Sambal Terong

Adi yang sedang asyik menulis di lembar buku tamu tidak menyadari bahwa Renata sedang menatapnya lekat lekat.

"Ini yang kolom tujuan diisi apa Ren?", tanya Adi pada Renata.

Tak ada jawaban.

Adi segera mendongak ke arah Renata dan melihat perempuan cantik berkacamata itu seperti sedang melamun.

"Ren.. Renata", ujar Adi sedikit keras. Ucapan Adi langsung membuyarkan lamunan Renata.

"Eh i-iya mas Adi, ada apa?", tanya Renata yang baru tersadar dari lamunannya.

"Ampun deh.

Pagi-pagi udah ngelamun. Kesambet setan ganteng baru tau rasa kamu", gerutu Adi dengan mimik wajah kesal.

"Hehehe maaf mas.

Tadi mas tanya apa?", Renata tersenyum malu-malu kucing akibat ketahuan melamun.

"Ini kolom tujuan diisi apa? Aku bingung nih", ujar Adi sambil menatap wajah Sekdes Wanaraja itu.

"Ya diisi aja sesuai dengan apa yang mas Adi lakukan disini. Kan beres", jawab Renata dengan cepat.

"Masak harus diisi mengerjakan proyek begitu. Redaksi nya gak enak banget deh", protes Adi seketika.

"Ya mas isi aja dengan kalimat melaksanakan tugas pembangunan jalan dari dinas pekerjaan umum.

Kan pas itu mas", jawab Renata dengan senyum manisnya. Adi langsung melanjutkan mengisi buku tamu desa itu. Setelah beres, Adi meletakkan pulpen nya kemudian dia segera berdiri.

"Dah beres. Oke Ren, aku pamit dulu ya. Mau ke lokasi lain dulu ya", pamit Adi yang hendak melangkah pergi.

"Bentar mas, ada yang mau aku tanyakan nih.

Duduk dulu ya", pinta Renata sambil tersenyum.

"Apa sih Ren? Mang ada masalah apa sih?", Adi terpaksa kembali duduk di kursi tamu.

"Eh begini mas,

Nah desa kan mau bangun aspal dan plengsengan pakai dana ADD sama DD nih. Kalau mau pakai tenaga mas Adi apa harus lewat CV dulu atau langsung ke mas Adi?", tanya Renata kemudian.

Senyum Adi langsung melebar.

"Itu tergantung pihak desa, terutama TPK nya maunya gimana?

Kalau lewat CV ya silahkan, langsung juga boleh. Cuma kalau langsung, administrasi nya yang ngerjain siapa? Kamu Ren?", Adi menatap wajah Renata.

"Lah administrasi kan memang kerjaan ku mas, kalau ditambah itu sih gak ngaruh banget deh kayaknya", jawab Renata dengan yakin.

"Ya terserah kamu lah, aku sih ngikutin aja Ren.

Yang penting sama sama diuntungkan, yang jelas sisa dana dari RAB bisa dipakai untuk kebutuhan operasional sehari-hari kantor desa kan bagus, biar tidak ada lagi pungutan atau iuran yang memberatkan masyarakat", ujar Adi sambil tersenyum simpul.

"Ya dah, nanti siang kita ketemu lagi dengan ketua TPK dan pak Kades mas, biar lebih enak omong-omong nya. Minimal semua pihak tau dan merasa dihargai.

Mas Adi nanti balik kesini jam berapa?", tanya Renata segera.

"Wandi paling cepat ya sekitar dhuhur lah, lagian kerjaan ku dari sini kan dekat. 10 menit juga sampai lah", jawab Adi sambil berdiri.

"Oke deh Mas, sampai jumpa nanti siang", Renata kembali memamerkan senyum manisnya.

Adi segera bergegas menuju ke arah motor Vixion nya yang terparkir di area parkir kantor desa Wanaraja. Dengan cekatan, Adi memakai helm KYT putih nya lalu menjalankan motor nya menuju ke lokasi pekerjaan drainase di kecamatan Gandu.

Renata terus menatap ke arah Adi yang kemudian menghilang di keramaian jalan raya. Sebuah senyum penuh arti tersungging di bibirnya.

'Sepertinya aku jatuh cinta lagi pada mu mas', gumam Renata sambil tersenyum simpul.

Adi terus melajukan motornya menuju ke proyek pembangunan drainase.

Motor Vixion nya melaju kencang meninggalkan kantor desa Wanaraja kearah kecamatan Gandu.

15 menit kemudian, Adi sudah sampai di lokasi proyek pembangunan drainase itu. Antok terlihat kepanasan, berteduh di bawah pohon pepaya yang ada di dekat pekerjaan.

