Mandor Proyek Dan Janda Muda 2

Mandor Proyek Dan Janda Muda 2

Jagong Bayi

Indri masih menyusui Yaka saat Adi datang dengan menggendong Rendra yang menangis. Sepertinya Rendra lapar karena dari tadi merengek terus.

"Kenapa Mas?", tanya Indri yang duduk diatas kasur dengan menyelonjorkan kaki nya. Bu Sarmi dengan keras meminta Indri untuk sendhen ( tradisi ibu melahirkan di Jawa timur untuk tidak banyak bergerak sebelum 38 hari ).

Alhasil semua aktivitas nya berkurang drastis selama masa nifas nya.

"Tau nih yank, dari tadi rewel terus. Sepertinya dia lapar yank", ujar Adi sambil mengulurkan Rendra ke pangkuan Indri usai Indri melepaskan susuan Yaka yang sudah tertidur sambil ngempeng.

Rendra langsung melahap ****** susu ibunya dengan cepat. Bayi itu rupanya benar benar kelaparan.

"Aduduh anak ibuk lapar ya.. Duh kasian banget si ganteng", ujar Indri sambil menggendong bayi lelaki nya itu.

Adi tersenyum tipis melihat tingkah Indri yang menurutnya menggemaskan itu.

"Eh mas, besok kan sepasaran (upacara pemberian nama bayi secara resmi), nanti malam apa masih ada jagongan bayinya?", tanya Indri sambil memandang kearah suaminya yang sedang asyik menatap wajah Yaka yang sedang tertidur pulas di samping Indri.

"Ya masih to yank, sampai besok tetap ada. Mas Wawan saja sampai janjian mau main kartu remi sama mas Hari dengan taruhan kog", ujar Adi yang tidak melepaskan pandangannya dari wajah Yaka.

"Loh mereka berjudi mas?", tanya Indri yang terkaget mendengar ucapan Adi.

"Gak yank, cuma yang kalah di coret pakai bedak tabur. Dan semalam itu mas Wawan kalah telak melawan Kang Min dan Mas Hari. Makanya nanti malam dia pasti kesini lagi", Jawab Adi sambil tersenyum tipis mengingat kejadian semalam ketika wajah garang Wawan penuh coretan bedak.

Indri terkekeh geli mendengar ucapan Adi soal kakaknya itu.

Membayangkan wajah Wawan yang penuh bedak, membuat Indri tidak bisa tidak tersenyum. Pasti lucu banget.

Dari arah ruang tamu, terdengar suara orang mengucapkan salam.

"Assalamualaikum....".

Bu Siti yang ada di dapur bersama Yu Sih, langsung bergegas menuju ke arah ruang tamu.

Terlihat beberapa tetangga di sekitar rumah mereka datang dengan membawa tas. Yang sedikit muda membawakan kado untuk si kembar.

"Walaikumsalaam Bu.

Monggo pinarak. Kog kompak begini to ibuk ibuk ini", ujar Bu Siti sambil mempersilakan mereka duduk. Perempuan paruh baya itu menerima semua pemberian para tetangga nya dan menaruh di samping sofa. Setelah itu Bu Siti duduk di kursi single yang ada di samping sofa.

"Ah kami cuma ingin melihat wajah putra kembar Mas Adi Bu, seganteng ayahnya atau lebih ganteng lagi", seloroh seorang ibu muda yang bernama Yuni.

Ucapan itu disambut tawa semua orang yang ada diruang tamu rumah itu.

"Mbak Yuni bisa saja. Wong namanya anak ya pasti nurun bapak dan ibu nya to", jawab Bu Siti sambil tersenyum tipis.

"Eh Bu Siti, kamar nya di sebelah mana?", tanya seorang wanita bernama Dewi sambil menoleh kearah seputar rumah.

"Eehhh tunggu dulu ibuk ibuk..

Monggo ke dapur dulu. Habis itu baru tak antar melihat anak kembar nya Adi.

Mari ibuk ibuk", ajak Bu Siti dengan ramah pada ibu ibu tetangga menuju dapur. Para perempuan itu langsung bergegas mengekor di belakang Bu Siti. Di empokan ( tambahan bangunan rumah), mereka masing-masing memasukkan ujung kaki ke dalam luweng (tungku kayu bakar) yang sedang tidak digunakan.

