Diperhatikan

"Cepat buka mulut mu Ellia," ucap Ikram lagi.

"Saya tidak lapar prof, saya bisa sendiri," ucap Ellia yang benar-benar malas makan, mulutnya sangat pahit dan tidak terasa apapun.

"Aku menyuapi mu dengan sendok atau dengan mulutku?" tegas Ikram yang sudah tidak ingin berlama-lama berdebat dengan wajah yang semakin pucat itu.

Ellia yang tidak punya pilihan akhirnya membuka mulutnya dan menerima suapan demi suapan yang diberikan Ikram padanya, meskipun makanan itu dibuat oleh koki profesional, namun yang namanya sakit tetaplah sakit, mulut Ellia tidak merasakan apapun, semua makanan itu hambar di mulutnya.

"Kenapa tidak makan ? mereka juga tidak memberimu makanan ? jika tidak di beri makan, ambil saja milik mereka lebih dulu sebelum di sajikan, menjaga diri saja tidak bisa, bagaimana kau akan kuat untuk melawan mereka yang menindas mu," tanya Ikram dengan sabar menunggu Ellia mengunyah makanan.

Ellia hanya mengangguk dengan malas, gadis itu sudah ingin merebahkan tubuhnya di atas kasur, terlebih kepalanya yang berat, ia malas mendengar ceramah saat ini,"jaga diri dengan baik Ellia, sudah tau habis kehujanan, di tambah mobil ketika hujan sudah pasti memakai AC agar kaca tidak berembun, seharusnya kau tau setelah itu kau harus makan agar perutmu tidak kosong, kau bahkan tidak makan apapun sampai hari ini, sudah tau salah ? akan di ulangi lagi atau tidak ?" ucap Ikram yang terlewat khawatir hingga sedikit terbawa emosi.

Nadia hanya diam saja takut untuk menjawab, ini pertama kalinya Ikram berbicara cukup keras padanya.

Tok tok

Sebuah ketukan pintu sedikit melegakan hati Ellia, ia berada di situasi tidak menguntungkan kali ini, untuk pertama kalinya ada orang yang mengkhawatirkannya ketika sakit, bahkan Ikram sampai memarahinya karena ia telat makan, ia tidak tau harus bagaimana, karena ini adalah pertama kali ia diperhatikan dan dirawat oleh seseorang.

"Ada apa Nando ?" tanya Ikram.

"Dokter sudah datang tuan muda," jawab Nando di balik pintu.

"Bawa masuk," jawabnya.

Nando dengan salah seorang dokter yang kira-kira berusia empat puluh tahun lebih baru saja memasuki kamar, "tolong periksa anak nakal ini dok," ucap Ikram yang membuat Ellia sedikit memajukan bibir.

"Aku bukan anak nakal," batin Ellia.

Ikram masih setia berdiri di depan Ellia memastikan gadisnya itu baik-baik saja, "bagaimana dok ?" tanya Ikram.

Dokter itu tersenyum, "tidak ada yang serius pak, adik anda hanya butuh istirahat dan makan teratur, dia juga terlalu lelah dan perutnya kosong, saya sudah memberi infus agar bisa segera membantu nona cepat pulih, setelah ini saya akan meresepkan obat, nanti minum sebelum makan makan agar perutnya tidak perih ketika makan, setelah ini tolong pastikan makanannya terjaga dengan baik, dia juga harus mengkonsumsi makanan yang bergizi" ucap dokter tesebut.

"Apa dia seperti adikku ?" tanya Ikram tidak percaya, bahkan usianya dengan Ellia tidak terlalu jauh menurutnya.

"Saya minta maaf jika salah tuan, dia masih terlihat seperti baru lulus SMA, bukankah anda juga seorang mahasiswa ?" tanya dokter itu polos.

"Iya, anda memang salah, dia bukan adikku, tapi putriku,"

"Ah, saya minta maaf tuan, saya minta maaf," ucapnya.

Ikram memberi sedikit kode agar Nando membawa dokter ini keluar, ia semakin pusing mendengar dokter itu berbicara, dokter itu memang bukan dokter keluarga yang biasa merawatnya, dokter khusus untuknya sedang dalam perjalanan dinas di negara lain untuk melakukan sebuah misi penting yang di pimpin langsung oleh Ikram.

"Saya akan mengantar anda keluar dan menebus obatnya, mari ikuti saya," ajak Nando.

