Ellia sudah berada di mobil dengan Nando sebagai pengemudi, gadis itu mengambil ponsel yang masih belum ia nyalakan itu, perlahan Ellia menyalakan ponsel tersebut seketika setelah ia memasuki mobil sembari melihat mansion milik Ikram dari luar.
"Wah, mansion ini benar-benar sangat besar, semua orang terlihat seperti seekor semut, benarkan pak?" tanyanya pada Nando.
"Tuan muda memang menginginkan anak yang sangat banyak nona, itu alasan beliau membangun mansion ini,"
"Wah...tapi sebenarnya apa pekerjaan profesor Ikram, kenapa harus menjadi dosen jika sudah memiliki kekayaan sebanyak ini," gumamnya menggelengkan kepala.
Begitu layar ponsel menyala, mata Nadia langsung beralih ke layar ponsel itu, dan betapa terkejutnya dia ketika ponsel itu bergetar cukup lama di tangannya, matanya kembali melotot ketika melihat ada 207 panggilan tidak terjawab yang masuk ke ponselnya, dengan seratus delapan puluh sembilan dari Yuda, mantan kekasihnya.
"akenapa dia masih menghubungi ku dengan apa yang sudah terjadi kemaren," lirihnya bimbang.
"Saya akan menunggu anda sampai anda selesai kelas nona," ucap Nando pada Nadia.
"Tidak tidak, saya minta nomor ponsel anda saja pak, nanti saya akan menghubungi anda ketika saya sudah selesai kelas, menunggu saya akan lama, belum nanti ada tugas kelompok selesai kelas, nanti jika selesai saya akan menghubungi anda, bagaimana ?" ucapnya.
"Baik nona," jawab Nando.
Mendengar jawaban Nando membuat Ellia kembali fokus dengan semua pesan teman-temannya di grub chat karena ia tidak masuk kelas tanpa alasan kemaren.
..."Woy Ellia...lu kemana kok nggak masuk ?"...
..."Ellia, Elli, Ellia,"...
..."Ellia, lu kemana sih ? angkat telfon gua dong,"...
..."Ellia Hallo lu di makan buaya apa gimana sih?"...
..."Ellia lu gak papa kan? lu sakit kah?"...
Begitulah isi pesan itu kira-kira, semuanya menanyakan kenapa Ellia tida masuk, "aku bahkan hanya hilang tanpa kabar satu hari, bagaimana jika aku menghilang dari semua orang tiba-tiba,"
Ponselnya masih tidak berhenti bergetar, masih banyak sekali pesan masuk mencarinya, "kayaknya gua harus siap di tanya-tanya abis ini, matilah Ellia," ucapnya.
"Ada yang bisa saya bantu nona?" tanya Nando yang sejak tadi mendengar Nadia berucap seorang diri.
"Pak Nando,"
"Saya akan menjawab apa jika ada yang bertanya kemana saya tidak masuk kemaren ?"
"Jujur saja nona, bilang saja anda tidak masuk karena menikah," jawabnya.
"Tapi saya masih sekolah pak Nando,"
"Anda sudah cukup usia untuk menikah nona, anda hanya perlu mengatakannya sebelum orang lain yang menyebar berita dengan tambahan bumbu penyedap yang membuat ceritanya jauh dari kejadian yang sebenarnya nona, sebaik apapun menyimpan bangkai pasti akan ketahuan juga," jawab Nando lagi.
"Tapi kan sudah ada perjanjian dengan prof Ikram bahwa tidak akan memberitahukan berita pernikahan kepada semua orang, prof Ikram bahkan sampai memakai topeng kemaren,"
"Saya tidak bilang anda harus bilang menikah dengan siapa kan nona ? anda hanya bertanya kemana anda tidak masuk kemaren, maka saya menyarankan anda untuk berkata jujur bahwa anda memang tidak masuk karena menikah,"
"Astaga pak, anda benar-benar tidak tahu kehidupan anak muda seperti apa, mereka tidak akan berhenti sampai di situ, mereka pasti bertanya siapa suamiku?" tambahnya.
"Maka saya yang akan menjadi suami anda sementara jika itu yang anda khawatirkan, saya yakin tuan muda juga tidak keberatan jika anda berkata jujur pada beliau," tambah pak Nando.
