Seseorang Dibalik Hujan

Pukul 22.45 WIB

Perempuan paruh baya itu baru saja keluar dari supermarket membeli beberapa makanan cepat saji. Ia melongok ke sekitar jalan yang sudah kelihatan sunyi, beberapa ada yang masih melintas mengacuhkan hujan yang meluncur ringan ke permukaan bumi.

Ia membuka payung dan bergegas pulang sebelum hujan semakin deras. Rumahnya tak terlalu jauh tapi melewati persimpangan di belokan gang kecil.

Lampu lorong berkedip memberikan penerangan yang sangat redup. Perempuan itu terlihat tak peduli pada keadaan sekitar yang nyaris berbahaya, ia langsung menelusuri gang tersebut. Sampai di persimpangan, ia disambut oleh lampu hijau yang membuatnya harus berhenti untuk menyebrang.

Di seberang jalan telah berdiri sosok berjas hitam dengan wajah yang di halang oleh penutup jas. Saat perempuan itu sudah menyebrang mereka sempat berpapasan lalu ia acuh tak acuh dengan kehadiran si pria itu. Setelah itu, sosok tersebut mengekor langkahnya perlahan.

Tidak ada kecurigaan sama sekali yang terlintas di benak si perempuan hingga jalanan benar-benar kosong oleh kendaraan. Dari arah belakang, sosok itu langsung membekap mulutnya.

Entah sejak kapan, di tangannya sudah menggenggam sebilah pisau. Disayatnya leher korban hingga ke dalam secara sembrono, darah mengalir deras. Melihatnya sudah tak bernapas, sosok tersebut memotong salah satu jari perempuan itu dan memakannya dengan lahap.

...***...

"Kasus pembunuhan terjadi lagi. Ditemukan seorang perempuan paruh baya tergeletak di persimpangan jalan dengan sayatan di bagian lehernya serta salah satu jarinya menghilang. Kejadian ini berlangsung pada saat hujan menghantam bumi, malam sekitar pukul 23.00 WIB."

"Diharapkan kepada pejalan kaki untuk segera pulang, agar tidak mengalami kejadian yang sama. Tim kepolisian sedang berusaha untuk menangkap target yang masih abu-abu keberadaannya. Mohon kerja samanya dan terima kasih."

Wanita berusia dua puluhan itu menutup pengeras suaranya dan memasuki ruang ganti untuk mengenakan baju formal. Alih-alih mengingat tentang teror pembunuhan yang terjadi akhir-akhir ini membuatnya harus bekerja serabutan hingga tengah malam. Kasus kali ini benar-benar menguras tenaganya dalam menyelidiki si dalang anonim itu.

Hujan kembali menyambut bumi. Wajar saja jika langit akan sering basah karena sudah menduduki musim penghujan di tengah bulan Juli ini. Seharusnya ia sudah mengambil cuti liburan beberapa hari lalu, dikarenakan amanah dari Jenderal Zen, ketua komisaris memberikan separuh tanggungan tugas yang berat ini kepadanya.

Jalanan sudah sepi saat ia keluar dari kantor polisi. Genangan air mulai membentuk kawah di permukaan jalan dan itu berarti ia tidak bisa menerobos langsung untuk pulang ke rumah. Ia merogoh saku bajunya untuk mengambil benda pipih penghubung komunikasi itu dan mengirim beberapa pesan kepada seseorang.

Matanya melirik ke arah jam yang melingkar ditangannya. Jarum pendek sudah menempati waktu penghujung tengah malam dan sosok yang ditunggu belum juga menampakkan batang hidungnya.

Tak mau berlama-lama, ia memilih untuk pergi dari halaman kantor barangkali di tengah perjalanan mereka akan bertemu. Wanita itu melewati toko serta warung yang masih buka dini hari, walaupun kosong oleh pelanggan mereka tetap menghormati waktu tutup yang telah mereka sepakati.

Malam menyebarkan dingin yang pekat. Wanita itu langsung melapiskan kaosnya dengan jaket yang sempat dibawanya tadi. Dari arah Utara persimpangan yang tak jauh dari ia berdiri, seseorang berjas hitam sedang menatap ke arahnya. Ia mengikuti langkah wanita itu dari belakang.

Merasa ada yang mencurigakan ia berpaling ke belakang, tidak ada siapa-siapa. Feeling-nya mulai cemas dan ia mempercepat gerakan. Pikiran tentang kasus itu memenuhi kepalanya, membuat ketakutan menggelayut dirinya.

Wanita itu mulai berlari sementara ketukan sepatu terdengar mengejarnya. Secepat kilat Ia menghindar dari si pengejar misterius itu dengan mengambil jalan pintas dan melintasi gang kecil. Ia melihat ada tong sampah berbentuk persegi dan masuk ke dalamnya.

