Pak Alvi baru tersadar akan ke tidak hadiran Alana di ruang rawat kakek Farhan setelah memastikan kakek Farhan baik-baik saja.
Dia memperbaiki selimut yang membalut tubuh kakek Farhan kemudian keluar dari ruang rawat untuk mencari keberadaan sang gadis.
Menyusuri lorong rumah sakit yang kiang sepi, mungkin karena sudah tengah malam, bahkan di lobi rumah sakit hanya satu dua orang saja yang melintasi itu pun kebanyakan seorang perawat.
Di edarkannya padangan keseluruh penjuru namun tak juga menemukan gadis yang di carinya, mau menelfon namun tak punya kontaknya, bahkan nama saja dia lupa. Dia melangkah ke halaman depan rumah sakit dan mendapati seorang gadis tengah berdiri.
Gadis bepakain sederhana, hanya berbalut baju kaos putih bergambar brend ternama di padukan celana jeans dan juga jaket jeans yang melekat di tubuh ramping gadis itu.
Dia menghampiri gadis itu. "Belum pulang?" tanyanya setelah berdiri di samping gadis yang tengah menemaninya tadi.
Gadis itu menatapnya sekilas kemudian kembali menatap lurus kedepan dengan ponsel di tangannya. "Nunggu taksi online tapi belum ada yang terima orderannya, mungkin karena udah tengah malam." jawab Alana.
"Saya antar." jawabnya singkat kemudian berjalan ke arah parkiran, tanpa menunggu persetujuan Alana.
Di parkirkannya mobil sport biru tepat di depan gadis itu kemudian menurunkan kaca mobil. "Naik!" serunya diikuti pergeraakan oleh gadis itu tanpa penolakan apapun, mungkin karena kelelahan dan takut.
Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang dia dapatkan, gadis yang biasanya cerewet itu kini tengah tertidur dengan kepala bersandar pada jendela pintu mobil, setelah menjawab pertanyaannya seputar alamat dan juga namanya.
Dia memperlambat laju mobil kala memasuki sebuah kompleks perumahan elite dan terdapat rumah-rumah mewah di dalamnya, dengan ragu mengarahkan kemudi memasuki sebuah halaman rumah yang terbilang cukup besar di antara rumah lainnya setelah bertegur sapa dengan mang jaja penjaga rumah Alana.
Dia melirik Alana sekilas kemudian melepaskan sabuk pengaman yang di pakaiannya. Di pandanginya cara tidur Alana yang sedikit aneh bagi sebagian gadis, sangat tidak estetik, tidur dengan mulut mengangga dan sedikit dengkuran halus. Untung tidak membuat pulau di jok mobilnya hingga menimbulkan bau jigong.
Dia turun dari mobil dan
Brak!!!
Menutup pintu dengan batingan keras bisa di pastikan berhasil membangunkan penumpang itu.
Dan benar saja kurang dari dua menit Alana keluar dari mobilnya dengan mata sedikit terbuka, dan tanpa mengucapkan terimakasih padanya gadis itu memasuki rumahnya.
Dia mengedikkan bahu acuh masuk kedalam mobil dan melesat meninggalkan rumah mewah itu.
Dia tidak menyangka Alana salah satu anak orang berada.
Pantas saja Alana terlihat sangat santai kehilangan motornya dan dengan suka rela menutup kasus penipuan yang menimpanya. Ternyata Alana bukan anak dari sembarang orang terlihat dari kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya. Tapi Gadis itu tak seperti gadis seusianya, yang suka memamerkan kekayaan orang tua terbukti pakaian yang sederhana dan ramah pada setiap orang tanpa memandang status sosial.
***
Entah apa yang membuatnya bangun sepagi ini, dan sepertinya dia sangat beruntung karena bisa bangun pagi, merasakan betapa segar dan indahnya suasana di pagi hari.
"Ah ternyata bangun di pagi hari tak seburuk yang gue kira." gumanya sembari meregangkan otot-otot di halaman depan rumah yang di penuhi tanaman hias kesayangan bunda.
Di perhatikannya para perkerja di rumahnya, Mang Jaja tengah menyiram tanaman kesayang bunda, Mang Ucup mencuci beberapa mobil ayah dan memanasinya, dan tentu saja bi Ijah tengah membuat sarapan untuknya, terbutki dari aroma lezat dari arah dapur.
"Semangat Mang Jaja...Mang Ucup!" sorak Alana mengepalkan tangannya tinggi-tinggi ketika melewati mang Jaja dan juga Mang Ucup.
