Ellia masih duduk di lantai kamarnya, ia sudah muak dengan semua ini, sejak kecil di perlakukan tidak adil bahkan setiap hari hanya di beri makan sisa, tidak ikut makan di meja utama.
Sepele iya, tapi cukup menyakitkan.
Gadis ini sudah membulatkan tekad untuk tidak lagi berada di sini dan menghentikan semuanya, "cukup, ini sudah cukup, aku tidak perlu berterima kasih apapun pada keluarga ini, aku tidak perlu melakukan apapun untuk keluarga ini, tidak lagi," ucapnya dengan kepala menunduk.
Ellia mengambil ponsel yang masih berada di dalam tasnya, dengan cepat ia mengetik nama Yuda di sana.
..."Yuda, aku ingin ngomong sesuatu, besok ada kelas?" send....
..."Oke... tunggu aku di taman kampus besok pagi,"...
..."Oke, jangan lupa istirahat, good night," send....
..."Night too honey..have a nice dream,"...
Sebuah pesan singkat namun mampu membuat suasana hati Ellia berbunga-bunga, beginilah hubungan mereka, hanya chat seadanya dan tidak menjadi budak cinta seperti pasangan pada umumnya.
Cukup lama Ellia berada di dalam kamar, ketika rumah sudah mulai sepi artinya saat ini adalah waktu untuk keluar dan membersihkan seluruh area rumah, termasuk mencuci baju dan piring.
Hampir tengah malam Ellia menyelesaikan pekerjaan nya, ia langsung bergegas ke kamar dan segera beristirahat, tubuhnya benar-benar lelah hari ini.
***
Pagi hari di halaman kampus
Ellia tengah menunggu Yuda seorang diri di sebuah taman dengan padang rumput membentang, banyak sekali mahasiswa yang melakukan diskusi dan mengerjakan tugas di sini, Ellia tidak sendiri.
"Ellia... " panggil Yuda dengan melambai tangan dari kejauhan, laki-laki itu tersenyum begitu melihat Ellia yang juga melambaikan tangan ke arahnya.
Yuda berjalan dengan setengah berlari kemudian duduk tepat di samping Ellia, "ada apa? jarang banget ngajak ketemu serius gini," ucap Yuda yang mulai penasaran sejak kemaren.
"Uhm" pikir Ellia dengan wajah serius.
"Ada apa? kamu bisa bercerita apapun kepadaku," ucap Yuda.
"Uhm, aku boleh minta tolong? aku sedang butuh bantuan,"
Yuda masih setia menunggu untuk mendengar kan kelanjutan cerita Ellia, laki-laki ini memang sangat tenang dan tidak terburu-buru dengan hal apapun.
"Katakan Ellia, aku akan membantu jika aku bisa," ucap Yuda.
"Aku sedang dalam kesulitan ekonomi, aku butuh uang dalam jumlah besar," ucapnya dengan sedikit ragu.
Kening Yuda berkerut, mengetahui itu Ellia akhirnya mulai menceritakan apa yang selama ini ia alami dan apa yang sedang ia hadapi saat ini.
"Mereka ingin menjodohkan mu dengan orang tua untuk membayar hutang?" teriak Yuda spontan.
"Yuda... jangan berteriak," ucap Ellia yang reflek menutup mulut Yuda.
"Tunggu Ellia, kenapa tidak pernah bercerita? tidak tidak... sekarang berapa yang kamu butuhkan ?"
"23.7milyar," jawab Ellia yang mana semakin membuat bola mata Yuda membulat seketika.
"Dua puluh tiga milyar?" ulangnya lagi dengan menelan saliva nya berkali-kali.
"Aku memang orang yang cukup kaya, tapi aku juga tidak punya jika nominalnya sebanyak itu, apa yang harus kulakukan," batik Yuda.
"Oke... sekarang tenang, coba nanti aku bilang sama papa deh, mungkin beliau bisa meminjamkan," ucap Yuda memberi harapan.
Gadis yang menunduk sejak tadi ini segera mengangkat kepalanya begitu mendengar ucapan Yuda, "benarkah?" ucapnya ceria, tampak sekali matanya berbunga-bunga karena bahagia.
Yuda mengangguk, "sudah.. ayo kita makan saja... jangan terlalu di pikirkan, aku akan berusaha membantumu," ucapnya menenangkan.
"Ayo... aku akan membeli mie ayam kesukaan mu," ucapnya yang sudah berdiri lebih dulu dan mengulurkan tangannya kepada Ellia.
"Yes... ayo... " jawabnya begitu saja dan menggapai uluran tangan itu.
