Mistery Is Misery (Part 2)

Suara rusuh membangunkan Travis. Dengan sedikit merintih kesakitan, Travis mencoba beranjak. Melihat ke sekitarnya, Travis menyadari jika sekarang dirinya berada di kamarnya, saat ia terduduk tadi kain yang berada di dahinya terjatuh, kain kompres.

Travis memegang dahinya sendiri, panas yang dirasakannya. Kakinya diperban tapi terdapat bercak darah. Tak lama kemudian seseorang masuk ke kamarnya.

“Ayah.” Ayah Travis mendekat ke arahnya sambil membawa baskom yang berisi air, ia mengambil kain yang dipegang Travis, mencelupkannya ke air yang dibawanya tadi, lalu sedikit mendorong Travis agar berbaring, kemudian mengompres Travis.

Banyak tanda tanya di kepala Travis, apa yang telah terjadi hingga sekarang ia berada disini?.

“Jangan bergerak dulu, kakimu masih terluka parah.” Sebenarnya Travis merasa takut dengan ayahnya saat ini, setelah hal yang terjadi mengapa ia berakhir disini saat ini, Travis mencoba memahami tapi ia tetap tidak mengerti.

“Apa yang telah terjadi ayah?” Ayahnya menatap Travis. Travis menelan ludahnya guna meminimalisir detak jantungnya.

“Kau terjatuh.” Travis mengerjab.

“Hah?”

“Tadi malam kau terjatuh dari sofa, kau pingsan.”

“Tapi ini?” Travis menunjuk kakinya.

“Saat aku mengangkatmu ke kamar tidak sengaja menyenggol meja hingga pisau diatas meja jatuh dan mengenai kakimu, aku minta maaf untuk itu.” Travis mengerjabkan matanya lagi, merasa tidak percaya.

“Tidak ayah! Aku dan Grey mengalami kejadian aneh tadi malam.” Travis mencoba membela spekulasinya.

“Grey? Aku tidak tahu dia dimana, tadi pagi keluar setelah bertengkar, sampai sekarang belum kembali.” Lalu ayahnya keluar dari kamar Travis, meninggalkan Travis sendiri dengan berbagai pertanyaan di kepalanya.

Travis masih syok dengan apa yang didengarnya, jadi semua yang dibayangannnya hanya mimpi? Tapi semuanya terlalu jelas, lukanya sama dengan yang diingatnya, dan Grey, apa yang terjadi padanya. Travis mengingat jika hal terakhir yang dilihatnya adalah sang ayah yang berdiri di depannya setelah memukulinya.

Mimpi tidak mungkin sejelas itu, Travis memukul kepalanya sendiri. Semua hal yang dikatakan ayahnya juga masuk akal, tapi apa mungkin luka akibat pisau yang jatuh itu separah ini? Apa mungkin badannya selelah ini jika itu semua adalah mimpi?.

“Apa yang dirasakan Grey seperti ini?” Travis bertanya pada dirinya sendiri. Seketika Travis mengingat Grey, apa mereka mengalami hal yang sama atau tidak. Mungkin ia harus menunggu Grey agar menemukan jawabannya.

Terlalu tenggelam dalam pikirannya, Travis kemudian tersadar karena suara rusuh yang tidak kunjung hilang semenjak ia bangun tadi, ia kemudian melirik ke arah jam yang menunjukkan jam 6 sore.

Merasa sebentar lagi Grey akan pulang, Travis bangkit dengan susah payah, ia menurunkan kakinya pelan.

“Akh!” Travis mencoba menahan sakitnya, ia mulai melangkahkan kaki keluar kamar. Suara rusuh terdengar dari belakang, dipikiran Travis, apa yang sedang dilakukkan ayahnya hingga menyebabkan keributan seperti ini.

Travis berjalan dengan menopang diri di dinding rumah, disaat ia berada di depan kamar Grey ia membuka pintu, tidak ada siapa-siapa di kamar itu tapi barang berserakan dimana-mana.

Travis masuk ke dalam, ia melihat satu dua kertas yang sama dengan dilihatnya tadi malam. Ia mengambilnya lalu memasukkannya ke kantongnya.

“Jangan!!” suara teriakan ayah Travis terdengar jelas, Travis buru-buru berbalik dan melangkah ke belakang rumah.

Dengan langkah yang tertatih-tatih Travis mencoba mempercepat langkahnya, semakin dekat dengan lokasi semakin jelas terdengar teriakan ayah Travis yang seolah mencegah sesuatu terjadi. Travis membuka pintu belakang kasar.

“Ayah!” Seketika semua perhatian berpindah ke Travis, Travis sendiri membeku dengan situasi seperti ini. Ayahnya tidak sendiri.

“Lari Travis!” Grey berteriak keras. Ia terlihat menyedihkan, darah masih mengalir dari tangannya, bahkan lukanya mulai terbuka, pergelangan tangannya terdapat bekas-bekas kemerahan gelap, rambutnya acak-acakan, matanya sayu, bahkan di mukanya terdapat banyak lebam.

