Sekarang modul systemnya sudah mencapai level dua. Ia butuh menghabiskan uang duaratus lima puluh ribu lagi untuk menaikkan levelnya. Sekarang ini tingkat konversi modulnya adalah dua rupiah untuk satu kali nafas. Berarti sekarang dirinya bisa menghasilkan uang sebanyak empatpuluh tiga ribu dalam waktu duapuluh empat jam.
Dengan sisa uang yang masih ada di dompet digitalnya, Andi memerlukan waktu empat hari untuk menaikan kembali level modul systemnya. Sekarang Andi mulai memikirkan akan dihabiskan untuk apa uang sebanyak itu. Setidaknya ia harus membeli sesuatu yang dapat ia jual kembali. Atau kalau tidak, ia akan membeli barang yang benar-benar ia butuhkan.
“Ah aku belikan tas dan sepatu baru saja untuk Amira dan Arfan. Jika begini pasti tidak akan sia-sia. Tetapi, apa yang harus aku katakan agar ayah dan ibu tidak memarahiku. Mereka pasti marah jika tau aku membelikan tas dan sepatu untuk Amira dan Arfan. Mereka pasti akan mengomel menyuruhku menabung uang yang aku punya atau menghabiskannya untuk kebutuhanku sendiri.”
“Hah. Baru kali ini aku kebingungan memilih menghabiskan uang.”
Andi mengela nafas panjang. Meski banyak barang yang bisa ia beli, tetapi ia masih harus mencari alasan yang tepat kepada orangtuanya. Tidak mungkin bukan Andi tiba-tiba mengatakan kepada ayah dan ibunya bahwa tiba-tiba dirinya mendapatkan system yang menggajinya hanya karena dirinya bernafas.
Jika Andi berkata demikian, yang ada mereka akan menganggap Andi gila. Dan Andi tidak mau hal itu terjadi.
“Ah lebih baik aku pikirkan itu ketika aku sudah mengumpulkan uangnya. Sekarang lebih baik aku makan.”
Andi keluar dari kamarnya. Di ruang makan masih ada Amira yang tengah mengerjakan prnya. Memang ketika kelas duabelas menjalani ujian akhir, Amira yang notabenenya kelas sepuluh diliburkan. Ia mendapatkan setumpuk pr yang perlu diselesaikan selama liburan ini.
“Bagaimana Amira, apakah kau bisa mengerjakan semua prmu? Apa ada yang sulit kau kerjakan. Jika kau kesulitan tanyakan saja padaku, siapa tau aku bisa membantu.” Tanya Andi yang kini duduk di depan Amira.
“Ah Kak Andi. Apa katanya Kakak mau tidur. Tidak jadi?”
Andi menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku sulit tidur.”
“Apa karena kecoa terbang tadi?”
Andi sedikit tertawa dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal ketika mendengar ucapan Amira. “Hahaha. Ya, itu karena kecoa terbang. Itu membuatku kehilangan rasa kantukku.” Jawab Andi sedikit canggung.
“Oh ya, apakah ibu sudah pulang?” tanya Andi yang masih belum melihat keberadaan ibunya di rumah.
“Belum. Mungkin sebentar lagi ibu akan pulang. Ada apa? Apakah Kakak sudah lapar sekarang? Mau aku gorengkan telur?” tanya Amira.
“Tidak perlu. Aku bisa melakukannya sendiri. Lebih baik kau lanjutkan kerjakan prmu.” Ucap Andi yang kemudian bangkit dari tempat duduknya. Ia kemudian berjalan menuju dapur dan membuka kulkas. Andi mengambil dua buah telur dan tiga buah sosis dari dalam kulkas.
“Apakah kau sudah makan Amira.”
“Sudah Kak. Jika kau mau menggoreng telur kau cukup menggoreng yang sesuai dengan porsimu saja. Kau tidak perlu memikirkanku.”
Andi memandang Amira dari sudut matanya. “Baiklah jika kau sudah makan. Aku tetap akan menggorang telur sedikit lebih banyak. Jika kau masih lapar kau bisa makan lagi.”
Selagi menunggu wajan yang ia taruh di atas kompor memanas, Andi memecahkan kedua telur itu kedalam mangkuk, mengiris semua sosis dan mencampurkan semuanya dengan garam dan penyedap rasa. Andi mengecek kesiapan dari wajan yang sudah ia panaskan dengan meneteskan sedikit kocokan telur. Setelah merasa minyak sudah cukup panas, Andi menuangkan campuran telur dan sosis itu ke dalam wajan.
“Oh ya Amira, berapa nomer sepatumu? Apakah sepatu lamamu masih muat untuk kau pakai?”
Bukannya Andi tidak mengetahui nomer sepatu adiknya, hanya saja ia ingin memastikan nomer sepatu adiknya. Siapa tau sepatu yang sekarang Amira pakai sudah kekecilan. Jika Andi tidak bertanya dan kemudian membelikan sepatu dengan nomer yang sama dengan yang Amira pakai sekarang, maka itu semua akan sia-sia.
