Dia melakukan apapun yang di lakukan Bi ijah di ruang tamu, mulai dari menyapu hingga mengepel dan melap meja. Tentu saja di selingi dengan kecerewatan bi Ijah yang selalu menyuruhnya berhenti.
Wel? apakah salah seorang perempuan membersihkan rumahnya sendiri? Menurutnya tidak.
"Neng Al biar bibi aja Atuh."
"Duh neng Al, udah ya kalau bapak tau saya bisa kena marah Neng." keluh bi Ijah
"Ih bi ijah berisik amat sih, udah Alana aja, ini juga nggak setiap hari, mumpung Alana rajin." sungutnya.
"Mending eneng duduk aja, bibi bikinin jus alpukat ke sukaan Eneng." bujuk bi Ijah.
Dia menghentikan acara lap meja kemudian menatap bi Ijah dengan wajah berbinar.
"Ide bagus bi." Dia mengacungkan jempolnya kemudian duduk di atas kursi menunggu jus buatan bi Ijah sembari menscrol tiktok.
"Bi!" panggilnya.
"Iya Neng" sahut bi Ijah tergepoh-gopoh membawa jus Alpukat kesukaannya, kemudian metakkan di atas meja.
"Sudahi mencari yang sempurna... cukup nikahi..."
"Anak tunggal kaya raya." jawab bibi ijah menirukan suara yang sedang trend di tiktok.
"Cakep."
"Belajar dari siapa bi?" seringainya.
"Dari si Eneng."
Tawanya pecah seketika, bi Ijah memang teman bicara yang sangat menyangkan baginnya.
Tawanya terhenti kala mendegar deringan pada ponselnya.
Bundahara Is calling
Dengan wajah bahagia di scrolnya tanda berwarna hijau untuk menerima panggilan video dari bunda tercinta. Dan seketika itu juga wajah bunda menyembul di seberang sana.
"Assalamualaikum anaknya bunda." sapa bunda Anin riang.
"Waalaikumsalam bundahara."
"Tumben udah keringetan gitu? bangun pagi?"
"Iya dong." bangganya seolah itu adalah hal yang patut di beri penghargaan.
"Di tinggal lama sama bunda banyak perubahan ya, makin pintar dan cantik. Kayaknya bunda nggak perlu pulang deh." ujar bunda dengan nada mengoda.
Dia merengut, mendegar ucapan bundanya, dia sudah sangat rindu akan kehadiran bunda di rumah, ingin sekali ia memeluk tubuh bundanya. Tubuh yang mampu membuatnya nyaman dan damai.
Bunda terkekeh di seberang sana. "Maafin bunda belum bisa pulang sayang, ayah masih banyak kerjaan di sini."
"Is Alana marah sama ayah." cemberutnya.
Dia memutar bola mata jengah, bisa di pastikan ayah ada di samping bunda terbukti ponsel yang kini berpindah tangan dan menampilkan wajah tampan yang tak lain adalah ayahnya.
"Apanih kok bawa-bawa nama ayah? Kok mukanya cemberut gitu?" goda ayah Kevin padanya.
"Alana marah sama ayah. Udah bawa bunda pergi."
Ayah Kevin terkeke di seberang sana dan itu membuatnya tambah merajuk.
"Ngapain marah? ayah nggak bawa pacar kamu, ayah bawa istri sendiri." ujar Ayah kevin yang terdegar menyebalkan di telinganya.
"Tapi Dia bunda Alana."
"Tapi dia milik ayah." Ayah Kevin tak mau kalah darinya ,bahkan di depan matanya dia mencium kening bunda. Sebernya dia tidak marah, apa lagi melihat kemesraan orang tuanya membuatnya bahagia.
Tapi tetap saja dia memperlihatkan wajah cemberut.
"Ayah beliin Album Astro yang terbaru deh, udah riliskan? udah comeback tanggal 2 kemarin?" Bujuk Ayah tapi itu tidak mempan baginya.
"Ayah telat, Alana udah ikut Po Album 'Switch on' di bayarin sama Abang El." seru Alana kegirangan, tidak sabar menunggu kedatangan Album terbaru Astro.
Bunda mengambil alih ponsel di tangan ayah.
"Jangan lupa berterimakasih sama abang El nya! Udah dulu ya sayang, bunda sama Ayah ada rapat pagi ini."
Dia hanya membalas dengan anggukan setelah itu memutuskan sambungan telfon, sedikit lega setelah melepas rindu dengan ayah bunda walau hanya lewat telfon.
