Cara Menjadi Kaya : BERNAFAS

Cara Menjadi Kaya : BERNAFAS

Bab 1 Mendapat Sistem

Terik mentari yang terasa membakar kulit dirasakan oleh Andi. Ia keluar dari gerbang sekolahnya dan disambut dengan terik mentari di musim kemarau ini. Andi baru saja menyelesaikan ujian akhir. Kini ia hanya tinggal menunggu pengumuman kelulusan.

Andi sendiri belum mengetahui apa yang akan ia lakukan setelah ini. Melanjutkan sekolah atau malah memilih bekerja. Andi enggan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya. Bukan karena nilai sekolahnya yang jelek, bukan. Ia berada di peringat menengah di setiap angkatannya. Jadi dengan nilai seperti itu dirinya bisa melanjutkan kuliah.

Keadaan ekonomi keluarganya lah yang membuat Andi enggan untuk melanjutkan pendidikannya. Orangtuanya bukalah pegawai dengan gaji bulanan yang tetap. Ayahnya hanyalah driver ojek online yang pendapatan hariannya tidak menentu. Sementara ibunya yang membuka bisnis katering itu juga tidak memberi pendapatan yang tetap. Meski kadang banyak pesanan, tetapi tidak jarang juga dalam sebulan ibunya hanya menerima lima kali pesanan.

Semua itu tidak mencukupi kebutuhan keluarganya yang beranggotakan lima orang itu. Andi masih memiliki dua orang adik yang masih bersekolah. Amira adiknya yang terpaut dua tahun darinya, duduk di kelas sepuluh SMA, di sekolah yang sama dengan Andi. Sedangkan Arfan adik bungsunya akan masuk SMP di tahun ajaran baru.

Sudah jelas itu akan menambah beban orangtuanya jika Andi memilih untuk berkuliah. Memang guru BK di sekolahnya sudah mensosialisasikan program beasiswa pemerintah bagi siswa kurang mampu. Tetapi tetap saja jika Andi kuliah akan mengeluarkan uang.

Meski program beasiswa tersebut menggratiskan semua UKT yang ada dan juga adanya uang bulanan tetapi itu tidak cukup. Andi tinggal di salah satu Kabupaten di Jawa Timur. Di tempatnya tinggal tidak ada universitas negeri. Jadi jika Andi ingin mengikuti program beasiswa tersebut ia harus berkuliah di luar kota.

Biaya kos dan uang makan yang perlu Andi keluarkan tidak sepenuhnya bisa ditutup dengan uang bantuan pemerintah. Jika Andi bekerja, setidaknya ia bisa meringankan beban ekonomi dari ayah dan ibunya.

Memikirkan hal itu saja sudah membuat kepala Andi pusing. Belum lagi terik matahari yang panas ini membuat Andi bertambah pusing. Andi pun bergegas menaiki sepedanya dan mengayuhnya pulang. Mungkin jika berada di rumah ia bisa menghindar dari terik panas matahari.

Memang setiap hari Andi berangkat sekolah dengan menaiki sepedanya. Jarak antara sekolahnya dan rumah yang hanya tiga kilometer membuat Andi memilih menaiki sepeda. Keluarganya memiliki dua motor. Satu untuk ayahnya bekerja, satu lagi untuk di rumah, dipakai ibunya jika ia perlu untuk keluar rumah. Hal itu membuat Andi menjadi satu-satunya murid di angkatannya yang ke sekolah dengan bersepeda.

Terkadang beberapa temannya mencemooh Andi yang tidak membawa motor ke sekolah seperti temannya yang lain. Terkadang ban sepeda Andi juga dikempesi. Meski Andi sudah memarkirkan sepedanya di tempat yang paling dekat dengan pos satpam, tetapi masih ada anak yang berhasil menjahili Andi.

*****

“Aku pulang.” Ucap Andi ketika memasuki rumahnya.

“Kakak sudah pulang. Gimana ujiannya tadi?” tanya Amira adiknya.

Andi duduk di kursi yang ada di ruang tamu. Ia kemudian melepas sepatu yang dipakainya. Ketika Andi melepaskan sepatunya, dari sudut matanya Andi melihat Amira setengah berlari masuk kembali ke dalam rumah.

“Semuanya lancar. Untung aja jaringan internetnya tidak bermasalah ketika Kakak menjawab soal.” Jawab Andi singkat.

Rumah mereka tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Hanya rumah dengan tiga kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, ruang makan dan ruang tamu. Jadi Andi tidak perlu berbicara keras dengan Amira yang kini berada di dapur. Letak dapur dan ruang tamu yang hanya dipisahkan oleh almari membuat suara Andi masih bisa terdengar oleh Amira.

Amira kembali mendatangi Andi. Kini ditangannya sudah ada segelas air putih. Amira kemudian menyerahkan gelas tersebut kepada Andi.

“Makasih.” Andi merasa bersyukur memiliki adik perhatian seperti Amira. Kakaknya pulang sekolah di tengah terik matahari seperti ini, langsung disodori air minum ketika sudah sampai di rumah.

