Masuk Angin

"Ya gak mungkin lah yank, aku pamer dada pada perempuan lain.

Mereka boleh pamer dada kepada ku, tapi isi dada ku hanyalah untuk kamu sayang", ujar Adi yang sontak membuat Indri memerah wajahnya.

Adi memang selalu pintar meluluhkan hati Indri. Dari awal mereka pacaran, Mandor proyek ganteng itu selalu bisa membuat Indri bertekuk lutut di hadapan nya.

Padahal dulu, setelah Indri bercerai dari mantan suaminya, tak satupun lelaki yang bisa mendekati nya. Namun Adi yang cuek dan asal asalan justru bisa memikat hati Indri dengan sejuta pesona alaminya.

"Mas ihhh..

Mulai deh gombalnya", ujar Indri yang berusaha menyembunyikan semburat rona merah pada pipi nya.

"Iya yank, beneran kog..

Aku itu sudah cinta mati sama kamu yank. Gak pakai ada acara lain deh. Lagipula kamu juga udah melahirkan dua jagoan ganteng buah cinta kita. Kurang apa lagi coba hidup ku ini yank?

Dan satu hal yang harus ayank tau, Adi hanya untuk Indri", Adi segera memeluk tubuh Indri yang semok montok karena baru melahirkan itu.

Ucapan Adi langsung membuat Indri meleleh habis.

"Janji ya yank, untuk selalu cinta dan sayang sama aku?", tanya Adi sambil mencium rambut Indri.

"Iya mas, aku janji", ujar Indri yang tengah meresapi setiap sentuhan Adi.

Yaaaaa ampuuuunnnn!!!!

Adi dan Indri langsung menjauh saat mendengar suara Bu Siti yang tiba-tiba membuka pintu kamar mereka.

"Kalian ini ya, masih sore sudah main peluk pelukan berdua.

Noh anak diurusin, jangan cuma berduaan aja yang dipikir. Kasian tuh Rendra dan Yaka kehausan, sedang orang tuanya malah di kamar berduaan", gerutu Bu Siti sambil berlalu meninggalkan mereka berdua yang tersipu malu bagai copet yang ketangkap basah di pasar.

"Mas sih..

Pakai peluk segala. Kena omel ibuk kan jadinya", ujar Indri sambil tersenyum simpul.

"Lah ya harap maklum yank,

Ini si otong kelamaan puasanya. Kalau dekat sarangnya, hawanya pengen dekat terus", Adi tersenyum nakal yang segera di balas dengan juluran lidah Indri. Perempuan cantik itu segera keluar dari kamar tidur nya, takut kena omel ibu mertua nya.

Tak berapa lama kemudian, Adi menyusul Indri ke ruang tengah tempat Yaka dan Rendra sedang di tunggui Narsih, Bu Sarmi dan Aldi yang setia menjaga dua sepupu kecilnya itu.

Dhea dan Cinta?

Mereka berdua asyik melahap jajan yang dibawa Bu Sarmi di ruang tamu. Sejak tadi siang dua bocah kecil itu kompak makan terus.

Sore itu Adi, Indri, Bu Sarmi, Bu Siti, dan Wawan serta Narsih duduk di ruang tengah sambil menonton televisi. Sementara itu Aldi yang kecapekan menjaga Yaka dan Rendra sudah tertidur pulas di pangkuan Narsih.

"Jadi rencana mu bagaimana Le?

Apa selapanan doang atau sama aqiqah juga buat si kembar?", tanya Bu Siti sambil menatap wajah Adi lekat.

"Enaknya gimana Bu?

Cuma takutnya kalau sama aqiqah nanti para tetangga pada datang kesini. Aku gak mau repot-repot soalnya lagi ada kerjaan besar yang sedang menunggu ku Buk", jawab Adi sambil mengepulkan asap rokok dari bibirnya.

"Oh ya udah kalau gitu, aqiqah nya nanti pas sunatan nya saja Le..

Nah besok pagi kita belanja, biar sore kita sudah bisa selapanan cucu ku", ujar Bu Siti yang disambut senyum oleh Bu Sarmi.

"Eh jeng, malam ini gak usah pulang ya..

Tidur saja sama Dhea, kamarnya luas kog. Biar besok pagi kita bisa sama sama belanja untuk selapanan cucu kita", pinta Bu Siti pada Bu Sarmi.

"Iya jeng, aku juga kangen sama Dhea. Malam ini aku nginep disini", Bu Sarmi tersenyum simpul.

