BAB 11

"Kau tidak makan?"

'Apa boleh?' Batinnya tergoda untuk berkhianat.

Lera meneguk ludah saat melihat bagaimana Bian memotong daging dengan sangat lembut dan memakannya dengan ekspresi nikmat.

Lera menggeleng, dia tidak boleh terprovokasi hanya karena makanan yang tak seberapa. Ya, itu hanya steak, sebelumnya dia sudah sering memakan itu jadi tidak perlu tergoda.

"Tidak, terimakasih. Aku sudah kenyang." tolak Lera sambil meneguk air liurnya susah payah.

Oke, Lera bohong! Sebenarnya dia belum makan dari pagi, tapi rasa gengsi menahannya untuk tidak makan dengan seseorang yang sudah membuat hidupnya menjadi semakin rumit itu.

Bisa jadi di dalam makanan yang tersaji lezat di itu sudah diberi obat yang bisa membuatnya hilang akal dan menandatangi sesuatu tanpa disadarinya kan?

Kekehan Bian membuat Lera mendelik kesal. "Kenyang makan hati maksudmu, heum?" sebelum Lera menyela, Bian kembali menimpali. "Makan, Lera. Tidak ada racun di sana, aku serius." ucapnya sungguh-sungguh.

Lera terdiam, dia sedang berusaha membaca karakter pria di depannya. Selama dia belajar mata kuliah psikologi, dia baru menemukan tipe orang seperti Bian. Pria ini, dia bisa tertawa, marah, dan juga bertingkah konyol dalam waktu yang bersamaan, dan bahkan Bian seperti bisa membaca pikirannya.

"Ehmmm ...." Bian mengerang sambil memejamkan mata sesaat memasukkan sepotong daging ke dalam mulutnya. "Mau kuberi tahu? Dagingnya sangat juicy, benar-benar seperti meleleh di mulut saat kau mengunyahnya."

Lera tanpa sadar meneguk ludahnya sendiri melihat bagaimana Bian menikmati makanannya. Oh, persetan dengan karakter Bian dan tetek-bengek yang direncanakan pria itu.

Dia lapar, sangat!

Jadi, pada akhirnya Lera mengambil pisau dan garpu di atas meja. Kesempatan emas seperti ini tidak boleh disia-siakan, apalagi dalam keadaan sedang sengsara begini. Terserah, dia tidak peduli jika dipandang gampangan, untuk saat ini ia hanya perlu mengurus perutnya lebih dulu agar bisa memikirkan taktik untuk melawan orang-orang sialan di hidupnya.

Makanan pertama yang dieksekusi oleh Lera adalah menu yang sama dengan Bian, sebuah daging panggang yang terlihat lezat. Dia hanya ingin membuktikan apakah daging itu memang selezat yang Bian katakan atau ....

"Oh, Tuhan ...." Lera mengerang nikmat, ternyata memang seenak itu. Dagingnya sangat lembut dan empuk, dimasak dengan sempurna, bahkan Lera tidak perlu mengunyah sekuat tenaga untuk daging setebal itu dan ... Lera dapat merasakan sedikit anggur? "Apa ini di marinasi dalam anggur?" tanyanya.

Paccheri yang disajikan cantik dengan pasta tomat dan gurita membuat Lera semakin menggila. Rasanya sudah sangat lama sekali tidak makan semewah ini padahal baru tiga hari.

"Kenapa?" tanya Lera saat mendapati Bian kembali terkekeh.

Pria itu mengambil tisu yang kemudian ia sapukan disekitar mulut Lera yang berlumur saus. "Kau tidak makan berapa hari?" tanyanya yang lebih tepatnya mengarah pada sebuah cibiran.

Apa Lera tersinggung? Tidak, tentu saja tidak. Dia tidak boleh marah atau Bian akan meninggalkannya di sini dan membayar semua makanan sialan ini.

"Urm, terakhir kali makan kalau tidak salah itu kemarin siang, di kampus bersama Chika." Ia memberitahu.

Bian terdiam cukup lama, iris pekatnya sama sekali tidak meninggalkan gadis itu. "Makan pelan-pelan, tidak ada yang akan merebut makanan mu."

Bukan, Lera bukannya takut seseorang merebut makanannya. Hal yang dia takutkan justru ditinggal oleh pria itu disaat dia sedang fokus makan. Dia takut semua makanan itu belum dibayar.

"Aku sudah selesai makan." ucap Lera, dia mengambil tisu untuk mengelap mulut.

"Mau tambah lagi?" Bian bertanya, namun pertanyaan itu justru ditanggapi dengan sebuah pelototan gadis itu.

Bagaimana ini? Melihat gadis itu makan dengan lahap seperti tadi membuatnya merasa senang. Itu seperti sedang menonton acara mukbang, Bian jadi ketagihan.

"Tidak, perutku sudah tidak bisa menampung makanan apapun lagi."

"Kau yakin?"

"Iya." jawab Lera, "kau juga sudah kenyang?" Ia kemudian bertanya.

Bian mengangguk, "Ya, hanya dengan melihatmu makan sudah membuatku merasa kenyang, sangat kenyang, Lera."

"Baiklah, karena kita sudah sama-sama kenyang, sekarang aku mau pulang."

Lera beranjak berdiri, dia sudah siap untuk keluar ruangan private itu namun lagi-lagi aksi Bian membuatnya tidak berkutik. Pria itu menariknya cukup kuat hingga ia terduduk di ... pangkuannya.

Sial, aksi itu membuatnya gugup setengah mati. Jujur, ini kali pertama Lera mendapat tatapan intens dari seorang pria, dalam jarak sedekat ini. Oh, Tuhan ... jantungnya sedang berolahraga di siang hari.

"Kau harus membayar ganti rugi mobilku dengan bekerja di kantorku." ujar Bian masih dengan tatapannya yang begitu mengintimidasi bersamaan dengan gerak kepalanya yang semakin memperpendek jarak di antara mereka —yang memang sudah sangat pendek mengingat posisi Lera saat ini.

"Bagaimana kalau aku tidak mau?" cicit Lera berusaha mempertahankan pendiriannya. Demi apapun, Lera tidak ingin memuaskan ego Bian dengan bekerja di perusahaannya.

"Maka tunggulah surat pemanggilan dari pihak berwajib atas tindakan brutal mu padaku beberapa hari lalu dan pada mobilku juga."

Lera menggeretakkan gigirnya marah, "Kau tidak bisa melakukan hal itu padaku, Bian! Sekuat apapun tendangan seorang wanita, rasa sakitnya tidak seberapa kan? Lalu ... kaca mobilmu tidak pecah, itu hanya sebuah goresan kecil!"

Bian menggeleng, dia mengambil sebuah kartu nama dari saku kemejanya kemudian diselipkan di sela-sela bibir Lera yang berwarna merah muda. Bibir itu ... Bian menahan napas sebelum memutuskan memindahkan Lera dari pangkuannya ke sofa.

"Aku tunggu kedatanganmu besok." ujarnya kemudian melenggang pergi menuju pintu keluar ruangan. "Oh, sebagai informasi makanannya sudah aku bayar. Enjoy your meal, Lera, aku tahu kau masih lapar." kali ini tubuh Bian benar-benar menghilang di balik pintu.

Gosh!

Lera memejamkan matanya untuk meredam amarah. Hidupnya tidak akan sama lagi mulai dari sekarang. Bian sudah seperti neraka baginya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!