"Tenang Di,
Aku tahu kog apa yang membuat mu tenang dalam bekerja. Maya pasti ku jauhkan dari keluarga mu", ujar Alex sambil tersenyum tipis.
"Oke kalau gitu aku setuju. Kalau sampai dia ganggu hidup keluarga ku lagi, aku resign dari kantor ini bos.
Tolong perhatikan itu", ancam Adi dengan sungguh sungguh.
"Ok, kamu bisa pegang kata kata ku Di.
Oiya, kita dapat tawaran konsorsium dari CV Mutiara dan CV Perkasa untuk mengerjakan sabo dam di wilayah sungai Lesa. Itu kontrak gede Di, nilai nya 8 M lebih. HPS propinsi lagi.
Kamu tertarik mengerjakan nya?", tanya Alex kemudian.
"Tertarik sih pasti bos, cuma ada syaratnya gak dari mereka?
Soalnya aku tahu itu pelaksana proyek nya CV Mutiara pintar cari perkara di lapangan. Aku ogah kalau harus kerja dengan orang ruwet macam dia", jawab Adi sambil memandang wajah Alex.
"Ok nanti akan ku bicarakan dengan direktur CV Mutiara. Yang penting kamu sanggup dulu mengerjakan nya", Alex tersenyum tipis.
"Sanggup, asal persen nya gede. Itu lokasi beresiko tinggi. Lawannya sungai yang paling sulit di prediksi se Jawa timur. Kalau tidak sebanding dengan resiko nya, mending aku ngerjain proyek lainnya aja", ujar Adi dengan entengnya. Bukan sebuah kebetulan Adi berkata demikian, karena dulu waktu menggarap bronjong dari Balai Sungai, dia tidak mendapat keuntungan sepeserpun karena tidak mengetahui medan lokasi. Dari pengalaman itu, Adi sangat jarang mau menerima pekerjaan yang berhubungan dengan sungai kecil itu.
"Kamu minta berapa persen Di?", tanya Alex dengan serius.
"20 persen bos, dengan opsi 1 persen bisa dirundingkan setelah pekerjaan selesai", ujar Adi dengan penuh keyakinan. Dia tidak mau gegabah dalam perhitungan kalau menyangkut dengan pekerjaan di sungai Lesa itu.
Alex segera tersenyum tipis mendengar jawaban Adi. Dia kemarin mendengar tawaran dari beberapa mandor proyek lainnya yang meminta 21-22 persen, mengingat resiko pekerjaan yang dihadapi.
Setelah merasa cukup, Adi dan Alex keluar dari ruang kerja direktur.
Maya yang duduk di sofa ruang tamu kantor CV Barata Konstruksi terus menatap Adi dengan penuh arti.
Melihat itu, Adi segera mendekat kepada Alex.
"Ok bos, aku pamit pulang dulu ya. Sudah sore ini", pamit Adi sambil memasang tas ransel punggungnya.
"Ya udah Di. Hati-hati di jalan", jawab Alex sambil menyalami Adi.
"Gung, Ndis, May..
Aku cabut dulu ya", Adi menoleh ke arah Agung dan Andis yang masih asyik berkutat dengan komputer nya. Dua orang admin itu serempak menoleh ke arah Adi.
"Assiaapp Mas", jawab Agung segera.
Sedangkan Andis hanya mengacungkan jempol nya pada Adi. Maya yang hendak mendekati Adi, langsung di cekal oleh Alex.
Karena di tahan oleh Alex, Maya tidak bisa mendekati Adi.
"Mas Adi hati hati", ucap Maya sambil memandang Adi.
Pria empat anak itu hanya tersenyum saja kemudian memakai helm KYT putih nya. Dengan segera, motor Adi meraung meninggalkan tempat itu menuju ke timur.
Setelah melewati 7 tanjakan dan 8 belokan, Adi memasuki wilayah kecamatan Selo tempat tinggal nya.
Karena melihat bahan bakar nya sudah menunjuk huruf E, Adi langsung mengarahkan laju motornya pada sebuah SPBU yang ada di selatan jalan.
Kebetulan lagi sepi, Adi segera mengantri untuk pengisian bahan bakar tanpa menunggu lama.
"Selamat sore pak,
Mau isi premium, pertalite atau pertamax?", ujar seorang petugas SPBU wanita yang terlihat berumur sekitar 25 tahun.
"Pertalite aja mbak, 20 ribu", jawab Adi sambil membuka tas kecilnya.