"Aku memang masih terlihat sangat muda, tapi menganggap mu sebagai adikku bukankah juga tidak sopan Ellia, kita baru saja menikah," tanya Ikram pada Ellia yang saat ini tengah berusaha tersenyum di tengah rasa pusing di kepalanya.

"Kau tertawa Ellia ?" ucap Ikram tidak percaya.

Ellia menggelengkan kepalanya tidak ingin ketahuan,

"Sudah-sudah, sekarang istirahatlah, kau harus banyak istirahat agar cepat pulih, tapi sebelum itu minum ini dulu," ucap Ikram yang kini tengah menyodorkan sebuah gelas berisi air putih hangat.

Ellia menggeleng,"cepatlah, tidak masalah jika kau harus memuntahkannya di tanganku lagi," ucapnya sungguh-sungguh yang mana membuat Ellia tidak tega untuk menolak, gadis itu mengambilnya dan menyeruput air hangat itu pelan.

"Lagi, orang sakit harus meminum air hangat banyak-banyak," ucap Ikram dengan tatapan menunggunya.

Ellia menyerahkan gelas itu setelah ia minum separuh, "anak pintar..." ucap Ikram mengambil gelas di tangan Ellia.

"Aku akan membantumu rebahan," ucapnya dengan sigap dan hati-hati membantu Ellia agar merasa nyaman.

Setelah Ellia tidur dengan nyaman di posisinya, Ikram mulai beranjak membersihkan makanan sisa dan bekas obat yang masih berantakan di meja tepat di samping Ellia berada.

"Anda mau kemana ?" tanya Ellia yang mulai takut di tinggalkan di ruangan sebesar ini seorang diri.

"Aku meliburkan semua orang, jadi aku harus membawa dan membersihkan ini sendiri, istirahatlah dulu aku janji tidak akan lama," ucapnya menenangkan Ellia, ia faham Ellia mungkin merasa tidak nyaman berada di tempat baru.

"Jangan lama-lama prof..." ucapnya.

Ikram hanya menganggukkan kepala mengiyakan, kemudian meninggalkan kamar dengan beberapa piring di tangannya.

Cukup lama Ikram  meninggalkan Ellia, sebenarnya ia sudah selesai dari tadi, namun ia khawatir jika Ellia merasa tidak nyaman untuk tidur jika ada orang lain di sisinya, hampir satu jam hingga Ikram memutusakan untuk kembali masuk melihat Ellia.

Gadis itu tengah tertidur cukup pulas. Ikram mendekatinya pelan dan perlahan, khawatir jika Ellia terbangun karena kehadirannya, "gadis sepertimu di sia-siakan begitu saja, apa mereka semua buta hingga tidak melihat pesona luar biasa sebuah permata yang tengah berada di lautan lumpur ? padahal kau masih tetap bersinar di tengah-tengah hal buruk, tapi tetap saja tidak ada yang menyadari,"

Ikram menjaga Ellia sepanjang malam, sesekali Ellia bangun karena haus, atau merintih dalam tidur karena demamnya yang semakin tinggi, Ikram tidak mau jika Ellia terbangun tanpa ada seorangpun di sisinya, laki-laki itu tetap berjaga sampai larut, terduduk di sebuah kursi yang ia letakkan tepat di samping ranjang Ellia,

***

Pagi itu Ellia terbangun karena sinar matahari pagi sudah mulai menyeruak masuk ke dalam jendela kamar yang memang di dominasi kaca, ia mengambil sebuah kain untuk mengompres yang masih terpasang di dahinya, kemudian melihat Ikram yang juga tengah tertidur di atas kursi dengan kaki bertumpu pada kaki yang lain.

"Begini kah rasanya memiliki seseorang yang mengkhawatirkan kita ketika sakit,"

"Rasanya cukup menyenangkan," ucap Ellia dengan sebuah bibir naik ke atas penuh ketulusan.

