Setelah makan malam bareng Azka, Alana pamit pulang. Jika kalian fikir Alana akan berbaik hati memasak sesuatu untuk Azka itu tidak akan terjadi, memasak untuk diri sendiri saja dia tidak bisa.
"Gue antar pulang." Azka menyambar jaket dan juga kunci motornya.
"Udah lo istirahat aja, gue bawa motor sendiri." tolak Alana.
"Yakin."
"Hmm, gue udah biasa Ka." kesal Alana, selalu saja baik Azka atau Keenan salalu tidak yakin jika dirinya pergi seorang diri.
"Bukan gitu, lo lecet wajah gue taruhannya. Lo kayak nggak tau aja bokap lo Al, sangar." gerutu Azka
Pernah saat mereka masih SMP, Alana jatuh dari sepeda membuat kakinya dan tangannya lecet. Wajah mereka jadi sasaran empuk Ayah Kevin, di tambah lagi omelan dari para mamanya. Maklumlah Alana cucu pertama dan perempuan satu-satunya dalam keluarga Adhitama.
"Dah Azka jelek." Alana menghiraukan gerutuan Azka, berjalan keluar dari apartemen sederhana Azka dengan melambaikan tangannya.
Sepanjang perjalanan pulang, Alana terus bernyanyi di atas motor scoopy biru kesayangannya. Hingga di sebuah halte dia memberhentikan motornya saat melihat seseorang sedang menangis.
Jiwa malaikat Alana keluar, tidak bisa mengabaikan seseorang menangis apa lagi di pinggir jalan seperti ini.
Dia turun dari motornya kemudian menghampiri laki-laki itu, kalau dilihat-lihat lebih tua dari Alana. Pakaian kumal yang di kenakan laki-laki itu berhasil menarik simpati seorang Alana.
"Permisi ada yang bisa saya bantu?" tanya Alana menunduk di hadapan laki-laki itu.
Pria itu mendongak. "Ibu saya sakit tapi saya tidak punya kendaraan untuk membawanya kerumah sakit." lirih pria itu mengusap air matanya.
Alana berfikir sejenak, mengedarkan pandangannya keseluruh Arah mencoba mencari taksi atau apapun itu, tapi disini sangat sepi tidak ada kendaraan sama sekali. Sekilas dia melihat mobil hitam di sana.
Mata Alana menyipit saat mendapati pak Alvi di dalam mobil hitam itu. Tidak, Alana masih malu jika harus meminta bantuan pria itu.
"Tunggu sebentar ya, saya pesan taksi dulu." Alana mengotak atik ponselnya.
"Keburu ibu saya pingsan, saya pinjam motor mbak dulu bisa?" tawar pria itu.
"Motor?" beo Alana.
Setelah lama berfikir, Alana kemudian mengeluarkan kunci motor di saku celana jeans nya. "Hati-hati ya, saya tunggu disini."
Pria itu menerima kunci motor pemberian Alana. "iya mbak."
Sembari menunggu Pria yang meminjam motornya, Alana duduk di salah satu kursi tunggu halte.
Pukul 22:15 sudah tiga jam lamanya Alana menunggu tapi belum ada tanda-tanda kedatangan pria itu. Bahkan mobil pak Alvi sudah tidak ada di sana.
Alana mulai gelisah di tempatnya, mana sudah malam sekali halte juga semakin sepi lagi.
"Apa gue di tipu?" gumam Alana.
Huaaaaa. Tangis Alana pecah, untung tidak ada orang jadi dia tidak malu-malu amat.
"Motor kesayang gue di culik." tangis Alana mengusap air matanya.
Dia mengambil ponselnya kemudian menghubungin Salsa.
"Assalamualaikum, Sal, lo dimana?" isaknya.
"......."
"Jemput gue di Halte xxx."
"......"
"Motor gue di culik, huaaaaa, motor kesayang gue dia ambil orang."
"....."
"Cepat, gue takut."
Alana memutuskan sambungan telfonnya kemudian melanjutkan tangisan yang tertunda kekanak-kanakan sekali bukan?
Kenapa harus motornya yang di culik kenapa nggak ponsel sama uangnya saja. Motornya sangat berharga. Motor itu adalah hadiah ulang tahunnya dari ketiga abang nya, Rayhan, Keenan, dan Samuel. Itupun hasil kerja keras mereka tanpa di batu para orang tua.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Salsa datang menjemputnya menggunakan kan mobil, dan di sinilah Dia berada sekaran di rumah Salsa.
Di rumah Salsa, Alana tak henti-hentinya menangis takut abang-abangnya kecewa bahkan dia menghiraukan ponselnya yang sedari tadi berdering dan ada beberapa pesan masuk.
Jika kalian mengira Alana menangis dengan khitmat itu salah besar. Yang di lakukannya, menangis sambil ngemil apapun yang ada di depannya. Membuat Salsa mengeleng tak percaya.
Dosa apa dia dulu hingga punya teman modelan Alana.