“Ah segarnya. Kemana ibu dek?” tanya Andi yang hanya melihat keberadaan Amira. Biasanya ibunya pasti akan datang juga jika dirinya pulang sekolah.

“Ibu ke tokonya Bu Jum. Mau beli beras, besok ada pesanan katering. Kalo Kak Andi mau makan aku gorengin telor.”

Andi mengeleng pelan. Dirinya masih enggan makan, belum lapar untuk saat ini. “Mungkin nanti dek. Kakak mau tidur dulu bentar. Nanti bangunin setengah jam lagi.” ucap Andi.

“Oke Kakak.”

Andi berjalan menuju kamarnya, kamar yang ia tempati berdua dengan adiknya Arfan. Kamarnya letaknya di tengah, diapit diantara kamar Amira yang paling depan dan kamar orangtuanya di belakang. Kamarnya terlihat sedikit berantakan. Banyak buku yang berserakan di sana sini.

Maklum saja kedua pemilik kamar ini beberapa minggu terakhir melakukan belajar intensif sehingga beberapa buku mereka masih berada di sana sini. Mereka belum sempat membereskan semua ini. Andi sedikit membereskan ranjang yang akan ditidurinya. Setidaknya ia tidak mau tidur di atas buku-buku.

Andi merebahkan dirinya di atas ranjang. Ia sebenarnya tidak benar-benar berniat untuk tidur. Ia hanya ingin memikirkan langkah selanjutnya yang perlu ia ambil setelah ini. Apa yang ia pilih tidak hanya mempengaruhi dirinya tetapi juga keluarganya.

Ketika sedang asik merenung, Andi mendengar suara notifikasi dari ponselnya. Dengan sedikit enggan, Andi bangun untuk meraih ponselnya yang masih berada di dalam tas. Ponsel milik Andi hanyalah ponsel android model lama. Ia membelinya bekas dengan uang tabungannya. Setidaknya poselnya ini masih bisa digunakan untuk berkomunikasi.

Ada sebuah pesan dari group kelasnya di WhatsApp. Dengan sedikit penasaran Andi membukanya.

“Hoy teman-teman. Sabtu besok aku mengundang kalian makan-makan di rumah. Ibuku bilang ia ingin mengadakan syukuran kecil karena aku sudah selesai ujian. Jangan lupa datang ya. – Jony.”

Jony, salah satu teman sekelas Andi yang terlahir dari keluarga kaya. Setiap hari anak itu berangkat ke sekolah mengendarai mobil. Meski sekolahnya tidak menyediakan lahan parkir untuk mobil, namun anak itu tetap membawanya ke sekolah. Ia akan memarkirkan mobil itu di pertokoan yang ada di depan sekolah.

Andi dengar keluarga Jony memiliki beberapa pabrik. Usahanya juga beragam. Keluarga Jony termasuk orang yang sangat kaya di tempat Andi tingal. Dan Andi menjadi teman sekelas Jony sejak kelas sepuluh hingga sekarang.

Jony memang sering mentraktir teman-teman sekelasnya. Jadi tidak heran jika sekarang dia mengundang teman-temannya untuk makan-makan bersama. Jony ini adalah salah satu orang yang melakukan perundungan kepada Andi. Meski tidak terang-terangan, tetapi dia sering membayar beberapa anak untuk mengempesi ban sepedanya.

Andi mengetahui semua itu dari Dinda, ketua kelasnya yang kebetulan mencuri dengar pembicaraan Jony dan komplotannya. Andi sendiri tidak mengetahui kenapa Jony memusuhinya hingga seperti itu. Ia rasa dirinya tidak pernah menyinggung anak itu.

“Wah boss Jony mau mengundang kita ke rumahnya.” Balas salah satu teman Andi.

“Boss Jony kita tidak perlu membawa apapun kan?” tanya temannya yang lain.

“Tidak perlu tentu saja tidak perlu. Jangan lupa kalian perlu berpakaian rapi. Jika tidak satpam komplek perumahanku tidak akan mengijinkan kalian masuk. Hahahaha.” Jony membalas.

Andi menarik nafas panjang. Ia sudah memahami bahwa tulisan Jony barusan ditunjukkan kepada dirinya. Pakaian yang biasa Andi pakai memang tidak terlalu modis. Ia hanya memakai pakaian murah yang dijual di pasar pakaian di tempatnya tinggal. Andi lebih memilih menabung uangnya untuk yang lain daripada membeli pakaian.

Andi menutup aplikasi chat tersebut. Ia kemudian membuka-buka deretan aplikasi yang ada di ponselnya. Pandangan Andi tertuju kepada aplikasi dompet digital yang ada di sana. Andi membukanya dan melihat saldo yang dimilikinya.

Rp 200.000,-

Hanya duaratus ribu. Itu adalah uang terakhir Andi. Sejak banyaknya transaksi melalui dompet digital, Andi memilih menyimpan uangnya di sana. Ia tidak lagi repot-repot mengeluarkan dompet ketika akan berbelanja. Cukup scan QR code dengan ponselnya maka pembayaran akan segera selesai. Sekarang toko kecil pun sudah menyediakan QR code untuk pembayaran digital.