Arfan tidak bisa memakai sepatu Amira. Adik laki-laki Andi itu meskipun terpaut empat tahun dari Amira tetapi dia memiliki nomer sepatu satu nomer lebih besar dari sepatu Amira. Jadi Andi ingin memastikannya terlebih dahulu.
“Untuk apa kakak menanyakannya? Kakak ingin membelikanku sepatu?” tanya Amira dengan mata sedikit berbinar.
“Tentu. Tabunganku cukup banyak. Aku melihat di online marketplace ada yang menjual sepatu diskon. Aku rasa jika hanya untuk sekolah aja sepatu-sepatu itu cukup awet untukmu. Jadi berapa nomer sepatumu?”
“Ah benarkah Kak kau akan membelikannya? Kau tidak menghabiskan semua uang tabunganmu untuk membeli sepatu untukku bukan?” Amira memicingkan matanya. Memandang tajam ke arah Andi yang masih sibuk menggoreng telurnya.
“Hahahaha. Tentu saja tidak. Aku mendapat voucer belanja dari temanku. Ditambah dengan diskon event dari marketplace semuanya jadi lebih murah. Kau tidak perlu takut uangku akan habis.”
Ini adalah alasan yang tiba-tiba saja terpikirkan oleh Andi. Bukankah sekarang ini banyak online marketplace yang banyak memberikan event diskon setiap bulannya. Promo 1.1, promo 5.5 dan promo-promo lainnya di tanggal yang sama seperti angka bulan. Bukannya semua online marketplace sedang berlomba memberikan diskon yang tinggi pada tanggal-tanggal tertentu. Jadi ini bisa Andi jadikan sebagai alasan dirinya membelikan sepatu dan tas untuk kedua adiknya.
“Benarkah? Online marketplace yang mana kak? Apakah Shopmee, Tokobebia, ataukah Lazaza? Jika memang ada diskon besar aku juga ingin membeli beberapa kaos bergambar idol.”
Andi berjalan mendekat ke arah Amira. Ditangan kanannya kini sudah ada telur dadar yang sudah dipotong menjadi empat bagian dan sepiring nasi putih di tangan satunya.
“Bukankah kaos bergambar idol milikmu sudah cukup banyak?”
Seingat Andi adiknya ini memiliki baju bergambar idol korea yang sudah cukup banyak. Dinding kamarnya pun dipenuhi dengan gambar dari idol dari negeri gingseng itu. Menurut Andi semua idol itu memiliki wajah yang sama. Mungkin karena Andi tidak terlalu mengenal mereka tetapi mereka memiliki wajah yang sama bagi Andi.
“Ah tapi ini baru lagi Kak. Aku belum punya yang ini.”
Amira menunjukkan wajah memelasnya kepada Andi. Meski Andi terkadang terlihat sering memarahinya, tetapi Amira tau bahwa ketika dirinya menunjukkan wajah memelas seperti ini Andi akan luluh. Amira menduga kakaknya itu memliki syndrome sister complex. Liat saja betapa Andi sering memanjakan Amira dengan memberikan beberapa uang sakunya kepada Amira agar adiknya itu bisa membeli barang yang diingkan.
Jika Arfan memasang wajah memelasnya di depan Andi, mencoba meniru apa yang dilakukan Amira, yang anak laki-laki itu dapatkan bukanlah uang, tetapi omelan Andi. Andi akan mengomel kepada Arfan memintanya lebih berhemat dan menabung uang jajannya jika ingin membeli seseuatu. Sudah terlihat dengan jelas bukan perbedaan cara Andi memeperlakukan adik-adiknya.
“Baiklah-baiklah kau bisa memilih, membeli tas dan sepatu sekolah atau barang-barang tentang idol itu. Aku akan membelikannya. Semuanya tidak lebih dari dua ratus ribu. Hanya dua ratus ribu tidak bisa lebih. Aku tidak bisa memberimu lebih. Aku masih tetap harus membelikan sesuatu untuk Arfan.”
“Jika anak itu tau aku membelikanmu sesuatu tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa maka anak itu akan merengek kepada ayah dan ibu. Anak laki-laki kok masih saja merengek ke orangtua.” Ucap Andi mencibir adiknya Arfan.
Beruntung Arfan sedang tidak ada di sana untuk mendengarkan ucapan Andi. Jika tidak anak laki-laki itu pasti kan bertengkar dengan Andi. Hal yang biasa mereka lakukan setiap minggunya.
“Wah baiklah terimakasih Kakakku yang paling ganteng. Tetapi ini tidak akan mebuatmu menghabiskan semua tabunganmu kan Kak?” Amira kembali bertanya ingin memastikan semuanya.
“Tenang aja. Tidak akan menghabiskan tabunganku. Lagipula aku sudah selesai ujian. Jadi aku bisa kembali bekerja di warnet Mas Bejo. Pokoknya paling lama empat hari lagi kau akan aku belikan jadi kirimkan saja link barang yang inginkau beli. Aku akan belikan.” Ucap Andi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
debby J
WKWKWK SENSORNYA
2024-02-09
0
Don T
46 rb thoooriiii
2023-09-09
3
joystick
tokobabi aja dah wkwka
2023-01-24
0