Sementara itu anak buah nya yang walaupun sudah bermandi peluh, masih meneruskan pekerjaan mereka dengan penuh semangat.

"Wah kawan durhaka kau Tok,

Yang lain megap-megap kepanasan, kamu enak enak berteduh di sini", ujar Adi sambil tersenyum tipis saat mendekati Antok.

"Ampun bos,

Lagi gak fit badan ku. Sebenarnya tadi udah dilarang istri buat kerja, cuma kalau tak tinggal gimana pertanggungjawaban ane sama ente bos?", ujar Antok segera. Wajah pria berusia 30 tahun ini memang terlihat pucat.

"Lha kalau sakit ya absen saja tok, asal ada pemberitahuan. Aku masih sanggup handel dua tempat bareng. Di jembatan kan ada Didik, kalau yang di Wanaraja cuma bentar bentar doang kan bisa", jawab Adi sambil mengeluarkan sebungkus rokok dari tas kecilnya itu. Pria ganteng itu segera mengeluarkan sebatang rokok dan menyulut nya. Kemudian mengulurkan bungkus rokok itu kepada Antok.

"Maaf bos, libur dulu rokoknya.

Mulut pait ini", tolak halus Antok segera.

"Nah kalau sampai kamu gak ngerokok, berarti sakit beneran. Mending kamu pulang aja deh, pijat atau suntik ke dokter dulu sana.

Punya uang gak?", Adi menatap wajah pucat Antok.

"Ntar sore aja deh bos, nanggung kalau pulang jam segini", lagi lagi Antok menolak omongan Adi.

"Terserah kamu lah Tok, asal nanti jangan nyalahin aku aja kalau kamu ambruk beneran", ujar Adi sambil mengepulkan asap rokok dari bibirnya.

"Ya jangan nyumpahin gitu to bos.

Nanti sore aku pijat aja. Besok pagi kalau badan belum enak, aku WA ijin gak masuk kerja", Antok segera memotong ucapan Adi.

"Iya aja deh. Pokoknya kalau mau absen, kamu cepat kasih tau. Supaya aku bisa atur jadwal", Adi segera berdiri.

"Assiaapp boskuhh", Antok kumat gaya lebay nya.

Usai berbincang beberapa waktu, Adi kemudian mendatangi lokasi proyek pembangunan jembatan di depan SMP satu Gandu.

Karena jarak nya yang dekat, hanya butuh waktu 10 menit Adi sampai disana.

Ternyata di lokasi proyek jembatan, Alex sudah menunggu nya disitu. Bersama seorang wanita muda yang nampak nya merupakan rekanan konsorsium pengerjaan proyek pembangunan di Sungai Lesa yang diomongkan Alex kemarin.

"Nah ini dia yang kita tunggu", ujar Alex begitu Adi sampai di lokasi proyek jembatan. Perlahan Adi membuka helm KYT putih nya. Si wanita muda itu langsung melongo melihat wajah Adi.

"Ini mandor proyek saya Bu Tiara.

Perkenalkan, nama nya Adi. Salah satu mandor muda yang cukup punya nama di dunia konstruksi bangunan Kabupaten Patria", ujar Alex memperkenalkan Adi pada wanita muda itu.

"Mutiara Dewayanti, panggil saja Tiara", ujar wanita muda itu mengulurkan tangannya setelah sadar dari keterkejutan nya.

"Adi Prasetyo Bu, panggil saja Adi", jawab Adi sambil menyambut uluran tangan dari Bu Tiara.

"Ini direktur CV Mutiara Di, yang konsorsium sama CV kita. Nah tadi Bu Tiara ini ingin melihat hasil karya mu, makanya ku ajak kemari", ujar Alex menjelaskan.

Adi hanya tersenyum tipis sambil manggut-manggut.

"Ya begitu hasil karya saya Bu, silahkan dilihat. Kalau ada kurang nya, bisa jadi bahan pertimbangan untuk memakai tenaga saya.

Monggo silahkan di cek", ujar Adi dengan sopan.

"Tadi sudah liat kog mas sama Mas Alex.

Meskipun belum finishing tapi terlihat cukup rapi dan baik", puji Tiara sambil tersenyum manis.

Ganti Alex yang melongo mendengar ucapan Bu Tiara.

'Tadi protes katanya pekerjaan nya kurang rapi sama tata cara kerja nya berantakan, kog sekarang jadi muji gitu. Aneh nih perempuan', batin Alex dalam hati.