Ketika Andi tengah fokus memperhatikan nominal uang yang ada di dompet digitalnya, sebuah pop up notifikasi keluar di layar ponselnya. Andi membaca dengan seksama tulisan yang ada di sana.

[Apakah Anda ingin menjadi kaya raya? Jika ya tekan tombol setuju maka kami akan membuat Anda semakin bertambah kaya.]

[Tidak Setuju] [Setuju]

Begitulah isi dari notifikasi yang tertulis di sana. Andi cukup kaget membaca notifikasi tersebut.

“Cih. Masih ada aja notifikasi seperti ini. Pasti ini hanya sebuah iklan seminar cara menjadi kaya. Tidak semua orang bisa mengikuti jejak orang kaya. Apa mereka pikir dengan mengikuti seminar mereka bisa dengan mudah menjadi kaya seperti halnya narasumber? Sungguh naïf.”

Andi mencoba menghilangkan notifikasi tersebut dari layar ponselnya. Ia menekan tombol kembali pada layar ponselnya namun tidak ada yang berubah. Notifikasi tersebut masih berada di sana. Andi juga mencoba menekan tombol power, berharap dengan begitu ponselnya akan terkunci dan notifikasi itu hilang. Tetapi tetap tidak ada perubahan. Bahkan Andi juga mencoba merestart ponselnya. Tetap tidak berubah.

“Sial. Saat seperti ini kenapa ponselku hang. Apa maumu? Apa ini karena notifikasi ini membawa virus?”

Itu semua mungkin saja terjadi. Sekarang ini banyak sekali notifikasi-notifikasi yang berisi virus. Jika kita menekannya, maka virus tersebut akan dikirimkan ke device milik kita. Entah itu ponsel, PC, maupun Laptop.

“Sial. Siapa pula yang mengirimiku notifikasi seperti ini. Demi Tuhan saldo di dompet digitalku hanya duaratus ribu. Dan itu juga adalah semua tabunganku. Kenapa ada yang mengirimiku virus seperti ini.”

Andi sering sekali membaca berita online tentang banyaknya pencurian akun keuangan digital untuk menguras uang yang ada di sana. Andi rasa saat ini dirinya akan menjadi salah satu korban dari pencurian akun tersebut. Lihat saja ketika dirinya membuka akun dompet digitalnya hal ini langsung terjadi.

“Oke kalo itu mau kalian aku akan menurutinya. Aku mau lihat apa yang akan kalian lakukan kepada akunku yang hanya berisi uang duaratus ribu itu.”

Andi kemudian menekan tombol setuju pada layar ponselnya. Tidak lama kemudian notifikasi baru muncul disana.

[Terimakasih telah melakukan pilihan. Silahkan tunggu beberapa saat lagi, semuanya masih dalam pemrosesan]

[0%]

[8%]

[30%]

[60%]

[99%]

[100%]

Setelah angka sudah menunjukkan 100% notifikasi tersebut menghilang. Layar ponselnya kembali menunjukkan beranda pada aplikasi dompet digital yang sebelumnya Andi buka. Nominal saldo yang tertera di sana masih tetap duaratus ribu rupiah. Tidak ada perubahan yang terjadi.

Tidak lama kemudian, Andi mendengar bunyi notifikasi. Tetapi layar ponselnya masih tetap menujukkan beranda aplikasi dompet digital. Ia juga tidak melihat adanya notifikasi lainnya di ponsel miliknya.

[Ding]

[Modul menjadi kaya telah terinstal. Host silahkan nikmati semua proses menjadi kaya]

Andi mendengar suara monoton seperti suara yang dihasilkan oleh sebuah kecerdasan buatan. Monoton seperti robot. Andi mencoba mencari sumber dari suara terebut. Tetapi tidak menemukannya. Suara itu tidak berasal dari ponselnya. Tetapi kenapa suara itu terdengar sangat dekat. Seperti ada seseorang yang berbisik di telinganya.

[Ding]

[Host selamat datang pada modul menjadi kaya dengan cara bernafas level 1]

[Setiap tarikan satu tarikan nafas Host akan dikonversikan menjadi 1 rupiah]

[Host perlu menaikkan level dari modul untuk mendapatkan konversi yang lebih tinggi lagi]

[Setiap rupiah yang host keluarkan, baik itu untuk membeli sesuatu, berinvestasi, atau memberikannya kepada orang lain akan mempercepat naiknya level dari modul]

[Selamat berjuang menghabiskan uang Host]

[Ding]

[Modul Menjadi Kaya]

[Level 1 (0/100000)]

[Saldo Host : Rp 200.000,-

[Tingkat Konversi : 1 kali nafas \= 1 rupiah]

Suara itu masih terdengar jelas di telinga Andi. Setelah mengingat dengan jelas setiap kata yang terdengar di telinganya baru lah Andi bisa menarik sebuah kesimpulan.

“Sial.” Umpat Andi dengan suara keras. “Jangan bilang aku baru saja mendapatkan sistem?”