"Coba pertamax pak, harga beda tipis kualitas lebih bagus.
Pertalite 20 ribu ya pak, mulai dari nol", ujar si petugas SPBU wanita itu sambil menunjuk meteran bensin.
Saat Adi mengulurkan duit 50 ribu pada si mbak petugas SPBU, perempuan itu tertegun sejenak melihat wajah Adi.
"Ini mas Adi ya?", tanya si mbak petugas SPBU itu sambil memandang wajah Adi.
Adi yang merasa tidak kenal langsung kebingungan.
"Iya benar. Maaf mbak ini siapa ya?", tanya Adi pada perempuan itu.
"Ih mas Adi cepat banget lupa sama orang.
Ini Risa mas, adiknya Robby teman mas Adi di SMK Kebangsaan", jawab si mbak petugas SPBU itu sambil tersenyum tipis.
"Robby Robby Robby..
Robby si kacamata? Yang anak nya guru?", Adi mencoba meyakinkan diri nya.
"Iya mas. Itu kakak ku. Mas lupa sama adik bungsu Robby yang gembul?", tanya si mbak petugas SPBU itu yang bernama Risa dengan tatapan penuh arti.
"Yang gendut dan suka malak minta jajan itu?", Adi tersenyum tipis.
"Ihh bagian malak nya selalu saja diingat.
Iya itu aku mas", ujar Risa sambil tersenyum simpul.
"Eh lha kog beda. Dulu gendut gitu, terang saja aku pangling", ujar Adi seraya menatap suasana SPBU yang sedang sepi.
"Ya orang harus berubah mas. Masak gendut terus. Kapan kapan mas harus main ke rumah nih. Pasti mas Robby senang sekali", ujar Risa sambil memandang wajah Adi.
"Ya deh kapan kapan saja. Yo wes aku jalan dulu, selamat bekerja", jawab Adi seraya men-start motor Vixion nya.
Adi segera melajukan motornya meninggalkan SPBU itu. Risa terus menatap Adi yang tak tampak lagi setelah menghilang di keramaian jalan.
Sesampainya di rumah, Adi segera memarkir motornya di teras.
Indri yang sedang menggendong Yaka, menyambut kedatangan suaminya dengan ciuman di punggung tangan Adi.
"Gimana mas? Lancar kerja nya?", tanya Indri dengan senyum manis nya.
"Alhamdulillah lancar yank..
Rendra sama siapa yank?", tanya Adi sambil melepaskan tas ransel punggungnya dan menaruh di sofa ruang tamu.
"Sama Yu Sih mas, di gendong ibuk rewel eh di gendong Yu Sih malah anteng bocah itu", lapor Indri pada suaminya.
"Hehehehe iya gak papa yank,
Nanti kalau Yu Sih sering bantu kamu ngurus Rendra sama Yaka, bulan depan mas kasih uang saku buat dia.
Lagian mas juga bakalan sibuk banget yank. Mau ada proyek besar yang akan mas tangani", ujar Adi sambil melepas sepatunya.
Indri segera mendekati Adi.
"Proyek apa mas? Sampai luar kota?", tanya Indri penasaran.
"Gak lah yank, cuma di seputar sini saja. Mas mana tega ninggalin kamu ngurus dua bocah kembar. Belum lagi 2 perawan kita itu", jawab Adi sambil tersenyum tipis.
"Hehehehe terimakasih mas..
Tambah sayang deh", ujar Indri dengan manjanya. Dengan gerakan cepat, perempuan cantik itu melayangkan ciuman mesra ke pipi suaminya.
Cuppp..
Akibat polah Indri, Yaka yang sedang tertidur pulas pulas seketika terbangun dan menangis.
Dengan cepat Indri segera menjejalkan ****** susu nya pada putranya itu. Tangis Yaka langsung terhenti seketika.
"Duh ni bocah, gak demen banget liat bapak ibunya mesra dikit", gerutu Adi sambil tersenyum kecut menatap Yaka yang sedang asyik menyusu.
"Sabar ya mas, tunggu 6 bulan lagi", ujar Indri sambil menjulurkan lidahnya.
"Lahh kog lama amat sih yank?", protes Adi segera.
"Ya apa mas mau Yaka dan Rendra jadi bau amis karena bapak nya gak kuat nahan kelon?", tanya Indri sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Ya gak to yank, mau nya anak anak tetep sehat wal Afiat gitu lah", Adi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Makanya kalau pengen kelon di tahan dulu", Indri berlalu menuju dapur.