Saat Alex masih kebingungan, Bu Tiara langsung menjawil tangannya.

"Mas Alex, mandor proyek nya Mas Adi saja. Saya gak mau yang lain", ujar Bu Tiara sambil tersenyum.

"Lha kalau CV Perkasa menolak, gimana Bu?", tanya Alex segera.

"Dua lawan satu pasti menang dua. Kalau mereka tetap ngeyel, ya ganti rekanan yang lain. Toh saham mereka yang paling kecil, aku masih sanggup buat nalangin dulu kalau mereka mundur", ujar Bu Tiara dengan penuh keyakinan.

Memang dalam konsorsium pengerjaan proyek sabo dam di sungai Lesa, CV Mutiara adalah pemegang saham mayoritas sebesar 45 persen, CV Barata Konstruksi 35 persen dan CV Perkasa sebanyak 20 persen. Asal tau aja, Mutiara Dewayanti ini sebenarnya adalah istri simpanan seorang pejabat di lingkungan Pemprov Jatim. Pekerjaan nya juga hasil dari tangan belakang suami simpanan nya, makanya dia begitu jumawa mengatur tender proyek sabo dam itu.

Alex hanya manggut-manggut saja mendengar ucapan Bu Tiara. Meski sahamnya besar, tapi bila di bandingkan Bu Tiara, Alex lebih suka ikut saja. Tadi dia sempat lemes saat Bu Tiara komplain tentang proyek jembatan itu, dan mengira Adi batal mendapatkan pekerjaan itu. Kalau sampai bukan Adi yang mengerjakan, pasti akan banyak mark up yang pasti mengurangi jumlah pendapatan Alex dari proyek sabo dam yang akan mereka tangani. Tapi setelah Bu Tiara menyatakan dukungan penuh nya pada Adi, meski sempat terheran-heran melihat itu, Alex bisa bernafas lega.

Ada tatapan mata aneh dari Bu Tiara pada Adi yang tidak disadari oleh Alex.

"Nah untuk merayakan pertemuan kita, ayo cari makan Mas Alex. Tadi belum sempat sarapan aku", pinta Bu Tiara yang langsung membuat Alex mengiyakan.

"Oke Bu Tiara,

Di kamu ikut juga loh", ajak Alex pada Adi.

"Tapi bos, baru datang udah diajak cari makan. Gimana pekerjaan ini?", tolak Adi sambil tersenyum.

"Rewel ah..

Kan ada Didik. Yuk berangkat", mau tidak mau Adi berangkat juga. Tapi saat Alex mengajak satu mobil dengan nya, Adi menolak.

"Saya naik motor saja bos. Nanti bos tidak perlu ngantar saya balik lagi kemari", alasan Adi tepat, dan Alex mengiyakan meski ada sedikit sorot mata kecewa dari Bu Tiara.

Mobil Fortuner putih Alex meluncur meninggalkan tempat itu diikuti motor Vixion Adi di belakangnya. Mereka menuju ke sebuah rumah makan yang terletak di salah satu tepi jalan propinsi tempat Adi dan Renata kemarin makan siang disitu.

Setelah memarkir mobil Fortuner di parkiran, Adi, Alex dan Bu Tiara masuk ke dalam rumah makan lesehan itu.

"Kamu mau pesan apa Di?", tawar Alex setelah mereka duduk di salah satu private room di lesehan itu.

"Bebek goreng, nasi putih, sop sama es jeruk saja bos", jawab Adi sambil melihat pesan yang baru masuk ke ponsel pintar nya.

Dari Renata!

Bu Tiara dengan senyum manisnya segera berkata kepada Adi.

"Kamu gak mau sambal terong nya Mas Adi? Disini yang terkenal sambal terong nya loh", tanya Bu Tiara dengan senyum tipis.

Adi segera menggoyangkan tangan kanannya pada Bu Tiara.

"Ampun Bu,

Saya kapok dengan sambal terong disini".

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ikuti terus kisah selanjutnya kak 😁

Yang suka silahkan tinggalkan jejak kalian dengan like 👍, vote ☝️, favorit 💙 dan komentar 🗣️ nya yah agar author terus semangat menulis 😁

Selamat membaca kak 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Safa Haura Chumairoh

Safa Haura Chumairoh

muncul lagi kayaknya cewek yang mulai ada rasa ..

sabar Adi
tetep fokus sama keluarga

2022-10-10

1

Efrida

Efrida

mengedepankan cerita perempuan gatel ya

2021-10-23

0

Jannah Zein

Jannah Zein

mas Adi di taksir cewe mulu 😅😅😇

2021-08-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!