"Alhamdulillah..

Pokoknya besok kita berdua yang belanja ke pasar ya jeng. Nanti biar Nita dan Dyah yang mengantar kita.

Pasar kecamatan Selo itu sekarang ramai loh jeng, ya itung-itung jalan jalan sedikit kita besok", ujar Bu Siti dengan penuh semangat.

Bu Sarmi hanya tersenyum tipis saja melihat semangat belanja dari Bu Siti besannya.

Jadilah malam itu Bu Sarmi nginap di rumah Adi, sedangkan Wawan, Narsih dan Aldi pulang ke desa Marga.

Usai nonton sinetron di televisi, Indri segera bergegas menuju kamar tidur nya sedangkan Adi masih asyik nonton bola Liga Spanyol yang merupakan permainan favoritnya.

Kebetulan yang berlaga malam itu adalah El Classico antara Real Madrid vs Barcelona.

Sampai jam 1 Adi menonton pertandingan itu. Saat Adi hendak beranjak tiba-tiba perutnya terasa sakit.

Adi meraba perut nya dan sepertinya dia kembung.

"Duh, jam segini malah masuk angin lagi", gerutu Adi sambil berdiri dari kasur lantai di depan TV.

Adi segera menuju ke kotak P3K yang ada di sebelah lemari tengah. Mata Adi celingukan mencari obat herbal masuk angin yang biasanya tersedia di situ.

Kosong.

Adi hanya melihat balsem tinggal separuh. Pria beranak empat itu segera menyambar nya dan menuju ke arah kamar tidur nya.

Dengan sedikit tergesa, Adi segera membuka pintu kamar tidur. Mau tidak mau, dia membangunkan istri nya untuk minta kerokan.

"Yank...

Yank, bangun yank", ujar Adi sambil menggoyangkan pundak Indri.

Indri mengucek matanya sebentar kemudian menguap lebar.

"Ada apa mas?", tanya Indri sambil menggeliat di atas kasur.

"Aku masuk angin yank, tolong kamu kerokin dong..

Obat herbal masuk angin di kotak P3K habis", pinta Adi sambil meringis menahan sakit.

Mendengar itu, Indri langsung bangun dari kasur.

"Yaa ampun mas, kog bisa?

Ya sudah buruan baju nya di buka. Aku kerokin sekarang", ujar Indri dengan cepat.

Adi membuka bajunya, sedangkan Indri mencari uang koin yang tadi sempat dilihat nya di dompet nya.

Ketemu yang dicari, Indri segera meraih balsem yang tinggal separuh itu dan bergegas menuju ke Adi yang sudah tengkurap di atas kasur tempat tidur nya.

Perlahan Indri mengoleskan balsem sedikit pada punggung Adi. Dengan sedikit menekan dia mengerok punggung Adi dengan uang koin 1000 rupiah itu.

Dua kali kerok punggung Adi sudah berwarna merah.

"Ya ampun mas,

Ini parah banget deh", ujar Indri sambil terus mengerok punggung suaminya itu.

Hampir seperempat jam Indri mengerok punggung Adi dan hasilnya punggung Adi belang belang seperti kulit macan.

"Sekarang mas jangan kemana-mana. Tiduran saja", perintah Indri pada Adi. Laki laki itu hanya mengangguk saja, sedang Indri bergegas menuju ke arah dapur.

Dengan cepat ia menyeduh teh manis dengan sedikit perasaan jeruk nipis yang baru diambil dari kulkas. Begitu selesai, dia langsung kembali ke kamar tidur nya.

Adi masih tengkurap di atas kasur tempat tidur nya saat Indri datang.

"Ini mas, kamu minum dulu deh biar reda kembung nya", Indri mengulurkan teh hangat itu pada Adi yang baru bangun setelah Indri datang.

Glek glek glek..

Adi segera meminum teh hangat itu. Perut kembung nya terasa hangat. Lalu...

Dhuuuuutttt...

Adi kentut dengan keras. Bau tak sedap segera tersebar di ruangan itu. Dengan cepat Indri menutup hidung nya rapat rapat.

"Ih Mas kalau mau kentut bilang dong..

Mana bau banget lagi", gerutu Indri sambil mengipasi udara di depan hidung nya.

"Hehehe maaf yank..

Ini kan udah resiko kalau masuk angin", Adi cengengesan.

"Iya paham Mas, tapi mbok ya bilang biar aku bisa persiapan", omel Indri sambil naik ke atas ranjangnya.