TO BE CONTINUE

Terpopuler

Comments

Ana Hardi

Ana Hardi

aku pada mu prof...😍😍😍

2021-12-25

0

💦 maknyak thegech 💦✔️

💦 maknyak thegech 💦✔️

semoga aja masih berlanjut ya Thor ceritanya jangan gantung dan menghilang tanpa kabar 😃😃😃 terlanjur awak suka dengan cerita tau2 tenggelam 😘😘😘

2021-08-14

1

Rika93

Rika93

, smoga ini awal kebahagiaan mu Elia

2021-08-14

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Dosen Baru
3 Sale
4 Pilihan
5 Yuda Maheza
6 Istri Rahasia
7 Nona Ellia milik tuanku
8 Rencana Ikram 1
9 Rencana Ikram 2
10 Merdeka
11 Aku Memang Mencintainya Sejak Awal
12 Perhatian
13 Diperhatikan
14 Sangat aneh jika aku tidak mencintai laki-laki ini
15 Bukan yang diinginkan
16 Senyum Memudar
17 Profesor Ikram Al Zaidan
18 Keluarga
19 Kenapa Anda Selalu Wangi
20 Membangun Hubungan atau Sebaliknya
21 Rahasia Ikram dan Ellia
22 Pertemuan
23 Bulatan Sempurna
24 Masa lalu Ikram
25 Saling bergantung
26 Visual
27 Tidak dalam doa dan tidak dalam hati
28 Bukan aku
29 Hak sebagai suami
30 Karena saya istri anda
31 Topeng
32 Kamu
33 Terjadi
34 Malu
35 Iriana On The Way
36 Perselisihan dengan Ifraz
37 Ifraz Pergi
38 Kebiasaan
39 Day 6
40 Last Day
41 Ikram dan cintanya dalam diam
42 Benteng Hitam
43 Perbedaan Jalan
44 Harapan Bertemu
45 Failed
46 Iriana Datang
47 Tragedi
48 Pukulan Terhebat
49 Waktunya di Mulai
50 Sama-sama Terluka
51 The Real Ikram Al Zaidan
52 Welcome to home
53 Mulai Normal
54 Kenyataan tentang Ikram
55 Bertemu Maheza
56 Hukuman Maheza
57 Vitamin ala Ikram
58 Tenang
59 Nyonya Agatha
60 Tubuh Ikram
61 Tubuh Ikram 2
62 Bertemu Iriana
63 Terlahir dari Rahim seorang ratu
64 Berseteru
65 show up
66 Informasi
67 Serangan dua sisi
68 Strategi atau Bunuh Diri
69 Mencoba percaya
70 Kemungkinan
71 Darah
72 Lawan Ikram
73 Dilema Ikram dan Ellia
74 kenapa kalian ada di sini
75 Membayar Hutang
76 Membayar Hutang 2
77 Bantuan
78 Kondisi Ikram
79 Ikram tidak baik-baik saja
80 Ellia's Husband
81 Istri Rahasia
82 Malam pertama setelah tragedi
83 Satu persatu
84 Mungkinkah Cemburu
85 Ikram dan caranya perhatian
86 Bimbang
87 Jagung Bakar 1
88 Jagung Bakar 2
89 Jagung bakar 3
90 Kebenaran
91 Obat Tidur
92 Otak vs Aset
93 Perubahan Rencana
94 Rapat Terbatas
95 Wisata Masa Lalu
96 Wisata Masa Lalu 2
97 Terungkap
98 Keadaan Iriana
99 Iriana
100 Dampak Cinta Logan
101 Nyonya Ikram Al Zaidan
102 Ifraz mengamuk manja
103 Ungkapan Rindu
104 Kembali Mengajar
105 Kembali
106 Kembali Pulang
107 Godaan Ifraz
108 Sebuah kesadaran
109 Mengajar di Rumah
110 Cinta Toga
111 Puzzle
112 Persiapan Pesta
113 Pesta
114 Sang CEO
115 Perlahan-lahan Mundur
116 Tetap tenang
117 Berkunjung
118 Hadiah kunjungan
119 Tidak terkendali
120 Pergi
121 Mudah
122 Drama keluarga yang menyenangkan
123 Berita baru
124 Melamar seseorang yg
125 Di tolak
126 Berusaha merubah pikiran
127 Masih tentang Ifraz
128 Perdebatan H-2 pernikahan
129 H-1 pernikahan
130 Hari H
131 Menikah
132 Perasaan Ifraz.
133 Tidak Pulang
134 Adonan
135 Jomblo Akut
136 Skakmat
137 Huft
138 Ellia sakit
139 Ikram Menggila
140 Ah Shit
141 Ketakutan Iraz dan Nadin
142 Gugurkan saja
143 Kedatangan Tamu
144 Dimana Ellia
