“Kau benar-benar mengiriminya pesan?” tanya Brian.
“Ya emangnya kenapa?”
Brian mengelah nafas panjang. “Siapa tau dia sedang basa basi denganmu. Aku nggak nyangka kamu kirimin dia pesan beneran.”
“Dinda bukan orang yang seperti itu. Dia itu orang baik. Aku yakin dia tidak berbohong dengan ucapannya beberapa hari yang lalu.” Bela Andi.
Brian mengangkat kedua tangannya. Ia menyerah. “Baiklah. Baiklah. Orang yang sedang kasmaran memang seperti itu.”
Andi merasakan ponsel di genggamannya bergetar. Ia membuka ponsel tersebut dan menemukan balasan pesan dari Dinda. Melihat hal itu, Andi buru-buru memperlihatkan pesan tersebut kepada Brian.
“Aku pesan dua buah di setiap variannya. Kirimkan saja kerumahku besok pagi. Aku akan membayarnya ketika barangnya sampai.” Begitulah isi pesan balasan dari Dinda. Ia juga menyertakan link koordinat alamat rumahnya melalui maps.
“Lihat ini. Dia membalas pesanku barusan.”
“Fiuh.” Brian bersiul pelan. “Akhirnya kamu memiliki kesempatan berkunjung ke rumah Dinda. Aku yakin kau sangat senang dengan hal ini.”
“Tidak semua anak laki-laki di sekolah kita berkesempatan untuk berkunjung ke rumahnya. Aku dengar jika ada tugas kelompok dan ada anggota laki-laki di kelompok tersebut, Dinda lebih memilih mengerjakan tugas kelompok itu di sekolah. Jika tidak di sekolah, pasti dia akan mengajak ke perpustakaan umum.”
Brian menatap Andi sembari menggerak-gerakkan alisnya. “Apakah ini sebuah pertanda?” Goda Brian.
“Iya ini adalah sebuah pertanda. Pertanda bahwa Dinda akan menjadi pelanggan setiaku.”
*****
Hari masih cukup gelap ketika Andi mulai mempersiapkan diri. Ia sudah membawa sebuah meja portable untuk berjualan pagi ini. Amira akan menemani Andi menjadi asistennya dalam berjualan. Untuk mengawali, Andi membawa empat porsi setiap varian. Dengan ditambah dessert box pesanan Dinda, di dalam kotak Styrofoam sudah ada tiga puluh porsi dessert box.
Bukannya Andi tidak mau membawa lebih banyak lagi dessert box. Hanya saja sebagai awalan Andi ingin memulainya dengan jumlah yang sedikit. Meski demikian jika semua ini terjual habis, maka Andi akan mendapatkan uang sebesar satu juta tujuh ratus sepuluh rupiah. Ini adalah awal yang baik menurut Andi.
“Panel Status”
[Ding]
[Modul Menjadi Kaya]
[Level 4 (4455000/10000000)]
[Saldo Host : Rp 1.321.760,-]
[Tingkat Konversi : 1 kali nafas \= 7 rupiah]
[Misi : - Host hasilkan uang sebesar Rp 10.000.000,- dalam waktu empat belas hari. Hitung mundur : 11 hari 11 jam 58 menit (0/10000000)]
[Penyimpanan : --- ]
[Kemampuan : - Lidah Manis : Selamanya]
[Selamat berjuang menghabiskan uang Host]
Selama beberapa hari terakhir, Andi mengeluarkan uang empat juta seratus ribu rupiah. Satu juta untuk kemasan, dua ratus ribu untuk X-banner dan tiga juta untuk pembelian bahan. Sisa dari bahan yang sebelumnya Andi gunakan untuk bereksperimen membuat resep, masih bisa menghasilkan tiga puluhan porsi dessert box. Ini berarti beberapa hari lagi Andi perlu kembali berbelanja. Dengan begini level modul sistemnya akan lebih cepat naik.
“Kakak apakah semuanya sudah siap?” tanya Amira yang baru saja keluar dari rumah. Kedatangan Amira membuat Andi tersadar dari lamunannya.
Andi mengecek kembali kelengkapan semuanya. “Aku rasa sudah siap semua. Kamu sendiri sudah siap?”