Itu adalah adat istiadat Jawa yang mengharapkan saat ada yang jagong bayi, mereka tidak membawa sawan (penyakit) pada si jabang bayi.

Satu persatu ibuk ibuk itu melakukan ritual itu. Setelah merasa cukup, Bu Siti mengajak mereka menuju kamar tidur Adi dan Indri yang baru. Dengan luas 4 kali 3,5 meter, kamar ini menjadi kamar tidur yang terluas di rumah Adi.

Indri masih menyusui Rendra saat ibuk ibuk tetangga masuk ke dalam kamarnya. Setengah kaget, Adi langsung keluar dari kamar untuk memberi kesempatan kepada para ibuk ibuk itu melihat kedua putra kembar nya.

Bu Dewi segera mendekati Indri dan menatap ke arah Rendra yang tengah disusui Indri.

"Wahh ganteng sekali mbak putra mu.

Hidung nya mancung, pipinya gemoy lagi. Duh jadi pengen hamil lagi aku", ujar Bu Dewi sambil tersenyum tipis.

"Eh Wi, anakmu sudah 4 ya. Masak masih gatel pengen hamil lagi? Mas Tanto masih tokcer gak?", seloroh Bu Yuni seraya terkekeh.

"Wo jangan salah Yun, suamiku itu masih jos loh", Bu Dewi tak mau kalah.

Ibu ibu yang lain hanya tersenyum saja mendengar ocehan dua wanita muda itu.

"Kalau suami ku kan sudah seumuran Mas Adi, Wi. Tapi dia bilang tidak ingin tambah momongan lagi. Cukup Syifa dan Andra saja katanya. Padahal aku masih pengen punya satu lagi yang cewek", ujar Bu Yuni sambil memandang kearah Yaka yang sedang tertidur pulas.

"Huuuhhhh..

Tadi ngatain aku gatel, sekarang ngaku sendiri kalau juga pengen.

Nih yang hebat Mas Adi, asli tokcer. Sekali gas langsung dapat dua", Bu Dewi melirik ke arah Adi yang senyum senyum sendiri seraya menghisap rokok yang baru disulutnya.

Ibu ibu tetangga kembali tersenyum simpul mendengar ucapan Bu Dewi yang memang terkenal paling rame diantara mereka.

Sementara ibu ibu tetangga masih di dalam kamar tidur Adi, Bu Siti membawa buwuhan mereka ke dapur. Setelah Yu Sih memindahkan beras dan mie instan ke dalam tempat lain, Bu Siti memasukkan sekotak wafer dan sebuah mangkok bening ke dalam tas masing-masing perempuan-perempuan itu. Yang membawa kado juga sudah disiapkan asul-asul (pengganti) untuk mereka yang di masukkan dalam tas kertas.

Tak berapa lama kemudian, serombongan ibuk ibuk tetangga yang lain juga datang ke rumah Adi. Bu Dewi dan Bu Yuni serta 3 ibuk ibuk lainnya akhirnya mengalah dan duduk diruang tamu sambil menikmati aneka jajan yang tersaji di meja.

Nita yang baru saja datang, langsung membantu menyajikan soto ayam kampung masakan khas Bu Siti yang menjadi menu selama masa jagongan bayinya Adi dan Indri ini.

"Beh masakan nya Bu Siti ini selalu enak ya. Resepnya apa to? Bener bener gak kalah sama soto Kani yang terkenal itu", ujar Bu Yuni sambil menyuapkan sesendok soto berkuah santan kental itu ke mulutnya.

"Iyo loh Yun, perasaan semua masakan nya selalu enak. Waktu manten ku dulu, yang masak kan Bu Siti, semua orang dari rumah suami ku juga bilang masakannya enak. Sampai ibu mertua ku minta resep nya. Tapi setelah dicoba, tetep aja tidak seenak masakan buatan Bu Siti", ujar Bu Dewi sambil menggigit kerupuknya.

"Kata orang nih, orang masak itu pakai hati baru bisa enak. Kalian coba saja dulu, siapa tau bisa seenak masakan Bu Siti", ujar seorang ibuk ibuk paruh baya yang bernama Bu Nadir.

Para ibuk ibuk itu terus mengobrol sambil menikmati makanan yang ada di piring mereka.

Saat mereka berpamitan pada Bu Siti, Yu Sih dan Nita segera menyerahkan asul-asul untuk mereka.

Mereka tampak senang saat tau ada mangkok cantik di dalam asul-asul yang mereka terima.