Di ujung kaki Grey terdapat ayam yang telah dibunuh, terbukti dengan darah disekitar ayam itu, bukan hanya satu, terdapat dua ayam lainnya dengan kondisi yang sama dengan ayam tadi, terbunuh. Travis menelan ludahnya susah payah. Ia membeku di tempat.

Perempuan yang tadi malam mengganggunya dan berdiri tidak jauh dari posisi Grey, matanya seolah menatap dengan tatapan mengintimidasi ke arah Travis, pisau di bahunya masih ada disana, tidak ada ekspresi kesakitan, yang ada hanya ekspresi penuh dendam.

“Lari Travis!! Jangan menoleh ke belakang sedikitpun!” kini sang ayah yang berteriak memperingati Travis. Hari yang mulai gelap semakin membuat suasana horror, bulu kuduk Travis berdiri menyadari itu.

Ayahnya dalam keadaan yang tidak jauh berbeda dengan Grey, padahal tadi semuanya baik-baik saja, tidak ada yang salah dengan ayahnya, Travis merasa seperti berada di dimensi yang berbeda.

Tiba-tiba dari belakang Travis terasa ada sesuatu, dengan sedikit takut Travis menoleh ke belakang, dan sosok makhluk yang semalam dilihatnya kembali, tepat di belakangnya.

“Kau berjanji tidak akan mengganggunya jika aku menggantikan posisinya! Jangan lupakan janjimu!!” ayah Travis kembali berteriak. Tiba-tiba bahu travis dipegang oleh makhluk itu, rasa panas langsung menjalar ke tubuh Travis.

“Akh!” Travis memekik kesakitan, apalagi setelah kakinya diinjak oleh makhluk itu.

“Jangan sakiti anakku!” sebuah kayu besar menghantam sosok makhluk besar itu, menembus tanduknya. Dan ayah Travis terpental ke belakang ketika ingin menyentuh Travis.

Grey mencoba bangun, ia mengambil batu yang berada tidak jauh darinya lalu melemparnya ke wajah perempuan yang sedari tadi memperhatikan mereka, perempuan dengan pisau dibahunya.

Grey mendekat ke Travis, ia membantu Travis untuk berdiri, lalu menuntun Travis untuk berlari walau tertatih-tatih, kakinya kembali mengeluarkan darah. Dengan langkah cepat Grey berhasil keluar dari lingkungan rumah mereka.

“Bagaimana dengan ayah Grey?” Grey sedikit menoleh, menghembuskan napasnya.

“Dia menyerahkan dirinya.”

“Apa maksudmu Grey?” Travis merintih kesakitan ketika kakinya tidak sengaja menyentuh kaki Grey, Grey mempercepat langkahnya.

“Perempuan itu, kakakmu.” Travis mengerjabkan matanya, tidak mengerti. Grey sesekali melihat ke belakang, mereka tidak mempunyai alat penerangan apapun, dan jalan utama masih jauh.

“Kakakmu Travis, dia sekarang menjadi bagian dari mereka, kita berdua tidak sedarah. Aku diadopsi ketika aku lima tahun, kau waktu itu masih koma dirumah sakit. Ingat?” Travis menggeleng.

“Karena kehilangan istrinya, ayah membuat perjanjian dengan jin, ia ingin menghidupkan istrinya setelah kejadian kecelakaan waktu itu, tapi ayah lupa jika perjanjian itu tidak mungkin terjadi begitu saja, nyawa dibalas nyawa, ayah dimintai membunuh ayam setiap malam jum’at, tapi minggu kedua setelah penjanjian ia lupa karena masih merawatmu, lalu korbannya adalah kakakmu, nyawa kakakmu dirampas oleh mereka. Ayah tidak bisa menghentikan perjanjian begitu saja. Tapi hingga sekarang ternyata itu perjanjian sepihak, ayah tidak mendapatkan apa-apa, jadi dia mencoba menghalangi setiap langkah makhluk itu dengan kertas-kertas di koper yang tadi malam kita lihat, dan kemarin malam ayah menyerahkanku kepada makhluk itu,” jelas Grey panjang lebar. Travis hanya bisa membeku dengan semua fakta yang baru didengarnya. Selama ini dia tidak tahu apa-apa mengenai keluarganya.

Grey merintih kesakitan, tangannya semakin parah. Ia tidak dapat merasakan jika itu adalah tangannya. Mencoba untuk kuat, setidaknya untuk melindungi Travis mungkin pikirnya.

“Ini tidak masuk akal Grey!” Travis tidak dapat memercayai fakta ini.

“Lihat keadaan kita sekarang Travis! This is real! Dan kau tahu? Aku adalah tumbal berikutnya, ayah mengadopsiku untuk berjaga-jaga jika hal ini terjadi, ia ingin kau tetap hidup, setidaknya.” Grey menampilkan muka datar, tidak ada emosi dimukanya.