Terpopuler

Comments

MUHAMMAD ZAIDAN FAIZ

MUHAMMAD ZAIDAN FAIZ

aoto nafas manual

2024-05-05

0

Pengguna system v.02

Pengguna system v.02

bLoookkkkk emang

2024-01-03

0

SAYA

SAYA

p

2024-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Mendapat Sistem
2 Bab 2 Level 2
3 Bab 3 Kakak dengan Syndrome Sister Complex
4 Bab 4 Misi Pertama
5 Bab 5 Lidah Manis, Level 3
6 Bab 6 Bertemu dengan Dinda
7 Bab 7 Eksperimen Resep, Misi Baru
8 Bab 8 Brian
9 Bab 9 Level 4, Toko Sistem
10 Bab 10 Daftar Barang Dijual
11 Bab 11 Bonus Penjualan
12 Bab 12 Sembilan Juta Rupiah
13 Bab 13 Pesanan yang Membludak
14 Bab 14 Jony
15 Bab 15 Rencana Jony, Level 5
16 Bab 16 Rencana Membuka Toko (1)
17 Bab 17 Rencana Membuka Toko (2)
18 Bab 18 Rencana Membuka Toko (3)
19 Bab 19 1 VS 9
20 Bab 20 1 VS 9 (2)
21 Bab 21 1 VS 9 (3)
22 Bab 22 1 VS 9 (4)
23 Bab 23 Rencana Jahat Jony
24 Bab 24 Menghabiskan Uang
25 Bab 25 Rosalinda, Tiket Lucky Draw
26 Bab 26 Apartemen 4,5 Milyar
27 Bab 27 Level 6, Membeli Item Toko Sistem
28 Bab 28 Efek Menerima Pengalaman
29 Bab 29 Misi Baru Kalahkan Mereka
30 Bab 30 1 VS 12
31 Bab 31 Andi VS Damar
32 Bab 32 Anak Buah Sepupu Ayah
33 Bab 33 Aku Hancur atau Kau yang Hancur
34 Bab 34 Mendirikan Sebuah Perusahaan (1)
35 Bab 35 Mendirikan Sebuah Perusahaan (2)
36 Bab 36 Mendirikan Sebuah Perusahaan (3)
37 Bab 37 Bertemu Rosalinda (Lagi)
38 Bab 38 Membuat Video Bersama Rosalinda
39 Bab 39 Menginap
40 Bab 40 Mimpi
41 Bab 41 Pagi Bersama Rosalinda
42 Bab 42 Kemarahan Aripto
43 Bab 43 Diusir
44 Bab 44 Bulan Baru
45 Bab 45 Target Baru
46 Bab 46 Kesalah Pahaman Pengunjung Kafe
47 Bab 47 Bertetangga dengan Brian
48 Bab 48 Kunjungan Mr. S
49 Bab 49 Pembicaraan Setelah Kepergian Mr. S
50 Bab 50 Empat Keluarga Besar
51 Bab 51 Misi Tersembunyi (1)
52 Bab 52 Misi Tersembunyi (2)
53 Bab 53 Misi Tersembunyi (3)
54 Bab 54 Misi Tersembunyi (4)
55 Bab 55 Kedatangan Amira (1)
56 Bab 56 Kedatangan Amira (2)
57 Bab 57 Marcel dan Hermawan
58 Bab 58 Sumbangan ke Panti
59 Bab 59 Level 7, Mobil Baru
60 Bab 60 Runaya dan Gayatri
61 Bab 61 Sepuluh Kartu Kemampuan Karyawan
62 Bab 62 Keuntungan 70 juta
63 Bab 63 800 Juta VS 5 Milyar
64 Bab 64 Wawancara Kerja
65 Bab 65 Konflik di Toko Pakaian (1)
66 Bab 66 Konflik di Toko Pakaian (2)
67 Bab 67 Rasa Penasaran Gayatri
68 Bab 68 Hari Pertama Kerja
69 Bab 69 Bertemu dengan Widya
70 Bab 70 Simbol yang Tidak Asing
71 Bab 71 Kesalah Pahaman Baru (1)
72 Bab 72 Kesalah Pahaman Baru (2)
73 Bab 73 Balap Mobil di Jalur Gunung (1)
74 Bab 74 Balap Mobil di Jalur Gunung (2)
75 Bab 75 Balap Mobil di Jalur Gunung (3)
76 Bab 76 Balap Mobil di Jalur Gunung (4)
