua percetakan yang ingin kita kunjungi, kenapa kita harus bertemu dengan sampah seperti dia di sini.”
“Ck. Ck. Ck.” Jony berdecak lidah. “Kau benar Rendi. Kita sial sekali. Aku berniat memesan sebuah banner untuk pestaku nanti tetapi aku tidak menyangka bisa bertemu dengan pecundang kelas kita di sini.” Jony menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.
“Kebetulan sekali kita bertemu. Jadi sekalian aku bisa mengingatkanmu. Sabtu ini akan ada syukuran kecil di rumahku. Tentu saja kamu harus datang. Kamu sudah membaca pesan yang aku kirim di group kelas bukan? Jangan lupa memakai pakaian bagus jika ke rumahku. Jika kau memakai pakaian seperti itu, satpam komplek di rumahku akan mengira kamu ini seorang pemulung.”
Rendi tertawa lepas ketika mendengar ucapan Jony. “Tentu saja seperti itu Jony. Aku yakin jika dia memakai pakaian lusuhnya itu, satpam komplek rumahmu pasti mengiranya sebagai pemulung. Lihat saja bajunya itu, warnanya sudah memudar karena sering dicuci. Aku yakin dia hanya memiliki baju itu-itu saja. Jika tidak, dia tidak akan memakai baju yang seperti ini.”
Andi hanya diam mendengar ucapan mereka. Bukannya Andi takut dengan mereka, tetapi Andi tidak mempedulikan mereka. Jika ada anjing yang menggonggong kepadamu, apakah kamu juga akan menggonggong balik kepada mereka? Tentu saja tidak bukan.
Oleh karena hal itu, Andi lebih memilih diam dan tidak menanggapi kedua pemuda di depannya. Ia tidak mau menanggapi mereka berdua. Jika saja kedua pemuda itu tidak menghalangi jalannya, maka Andi lebih memilih pergi dari sini daripada meladeni kedua orang ini.
Lebih baik waktunya ia pergunakan untuk hal yang bermanfaat. Bisnisnya saja belum berjalan hingga saat ini. Jadi akan sangat membuang-buang waktu jika Andis meladeni mereka. Lebih baik dia diam. Dengan dirinya diam dan tidak merespon, pastinya kedua pemuda itu akan meninggalkannya. Namun jika Andi meladeni mereka, mereka pasti akan terus berbicara kepadanya tanpa henti.
“Aku tidak peduli kamu memiliki baju yang pantas atau tidak. Tetapi yang jelas kamu harus datang ke pestaku. Seharusnya kamu berbangga diri karena dari semua teman yang aku undang, hanya kamu yang aku undang secara langsung seperti ini. Jadi jangan lupa untuk datang.”
Setelah mengatakan hal tersebut, Jony dan Rendi pergi meninggalkan Andi. Ketika mereka berjalan di dekat Andi, keduanya sengaja menyenggol lengan Andi dengan lengan mereka dengan cukup keras. Namun, apa yang mereka inginkan tidak terjadi. Andi masih berdiri tegak tidak bergeming, justru lengan merekalah yang terasa sakit.
“Aku tunggu kamu sabtu ini di rumahku.” Ucap Jony sembari menunjuk ke arah Andi sebelum ia dan Rendi menghilang di balik pintu percetakan.
“Mau bagaimanapun kalian mengancamku tidak akan berpengaruh besar. Dan lagi aku tidak memiliki waktu menghadiri acara kalian yang sudah jelas tidak ada gunanya untuku.” Gumam Andi dalam hati.
*****
[Ding]
[Modul Menjadi Kaya]
[Level 4 (255000/10000000)]
[Saldo Host : Rp 4.061.440,-]
[Tingkat Konversi : 1 kali nafas \= 7 rupiah]
[Misi : - Host hasilkan uang sebesar Rp 10.000.000,- dalam waktu empat belas hari. Hitung mundur : 13 hari 8 jam 45 menit (0/10000000)]
[Penyimpanan : --- ]
[Kemampuan : - Lidah Manis : Selamanya]
[Selamat berjuang menghabiskan uang Host]
Sekarang ini konversi nafasnya menjadi tujuh rupiah setiap tarikan nafas. Berarti itu bisa menghasilkan seratus enam puluh satu ribu dua ratus delapan puluh rupiah. Itu nominal yang cukup besar. Dalam sebulan dengan konversi sebesar itu, Andi bisa menghasilkan uang empat juta delapan ratus ribu. Itu sama dengan penghasilan kedua orangtuanya selama sebulan.
Tetapi sekarang ini exp yang Andi butuhkan untuk naik level meningkat pesat. Dari sebelumnya delapan ratus tujuh puluh lima ribu menjadi sepuluh juta. Itu mungkin karena tiga level di awal dipermudah bagi Andi yang masih pemula.
[Ding]
[Modul sistem mendeteksi bahwa level modul milik Host sudah memenuhi target untuk bisa mengakses toko milik sistem]
[Ding]
[Toko sistem telah dibuka. Host dapat membeli barang-barang yang ada di sana. Pembaharuan barang dari toko akan dilakukan setiap tanggal 1 dan tanggal 15 setiap bulannya]
[Host, manfaatkan toko sistem untuk memperkuat dirimu]
[Ding]
[Pelingatan!!!!]
[Sekarang Host sudah melewati tahap percobaan dari Modul Menjadi Kaya. Setelah ini sistem akan menerapkan sebuah target untuk Host]
[Target : Capai pengeluaran sebesar Rp 250.000.000,- selama bulan ini]
[Hadiah : Kotak Misteri]
[Hukuman : Peringatan Tingkat 1]
[Ding]
[Penerapan sistem hukuman dari sistem]
[Peringatan Tingkat 1 : Host tidak akan mendapatkan pemasukan dari bernafas selama 1 minggu]
[Peringatan Tingkat 2 : Host tidak akan mendapatkan pemasukan dari bernafas selama 6 bulan]
[Peringatan Tingkat 3 : Host tidak akan mendapatkan pemasukan dari bernafas selama 2 tahun]
[Peringatan Tingkat 4 : Host tidak akan mendapatkan pemasukan dari bernafas selama 5 tahun]
[Peringatan Tingkat 5 : Host tidak akan mendapatkan pemasukan dari bernafas selamanya]
[Host capai target dengan baik agar Host dapat menikmati Modul Menjadi Kaya lebih lama lagi]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Gatot Suharyono
tambah gak jelas alur ceritanya !?
2024-04-26
0
AuthorPalsu
biar sekalian sistemnya aja yang ilang🗿
2024-02-20
0
AuthorPalsu
gw juga dong cu
2024-02-20
0