"Dia langsung tersenyum dengan mudah nya tanpa berpikir jauh begitu mendengar ucapan ku, aku bahkan tidak yakin dengan ucapan ku sendiri, tapi sebesar itu rasa percaya nya padaku," batin Yuda lagi yang masih menatap senyum indah itu.
Kedua manusia itu segera menghilang di balik lalu lalang mahasiswa pejalan kaki di sekitar kampus dengan tetap bergandengan tangan, meninggalkan sosok pria yang juga turut mendengar cerita Ellia di balik buku favoritnya.
"Laki-laki itu sudah pasti kekasihnya, semoga saja masalahnya cepat terselesaikan, gadis itu sering sekali terlibat dalam masalah, padahal senyumnya manis," ucapnya dengan tersenyum.
***
Kelas Profesor Ikram Al Zaidan sudah penuh, bahkan mahasiswi ada yang datang dua jam lebih awal agar bisa duduk di kursi bagian depan, seolah ingin menikmati indahnya karya ciptaan Tuhan tepat di depan matanya.
"Kamu.... sudah selesai memandangi saya?" ucap Ikram ketika memergoki salah seorang mahasiswa nya sedang menatap ke arahnya tanpa berkedip.
"Huuuuuuu" teriak semua orang di sana.
"Hehe... maaf bapak... anda terlalu indah untuk di lewatkan begitu saja," ucapnya.
"Lagi cari calon tuh pak,"
"Huuuu" teriak semua orang lagi.
"Kerjakan tugas yang saya sampaikan dengan benar, jangan melamun dan memandang saya seperti tadi," ucap Ikram dengan senyum mautnya yang mana semakin membuat semua orang di sana mabuk kepayang dengan pemandangan indah itu.
Ikram sedang memberikan ujian pra pembelajaran, untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman mahasiswanya di kelas ini terkait mata kuliah yang akan ia ajarkan kedepannya.
Waktu masih kurang tiga puluh menit lagi, namun Ellia sudah memberikan kertas jawaban miliknya kepada Ikram, "waktumu masih tersisa tiga puluh menit lagi Ellia, yakin sudah menjawabnya dengan benar?" tanya Ikram pelan.
"Saya yakin sudah prof,"
"Semoga seperti pertemuan pertama kita, kali ini kau juga tidak membuatku kecewa," ucap Ikram saat itu yang hanya di jawab anggukan kepala oleh Ellia sebelum kemudian gadis itu melangkah pergi.
"Ellia... tunggu aku di luar," ucap Yuda begitu Ellia melewati meja tempat ia berada.
Yuda segera bergegas memberikan lembar jawabannya di atas meja Ikram dan segera berlari begitu saja mengejar Ellia.
Ikram yang melihat lembar jawaban kosong itu segera menggeleng kan kepala. "Ada lagi yang ingin mengikutinya?" tanya Ikram.
Tidak ada sahutan di antara semua mahasiswanya, karena soal yang di berikan Ikram memang bukan pengetahuan dasar yang bisa di jawab semua orang, jika tidak memiliki kualitas keilmuan yang tinggi dan gemar membaca, orang tersebut tidak akan bisa menyelesaikan ujian ini.
***
"Ellia, ikut aku, papa ingin bertemu dengan mu,"
"Hah? apa aku terlihat seperti seseorang yang haus uang? bagaimana ini?" ucapnya panik.
"Tenang saja, dia jarang mau bertemu dengan seseorang, mungkin ini pertanda baik, ayo... ikut aku pulang,"
"Semoga saja tidak ada hal buruk," ucap Ellia sebelum masuk kedalam mobil Yuda.
"Hati-hati," ucap Yuda dengan tangan siaga menjaga kepala Ellia agar tidak terbentur bagian atas mobil.
Keduanya sudah sampai di sebuah rumah mewah, sangat mewah, ini tiga kali lipat rumah milik ayah Ellia.
"Jangan sungkan, ayo turun," ucap Yuda pada Ellia ketika membukakan pintu.
"Ah.. Iya... "
Yuda berjalan masuk ke dalam masih dengan tangan yang menggenggam erat tangan Ellia.
"Pa... papa.... " teriak Yuda.
"Jangan berteriak.... ada apa?"
"Ini pa kenalkan, dia Ellia gadis yang Yuda ceritakan itu," ucap Yuda memperkenalkan.
Papa Yuda tersenyum melihat Ellia, "dia putraku... Yuda Maheza,"
TO BE CONTINUED
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Praz Tian
penulisan nama perlu dperhtikan thor...Ellia..Nadhia...jgn pai bngung yg baca sbenarnya nmanya tu Ellia apa Nadhia thor..🙏🙏
2021-08-14
2
Nur Habibah
yuda maheza hmmmm
2021-07-26
3
Yenny Yulinda
Nah kan ??? si Yuda....
2021-07-24
3