Adi segera mengikuti langkah istri nya itu.
"Gak ada dispensasi gitu yank?", tanya Adi dengan muka memelas.
"Gak ada!
Buk, ini loh mas Adi ngeyel minta kelon nanti malam", Indri tersenyum jahil saat melihat Bu Siti masuk dapur dari arah pekarangan.
"Eeehhhh bocah kurang ajar!
Anak mu belum selapan (38 hari) ya. Jangan macam-macam kamu", ujar Bu Siti yang segera menjewer telinga Adi.
"Aduuhhhh buk ampun..
Bercanda buk. Sakit ini", teriak Adi meringis menahan sakit akibat jeweran Bu Siti.
Indri terkekeh geli melihat tingkah Adi. Dalam hati dia kagum dengan Adi yang masih bisa bertahan walaupun setiap hari dia menggoda nya.
Sore itu usai menjemput Dhea dan Cinta dari TPQ nya, Adi mengajak dua putri nya itu membeli jajan di depan pasar kecamatan Selo.
Dua gadis kecil itu sangat senang diajak jalan-jalan oleh ayah mereka. Walaupun Adi sibuk, tapi untuk keluarga nya dia selalu menyempatkan waktu walau cuma sebentar.
"Ayah,
Beli cilok ya? Yang gak pedes", pinta Dhea dengan menunjuk angkringan cilok di sudut parkir pasar.
"Cinta mau terang bulan yah", pinta Cinta sambil menatap stand martabak manis di samping penjual cilok itu.
Adi tersenyum tipis dan menuruti kemauan dua putri kecilnya itu.
Alhasil sore itu, mereka membeli aneka jajan pasar yang ada di depan pasar.
Saat pulang, mereka membawa satu kantong plastik besar berisi jajan pasar. Indri hanya tersenyum tipis melihat tingkah suami dan dua putri nya itu.
Selepas sholat isya', Adi dan Indri sudah ada di dalam kamar. Badan Adi yang sedikit pegal pegal membuat nya ingin cepat tidur.
Meskipun sudah memejamkan mata, Adi masih belum tertidur. Indri perlahan membenarkan selimut Adi yang terlihat berantakan. Melihat bibir Adi yang sexy, timbul niat iseng Indri untuk mencium bibir suaminya.
Perlahan Indri mendekatkan wajahnya ke bibir Adi. Dengan lembut, perempuan cantik itu mencium bibir suaminya.
Cuppp
Adi langsung membuka matanya dan mendapati Indri sedang mencium bibir nya. Tangan Adi segera melingkar di tengkuk leher Indri, kemudian menekan agar ciuman panas itu semakin membara.
Melihat reaksi suaminya, Indri gelagapan dengan serangan Adi.
Ciuman Adi mengeksplorasi setiap sudut mulut Indri. Perempuan itu segera merasakan ada sesuatu yang menggembung di bawah badan Adi.
Dengan cepat, Indri mendorong tubuh Adi untuk melepaskan diri dari pelukan sang suami.
Huhh huhh
Indri ngos-ngosan mengatur nafas nya.
"Maaf mas,
Maaf ya. Bukan maksudku untuk menggoda mas, aku khilaf. Kita belum bisa melakukannya", ujar Indri dengan mimik wajah bersalah.
Adi tersenyum kecut mendengar ucapan Indri.
"Iya gak papa yank. Aku tahan kog", ujar Adi sambil memandang wajah cantik Indri.
Indri segera naik ke atas ranjang, sementara Adi tidur dengan memeluk guling.
Kepala Adi pusing bukan main.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ikuti terus kisah selanjutnya kak 😁
Yang suka silahkan tinggalkan jejak kalian dengan like 👍, vote ☝️, favorit ❤️ dan komentar 🗣️ nya agar author terus semangat menulis yah 😁
Selamat membaca 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Safa Haura Chumairoh
aku suka ceritanya..
alurnya menarik ...
semoga sukses untuk tiao karya ciptanya
2022-10-10
1
Efrida
😅😅😅 kadang aku mikir seganteng apa sih adi kok kyknya tiap cwe yg knl n ktm lg pst suka
2021-10-23
0
eza
indri jahil bgt ya 😂😂
7 tanjakan 8 kelokan emang beneran ada ya?
diitung ya kalo lewat sama adi😅
2021-07-26
1