77 Bab 77 Tangan yang Terluka
78 Bab 78 Jony yang Pantang Menyerah (1)
79 Bab 79 Jony yang Pantang Menyerah (2)
80 Bab 79 Jony yang Pantang Menyerah (2)
81 Bab 80 Pembicaraan Ayah dan Anak
82 Bab 81 Ketahuan
83 Bab 82 Bonus Penjualan (Lagi?)
84 Bab 83 Undangan Makan Malam
85 Bab 84 Target Tercapai, Lucky Draw
86 Bab 85 Level Up, Hadiah 2,6 Milyar
87 Bab 86 Pengalaman Baru
88 Bab 87 Tawaran Kerja Baru Untuk Sekar
89 Bab 88 Buatlah Sebuah Game
90 Bab 89 Ibu-ibu yang Tidak Tahu Diri
91 Bab 90 Makan Siang Bersama Widya
92 Bab 91 Tajuk Berita Buatan Jony
93 Bab 92 Rendi yang Membelot
94 Bab 93 Diskusi di Malam Minggu
95 Bab 94 Pertemuan Tahunan
96 Bab 95 Andi VS Dimas
97 Bab 96 Kakek Buyut Adipramana
98 Bab 97 Rapat di Rumah Pohon
99 Bab 98 Kedatangan Burhan
100 Bab 99 Melihat Rumah Baru
101 Bab 100 Rapat di Hari Senin
102 Bab 101 Kerjasama dengan Adimas
103 Bab 102 Karina (1)
104 Bab 103 Karina (2)
105 Bab 104 Pembicaraan dengan Brian, Levek UP
106 Bab 105 Kotak Misteri Tingakat Emas
107 Bab 106 Makan Malam dengan Keluarga Jayantaka (1)
108 Bab 107 Makan Malam dengan Keluarga Jayantaka (2)
109 Bab 108 Kalung Yang Tertinggal (1)
110 Bab 109 Kalung yang Tertinggal (2)
111 Bab 110 Modal yang Terkumpul
112 Bab 111 Hermawan dan Karina
113 Bab 112 Pembaharuan Sistem
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115 Putra
117 Bab 116 Pembaruan Selesai
118 Bab 117 Asal Usul Sistem
119 Bab 118 Telfon dari Sinta
120 Bab 119 Makan Siang Bersama Dinda
121 Bab 120 Pertemuan Di Rumah Putra
122 Bab 121 Orborlan dengan Kakek Buyut Adipramana (1)
123 Bab 122 Orborlan dengan Kakek Buyut Adipramana (2)
124 Bab 123 Awal Kehancuran (1)
125 Bab 124 Awal Kehancuran (2)
126 Bab 125 Bumi Nusantara Fondation
127 Bab 126 Batasan Kotak Misteri
128 Bab 127 Enam Ratus Milyar, Villa di Bali
129 Bab 128 Diskusi Dengan Arsitek
130 Bab 129 Pengawal Untuk Keluarga
131 Bab 130 Pertemuan di Warung Kaki Lima
132 Bab 131 Membeli Mobil Baru
133 Bab 132 Pertemuan dengan Lukman
134 Bab 133 Informasi Mengenai Pengawal
135 Bab 134 Tanda Tangan Kontrak
136 Bab 135 Tomi
137 Bab 136 Tangkap Pencuri Itu
138 Bab 137 Andres
139 Bab 138 Andi VS Andres, Pingsan
140 Bab 139 Lima Bahasa Baru
141 Bab 140 Tim Alpha
142 Bab 141 Lima Puluh Pengawal
143 Bab 142 Pembicaraan Jony dan Bejo
144 Bab 143 Berinvestasi Di Perusahaan Perhiasan
145 Bab 144 Satu Triliyun Rupiah
146 Bab 145 Selamatkan Orang Terdekat (1)
147 Bab 146 Selamatkan Orang Terdekat (2)
148 Bab 147 Rosalinda, Karina dan Hermawan (1)
149 Bab 148 Rosalinda, Karina dan Hermawan (2)
150 Bab 149 Akuisisi
151 Bab 150 Pulang
152 Bab 151 Mencari Rosalinda