Hingga sepanjang sore, para tetangga terutama perempuan terus berdatangan ke rumah Adi untuk sekedar jagong bayi. Nita dan Yu Sih sampai kewalahan menyiapkan asul-asul dan makanan untuk para tamu yang datang.

Para tamu jagong bayi sedikit mereda saat adzan magrib berkumandang dari mushola Kyai Harun.

Sehabis adzan magrib, giliran para laki-laki dan saudara dekat dan jauh yang hadir meramaikan suasana jagongan bayi kembar Adi dan Indri.

Wawan yang datang bersama Narsih, juga Pak Wito yang hadir bersama Bu Yati ikut melekan di ruang tamu rumah Adi.

Malam itu mereka main kartu remi dengan hukuman coret pakai bedak tabur.

Belum sampai Isyak, Wawan sudah mendapat 4 coretan bedak karena kalah terus. Pak Wito sampai terpingkal pingkal melihat muka Wawan yang cemberut karena coretan bedak.

Karena kecapekan, Nita akhirnya meminta Diah istri Heru untuk membantu menyiapkan makanan untuk para tamu jagong bayi.

Semakin malam tidak berkurang, justru semakin ramai dengan kehadiran Kamituwo Slamet dan Pak Modin Jamroni yang ikut nimbrung di jagongan bayi.

Adi membuka rokok satu slop. Kemudian memberikan nya pada segenap tamu jagong bayi mereka.

"Kembar ya Mas Adi?", tanya Pak Modin Jamroni yang datang bersama Bu Ruroh istri nya.

"Enggeh Pak, gak nyangka minta satu putra langsung di kasih dua sama Allah SWT", jawab Adi sambil tersenyum simpul.

"Yo di syukuri Mas Adi, itu tandanya sampean masih di beri kepercayaan untuk merawat putra", sahut Kamituwo Slamet yang duduk di sebelah Pak Modin Jamroni.

Jam 9 malam, Pak Modin Jamroni dan Bu Ruroh mohon pamit. Adi segera menyalami mereka berdua kemudian Diah istri Heru memberikan dua asul-asul untuk pak Modin dan istrinya.

Malam itu suasana rumah Adi semakin ramai. Ada 4 permainan kartu remi dan 2 pasang orang bermain catur. Semua nya turut bergembira dengan menikmati aneka jajan dan makanan ringan serta minuman yang disajikan.

Indri yang sudah tertidur dari jam 9 tadi terbangun saat terdengar suara tangis bayi. Segera dia mengucek matanya dan menoleh ke arah dua putra kembar nya. Ternyata Yaka yang terbangun.

Indri langsung menggendong bayi nya itu dan menyusuinya.

Adi yang mendengar tangisan anaknya langsung berlari ke arah kamar tidur. Melihat Indri sedang menyusui Yaka, Adi tersenyum lega.

Setelah kenyang menyusu, Yaka melepaskan ****** payudara ibunya. Mata bayi merah itu justru terbuka lebar tidak mau tidur lagi. Indri segera menyerahkan Yaka pada Adi karena Rendra terbangun dan menangis.

Oeeekkkk

Oekkkkk!!

Indri segera menggendong Rendra dan bergegas memasukkan ****** susu nya ke mulut Rendra yang tengah menangis. Bayi itu langsung menghisap susu ibu nya dengan kuat.

Adi sambil melirik ke arah Indri, dengan senyum manis berkata,

"Seperti nya malam ini kita melekan lagi yank".

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Yang suka cerita ini, silahkan tinggalkan jejak kalian ya kak dengan like 👍, vote ☝️, favorit ❤️ dan komentar 🗣️ nya agar author terus semangat menulis yah 😁😁

Selamat hari kak 😁😁🙏😁🙏

Terpopuler

Comments

Safa Haura Chumairoh

Safa Haura Chumairoh

budaya adat Jawa yang masih dilestarikan

jagong bayi plus Obo rampene melek an

tambah sumringah keno ngge Batur melek an

nyopi sek Mase 🤭🤭🤭

2022-10-07

2

eza

eza

kangen sama crita ini...
ternyata ada season 2
bagus bagus bagus😅

2021-07-21

2

,🥀shandy nizha🥀

,🥀shandy nizha🥀

kirain gak ada jilid ke 2 nya mas ebez 😁 kangen sama couple adindri 🥰🥰

2021-07-18

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!