Profesor Ikram Al Zaidan

Yuda masih dengan tatapan anehnya menatap Ellia sebelum kemudian mengusir seseorang untuk pindah dari duduknya yang berada tepat di samping Ellia, "pergilah, ntar gua traktir soto di kantin," bisik nya pada orang yang duduk di sebelah Ellia.

Laki-laki itu kini hendak duduk di samping Ellia, dan Ikram dengan gaya cool dan pakaian trendy khasnya masuk ke dalam ruangan, aroma harum yang terpancar dari tubuh dosen muda itu sungguh menyeruak masuk bersamaan dengan masuknya Ikram, hehe maklum orang kaya, parfumnya nggak kaleng-kaleng non.

Hal pertama yang ia cari adalah Ellia, istrinya.

Namun senyum di wajah tampan itu berangsur-angsur samar ketika melihat tangan Yuda bergerak merapikan rambut milik istrinya, terlebih mereka duduk bersebelahan.

"Sudahlah Ikram, dia masih muda, wajar saja jika terjebak hubungan semacam itu dnegan laki-laki lain," batinnya.

"Tapi dia istriku," ucapnya lagi pada diri sendiri.

Dengan tatapan yang masih sama, dilema hati Ikram juga ikut bergejolak, dia ingin bilang bahwa Ellia istrinya, tapi ia yakin itu akan sangat menyulitkan Ellia di dalam kampus ini nanti, tapi ia juga tidak rela jika Ellia di dekati banyak sekali pria di depan matanya, terlebih dengan tubuh sintal dan wajah rupawan itu, Ikram menjadi kesal sendiri di buatnya.

Ellia yang tengah menatap Ikram yang juga tengah menatapnya merasa terkejut ketika Yuda merapikan salah satu anak rambutnya yang berjalan-jalan sampai dahi, Ellia menggerakkan kepalanya dan melihat Yuda yang juga masih menatapnya, "rambut itu akan menghalangi pandanganmu ke depan, aku hanya membantu merapikannya,"

"Tolong kedepannya jangan melakukan apapun kepadaku, jangan menyentuhku atau merapikan rambutku, kita sudah tidak seperti dulu Yuda, ada batasan yang tidak bisa kita langgar saat ini," jelas Ellia, ia khawatir sekali dengan apa yang di pikiran Ikram suaminya saat ini.

Rara yang melihat dan memperhatikan ucapan sahabatnya itu segera berbisik kepadanya, "kalian berantem ?" tanyanya pada Ellia.

"Nggak ada apa-apa Ra, biasa sepele aja kok,"

"Awas aja kalo lu nggak cerita, lu punya banyak hutang cerita ama kita berdua," tambahnya.

"Pagi semua," sapa Ikram memulai kelasnya.

"Pagi prof," jawab semua orang yang ada di sana.

"Kelas ini semakin sesak saja, jika dilihat kalian semua hampir lima puluh persen bukan dari kelas ini, ingin saya yang mengeluarkan kalian atau kalian dengan sukarela mengeluarkan diri ?" ucapnya tegas, kali ini sudah tidak ada senyum seperti di hari sebelumnya,

Karena hendak menjaga image juga, sekitar puluhan orang mahasiswa beranjak dari kursinya dan meminta maaf kepada Ikram secara langsung kemudian berpamitan pergi setelah meninggalkan senyum tanpa penyesalan.

"Kalian semua tau jika kelas kalian di masuki oleh orang luar," tanyanya begitu semua mahasiswa susupan itu pergi.

Semuanya hanya menunduk, tidak ada yang berani menjawab, hingga ada salah seorang lelaki yang mengangkat tangan nya ke udara meminta persetujuan untuk bicara, "katakan," tambah Ikram.

"Mereka datang hanya untuk melihat dan mengikuti kelas anda prof, bagaimana kami menolaknya jika anda hanya mengajar di kelas kami saja, beberapa kelas lain di angkatan kami banyak mengidolakan anda, anda bahkan sudah memiliki rumah fans,"

"Rumah fans?" tanya Ikram lagi.

"Hampir semua gadis di kampus ini bergabung dalam rumah fans itu prof," sahut mahasiswi yang lain.

Ellia yang baru saja mendengar tentang ini segera bertanya kepada temannya tyang lain, "sejak kapan ada rumah fans untuk dosen ?" tanyanya penasaran.

"Ye, mangkanya lu masuk, itu baru dibuat dan disahkan kemaren," jelas Vania.