145 Si Tukang Cemburu
146 Memenjarakan Ikram
147 Satu set perhiasan
148 Sebuah permainan
149 Apel
150 Proses Membuat Bayi
151 Kondisi
152 Tolong jangan pilih aku
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Prolog
2
Dosen Baru
3
Sale
4
Pilihan
5
Yuda Maheza
6
Istri Rahasia
7
Nona Ellia milik tuanku
8
Rencana Ikram 1
9
Rencana Ikram 2
10
Merdeka
11
Aku Memang Mencintainya Sejak Awal
12
Perhatian
13
Diperhatikan
14
Sangat aneh jika aku tidak mencintai laki-laki ini
15
Bukan yang diinginkan
16
Senyum Memudar
17
Profesor Ikram Al Zaidan
18
Keluarga
19
Kenapa Anda Selalu Wangi
20
Membangun Hubungan atau Sebaliknya
21
Rahasia Ikram dan Ellia
22
Pertemuan
23
Bulatan Sempurna
24
Masa lalu Ikram
25
Saling bergantung
26
Visual
27
Tidak dalam doa dan tidak dalam hati
28
Bukan aku
29
Hak sebagai suami
30
Karena saya istri anda
31
Topeng
32
Kamu
33
Terjadi
34
Malu
35
Iriana On The Way
36
Perselisihan dengan Ifraz
37
Ifraz Pergi
38
Kebiasaan
39
Day 6
40
Last Day
41
Ikram dan cintanya dalam diam
42
Benteng Hitam
43
Perbedaan Jalan
44
Harapan Bertemu
45
Failed
46
Iriana Datang
47
Tragedi
48
Pukulan Terhebat
49
Waktunya di Mulai
50
Sama-sama Terluka
51
The Real Ikram Al Zaidan
52
Welcome to home
53
Mulai Normal
54
Kenyataan tentang Ikram
55
Bertemu Maheza
56
Hukuman Maheza
57
Vitamin ala Ikram
58
Tenang
59
Nyonya Agatha
60
Tubuh Ikram
61
Tubuh Ikram 2
62
Bertemu Iriana
63
Terlahir dari Rahim seorang ratu
64
Berseteru
65
show up
66
Informasi
67
Serangan dua sisi
68
Strategi atau Bunuh Diri
69
Mencoba percaya
70
Kemungkinan
71
Darah
72
Lawan Ikram
73
Dilema Ikram dan Ellia
74
kenapa kalian ada di sini
75
Membayar Hutang
76
Membayar Hutang 2
77
Bantuan
78
Kondisi Ikram
79
Ikram tidak baik-baik saja
80
Ellia's Husband
81
Istri Rahasia
82
Malam pertama setelah tragedi
83
Satu persatu
84
Mungkinkah Cemburu
85
Ikram dan caranya perhatian
86
Bimbang
87
Jagung Bakar 1
88
Jagung Bakar 2
89
Jagung bakar 3
90
Kebenaran
91
Obat Tidur
92
Otak vs Aset
93
Perubahan Rencana
94
Rapat Terbatas
95
Wisata Masa Lalu
96
Wisata Masa Lalu 2
97
Terungkap
98
Keadaan Iriana
99
Iriana
100
Dampak Cinta Logan
101
Nyonya Ikram Al Zaidan
102
Ifraz mengamuk manja
103
Ungkapan Rindu
104
Kembali Mengajar
105
Kembali
106
Kembali Pulang
107
Godaan Ifraz
108
Sebuah kesadaran
109
Mengajar di Rumah
110
Cinta Toga
111
Puzzle
112
Persiapan Pesta
113
Pesta
114
Sang CEO
115
Perlahan-lahan Mundur
116
Tetap tenang
117
Berkunjung
118
Hadiah kunjungan
119
Tidak terkendali
120
Pergi
121
Mudah
122
Drama keluarga yang menyenangkan
123
Berita baru
124
Melamar seseorang yg
125
Di tolak
126
Berusaha merubah pikiran
127
Masih tentang Ifraz
128
Perdebatan H-2 pernikahan
129
H-1 pernikahan
130
Hari H
131
Menikah
132
Perasaan Ifraz.
133
Tidak Pulang
134
Adonan
135
Jomblo Akut
136
Skakmat
137
Huft
138
Ellia sakit
139
Ikram Menggila
140
Ah Shit
141
Ketakutan Iraz dan Nadin
142
Gugurkan saja
143
Kedatangan Tamu
144
Dimana Ellia
145
Si Tukang Cemburu
146
Memenjarakan Ikram
147
Satu set perhiasan
148
Sebuah permainan
149
Apel
150
Proses Membuat Bayi
151
Kondisi
152
Tolong jangan pilih aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!