153 Bab 152 Kehancuran Jony dan Keluarganya
154 Bab 153 Rekaman Suara
155 Bab 154 Burhan dan Sistem
156 Bab 155 Burhan dan Kakek Buyut Adipramana (1)
157 Bab 156 Burhan dan Kakek Buyut Adipramana (2)
158 Bab 157 Pembicaraan Andi dan Rosalinda (1)
159 Bab 158 Pembicaraan Andi dan Rosalinda (2)
160 Bab 159 Berita Duka
161 Bab 160 Rencana Andi untuk Keluarga Prayudi
162 Bab 161 Kedatangan Burhan
163 Bab 162 Kebakaran (1)
164 Bab 163 Kebakaran (2)
165 Bab 164 Pertemuan dengan Sang Penerus (1)
166 Bab 165 Pertemuan dengan Sang Penerus (2)
167 Bab 166 Pertemuan dengan Sang Penerus (3)
168 Bab 167 Laporan Chayan
169 Bab 168 Pembicaraan Andi dan Para Sepupu
170 Bab 169 Lima Puluh Kartu Kemampuan Karyawan
171 Bab 170 Introgasi
172 Bab 171 Pembicaraan di Kafe
173 Bab 172 Burhan dan Keponakannya
174 Bab 173
175 Bab 174 Perkembangan Perusahaan Game
176 Bab 175 Pengalaman Tingkat Selanjutnya
177 Bab 176 Pasar Efek Luar Negeri
178 Bab 177 Dua Pasang Mata yang Mengawasi
179 Bab 178 Tujuh Anak Buah Sang Penerus
180 Bab 179 Sang Penerus Palsu
181 Bab 180 Kecurigaan Burhan
182 Bab 181 Fawzul
183 Bab 182 Kerja Sama dengan Widya (1)
184 Bab 183 Kerja Sama dengan Widya (2)
185 Bab 184 Misi : Selamatkan dari Bahaya (1)
186 Bab 185 Misi : Selamatkan dari Bahaya (2)
187 Bab 186 Rama dan Dirga (1)
188 Bab 187 Rama dan Dirga (2)
189 Bab 188 Kerjasama Andi dan Dua Keluarga
190 Bab 189 Shenhua
191 Bab 190 Tengda
192 Bab 191 Penyelidikan Burhan (1)
193 Bab 192 Penyelidikan Burhan (2)
194 Bab 193 Paris
195 Bab 194 Tantangan Andres (1)
196 Bab 195 Tantangan Andres (2)
197 Bab 196 Tawaran Menjadi Pembalap
198 Bab 197 Penangkapan Hermawan
199 Bab 198 Mencari Bantuan
200 Bab 199 Ruang Gelap Sang Penerus Palsu
201 Bab 200 Calon Ayah Angkat
202 Bab 201 Liburan Dengan Adik
203 Bab 202 Nongkrong Dengan Dinda
204 Bab 203 Nomor Tujuh
205 Bab 204 Host Selamatkan Dirimu
206 Bab 205 Dia Mati?
207 pengumuman
208 Bab 206 Pembalasan Dari Dinda
209 Bab 207 Peringatan Burhan
210 Bab 208 Persiapan
211 Bab 209 Pacar Baru
212 Pengumuman
213 Bab 210 Tiga Buah Rumah Sekaligus
214 Bab 211 Widya dan Dinda
215 Bab 212 Pertengkaran Pertama
216 Bab 213 Sasongko dan Sanjoyo (1)
217 Bab 214 Sasongko dan Sanjoyo (2)
218 Bab 215 Rapat Keluarga
219 Bab 216 Belajar Merias Diri
220 Bab 217 Konferensi Pers
221 Bab 218 Pengintaian Andi
222 Bab 219 Rapat Yang Disadap
223 Bab 220 Traktiran
224 Bab 221 Kemampuan Baru
225 Bab 222 Malang
226 Bab 223 Penemuan Dinda
227 Bab 224 Mempersiapkan Senjata
228 Bab 225 Penyekapan Andi
229 Bab 226
230 Bab 227 Masa Lalu Dinda
231 Bab 228 Cepatlah Kembali
232 Bab 229
233 Bab 230
234 Bab 231 Akhir
Episodes