Setelah beberapa menit, lengang memenuhi sekitar. Tidak ada tanda gerak-gerik aneh lagi, ia pun keluar dari tempat persembunyian.

"Ku mohon jangan sampai kami bertemu."

Saat mengarah ke belokan jalan keluarnya gang, tiba-tiba wanita itu menabrak seseorang. Ia tak sempat berteriak karena mulutnya telah dibungkam.

"Hmppph!!! Ia memberontak keras.

"Sshtt..Carla calm down! ini aku, Haven!"

Wanita yang bernama Carla itu berhenti dan menengadahkan kepalanya untuk melihat sosok yang ditunggunya sedari tadi. Ya, Haven adalah suaminya yang menerima pesan darinya untuk dibawakan payung.

"Kenapa kamu lama banget, sih! Capek tahu aku tunggu. Lalu, kenapa lagi kamu pakai jas hitam gini! Bikin kaget aja, udah tahu malam semakin larut bukan pakai jas yang lebih cerah."

"Iya, iya aku minta maaf. Tadi ada urusan yang belum aku selesaikan, jadi sedikit buru-buru dan karena cuman jas ini yang tergantung di gantungan ya sudah aku pakai. Lagian kan hujannya juga deras, jalanan macet makanya aku terlambat."

Haven mencubit pipi istrinya yang masih memasang muka cemberut. Lantas, ia mengalungkan tangannya ke pinggang Carla dan mencium bibirnya sekilas. Wanita itu tampak sedikit terkejut dengan kelakuan suaminya yang tiba-tiba, pipinya merona dan bersamaan dengan itu digandengnya tangan Haven dan mengajaknya untuk pulang.

Pria itu tertawa kecil. "Kamu lucu deh kalau salah tingkah."

"Aku tidak mau ada orang yang melihat kita."

"Kenapa memangnya? kan kita suami istri, Wajar dong!"

"Terserah kamu, ah!"

Ketegangan yang baru saja menimpa Carla berubah cair seketika saat kedatangan suaminya, Haven. Begitulah keseharian kedua pasangan itu yang terbilang cukup awet dan agak misterius dikarenakan cerita masa lalu dan keluarga besar dari keduanya tidak pernah di perdengarkan oleh publik. Padahal Carla yang berpangkat sebagai wakil ketua kepolisian di kota Seoul cukup terkenal dan suaminya adalah seorang aktris tingkat teratas.

Kembali ke cerita awal tentang kasus pembunuhan yang mengesahkan para warga kota Seoul. Seperti sudah menjadi asupan sehari-hari, wartawan bergilir memberitahukan kematian seseorang akibat teror yang belum bisa dipecahkan hingga sekarang ini.

Sampai suatu malam, seperti sebelumnya hujan sudah menuding penghuni jagat raya. Wanita polisi itu berlari terengah-engah merusak genangan air yang terbentuk rapi di jalan. Napasnya memburu sekuat tenaga ia menghindari dari sosok yang sedang mengincarnya saat ini.

"Kemana kau mau lari, dasar wanita sialan!!"

Carla tidak tahu dimana dia sekarang. Tempatnya sangat asing bagi dirinya, bagaimana bisa ia meminta pertolongan kalau begini. Air matanya merembes keluar, nyawanya benar-benar di ujung tanduk. Ia tak mungkin mati sedangkan orang yang ia sayang masih menunggunya di rumah.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Tiba-tiba, tak sengaja ia tersandung retakan keramik dan membuat tubuhnya jatuh saat itu. Lututnya berdarah serta satu jari kaki lecet. Kali ini ia tidak bisa bangun lagi sedangkan sosok berjas itu sudah mendekatinya. Matanya menangkap sebatang kayu lalu ia mengarahkan kayu tersebut ke arah pria itu.

"Dasar bodoh, kau pikir aku takut dengan ancaman kecil kau itu."

"Tolong jangan bunuh aku. Orang yang aku sayang sedang menungguku di rumah dia sedang sakit jadi aku membelikannya obat, tak mungkin kan aku meninggalkannya begitu saja?"

"Kau pikir aku mau menuruti permintaanmu itu." Sosok tersebut menarik tangan Carla serta membuang kayu itu lalu ia menggulingkannya ke belakang. "Orang yang kau sayang sudah tidak ada lagi sekarang."

Ia mengecup Carla lalu menusuk jantungnya. Darah bercucuran mengotori dirinya. Diambilnya obat yang ada di tangan wanita itu lantas membuangnya ke tong sampah.

Terpopuler

Comments

Eva Wu

Eva Wu

yg ini gak jelas ceritanya. bah

2023-03-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!