Bank Tithil

Sementara Bu Tiara merasa kesal dengan ketiadaan Adi di kantor CV Barata Konstruksi, Adi justru senyum senyum sendiri sambil mengikuti rapat pembentukan panitia perangkat desa yang baru di desa Mande.

Meski rapat koordinasi berjalan membosankan, Adi terlihat senang karena bolos ke kantor CV Barata Konstruksi.

Seorang lelaki paruh baya yang mengenakan kopiah hitam yang merupakan ketua LPMD Desa Mande, menggeser posisi kursi nya agar berdekatan dengan Adi.

"Mas,

Gak tertarik ikut ujian pemilihan perangkat desa?", tanya lelaki yang dipanggil pak Imam itu segera.

"Alah mboten pak,

Saya lebih suka bebas. Ngantor tiap hari bikin naik darah. Enak di proyek, mau kemana saja bebas", jawab Adi sambil mengepulkan asap rokok dari bibirnya.

"Kan bisa di jadikan sebagai sampingan Mas,

Lagipula desa ini membutuhkan tenaga muda profesional yang bisa membangun desa ke arah lebih baik", ujar Pak Imam seraya menatap ke arah Adi.

"Waduh, untuk saat ini saya hanya fokus pada pekerjaan ini pak..

Mungkin lain waktu saja saya ikut ujian seperti ini. Mumpung saya masih kuat menjadi kuli bangunan", ucap Adi sambil tersenyum tipis.

"Kalau mas Adi yang maju, pasti pak Lurah Bejo senang sekali.

Saya tau selama ini mas Adi yang diharapkan beliau untuk membantu melancarkan pembangunan di desa kita ini loh", ujar Pak Imam mengompori Adi.

Adi tidak menjawab, namun hanya tersenyum saja mendengar ucapan dari Pak Imam.

Jam 10 lebih 15, rapat pembentukan panitia perangkat desa selesai. Adi segera bergegas menuju ke arah parkiran motor Vixion nya, namun dia berhenti saat pak Lurah Bejo mendekati nya.

"Wonten dawuh (Ada perintah) Pak Lurah?", tanya Adi dengan sopan.

"Anu mas,

Ini keinginan pribadi saya, kalau mas Adi bersedia untuk ikut ujian perangkat desa, pasti saya loloskan.

Jadi kalau bisa, mas Adi ikut ujian kali ini", jawab Pak Lurah Bejo sambil mengelus kumisnya yang tebal.

"Hehehe...

Ngapunten (Mohon maaf) Pak Lurah, untuk saat ini saya belum punya keinginan untuk maju. Mungkin lain kali kalau masih ada kesempatan, saya akan maju", tolak Adi dengan sopan.

"Beneran loh ya Mas,

Saya yakin desa Mande akan lebih maju jika mas Adi bersedia mengisi salah satu jabatan perangkat desa", ujar Pak Lurah Bejo sambil tersenyum tipis.

Adi hanya mengangguk pelan pada Lurah Bejo, kemudian dia menggeser motornya. Kemudian pria beranak empat itu segera memacu motornya ke arah lokasi proyek di desa Wanaraja.

Tepat jam 10.30 Adi sampai di proyek jalan desa Wanaraja. Pria itu segera memarkir kendaraan nya di bawah pohon nangka yang lumayan besar di tepi jalan.

Di tengah jalan, dua orang lelaki bertubuh gempal tampak sedang mengayunkan palu besar untuk membelah batu gebal yang tertumpuk di sepanjang jalan. Mereka adalah kakak beradik Darsiman dan Darsiyo dari Desa Durenan.

Melihat Adi membuka helm KYT putih nya, dua orang itu segera menghentikan pekerjaannya. Tampak sudah 5 tumpukan batu belahan ukuran 10/15 hasil keprukan Darsiman dan Darsiyo menghiasi jalan tanah itu. Dua orang lelaki itu segera bergegas mendekati Adi.

"Le...

Gowo (bawa) rokok gak? Rokok ku habis", tanya Darsiman sambil duduk di bawah pohon nangka. Ternyata disana tersedia dua gelas kopi pemberian warga sekitar.

"Ada Lik..

Tadi baru saja beli", ujar Adi sambil mengeluarkan sebungkus rokok dari tas kecilnya.

Darsiman langsung mengambil sebatang rokok dan segera menyulut nya. Begitu juga Darsiyo mengikuti langkah sang kakak.

"Butuh duit gak Lik?

Siapa tahu butuh buat beli bensin", tanya Adi sembari menyeruput kopi dari gelas Darsiman.

"Yo butuh Le..

Aku kasbon 200 saja", ujar Darsiman dengan senyum tipis terukir di wajahnya.

"Lik Yo,

Kau butuh tidak?", tanya Adi pada Darsiyo yang jarang bicara.

"Gak Di,

Tak lumpukne (kumpulkan), pengen beli hape baru untuk istri ku", jawab Darsiyo yang mengusap peluh yang membasahi keningnya.

Adi kemudian membuka tas kecilnya dan mengeluarkan duit 200 ribu. Dia segera mengulurkan nya pada Darsiman yang menerima nya dengan penuh semangat.