Updated 234 Episodes

1
Bab 1 Mendapat Sistem
2
Bab 2 Level 2
3
Bab 3 Kakak dengan Syndrome Sister Complex
4
Bab 4 Misi Pertama
5
Bab 5 Lidah Manis, Level 3
6
Bab 6 Bertemu dengan Dinda
7
Bab 7 Eksperimen Resep, Misi Baru
8
Bab 8 Brian
9
Bab 9 Level 4, Toko Sistem
10
Bab 10 Daftar Barang Dijual
11
Bab 11 Bonus Penjualan
12
Bab 12 Sembilan Juta Rupiah
13
Bab 13 Pesanan yang Membludak
14
Bab 14 Jony
15
Bab 15 Rencana Jony, Level 5
16
Bab 16 Rencana Membuka Toko (1)
17
Bab 17 Rencana Membuka Toko (2)
18
Bab 18 Rencana Membuka Toko (3)
19
Bab 19 1 VS 9
20
Bab 20 1 VS 9 (2)
21
Bab 21 1 VS 9 (3)
22
Bab 22 1 VS 9 (4)
23
Bab 23 Rencana Jahat Jony
24
Bab 24 Menghabiskan Uang
25
Bab 25 Rosalinda, Tiket Lucky Draw
26
Bab 26 Apartemen 4,5 Milyar
27
Bab 27 Level 6, Membeli Item Toko Sistem
28
Bab 28 Efek Menerima Pengalaman
29
Bab 29 Misi Baru Kalahkan Mereka
30
Bab 30 1 VS 12
31
Bab 31 Andi VS Damar
32
Bab 32 Anak Buah Sepupu Ayah
33
Bab 33 Aku Hancur atau Kau yang Hancur
34
Bab 34 Mendirikan Sebuah Perusahaan (1)
35
Bab 35 Mendirikan Sebuah Perusahaan (2)
36
Bab 36 Mendirikan Sebuah Perusahaan (3)
37
Bab 37 Bertemu Rosalinda (Lagi)
38
Bab 38 Membuat Video Bersama Rosalinda
39
Bab 39 Menginap
40
Bab 40 Mimpi
41
Bab 41 Pagi Bersama Rosalinda
42
Bab 42 Kemarahan Aripto
43
Bab 43 Diusir
44
Bab 44 Bulan Baru
45
Bab 45 Target Baru
46
Bab 46 Kesalah Pahaman Pengunjung Kafe
47
Bab 47 Bertetangga dengan Brian
48
Bab 48 Kunjungan Mr. S
49
Bab 49 Pembicaraan Setelah Kepergian Mr. S
50
Bab 50 Empat Keluarga Besar
51
Bab 51 Misi Tersembunyi (1)
52
Bab 52 Misi Tersembunyi (2)
53
Bab 53 Misi Tersembunyi (3)
54
Bab 54 Misi Tersembunyi (4)
55
Bab 55 Kedatangan Amira (1)
56
Bab 56 Kedatangan Amira (2)
57
Bab 57 Marcel dan Hermawan
58
Bab 58 Sumbangan ke Panti
59
Bab 59 Level 7, Mobil Baru
60
Bab 60 Runaya dan Gayatri
61
Bab 61 Sepuluh Kartu Kemampuan Karyawan
62
Bab 62 Keuntungan 70 juta
63
Bab 63 800 Juta VS 5 Milyar
64
Bab 64 Wawancara Kerja
65
Bab 65 Konflik di Toko Pakaian (1)
66
Bab 66 Konflik di Toko Pakaian (2)
67
Bab 67 Rasa Penasaran Gayatri
68
Bab 68 Hari Pertama Kerja
69
Bab 69 Bertemu dengan Widya
70
Bab 70 Simbol yang Tidak Asing
71
Bab 71 Kesalah Pahaman Baru (1)
72
Bab 72 Kesalah Pahaman Baru (2)
73
Bab 73 Balap Mobil di Jalur Gunung (1)
74
Bab 74 Balap Mobil di Jalur Gunung (2)
75
Bab 75 Balap Mobil di Jalur Gunung (3)
76
Bab 76 Balap Mobil di Jalur Gunung (4)
77
Bab 77 Tangan yang Terluka
78
Bab 78 Jony yang Pantang Menyerah (1)
79
Bab 79 Jony yang Pantang Menyerah (2)
80
Bab 79 Jony yang Pantang Menyerah (2)
81
Bab 80 Pembicaraan Ayah dan Anak
82
Bab 81 Ketahuan
83
Bab 82 Bonus Penjualan (Lagi?)
84
Bab 83 Undangan Makan Malam
85
Bab 84 Target Tercapai, Lucky Draw
86
Bab 85 Level Up, Hadiah 2,6 Milyar
87
Bab 86 Pengalaman Baru
88
Bab 87 Tawaran Kerja Baru Untuk Sekar
89
Bab 88 Buatlah Sebuah Game
90
Bab 89 Ibu-ibu yang Tidak Tahu Diri
91
Bab 90 Makan Siang Bersama Widya
92
Bab 91 Tajuk Berita Buatan Jony
93
Bab 92 Rendi yang Membelot
94
Bab 93 Diskusi di Malam Minggu
95
Bab 94 Pertemuan Tahunan
96
Bab 95 Andi VS Dimas
97
Bab 96 Kakek Buyut Adipramana
98
Bab 97 Rapat di Rumah Pohon
99
Bab 98 Kedatangan Burhan
100
Bab 99 Melihat Rumah Baru
101
Bab 100 Rapat di Hari Senin
102
Bab 101 Kerjasama dengan Adimas
103
Bab 102 Karina (1)
104
Bab 103 Karina (2)
105
Bab 104 Pembicaraan dengan Brian, Levek UP
106
Bab 105 Kotak Misteri Tingakat Emas
107
Bab 106 Makan Malam dengan Keluarga Jayantaka (1)
108
Bab 107 Makan Malam dengan Keluarga Jayantaka (2)
109
Bab 108 Kalung Yang Tertinggal (1)
110
Bab 109 Kalung yang Tertinggal (2)
111
Bab 110 Modal yang Terkumpul
112
Bab 111 Hermawan dan Karina
113
Bab 112 Pembaharuan Sistem
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115 Putra
117
Bab 116 Pembaruan Selesai
118
Bab 117 Asal Usul Sistem
119
Bab 118 Telfon dari Sinta
120