Andi mengecek pakaian yang dipakai adiknya. Adiknya memakai kemeja kotak-kotak tanpa dikancingkan. Di dalamnya Amira juga kaos idol korea yang baru-baru ini Andi belikan. Jadi, meski kaos itu dipakai sebagai dalaman, logo dari idol group itu masih terpampang jelas karena kemeja Amira yang tak terkancing.
Untuk hari ini pun Andi memakai pakaian yang lebih modis. Ia meminjam pakaian ini dari Brian semalam. Tubuh mereka yang seukuran membuat Andi memilih meminjam baju milik Brian. Ia belum sempat untuk membeli baju. Andi masih kurang mempercayai membeli baju secara online. Ia akan lebih puas jika melihat langsung bagaimana kondisi baju yang ia inginkan.
Andi memakai sebuah kaos dari brand ternama. Ia padukan kaos tersebut dengan blazer. Dari baju hingga sepatu semuanya dari brand ternama yang dimiliki oleh Brian. Andi juga menata rapi rambutnya menggunakan pomade. Jika saja Andi tidak menaiki motor matic melainkan motor sport, pasti orang akan mengatakan bahwa Andi adalah anak orang kaya.
Wajah Andi terbilang tidak terlalu buruk. Hanya saja selama sekolah Andi tidak mau menggunakan uangnya untuk membeli produk perawatan wajah. Hal itu membuatnya sedikit lebih kucel. Sekarang karena Andi memiliki sedikit uang lebih, ia mulai merawat dirinya. Ia terlihat lebih tampan dari biasanya.
“Kakak jauh terlihat lebih tampan dengan pakaian ini. Mungkin ini adalah style yang cocok untuk Kak Andi.” Puji Amira.
Mendengar pujian Amira, Andi merapikan blazernya yang tidak kusut sama sekali. “Sudah pasti aku tampan. Kamu sebagai adik dari pemuda tampan ini nantinya akan kebagian, tenang saja. Jika bisnis ini berjalan lancar, dan keuntungan yang Kakakmu dapat ini melimpah, kau akan aku belikan pakaian yang modis. Mau Korean style, western style semua bisa aku belikan.”
“Jadi, adikku yang paling cantik, persiapkan dirimu untuk menjadi nona kaya. Hari ini kau hanya bisa membantuku melayani konsumen. Suatu hari nanti, kamu akan membantuku mengawasi pekerja. Nanti kamu akan aku jadikan manager toko milikku. Persiapkan dirimu baik-baik Nona Muda.”
Mendengar ucapan kakaknya tersebut, Amira tertawa terbahak-bahak. Karna terlalu kerasnya ia tertawa, Amira sampai merasa perutnya sakit. “Aku tidak menyangka kakak akan berhayal sejauh itu.”
“Ini bukan berhayal Amira. Ini adalah sebuah harapan, sebuah doa. Siapa tau ada malaikat yang lewat lalu mengamini doa kita. Jadi kita tetap harus berpikir positif. Baiklah Nona, kita tidak perlu berbasa basi lagi. Matahari sudah mulai meninggi, kita harus bergegas agar bisa mendapatkan tempat yang strategis. Tetapi sebelum kita ke CFD di Benpas, kita akan mengantarkan pesanan pelanggan kita yang pertama.”
*****
Tepat pada pukul enam pagi Andi tiba di rumah Dinda. Rumah milik ketua kelasnya ini tidak kalah mewahnya dengan rumah sahabatnya, Brian. Bahkan jika Andi amati, rumah ini jauh lebih besar daripada rumah milik keluarga Brian.
Andi mengeluarkan ponselnya dari kantong celananya. Ia berniat menghubungi Dinda, memberitahu temannya itu bahwa dirinya sudah berada di depan rumahnya. Sebelumnya Andi sudah mengetuk pintu gerbang rumah Dinda. Namun tidak ada jawaban. Pos satpam pun kosong. Jadi Andi perlu menelfon temannya itu.
Panggilan Andi terhubung pada dering kedua. Sepertinya Dinda tengah memegang ponselnya saat ini.
“Hallo Andi?”
“Hallo Din, aku sudah ada di depan rumahmu. Mau nganter dessert box yang kamu pesan kemarin. Ini aku sudah ketuk gerbang rumahmu tapi nggak ada jawaban. Pos satpam juga kosong.” Jelas Andi.
“Oh oke. Tunggu sebentar, aku akan turun.”