***
Jam pulang sekolah telah usai, namun Alvi belum juga beranjak dari ruang guru, mengerjakan setumpuk berkas laporan nilai dan juga soal-soal yang telah di jawab oleh murid-muridnya.
Dia mendongak kala seseorang meletakkan sebotol air mineral di atas meja. Dia menganggukkan kepala sebagai tanda persetujuan, setelah memastikan siapa yang memberinya minuman.
Guru matematika yang kerap di panggil oleh muridnya ibu Rita, salah satu guru yang menjadi incaran para guru laki-laki karena kepintaran dan juga kecantikananya.
Tapi dirinya pengecualian, karena dalam kamus dan masa depannya hanya ada karir dan karir. Targetnya di usia 30 tahun harus bisa mendapatkan gelar master dan menjadi peneliti seperti kekeknya.
"Pak Alvi belum pulang?" tanya ibu Rita.
"Hm."
"Pulang ini ada waktu? bagaimana kalau makan malam..."
"Sebentar." dia mengangkat tangannya kala mendegar ponselnya berdering.
Angga Is calling
Dia mengeser icon hijau dan mulai berjalan mejauh dari ibu Rita.
"Alvi kamu di mana? pak Farhan baru saja sadar tapi keadaanya kritis."
"Saya kesana sekarang!"
Dia berjalan terburu-buru ke ruangannya membereskan berkas-berkas dan soal-soal di atas meja kemudian memasukkan kedalam tas kerjanya.
"Pak Alvi?" panggil Ibu Rita.
"Next time" ujarnya kemudian menghilang di balik pintu.
***
Setelah memarkirkan mobil dengan aman, dia menyusuri lorong, menghiraukan sapaan beberapa perawat yang sudah mengenalnya. Masuk ke dalam Lift menuju lantai di mana ruang rawat kakek Farhan. Sepanjang jalan dia terus mengucapkan do'a semoga tidak terjadi apa-apa pada kakeknya.
"Bagaimana keadaan kakek saya?" tanyanya pada Rahma salah satu perawat yang menjaga kakek Farhan, kala melihat gadis itu keluar dari ruangan kakeknya.
"Kondisinya sudah stabil pak, karena kedatangan seorang gadis." Jelas perawat Rahma. "Mari pak." ujarnya lagi kemudian berlalu.
Dia bisa sedikit bernafas, namun sekarang pertanyaanya adalah? siapa gadis itu? kenapa kedatangannya mampu membuat kondisi kakeknya membaik seketika ? Karena penasaran, di bukanya pintu ruang rawat kakeknya dan mendapati seorang gadis dengan telaten, meletakkan plastik kompres di bawah tangan kakek Farhan.
Dia berdiri mematung memperhatikan ke akraban sepasang manusia berbeda generasi itu.
"Sepertinya kamu sudah terbiasa melakukan hal seperti ini." tegur kakek Farhan pada gadis itu, yang tak lain adalah muridnya sendiri.
"Alana juga punya Oma Buyut yang sakit-sakit dan sering keluar masuk rumah sakit seperti kakek. Jadi Alana udah nggak asing sama yang beginian kek."
Kakek Farhan tersenyum sembari mengangukkan kepala. Dia berjalan mendekat ke arah brangkar.
"Bagaimana kondisi kakek? kata dokter sempat kritis?"
"Kakek baik-baik saja berkat pacar kamu."
Ah ya dia melupakan satu hal, bahwa Alana di depan kakek adalah pacarnya.
"Haus." lirih Kakek Farhan.
Baru saja akan mengambil Air, Alana lebih dulu meraih gelas kosong di atas nakas. "Biar saya aja yang ambil."
Dia mengangguk, belum juga berbalik suara Alana kembali terdegar.
"Airnya habis, biar saya beli di luar dulu, pak Alvi di sini saja sama kakek Farhan." ujar Alana kemudian menghilang di balik pintu.
Dia menghela nafas kasar melihat tatapan mengoda kakek Farhan, bisa di pastikan masalah akan segera datang.
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Khaaaaa..Haaa...mampus setelah ini pasti nyuruh Alvi nikahin Alana...
Oma butut Alana dengan kakek Farhan sahabatn kan??Ayo di jodohin tuh..🤣🤣😜😜
2022-10-13
1
Suzieqaisara Nazarudin
Katanya pacar,kok manggilnya bapak???Hah ketahuan nih boong nya sama kakek...🤣🤣🤣
2022-09-06
0
Fenty Izzi
alana bak dewa penyelamat kakek🥰🌹🌹
2022-08-22
0