"Eh si Eneng."
"Tumben bangun pagi Neng."
Sahut keduanya serempak dan di balas tawa olehnya. Mungkin karena dia jarang bangun pagi jika sedang libur seperti ini.
"Sejarah ini Mang patut di abadikan." tawanya mengambil ponsel di saku celana tidurnya.
"Mang Ucup sini!" panggilnya , membuat Mang Ucup menghentikan kegiatannya lalu menghapirinya bersama Mang jaja.
"Satu...dua...tiga..."
Cekrek
Tawa Alana kembali pecah setelah melihat hasil jepretannya. "Ih Mang Ucup kurang senyum." protesnya sembari melangkah masuk kedalam rumah.
Itulah yang kerap dia lakukan jika tinggal di rumah, menyapa para asisten rumah tangga, menganggap mereka adalah keluarga. Tidak ada alasan baginya bersikap seenaknya pada orang lain yang jauh di bawahnya, mereka juga manusia, mereka sama sepertinya, yang membedakan hanya takdir dan jalan hidupnya, itupun bukan mereka yang meminta.
Semuanya hanyalah titipan jadi buat apa berlaku sombong, roda terus berputar, dia tidak tahu sampai kapan kekayaan dan kemewahan akan berpihak padanya, mungkin besok Mang Jaja dan yang lainnya jauh lebih sukses darinya, tidak ada yang tahu kehidupan seseorang kedepannya.
Di hampirinya bi Ijah di dapur. "Masak Apa bi?" tanyanya duduk di meja pantri tak ingin beberurusan dengan alat-alat dapur dan para teman-temannya.
"Nasih goreng Neng." jawab bi Ijah.
"Setelah ini mau ngapain bi?" tanyanya lagi.
"Beres-beres rumah Neng, kenapa? butuh sesuatu nanti bibi ambilin." ujar bi Ijah membungkuk dan dia tidak suka itu.
"Ck, udah di bilangin jangan gitu, Alana lebih muda dari bibi, nggak seharusnya nunduk gitu." sungutnya.
Sembari menunggu masakan bi Ijah, dia membuka Instagram nya, memilih foto untuk di posting dan pilihannya jatuh pada foto saat dia bersama Mang Jaja dan Mang Ucup.
SeizhaAl_cantek
Capsen
Aku paling cantik🥰
Foto
Baru beberapa menit postingan Alana sudah di serbu komentar dan juga Like dari para pengemarnya.
5.954 suka
196 komentar
@Ditotampansejagat_id Cantiknya calon istri
@KapilaRayhan cantik doang, jomblo ia🤣
@FansberatAlana Ih kak Alana belum mandi aja udah cantik
@Rickykeren_id ngimpi lo @Ditotampansejagat_id lewatin dulu mereka @**Bangelgununges@Keenan
@kumpulannetizen_com** sok cantik amat jadi cewek, ke gantelan.
Dia terkikik geli melihat nama akun IG Samuel, ternyata sepupunya itu tidak mengantinya, dan juga tidak marah padanya. Ya dia yang menganti nama akun IG Samuel.
"Makan Neng." ujar bi Ijah meletakkan sepiring nasi goreng di hadapannya.
Dia meletakkan ponselnya kemudian menyantap menu nasi goreng itu. "Bwibwi ngwak mwakwan?"
Bi Ijah hanya mengeleng melihat kelakuan anak majikannya itu. "Di telan dulu Neng."
Dia hanya mengangguk, kemudian melanjutkan makannya hingga piring lincin, dan isinya telah berpindah ke dalam perut.
Setelah makan dia menghapiri bi Ijah di halaman belakang yang tengah membersihkan.
"Aku bantu Bi." serunya menyepol rambut secara acak, yang penting terikat, namun tak mampu mengurangi kecantikan pada wajahnya, definisi glow up sejak lahir.
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Haahaa...diam-diam bae loe to,a
Aaeellaahh mantan,masih sayang Toh pelet lagi To..😍😍
2022-10-13
0
Suzieqaisara Nazarudin
Ada beberapa mobil??terus kenapa Alana sekolah gak mau bawak mobil?? Blum ada sim ya??
2022-10-13
1
Suzieqaisara Nazarudin
Makanya pak Alvi jangan menilai org dari luarnya..Alana itu mah emang gitu,baik hati,suka nolongin org,gak sombong,dan ramah juga...
2022-09-06
0