"Sudahlah, aku akan bilang sedang sakit saja, toh aku juga tidak berbohong, aku memang sedang sakit,"
"Terserah anda saja nona, itu hanya pendapat saya," ucap Nando kembali fokus pada kemudi mobilnya.
***
Ellia sudah sampai di jalanan dekat kampusnya, ia meminta pak Nando agar berhenti cukup jauh dari kampus agar tidak ada seorang pun yang melihatnya keluar dari mobil, ia tidak ingin di isukan apapun itu,
Ellia berjalan dengan santai, waktu sudah menunjukkan pukul 09.35 menit, masih cukup waktu untuk berjalan pelan dan sampai kelas, begitu pikirnya.
Sebuah mobil melaju pelan mengikuti Ellia yang tengah berjalan kaki, tin tin.
Yuda membunyikan klakson agar Ellia bisa melihatnya, ia seperti orang gila karena Ellia pergi begitu saja kemaren, Ellia melihat Yuda dan menghembuskan nafas pelan.
Ellia berjalan semakin cepat, ia tidak ingin bertemu dengan Yuda saat ini, gadis itu berjalan setengah berlari melewati jalanan kecil agar terhindar dari Yuda, Nando yang sejak tadi masih memperhatikan nona nya ini segera menghadang mobil Yuda agar Ellia bisa berjalan dengan tenang dan tidak khawatir.
Mengetahui Nando sudah menghadang mobil Yuda, Ellia segera menyelinap di balik kumpulan mahasiswa-mahasiswa yang lain agar menghilangkan jejak dari Yuda, "aku harus menghindarinya sekarang, tidak sekarang Ellia.."
Tepat pukul 09.49 Ellia sampai di pintu kelas yang sudah penuh dengan riuh mahasiswa yang sudah hadir lebih dulu, kelas ini benar-benar penuh, ia bahkan tidak mendapatkan tempat untuk duduk.
"Wah, Ellia lu kemana aja seharian nggak ada kabar hah ?" teriak Rara dan Vania yang tidak sengaja menoleh dari barisan bangku teratas.
"Cepat kesini dodol, ngapain lu masih berdiri aja di sana ? lu nggak liat semua orang yang bahkan bukan dari kelas ini aja udah pada memenuhi tempat duduk, cepetan lu," teriak Rara.
Mengetahui hal itu membuat Ellia secepat kilat berjalan menuju kedua temannya, gadis itu duduk berdampingan, "lu kemana aja ? tung, tunggu tunggu kenapa wajah lu pucat kayak gini ?"
"Lu sakit ?" tanya Vania.
"Cuma demam," tambahnya.
"Kenapa HP lu mati?"
"Kecemplung air, mati dia," jawabnya asal.
"Ellia," panggil Yuda yang masih tetap setia mengejar Ellia bahkan di tengah-tengah semua orang.
"Ada apa?"
"Bisa kita ngomong sebentar, ada yang ingin aku bicarakan denganmu," jawab Yuda.
"Sekarang masih kelas Yuda, sekarang udah tepat jam sepuluh, abis ini prof Ikram datang," ucapnya memberi alasan.
"Prof Ikram siapa?"
"Ya ampun Yuda, Ikram Al Zaidan lu lupa sama nama dosen lu sendiri?," ucap Rara.
"Ye, sejak kapan juga nama tuh dosen jadi Ikram kemaren juga lu manggilnya cuma pak Zaidan,"
"Lah kan bapaknya sendiri yang bilang terserah manggil siapa, kenapa lu yang repot," ketua Vania.
Yuda masih dengan tatapan anehnya menatap Ellia sebelum kemudian mengusir seseorang untuk pindah dari duduknya yang berada tepat di samping Ellia.
Laki-laki itu kini hendak duduk di samping Ellia, dan Ikram dengan gaya cool dan pakaian trendy khasnya masuk ke dalam ruangan.
Hal pertama yang ia cari adalah Ellia, istrinya.
Namun senyum di wajah tampan itu berangsur-angsur samar ketika melihat tangan Yuda bergerak merapikan rambut milik istrinya.
TO BE CONTINUED
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Ana Hardi
panaaasss Thor....🤭🤭🤭
2021-12-25
0
💦 maknyak thegech 💦✔️
waduh klo senyumnya ikram hilang bahaya Thor,,,,jadi hilang pesonanya 😃
2021-08-14
2
Yenny Yulinda
Semangat semangat thor
2021-07-30
3