"Siapa yang mensahkan? baru denger gua," tanyanya pada yang lain.

Tidak hanya Ellia yang geleng-geleng kepala, Ikram terlihat memijit pertengahan alisnya pelan, "aku hanya sementara di sini, tapi mereka sudah membuat rumah fans," batin Ikram.

Ikram masih mencuri pandang pada Yuda yang masih menatap Ellia di sampingnya, itu benar-benar mengganggu matanya.

"Baiklah, buka halaman 52," ucapnya di depan forum.

Semua mahasiswa mulai mengeluarkan buku dari dalam tas mereka, semuanya hampir bersamaan membuka buku itu, "siapa diantara kalian yang sudah membaca dan bisa menjelaskan materi ini menggantikan saya di depan, jaminan nilai A+ jika kalian bisa menjelaskan dan memiliki pemahaman yang baik tentang materi yang kalian jelaskan," ucap Ikram.

Vania yang merupakan mahasiswa paling cerdas di angkatan mereka segera mengacungkan tangan jarang jarang bisa menunjukkan kemampuannya di depan dosen setampan Ikram pikirnya, "Saya prof," jawab Vania,

"Siapa ?" Tanya Ikram sekali lagi.

"Vania, Vania Layla," jawab Vania yang masih duduk di bangkunya karena masih belum dipersilahkan oleh Ikram untuk maju.

Ikram mencari nama Vania di daftar penilaian miliknya kemudian memberi sebuah tanda lingkaran di sana, "Vania Layla silahkan maju ke depan dan jelaskan materinya,"

Vania dengan sangat percaya diri maju ke depan dan mengambil sebuah alat tulis untuk menjelaskan kepada teman-temannya seperti seorang dosen, hampir tiga puluh lima menit ia menjelaskan,hingga kemudian Ikram menyela penjelasannya.

"Cukup Vania, sampai sini apa ada yang kalian tidak faham ?" tanya Ikram yang sedari tadi melihat dan memperhatikan semua mahasiswanya.

Sesuai dugaan, tidak ada satupun mahasiswa yang memberikan respon, "kembali ke tempat duduk Vania," perintah Ikram.

"Sesuai perjanjian yang saya katakan di awal tadi, karena Vania sudah membantu saya menjelaskan kepada mereka semua, jaminan nilai A+ buat kamu untuk mata kuliah di semester ini, baik kelas kita akhiri hari ini, saya tidak akan membuang waktu dengan orang-orang yang tidak bisa menerima apa yang saya ajarkan, sampai bertemu di lain waktu," ucapnya kemudian pergi begitu saja dari kelas.

Sepeninggal Ikram semua mahasiswa itu bergerak bertanya satu sama lain hingga kelas menjadi riuh, waktu kelas ini belum habis, tapi beliau sudah mengakhiri kelasnya dan pergi begitu saja tanpa sebab.

"Apa kesalahan kita ?"

"Lu tadi kenapa nggak nanya sih ?" tanya yang lain.

"Gimana nih dia cuma ngajar di kelas ini lagi,"

"Iya nih duh kah, cepetan say sorry deh,"

Semuanya bertanya kepada teman yang lain, meninggalkan Ellia yang masih beradu dengan pikirannya sendiri, " ada apa dengan prof Ikram? kenapa beliau pergi begitu saja? dia bukan seseorang yang pemarah, seharusnya hal seperti ini tidak membuatnya kesal."

Seperti mahasiswa pada umumnya, beberapa di antaranya memang tidak fokus untuk mendengar kan, ada yang datang untuk mengobrol dengan teman yang lain, bermain game, sibuk chat dan hal lain.

Ini sudah biasa terjadi di setiap kelas, namun respon Ikram sungguh di luar dugaan, biasanya dosen tidak mengambil pusing masalah ini, dia hanya mengajar, entah mau di dengarkan atau tidak.

Ikram POV

"Bukan aku tidak ingin mengajar mereka, tapi aku tidak mau membuang waktu ku untuk mengajari mereka yang tidak memiliki minat belajar, itu akan sama seperti mengisi air di dalam gelas yang sudah penuh, tidak akan ada gunanya."

