Hay Pak Guru
Gadis itu sama sekali tak terusik dengan suara teriakan dari luar pintu, bahkan dia kembali menarik selimutnya, masih enggang untuk bangun padahal matahari pagi mulai menyapa kedalam kamarnya.
"Alana bangun sayang!" teriakan itu kembali terdengar.
"Hmmm." gumanya kemudian melanjutkan tidurnya hingga guncangan di tubuhnya membuatnya mau tak mau harus bangun.
"Bangun Alana, udah siang kamu harus sekolah sayang," ujar Anin, bunda Alana.
"Bentar lagi bunda," jawabnya masih dengan mata terpejam.
"Udah jam setegah 7 Al!" geram bundanya.
Mata Alana sontak membulat. "Bunda!!! kenapa nggak bangunin Alana" teriaknya berlari masuk kedalam kamar mandi.
Bunda Anin hanya mengeleng melihat kelakuan anak semata wayangnya.
"Bunda udah bangunin dari tadi, kamunya aja susah di bangunin. Cepat mandi Azka udah nunggu kamu di bawah," ujar bunda Anin sembari membereskan tempat tidur Alana.
Alana mengeluarkan kepalanya dari pintu kamar mandi dengan mulut penuh busa. "Auzkwa?" Beo Alana tak jelas karena sikat gigi di dalam mulutnya.
"Cepat mandi!" Anin sungguh tak percaya anaknya akan sebar-bar itu, nurun dari siapa sih?
***
Setelah siap dengan seragam sekolahnya, dia melangkah menuruni tangga menghampiri orang tuanya dan satu pria tampan di meja makan.
"Pagi Nda, Yah." Sapanya pada orang tua tercinta, kemudian melirik Azka. "Pagi rang jelek." Ledeknya penuh tekanan.
Azka mendelik. "Kayak lo cantik aja."
Alana duduk di samping bunda Anin, mengibaskan rambutnya kebelakang. "Gua emang cantik lo buta?"
"Udah-udah buruan makan nanti kalian terlambat!" Ayah Kevin menegahi.
Ke empatnya makan dengan khidmat hingga sarapan mereka selesai. Alana dan Azka pamit undur diri menyalami satu persatu orang tua di hadapannya.
"Alana pamit Yah, Nda," ujarnya mencium kedua pipi orang tuanya sebelum naik ke motor Azka.
"Azka juga pamit Bunda, Ayah," ujar Azka.
"Hati-hati sayang."
Sepanjang perjalanan Alana tak henti-hentinya mengoceh memaki ataupun memarahi Azka. "Lo ngapain jemput gue?" teriaknya agar suaranya tidak hilang di telan angin.
"Terserah gue, motor-moror gue," jawab Azka ketus.
Alana memukul pundak Azka. "Gue tau, lo pasti datang kerumah gue cuma pengen sarapan aja kan." Tuduh Alana.
Karena Alana sangat tahu Azka benci sarapan sendiri sedangkan orang tuanya sangat sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
"Lo jadi cewek ngapa nggak ada terimakasih nya sih? udah gue jemput juga malah nuduh yang nggak-nggak," kesal Azka.
Tak terasa motor yang di kendarai Azka memasuki gerbang SMA Angkasa. Alana turun dari motor Azka, kemudian melepaskan helm yang di pakainya lalu memberikannya pada Azka.
"Mau masuk bareng?" tawar Azka.
"Nggak, gue nunggu Salsa dulu," jawab Alana merapikan rambutnya yang berantakan akibat naik motor tadi.
Azka hanya mengangguk paham setelahnya melangkah masuk kedalam lingkugan sekolah meninggalkan Alana di parkiran seorang diri.
Baru saja akan melangkah tubuh Alana menabrak seseorang membuatnya tersungkur ke tanah. Dia mendongak dengan tatapan yang begitu tajam, siapa gerangan yang berani menabrak tubuh Alana Seizha Adhitama?
Bukannya marah, mulut Alana terganga melihat pria berbadan tegap dengan rahang tegas berdiri di depannya dengan wajah datarnya namun masih terlihat tampan.
"Tampan sekali, sungguh indah ciptaanmu ya tuhan. Nikmat mana lagi yang engkau dustakan," batin Alana.
Pria itu mengeluarkan sapu tangan di saku jasnya, kemudian menunduk.
Alana mengembangkan senyumnya kemudian mengulurkan tangannya untuk menerima sapu tangan pria itu.
"Ah selain tampan ternyata dia berhati malaikat ya allah, calon imam nih," batinya bersorak, tak henti-hentinya memuji ciptaan tuhan yang satu ini.