Setelah 5 menit, Adi kentut lagi.

Indri kembali menggerutu dengan itu semua meskipun dalam hati dia bersyukur karena suaminya sudah baik baik saja.

Mereka berdua baru bisa tidur setelah jam 2 pagi karena Adi terus terusan kentut akibat masuk angin yang dialaminya.

Akibatnya mereka kesiangan bangunnya. Adzan subuh dari Musholla Kyai Harun yang biasanya bisa membuat mereka melek, tak mampu membangunkan mereka berdua.

Dhea yang sudah mandi dan berdandan untuk berangkat ke sekolah, segera berlari menuju ke kamar Adi dan Indri yang tidak di kunci.

Ayyyaaaahhhhh!!!

Teriakan keras dari Dhea membuat Adi dan Indri segera terbangun dari tidurnya, begitu pula Yaka dan Rendra. Dua jagoan kecil itu langsung menggeliat sebentar kemudian menguap dan tidur lagi.

"Dheaa,

Jangan teriak kencang nak. Lihat adik bangun tuh", omel Indri pada Dhea.

"Lha habisnya Ayah sama Buk In gak bangun bangun dari tadi", jawab Dhea dengan polosnya.

"Nak, ayahmu lagi gak enak badan. Tuh liat punggung nya merah merah", Indri menunjuk ke arah punggung Adi yang masih kemerahan.

"Loh ayah sakit?", tanya Dhea segera.

"Ayah hanya masuk angin, sayang. Ayah gak apa-apa. Sekarang Dhea siap siap dulu, ayah mau mandi", ujar Adi yang langsung berdiri dan melangkah keluar dari kamar tidur nya menuju ke arah kamar mandi yang ada di belakang.

Dhea dengan patuh kembali ke kamar tidur nya dan mempersiapkan sendiri tas sekolah nya.

Indri segera menyusul Adi ke dapur. Wanita itu kembali menyeduh teh hangat dengan sedikit perasan jeruk nipis.

"Kog buat minuman kayak gitu buat apa Ndri?", tanya Bu Siti yang tengah mengupas bawang merah.

"Mas Adi semalam masuk angin buk, sampai jam 2. Makanya ini aku buatin teh hangat supaya tidak kambuh lagi masuk angin nya", jawab Indri sambil tersenyum tipis.

Adi yang baru dari kamar mandi langsung mendapat sodoran gelas berisi teh hangat dari sang istri.

Dengan cepat Adi menghabiskan nya dan segera ke kamar tidur untuk berganti baju. Dia harus cepat ke kantor, karena hari ini dia diminta menjadi saksi MoU konsorsium pengerjaan proyek sabo dam sungai Lesa yang akan dia kerjakan.

Setelah memakai jaket kulit nya, dia hendak melangkah menuju ke ruang tamu untuk mengeluarkan motor Vixion kesayangannya.

"Mas, tunggu dulu...", Indri berlari mendekati suaminya itu.

"Ada apa yank?

Buruan, ada urusan penting ini di kantor", ujar Adi sambil memakai helm KYT putih nya.

"Duit buat belanja selapanan. Kan belum kamu kasih mas", jawab Indri sambil tersenyum simpul.

"Astaghfirullah..

Kog bisa lupa sih?", Adi menepuk jidatnya dan segera merogoh tas kecilnya. Menyerahkan 10 lembar merah pada Indri.

"Cukup gak yank?", tanya Adi segera.

"Nanti kalau kurang, pakai duit jatah pampers dulu mas", jawab Indri sambil tersenyum tipis.

Adi segera menjalankan motor nya setelah Dhea dan Cinta naik ke motor. Apalagi tadi dia sempat membuka pesan chat WA yang meminta agar dia berangkat lebih awal ke kantor CV Barata Konstruksi.

Dari Bu Tiara!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ikuti terus kisah selanjutnya kak 😁

Yang suka silahkan tinggalkan jejak kalian dengan like 👍, vote ☝️, favorit 💙 dan komentar 🗣️ nya yah agar author terus semangat menulis 😁

Selamat membaca kak 🙏🙏

Terpopuler

Comments

Safa Haura Chumairoh

Safa Haura Chumairoh

semoga tetap setia dan ingat sama keluarga kecilnya..

2022-10-12

1

anggita

anggita

👏👏👍sip

2021-09-24

1

Fran's Oliz

Fran's Oliz

helehhhh
koyo sampean nek ruh wong ganteng, matane lirak-lirik ae
iyooo toooo????

2021-08-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!