Bab 119 Makan Siang Bersama Dinda
121
Bab 120 Pertemuan Di Rumah Putra
122
Bab 121 Orborlan dengan Kakek Buyut Adipramana (1)
123
Bab 122 Orborlan dengan Kakek Buyut Adipramana (2)
124
Bab 123 Awal Kehancuran (1)
125
Bab 124 Awal Kehancuran (2)
126
Bab 125 Bumi Nusantara Fondation
127
Bab 126 Batasan Kotak Misteri
128
Bab 127 Enam Ratus Milyar, Villa di Bali
129
Bab 128 Diskusi Dengan Arsitek
130
Bab 129 Pengawal Untuk Keluarga
131
Bab 130 Pertemuan di Warung Kaki Lima
132
Bab 131 Membeli Mobil Baru
133
Bab 132 Pertemuan dengan Lukman
134
Bab 133 Informasi Mengenai Pengawal
135
Bab 134 Tanda Tangan Kontrak
136
Bab 135 Tomi
137
Bab 136 Tangkap Pencuri Itu
138
Bab 137 Andres
139
Bab 138 Andi VS Andres, Pingsan
140
Bab 139 Lima Bahasa Baru
141
Bab 140 Tim Alpha
142
Bab 141 Lima Puluh Pengawal
143
Bab 142 Pembicaraan Jony dan Bejo
144
Bab 143 Berinvestasi Di Perusahaan Perhiasan
145
Bab 144 Satu Triliyun Rupiah
146
Bab 145 Selamatkan Orang Terdekat (1)
147
Bab 146 Selamatkan Orang Terdekat (2)
148
Bab 147 Rosalinda, Karina dan Hermawan (1)
149
Bab 148 Rosalinda, Karina dan Hermawan (2)
150
Bab 149 Akuisisi
151
Bab 150 Pulang
152
Bab 151 Mencari Rosalinda
153
Bab 152 Kehancuran Jony dan Keluarganya
154
Bab 153 Rekaman Suara
155
Bab 154 Burhan dan Sistem
156
Bab 155 Burhan dan Kakek Buyut Adipramana (1)
157
Bab 156 Burhan dan Kakek Buyut Adipramana (2)
158
Bab 157 Pembicaraan Andi dan Rosalinda (1)
159
Bab 158 Pembicaraan Andi dan Rosalinda (2)
160
Bab 159 Berita Duka
161
Bab 160 Rencana Andi untuk Keluarga Prayudi
162
Bab 161 Kedatangan Burhan
163
Bab 162 Kebakaran (1)
164
Bab 163 Kebakaran (2)
165
Bab 164 Pertemuan dengan Sang Penerus (1)
166
Bab 165 Pertemuan dengan Sang Penerus (2)
167
Bab 166 Pertemuan dengan Sang Penerus (3)
168
Bab 167 Laporan Chayan
169
Bab 168 Pembicaraan Andi dan Para Sepupu
170
Bab 169 Lima Puluh Kartu Kemampuan Karyawan
171
Bab 170 Introgasi
172
Bab 171 Pembicaraan di Kafe
173
Bab 172 Burhan dan Keponakannya
174
Bab 173
175
Bab 174 Perkembangan Perusahaan Game
176
Bab 175 Pengalaman Tingkat Selanjutnya
177
Bab 176 Pasar Efek Luar Negeri
178
Bab 177 Dua Pasang Mata yang Mengawasi
179
Bab 178 Tujuh Anak Buah Sang Penerus
180
Bab 179 Sang Penerus Palsu
181
Bab 180 Kecurigaan Burhan
182
Bab 181 Fawzul
183
Bab 182 Kerja Sama dengan Widya (1)
184
Bab 183 Kerja Sama dengan Widya (2)
185
Bab 184 Misi : Selamatkan dari Bahaya (1)
186
Bab 185 Misi : Selamatkan dari Bahaya (2)
187
Bab 186 Rama dan Dirga (1)
188
Bab 187 Rama dan Dirga (2)
189
Bab 188 Kerjasama Andi dan Dua Keluarga
190
Bab 189 Shenhua
191
Bab 190 Tengda
192
Bab 191 Penyelidikan Burhan (1)
193
Bab 192 Penyelidikan Burhan (2)
194
Bab 193 Paris
195
Bab 194 Tantangan Andres (1)
196
Bab 195 Tantangan Andres (2)
197
Bab 196 Tawaran Menjadi Pembalap
198
Bab 197 Penangkapan Hermawan
199
Bab 198 Mencari Bantuan
200
Bab 199 Ruang Gelap Sang Penerus Palsu
201
Bab 200 Calon Ayah Angkat
202
Bab 201 Liburan Dengan Adik
203
Bab 202 Nongkrong Dengan Dinda
204
Bab 203 Nomor Tujuh
205
Bab 204 Host Selamatkan Dirimu
206
Bab 205 Dia Mati?
207
pengumuman
208
Bab 206 Pembalasan Dari Dinda
209
Bab 207 Peringatan Burhan
210
Bab 208 Persiapan
211
Bab 209 Pacar Baru
212
Pengumuman
213
Bab 210 Tiga Buah Rumah Sekaligus
214
Bab 211 Widya dan Dinda
215
Bab 212 Pertengkaran Pertama
216
Bab 213 Sasongko dan Sanjoyo (1)
217
Bab 214 Sasongko dan Sanjoyo (2)
218
Bab 215 Rapat Keluarga
219
Bab 216 Belajar Merias Diri
220
Bab 217 Konferensi Pers
221
Bab 218 Pengintaian Andi
222
Bab 219 Rapat Yang Disadap
223
Bab 220 Traktiran
224
Bab 221 Kemampuan Baru
225
Bab 222 Malang
226
Bab 223 Penemuan Dinda
227
Bab 224 Mempersiapkan Senjata
228
Bab 225 Penyekapan Andi
229
Bab 226
230
Bab 227 Masa Lalu Dinda
231
Bab 228 Cepatlah Kembali
232
Bab 229
233
Bab 230
234
Bab 231 Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!