“Tapi aku tidak mempunyai kakak perempuan Grey!”

“Ada! Kau melupakannya karena kecelakaan itu,” jelas Grey lagi. Grey menghentikan langkahnya ketika mereka dihadang oleh makhluk besar yang tadi mereka lihat, tatapannya terlihat marah, mata besar berwarna merah.

Travis merogoh kantongnya lalu memberikannya kepada Grey, Grey kelihatan tidak percaya lalu ia mengambil itu dengan tangan kirinya, lalu melempar kertas gambar gelap bermantra itu ke makhluk itu, lalu tiba-tiba makhluk itu terlihat berbalik lalu berjalan lurus.

“Ini hanya sementara Travis! Dia akan berbalik mengejar kita.” Grey menarik tangan Travis, memapahnya dengan susah payah.

Sosok perempuan yang mereka hindari muncul didepan mereka, dan begitu terkejutnya mereka berdua melihat apa yang dibawa oleh sosok itu, kepala ayah mereka. Travis menatap tak percaya, menahan air matanya, mencoba menahan getaran jiwanya, seolah ada emosi yang begitu besar di dalam dirinya yang ingin membalas perbuatan sosok itu.

Sosok itu melemparkannya ke arah mereka, Grey berteriak hingga jatuh terduduk, Travis langsung terjatuh ke aspal jalan, rasa sakit langsung menjalar ke seluruh tubuhnya.

“Tidak!” Grey berteriak frustasi, tangannya serasa mati rasa, tidak ada hal yang dirasakan yang berasal dari tangannya.

“Grey! Kendalikan dirimu!” Teriakan Travis sama sekali tidak digubris oleh Grey, Travis bangkit lalu berlari ke arah sosok perempuan itu dengan perasaan dendam, ia mencoba meraihnya tapi sosok itu seolah semakin menjauh

darinya.

“Akh!!” Grey memekik kesakitan. Travis memaksakan diri untuk berlari ke sosok perempuan rambut pendek itu, walau sekeras apapun ia berlari, jaraknya tetap sama, tidak ada yang berubah, Travis seperti berjalan ditempat.

“Astaga.” Travis merogoh kantongnya dan mengambil lembar terakhir dari kertas aneh yang diambilnya dikamar Grey. Melihat sebentar kearah kertas, terdapat gambar abstrak yang membentuk siluet manusia, disekitarnya ada tulisan besar. Travis kembali berlari dengan menggenggam kertas itu erat-erat.

Jarak Travis dan sosok itu semakin terkikis, walau diselimuti rasa takut yang luar biasa, Travis berhenti tepat didepan sosok itu.

Matanya mengarah ke pisau yang menancap pada bahu sosok itu, ia mencoba menarik pisau itu, tapi tangannya ditahan oleh sosok itu, rasa panas langsung menjalar ke tangan kanannya, Travis semakin merintih kesakitan ketika sosok itu memutar tangannya.

“No!! Please don’t!” Travis menepis kasar tangan sosok itu dengan tangan kirinya yang menggenggam kertas bermantra itu.

Dengan cepat Travis menarik rambut sosok itu lalu menggabungkan dengan kertas di tangannya, begitu terkejutnya Travis melihat helaian rambut itu menjadi belatung, Travis mencoba menggulung belatung-belatung itu dengan kertasnya.

Disaat sosok itu merintih kesakitan, Travis menarik pisau itu, seketika sosok itu semakin menjerit kesakitan, Travis meremas kertas tadi lalu menempelkan ke luka di bahu sosok perempuan itu, lalu perlahan demi perlahan sosok itu berubah, tangannya mengeluarkan belatung demi belatung, begitu juga dengan tubuhnya yang lain, seolah seluruh tubuhnya terbuat dari belatung.

“Aaaakh!!!”

Suasana yang tadi mencekam menjadi lebih baik, belatung yang begitu banyak di aspal jalan membuat rasa mual Travis naik ke tenggorokannya.

Ia lalu kembali ke tempat Grey berada, Grey yang terduduk lemas sambil merintih kesakitan. Tidak lama kemudian sebuah mobil pengangkut barang mendekati mereka, Travis langsung berdiri ditengah jalan menghalangi mobil itu.

“Tolong beri kami tumpangan.” Travis memohon, melihat kondisi keduanya yang cukup parah mengundang rasa kasihan dalam diri supir itu, kemudian supir mobil itu menganggukkan kepalanya.

Travis langsung membantu Grey berjalan ke belakang mobil, mengangkatnya. Ia dan Grey duduk diantara sayuran yang masih basah. Travis menghembuskan napasnya lelah, ia memeluk Grey erat, dan mengusap kepalanya. Setelah semua yang terjadi, ia dan Grey akan memulai kehidupan baru di kota lain, dengan kehidupan yang sederhana, dan melupakan apa yang telah terjadi.

 -Tamat-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!