Salsa beralih pada ponsel Alana yang terus berdering, dia memeriksa beberapa pesan masuk dari ponsel Alana.
Ladang duit :
Al lo dimana?
Lo udah sampai?
Lo nggak papa kan?
Al angkat telfon gue!
Al jangan buat gue khawatir!
Me :
Alana di rumah gue, motor dia di ambil orang.
Salsa terkekeh geli melihat nama Azka di kontak Alana. Ladang duit katanya? nggak salah sih secara Alana sering minta uang sama Azka.
"Ngapain lo ketawa?" sewot Alana.
Salsa mengeleng. "Nggak papa."
"Udah nangisnya? gue bisa bicara sekarang?" tanya Salsa setelah melihat Alana selesai dengan drama nangisnya.
"Udah." jawab Alana melap ingusnya mengunakan baju Salsa.
"Alana! jorok banget sih lo." kesal Salsa.
Alana hanya nyengir menanggapi kemarahan Salsa. Sudah biasa terjadi.
"Lo kenapa bisa di tipu?"
"Gue kasihan sama orang itu pas liat dia nangis di jalan, pas gue tanya katanya ibunya lagi sakit mau di bawa ke dokter, jadi gue pinjamin motor gue." jelas Alana.
Salsa mengeram kesal melihat temannya ini, di mana otak pintar Alana jika di sekolah kenapa oon banget di lingkungan sosial, gini nih kalau apa-apa ngandelin para abang-abangnya.
Salsa menoyor kepala Alana gemas. "Otak lo taruh di mana hah? ya kali bawa orang sakit pake motor yang ada keburu jatuh di jalan."
"Di dengkul." jawab Alana sekenaknya. "Di kepala lah. Tapi waktu itu gue nggak kepikiran sampai situ Sal, namanya juga nolongi orang." Jawab Alana mengelus kepalanya.
"Jangan terlalu baik ama orang Al, jadi di in semua ini pelajaran, nggak semua orang yang terlihat baik itu baik, begitupun sebaliknya. Kenapa tipu kan lo." bukannya kasihan Salsa malah menjera Alana.
Derap langkah terdengar dari luar pintu, tak lama kemudian pintu terbuka menampilkan wajah panik Azka di sana.
Azka menghampiri keduanya di sofa depan tempat tidur Salsa. Jika kalian bertanya bagaimana Azka bisa masuk begitu saja ke rumah Salsa? tentu saja atas Izin mami Salsa, tau sendirikan status Azka sama Salsa.
"Lo nggak papa kan Al? ada yang luka?"
"Gue di tipu bukan di rampok." jawab Alana.
Azka mengehela nafas lega, kemudian ikut duduk berhadapan dengan Salsa.
"Kok lo bisa masuk ke kamar gue?" kesal Salsa.
"Bisa lah, camer noh yang ngizin gue masuk." jawab Azka.
Diam itulah yang di lakukan Salsa dia fokus pada Alana yang masih cemberut.
"Lo tau nama yang nipu lo? lo tau di mana rumahnya?" rentetan pertanyaan keluar dari mulut Azka. Ya Azka akan berubah 180⁰ jika sedang bersama orang terdekatnya.
"Gue nggak tau di mana rumahnya." jawab Alana. "Ka gue takut Ray, Ken, sama El kecewa sama gue." curhatnya.
Azka mengeleng. "Mereka nggak bakal marah, percaya sama gue."
"Lo mau gue cari orang itu sampai ketemu?" tawar Azka di jawab gelengan oleh Alana. Alana tahu betul jika Azka turun tangan, bisa-bisa orang itu masuk rumah sakit.
"Yaudah lapor polisi sana!"
"Nggak mau, gimana kalau ibunya benar-benar sakit, kalau dia di penjara siapa yang bakal ngerawat ibunya." jawab Alana membuat Azka dan Salsa pusing tujuh tanjakan.
"Yaudah sih relain aja, minta sama Ayah lo noh yang baru." pasrah Salsa.
Alana berbalik menatap Salsa yang terlihat kesal itu, dia merentangkan tangananya bersiap memeluk Salsa. Tapi sebelum itu Salsa lebih dulu mendorong kepalanya. "Nggak usah peluk-peluk lo."
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
modus rampokan..hilang deh motornya Alana..
2024-06-03
0
Teh Yen
hahaaa ih Alana ada" aj deh masa nangis sambil makan ,, kmr.marah sambil makan jg untung cantik yah jd engg Masalah 🤭🤭🤭
Alana kamu itu terlalu baik sama.orang sampe kena tipu gt ya iyahlah ornag pinjem motor smaa.kuncinya d bawa knp kmu engg ikut coba hadeeuuh ya lah d bawa kabur tuh motor
2023-03-23
1
Suzieqaisara Nazarudin
Wkwkwkwk ngakak aku Thor 🤣🤣🤣🤣🤣🤣😜😜😜😜
2022-10-13
1