Lima menit setelah Dinda menutup panggilannya, Andi mendengar langkah kaki yang sedikit terburu-buru mendekat ke arah gerbang. Tidak lama kemudian, Andi melihat gerbang rumah di depannya dibuka dari dalam.
Dari balik pintu pagar, Andi melihat Dinda muncul. “Pagi banget dateng An. Aku kira bakal kamu nganterinnya jam delapanan.”
Andi menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. “Ya setelah ini aku akan ke Benpas. Jadi aku harus mengirimkannya sekarang. Aku takut jika aku tidak mengirimkannya sekarang nanti pesananmu ikut terjual kepada yang lain.”
“Oh jadi kau juga akan berjualan di Benpas?” Dinda melihat ke arah motor Andi. Di atas motor Dinda melihat keberadaan Amira dengan berbagai macam barang bawaan.
Ketika melihat Dinda memandang ke arahnya, Amira sedikit menganggukkan kepalanya. “Hallo Kak Dinda.”
“Jadi ini alasanmu tidak datang ke rumah Jony semalam.”
“Ehm…. Ya… bisa dibilang begitu. Aku perlu mempersiapkan semua dessert box yang akan aku jual hari. Hampir semuanya ini dibuat olehku. Tentu saja dengan sedikit dibantu oleh ibu dan adikku. Jadi aku tidak bisa menghadiri acara di rumah Jony.”
Dinda mengangguk pelan. “Untunglah kamu nggak datang semalam.” Gumamnya pelan yang hanya hanya dirinya yang bisa mendengar.
“Ehm…. Din ini semua pesanmu.” Andi menyerahkan dua buah tote bag dari kertas kepada Dinda.
“Jadi semuanya berapa?”
“Totalnya limaratus tujuh puluh ribu. Kau bisa membayar secara tunai atau mentrasfernya ke dompet digital milikku. Nomer akunnya pake nomer ponselku.” Ucap Andi.
“Baiklah aku akan mengirimkannya ke akunmu.”
Andi mendengar sebuah notifikasi di ponselnya. Ia lalu melihatnya dan membaca sebuah notifikasi di sana.
[Anda telah menerima dana sebesar Rp 600.000,- dari rekening xxxxxxxxx598]
“Din, ini kebanyakan. Semuanya hanya lima ratus tujuh puluh ribu. Kenapa kau mengirimiku enam ratus ribu?”
“Itu ongkos kirim dariku. Terima kasih sudah mengantarkan ini. Aku akan membantumu dengan mempromosikannya ke akun sosial media milikku.”
“Ah, baiklah aku juga berterima kasih padamu. Kau bisa mencantumkan akun sosial media dari produkku ini. Kau tidak perlu mencantumkan akunku. Sekali lagi terimakasih Din.”
Dinda melambaikan tangannya pelan. “Tidak masalah untukku. Baiklah An aku masuk duluan.”
“Ya sekali lagi terimakasih.”
Andi melihat Dinda menghilang di balik pintu gerbang. Setelah itu Andi membalikkan badannya menuju ke arah adiknya.
[Ding]
[Modul sistem mendeksi keberhasilan Host menjual barang dagangannya]
[Selamat host mendapatkan bonus penjualan sebesar 5-10 kali dari yang host dapatkan. Berlaku hanya untuk hari ini]
[Selamat pendapatan Host bertambah Rp 600.000,- dari penjualan]
[Selamat Host mendapatkan bonus penjualan sebesar Rp 3.600.000,-]
[Nilai bonus pejualan tidak akan masuk dalam penghitungan misi pendapatan yang harus Host capai]
[Selamat berjuang mengumpulkan uang Host]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Aditya Warman
bukannya 'menghabiskan uang thor?
2023-12-23
0
YUDA PANJAITAN
Rata-rata manusia bernapas sekitar 12 hingga 20 kali per menit dalam kondisi normal. Jika kita mengambil angka 15 napas per menit sebagai perkiraan, maka dalam satu jam, seseorang akan bernapas sebanyak 15 x 60 = 900 kali.
Dalam satu hari, ada 24 jam, sehingga jumlah napas dalam sehari adalah 900 x 24 = 21.600 kali.
Jika setiap satu kali napas dihargai dengan angka 7, maka nilai yang dihasilkan adalah 21.600 x 7 = 151.200.
2023-06-17
3
N4M3
?????????
2023-01-12
0