Ellia sudah sampai pada sebuah apartemen, gedung apartemen ini tidak terlalu tinggi, sangat berbeda dengan mansion yang sebelumnya ia tinggali pertama kali.
"Silahkan nona, saya akan mengantar anda ke dalam dan menunjukkan apartemen milik anda dan tuan muda," ucap Nando begitu membuka pintu untuk Ellia.
"Apa prof Ikram sudah pulang?" tanya Ellia yang masih penasaran kenapa Ikram meninggalkan kelas sebelum jam kelas usai.
Ellia bukan termasuk gadis yang pandai di antara teman-temannya, ia tidak terlalu menyukai belajar, tapi Tuhan memang adil, Ellia sempurna dalam hal fisik dan kecantikan, di tambah kedua lesung di kedua pipinya semakin membuat orang lain pasti akan senang melihatnya.
"Saya tidak berani bertanya kepada tuan muda sudah pulang atau belum nona, kemana beliau pergi dan apa yang beliau kerjakan, kami tidak boleh menanyakannya."
"Baiklah pak, ayo kita pulang saja," ucapnya Ellia.
"Anda sudah tidak bekerja nona?" tanya Nando lagi.
"Aku masih bekerja pak, tapi aku sedang izin, aku akan bertanya kepada prof Ikram dulu aku boleh bekerja atau tidak," jawabnya.
"Kenapa begitu nona, bukankah itu kehidupan anda," tanya Nando mengetes Ellia.
"Uhm, tapi prof Ikram kan suami Ellia pak, nanti kalo prof Ikram nggak setuju kan malah nggak enak, beliau saja memberikan begitu banyak kebaikan tanpa meminta apapun, bahkan syarat jika masing-masing dari kita melanggar perjanjian hanya perceraian, ia tidak menuntut ganti rugi atau apapun, saya jadi merasa tidak enak jika tidak melibatkan beliau dalam kehidupan saya," jawab Ellia.
Nando hanya tersenyum menanggapi jawaban panjang yang keluar dari mulut istri tuan mudanya ini.
"Terimakasih sudah menimbang kan perasaan tuan muda seperti itu nona," ucap Nando dengan kepala menunduk penuh hormat.
"Kenapa anda yang berterima kasih pak? anda terlalu berlebihan," ucap Ellia.
Nando tersenyum, "Karena anda sudah melibatkan tuan muda di hidup anda, kebahagiaan tuan muda sangat kami semua harapkan,"
Percakapan mereka berhenti ketika sampai di depan sebuah pintu lift, "Lift ini akan langsung sampai di dalam apartemen tuan muda, karena itu saya akan menginput sidik jari dan kornea mata anda, karena tidak semua orang bisa masuk dengan sembarangan tanpa identitas yang sudah terdeteksi," ucap Nando pada Ellia kemudian memasukkan sebuah program di sudut angka lift.
Ellia hanya melihat apa yang di lakukan oleh Nadia, "baik tolong tangan anda nona,"
"Semuanya pak?"
"Iya," jawab Nando.
Setelah Ellia melakukan apa yang di perintahkan oleh Nando, sebuah tulisan berwarna merah dengan tiba-tiba terlihat, "data tersimpan,"
"Lantai tuan muda berada di lantai paling tinggi,"
"Baik pak," ucapnya.
Ellia baru kali ini masuk dalam apartemen dengan fasilitas seperti ini, gadis ini memang selalu hidup sederhana karena perekonomian yang melilit nya, tapi bersama dengan Yuda dan teman-temannya, ia selalu menggunakan fasilitas mewah yang mereka miliki, jadi ia tidak cukup katrok atau ketinggalan jaman.
Pintu lift terbuka, terlihat sebuah ruangan yang cukup luas di depannya, meskipun dengan bangunan yang kecil, rupanya apartemen ini benar-benar memiliki desain interior yang menakjubkan dengan benda-benda serba canggih dan mewah.
"Prof Ikram, Ellia pulang," teriaknya ke seluruh rumah mencari Ikram. seperti seorang anak yang mencari ibunya di seluruh rumah.
"Prof, prof Ikram, Ellia pulang," teriaknya lagi yang masih belum mendapat jawaban dari Ikram.
"Apakah prof Ikram tidak ada pak ?" tanyanya pada Nando.
Nando hanya menggeleng tidak yakin, selama ini tidak ada yang berteriak dan mencari tuan mudanya hingga memutari seluruh sudut rumah, bahkan tidak ada yang berani mencari atau bahkan mempertanyakan dimana Ikram berada.