"Terimakasih," ujarnya.
Senyum Alana pudar dengan tangan mengantung di udara saat sapu tangan itu melewati tangannya dan malah mendarat mulus di sepatu pentofel hitam pria itu.
Dia tarik kata-kata dan pujiannya tadi ternyata pria itu tak sebaik yang dia kira. Dengan perasaan dongkol, Alana bangkit dari duduknya, baru pagi-pagi seperti ini moodnya sudah hancur.
"Bantuin kek, apa kek," gerutunya, membuat pria itu mendogak dan menatapnya.
Pria itu kembali berdiri tegap setelah membersihkan sepatunya yang sempat terinjak oleh Alana.
"Lain kali kalau jalan pakai MATA!" ujar pria itu di tekankan pada kata mata.
Alana memutar bola mata malas, bisa-bisa nya dia bertemu om-om menyebalkan di pagi hari. "Diman-mana kalau jalan itu pakai KA-KI om, bukan mata,"" protes Alana. "Gimanasih udah tua juga otaknya masih geser," gumamnya tapi masih bisa di dengar oleh pria di depannya.
"Nggak di ajarin sopan santun sama yang lebih tua kamu?" geramnya.
"Tua ya om?" ujar Alana dengan nada meledek. "Maaf om kalau gitu, lain kali nggak usah tebar pesona di sekolah gue, kasian bininya di rumah."
Pria itu mengeram kesal baru kali ini ada orang yang berani padanya.
"Saya...."
Tring !!
Bel masuk berbunyi nyaring berhasil memotong perkataan pria itu.
"Duluan om," ujar Alana kemudian berlari menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya.
Sial, gara-gara om-om itu dia hampir saja terlambat masuk kedalama kelas. Lihat, di sana sudah ada Salsa teman laknatnya, yang ia tunggu sedari tadi sedang enak-enakan duduk di dalam kelas.
"Al lo kemana aja sih? dari tadi gue tungguin juga."
"Lo tuh, gara-gara nungguin lo di parkiran, gue jadi ketemu om-om resek."
"Alana, hari ini gue dapat berita yang sangat hot." Hebo Salsa menghiraukan kekesalan Alana.
Alana memutar bola mata jengah, gini nih, kalau punya teman modelan Salsa raja gosip se antero sekolah.
"Berita hot apa lagi yang lo dapat?"
"Jadi hari ini kita kedatangan guru baru mana katanya gurunya cogan lagi, gila kan Al?" Heboh Salsa pencinta cowok-cowok tampan salah satunya Azka dan kawan-kawan.
"Ah elah kira apaan, setampan Azka nggak? sesabar Ken nggak?" tanya Alana.
"Mana gue tau," jawab Salsa acuh.
"Eh, lo liat Azka nggak?" tanya Alana saat tak mendapati Azka di dalam kelas mana guru sebentar lagi mau masuk.
"Nggak tau," jawab Salsa acuh pasalnya dia tidak seakur itu dengan Azka.
Alana mengembuskan nafas karas, sudah di pastikan Azka dan 5 inti geng Avegas bolos lagi.
"Gila tampan banget"
"Ini guru apa siswa?"
"Malaikat nih bukan manusia."
"Jadi ini guru baru kita?"
Tatapan memuja dan berbagai pujian terlontar dari beberapa siswi di dalam kelas itu, tak terkecuali Salsa.
"Gila Al, tampannya nggak manusiawi." Salsa menguncang tubuh Alana saking senangnya. "Fiks gue bakal betah belajar di kelas."
Guncangan dan rancauan Salsa berhasil membuat kesadaran Alana kembali. Alana segera mendongak ingin memastikan seberapa tampan pria yang berhasil menghebokan teman sekelasnya selain melihat Azka.
Mata Alana membulat sempurna melihat siapa guru barunya itu. Tamatlah riwayatnya.
...TBC...
Hayo siapa kira-kira guru baru Alana ?
Hay-hay author balik lagi membawa cerita baru, semoga cerita ini lebih rame dari novel-novel author yang lainnya.
Jangan lupa meninggalkan jejak okey.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
223
sukaaa
2024-08-25
0
Qaisaa Nazarudin
Salsa ini murid baru, Pindahan dari bandung itu kan? Jadi novel ini sekuel dari Novel "CINTA DAN MASA LALU" ya??
2024-06-03
0
Iin Nurchayati
duhhh bau2nya Azka bakal patah hati ini... makanya kalau cinta ngomong jangan dipendam d hati. diterima tdk urusan belakang🤭🤭
2023-07-24
1