TO BE CONTINUED

Terpopuler

Comments

Tidyana Hartini

Tidyana Hartini

lanjut

2021-12-27

0

Ana Hardi

Ana Hardi

ayooo Thor smngaaat....💪💪💪

2021-12-25

0

💦 maknyak thegech 💦✔️

💦 maknyak thegech 💦✔️

gelas yang sudah penuh diisi air bakalan luber

2021-08-14

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Dosen Baru
3 Sale
4 Pilihan
5 Yuda Maheza
6 Istri Rahasia
7 Nona Ellia milik tuanku
8 Rencana Ikram 1
9 Rencana Ikram 2
10 Merdeka
11 Aku Memang Mencintainya Sejak Awal
12 Perhatian
13 Diperhatikan
14 Sangat aneh jika aku tidak mencintai laki-laki ini
15 Bukan yang diinginkan
16 Senyum Memudar
17 Profesor Ikram Al Zaidan
18 Keluarga
19 Kenapa Anda Selalu Wangi
20 Membangun Hubungan atau Sebaliknya
21 Rahasia Ikram dan Ellia
22 Pertemuan
23 Bulatan Sempurna
24 Masa lalu Ikram
25 Saling bergantung
26 Visual
27 Tidak dalam doa dan tidak dalam hati
28 Bukan aku
29 Hak sebagai suami
30 Karena saya istri anda
31 Topeng
32 Kamu
33 Terjadi
34 Malu
35 Iriana On The Way
36 Perselisihan dengan Ifraz
37 Ifraz Pergi
38 Kebiasaan
39 Day 6
40 Last Day
41 Ikram dan cintanya dalam diam
42 Benteng Hitam
43 Perbedaan Jalan
44 Harapan Bertemu
45 Failed
46 Iriana Datang
47 Tragedi
48 Pukulan Terhebat
49 Waktunya di Mulai
50 Sama-sama Terluka
51 The Real Ikram Al Zaidan
52 Welcome to home
53 Mulai Normal
54 Kenyataan tentang Ikram
55 Bertemu Maheza
56 Hukuman Maheza
57 Vitamin ala Ikram
58 Tenang
59 Nyonya Agatha
60 Tubuh Ikram
61 Tubuh Ikram 2
62 Bertemu Iriana
63 Terlahir dari Rahim seorang ratu
64 Berseteru
65 show up
66 Informasi
67 Serangan dua sisi
68 Strategi atau Bunuh Diri
69 Mencoba percaya
70 Kemungkinan
71 Darah
72 Lawan Ikram
73 Dilema Ikram dan Ellia
74 kenapa kalian ada di sini
75 Membayar Hutang
76 Membayar Hutang 2
77 Bantuan
78 Kondisi Ikram
79 Ikram tidak baik-baik saja
80 Ellia's Husband
81 Istri Rahasia
82 Malam pertama setelah tragedi
83 Satu persatu
84 Mungkinkah Cemburu
85 Ikram dan caranya perhatian
86 Bimbang
87 Jagung Bakar 1
88 Jagung Bakar 2
89 Jagung bakar 3
90 Kebenaran
91 Obat Tidur
92 Otak vs Aset
93 Perubahan Rencana
94 Rapat Terbatas
95 Wisata Masa Lalu
96 Wisata Masa Lalu 2
97 Terungkap
98 Keadaan Iriana
99 Iriana
100 Dampak Cinta Logan
101 Nyonya Ikram Al Zaidan
102 Ifraz mengamuk manja
103 Ungkapan Rindu
104 Kembali Mengajar
105 Kembali
106 Kembali Pulang
107 Godaan Ifraz
108 Sebuah kesadaran
109 Mengajar di Rumah
110 Cinta Toga
111 Puzzle
112 Persiapan Pesta
113 Pesta
114 Sang CEO
115 Perlahan-lahan Mundur
116 Tetap tenang
117 Berkunjung
118 Hadiah kunjungan
119 Tidak terkendali
120 Pergi
121 Mudah
122 Drama keluarga yang menyenangkan
123 Berita baru
124 Melamar seseorang yg
125 Di tolak
126 Berusaha merubah pikiran
127 Masih tentang Ifraz
128 Perdebatan H-2 pernikahan
129 H-1 pernikahan
130 Hari H
131 Menikah
132 Perasaan Ifraz.
133 Tidak Pulang
134 Adonan
135 Jomblo Akut
136 Skakmat
137 Huft
138 Ellia sakit
139 Ikram Menggila
140 Ah Shit
141 Ketakutan Iraz dan Nadin
142 Gugurkan saja
143 Kedatangan Tamu
144 Dimana Ellia
145 Si Tukang Cemburu
146 Memenjarakan Ikram
147 Satu set perhiasan