"Ada apa Ellia, aku baru saja keluar dari kamar mandi, kenapa memanggil ku dengan berteriak seperti itu," ucap Ikram dengan rambut basah dan handuk putih yang ia kenakan.
"Dia benar-benar terlihat sangat tampan dengan rambut basah itu," batin Ellia.
"Ellia, halo, kau mendengar ku? " tanya Ikram lagi sembari menggerakkan tangannya di depan wajah Ellia.
Bukannya menjawab Ellia justru menggerakkan tangannya dan mengambil tangan Ibra yang menggantung sebelum kemudian mengecupnya pelan, Ikram yang tidak tau apa yang hendak dilakukan oleh istrinya itu hanya diam menatap, beberapa kali ia melirik Nando yang ada di hadapannya, memberi kode seolah bertanya,"ada apa dengannya,"
Meskipun senang namun Ikram segera menarik pergelangan tangan itu, "apa ini Ellia ?" tanyanya dengan wajah memerah karena malu, tiba-tiba suasana menjadi panas untuknya, padahal ia baru saja mandi.
"Hah ? bukankah semua pasangan suami istri seperti itu prof, Vania dan Rara bilang begitu," ucapnya.
Ikram hanya tersenyum, "rupanya dia mempraktekkan apa yang dikatakan oleh temannya, dasar bocah ini," ucap Ikram dalam hati dengan geleng-geleng kepala.
"Katanya semua orang yang sudah menikah melakukan ini prof,"
"Baiklah kalau begitu jangan panggil aku profesor, itu menggelikan, aku sedang tidak memberikan pelajaran,"
"Tidak mau, aku ingin tetap memanggil Profesor,"
"Tapi aku bukan Profesor,"
"Bapak dosen, itu sudah tertulis di nama meja anda, Profesor Ikram Al Zaidan," jelas Ellia.
"Tapi aku memang Profesor di bidang yang lain, aku hanya menyukai sejarah, karena banyak piagam dan sertifikat yang ku peroleh karena aku menyukai, makanya dosen kalian sebelumnya merekomendasikan aku secara khusus untuk menggantikan beliau,"
"Oh,"
"Jangan panggil Profesor,"
"Tidak mau," ucap Ellia mengulurkan lidahnya kemudian kabur begitu saja.
"Ellia, jangan panggil begitu, semua orang yang sudah menikah tidak ada yang memanggil seperti itu kepada pasangannya," ucap Ikram yang membuntuti kemanapun Ellia pergi seperti anak anjing mengikuti tuannya.
Nando tersenyum melihat keduanya kemudian memutuskan undur diri tanpa pamit meninggalkan tuannya menikmati masa-masa indah pernikahannya.
"Profesor, jangan mengejar saya terus, kaki saya kan nggak sepanjang kaki anda," ucapnya lagi dengan terus berputar-putar pada sebuah sofa menghindari Ikram yang berusaha mengejarnya.
"Aku akan mendapatkan mu, tunggu saja,"
"Aaaa," teriak Ellia yang mulai berlari ke seluruh penjuru apartemen untuk menghindari Ikram yang masih terus mengejarnya.
Keduanya masih bermain kejar-kejaran dengan hal yang tidak penting, sederhana, tapi mulai detik ini hubungan keduanya sudah mulai terhubung.
Sama-sama tidak akan ada yang menyadari, tapi saling membutuhkan satu sama lain, bersama ini kita akan melihat jatuh bangun keduanya dalam membangun sebuah hubungan dengan Yuda dan Maheza sebagai orang ketiga.
"Hah, sudah prof sudah sudah, aku sangat lelah," ucapnya yang sudah merebahkan dirinya di kasur karena kelelahan.
Ikram yang juga lelah kini juga tengah menyandarkan tubuhnya di kasur sebelahnya.
"Profesor," panggil Ellia lagi.
"Kenapa anda selalu wangi," tanyanya polos.
"Hah?"
TO BE CONTINUED
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Ana Hardi
wangiii nya smpai ke aku...😀😀🤭🤭🤭
2021-12-25
0
💦 maknyak thegech 💦✔️
pertanyaan konyol tapi menggelitik Ellia 🤣🤣karena si ikram selalu memakai parfum
2021-08-15
2
An-nur
masih sering keliru ngetik nadia ya thor,kadang juga ibra,maklum sih karna sudah menyatu ke hati
2021-08-09
3