148 Sebuah permainan
149 Apel
150 Proses Membuat Bayi
151 Kondisi
152 Tolong jangan pilih aku
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Prolog
2
Dosen Baru
3
Sale
4
Pilihan
5
Yuda Maheza
6
Istri Rahasia
7
Nona Ellia milik tuanku
8
Rencana Ikram 1
9
Rencana Ikram 2
10
Merdeka
11
Aku Memang Mencintainya Sejak Awal
12
Perhatian
13
Diperhatikan
14
Sangat aneh jika aku tidak mencintai laki-laki ini
15
Bukan yang diinginkan
16
Senyum Memudar
17
Profesor Ikram Al Zaidan
18
Keluarga
19
Kenapa Anda Selalu Wangi
20
Membangun Hubungan atau Sebaliknya
21
Rahasia Ikram dan Ellia
22
Pertemuan
23
Bulatan Sempurna
24
Masa lalu Ikram
25
Saling bergantung
26
Visual
27
Tidak dalam doa dan tidak dalam hati
28
Bukan aku
29
Hak sebagai suami
30
Karena saya istri anda
31
Topeng
32
Kamu
33
Terjadi
34
Malu
35
Iriana On The Way
36
Perselisihan dengan Ifraz
37
Ifraz Pergi
38
Kebiasaan
39
Day 6
40
Last Day
41
Ikram dan cintanya dalam diam
42
Benteng Hitam
43
Perbedaan Jalan
44
Harapan Bertemu
45
Failed
46
Iriana Datang
47
Tragedi
48
Pukulan Terhebat
49
Waktunya di Mulai
50
Sama-sama Terluka
51
The Real Ikram Al Zaidan
52
Welcome to home
53
Mulai Normal
54
Kenyataan tentang Ikram
55
Bertemu Maheza
56
Hukuman Maheza
57
Vitamin ala Ikram
58
Tenang
59
Nyonya Agatha
60
Tubuh Ikram
61
Tubuh Ikram 2
62
Bertemu Iriana
63
Terlahir dari Rahim seorang ratu
64
Berseteru
65
show up
66
Informasi
67
Serangan dua sisi
68
Strategi atau Bunuh Diri
69
Mencoba percaya
70
Kemungkinan
71
Darah
72
Lawan Ikram
73
Dilema Ikram dan Ellia
74
kenapa kalian ada di sini
75
Membayar Hutang
76
Membayar Hutang 2
77
Bantuan
78
Kondisi Ikram
79
Ikram tidak baik-baik saja
80
Ellia's Husband
81
Istri Rahasia
82
Malam pertama setelah tragedi
83
Satu persatu
84
Mungkinkah Cemburu
85
Ikram dan caranya perhatian
86
Bimbang
87
Jagung Bakar 1
88
Jagung Bakar 2
89
Jagung bakar 3
90
Kebenaran
91
Obat Tidur
92
Otak vs Aset
93
Perubahan Rencana
94
Rapat Terbatas
95
Wisata Masa Lalu
96
Wisata Masa Lalu 2
97
Terungkap
98
Keadaan Iriana
99
Iriana
100
Dampak Cinta Logan
101
Nyonya Ikram Al Zaidan
102
Ifraz mengamuk manja
103
Ungkapan Rindu
104
Kembali Mengajar
105
Kembali
106
Kembali Pulang
107
Godaan Ifraz
108
Sebuah kesadaran
109
Mengajar di Rumah
110
Cinta Toga
111
Puzzle
112
Persiapan Pesta
113
Pesta
114
Sang CEO
115
Perlahan-lahan Mundur
116
Tetap tenang
117
Berkunjung
118
Hadiah kunjungan
119
Tidak terkendali
120
Pergi
121
Mudah
122
Drama keluarga yang menyenangkan
123
Berita baru
124
Melamar seseorang yg
125
Di tolak
126
Berusaha merubah pikiran
127
Masih tentang Ifraz
128
Perdebatan H-2 pernikahan
129
H-1 pernikahan
130
Hari H
131
Menikah
132
Perasaan Ifraz.
133
Tidak Pulang
134
Adonan
135
Jomblo Akut
136
Skakmat
137
Huft
138
Ellia sakit
139
Ikram Menggila
140
Ah Shit
141
Ketakutan Iraz dan Nadin
142
Gugurkan saja
143
Kedatangan Tamu
144
Dimana Ellia
145
Si Tukang Cemburu
146
Memenjarakan Ikram
147
Satu set perhiasan
148
Sebuah permainan
149
Apel
150
Proses Membuat Bayi
151
Kondisi
152
Tolong jangan pilih aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!