Usai merasa cukup berbincang, Adi segera berdiri. Dia puas melihat hasil kerja Darsiman dan Darsiyo yang cepat.

Saat Adi hendak naik ke motor nya, ponselnya berdering nyaring. Saat Adi melihat nomor telepon Renata terpampang di layar ponselnya.

Adi segera menggeser tombol hijau.

📞

Renata : Halo Assalamualaikum..

Adi : Waalaikumsalaam. Ada apa Ren?

Renata : Mas Adi lagi ada dimana nih?

Adi : Ini di desa Wanaraja, mau ke Gandu.

Renata : Tumben kog berangkat siang Mas? Ada kerepotan ya?

Adi : Tadi pagi ada rapat pembentukan panitia perangkat desa, jadi ke kantor desa dulu. Ada apa Ren?

Renata : Ini TPK desa Wanaraja ingin membahas tentang proyek yang akan diberikan pada Mas. Kapan mas Adi ada waktu?

Adi : Untuk hari ini gak bisa kayaknya Ren, aku ada kesibukan dengan pihak konsorsium. Bagaimana kalau besok saja?

Renata : Mas usahakan deh untuk hari ini. Kasian pak Kades Sudjiono juga hadir loh nanti.

Adi : Emang rencana jam berapa Ren?

Renata : Habis magrib mas, di rumah ku ya.

Adi : Ya nanti aku datang Ren. Ya sudah aku mau ke lokasi proyek ku di Gandu dulu.

Wassalamualaikum.

Renata : Waalaikumsalaam.

📞

Adi kembali memasukkan ponsel pintar nya ke dalam tas kecilnya itu. Pria ganteng itu segera menstart motor Vixion nya yang segera meluncur meninggalkan lokasi proyek pembangunan jalan di desa Wanaraja. Adi memacu motornya menuju ke lokasi proyek pembuatan drainase di kecamatan Gandu yang di tunggu Antok.

20 menit kemudian Adi sudah sampai di tempat yang dia tuju. Segera dia memarkir motornya di bawah pohon asam yang ada di tepi jalan. Adi kemudian menuju ke sebuah gubuk yang ada di dekat lokasi pekerjaan drainase karena melihat Antok ada di sana.

"Eh bos,

Tak kira kalau gak kemari hari ini. Sudah beres rapat nya?", tanya Antok segera begitu Adi duduk di sebelah nya.

"Beres Tok,

Yang gak beres itu urusan di kantor CV Barata Konstruksi untuk proyek pembangunan sabo dam di sungai Lesa.

Besok pagi aku ambil kontrak nya sekalian mau tanya kapan mau mulai", ujar Adi yang menatap ke arah para pekerja yang sedang asyik melakukan pekerjaan nya.

"Semoga secepatnya ya bos,

Biar selesai dari sini, orang orang tetap terus bekerja", harap Antok yang tampak gembira mendengar jawaban Adi.

"Aman lah,

Kalau MoU konsorsium pengerjaan proyek sudah di tanda tangani, paling Minggu depan sudah bisa kita mulai pekerjaan nya", ucap Adi segera.

Antok manggut-manggut gembira mendengar ucapan Adi. Setelah merasa cukup di tempat Antok, Adi segera menuju ke arah proyek jembatan di depan SMP satu Gandu.

Namun sebelum kesana, dia mampir ke sebuah warung makan yang ada barat lokasi pekerjaan nya.

Seorang wanita muda seusia Indri nampak sedang sibuk melayani pesanan para pembeli yang datang ke warung makan itu.

Adi melangkah masuk ke warung usai memarkir motornya di halaman warung makan.

"Ngersaaken nopo (Ingin apa) mas?", tanya si mbak penjaga warung makan dengan ramah saat Adi masuk.

"Anu mbak,

Itu nasi dengan sayur itu sama lauknya telur dadar ya", ujar Adi sambil menunjuk ke sebuah panci sayur.

"Ini sayur labu siam loh mas, agak pedas.

Kalau yang tidak pedas, sop sama bobor bayam ini", ucap si mbak penjaga warung makan itu segera.

"Bobor bayam saja mbak.

Minum nya teh hangat saja nggeh", ujar Adi sambil mendudukkan bokong nya di sebelah seorang lelaki bertubuh gempal dengan tato bergambar naga.

Lelaki itu segera menatap Adi.

"Mas,

Bank tithil (bank mingguan) ya?", tanya lelaki itu sembari memperhatikan penampilan Adi yang tampak ganteng dengan hem kotak kotak dan jaket kulit nya.

"Waduh bukan mas,

Saya kuli bangunan", jawab Adi sambil tersenyum tipis.

'Asem, dandanan kayak gini di bilang bank tithil lagi', gerutu Adi dalam hati.

"Mosok kuli bangunan kog pakaiannya rapi gini.

Mana ada mas?", tanya si pria bertato naga itu sambil kembali mengunyah makanan nya.

"Buktinya saya ada mas,

Kalau mas gak percaya tanya tuh sama orang yang kerja membangun jembatan disana itu", jawab Adi sambil menunjuk ke arah proyek jembatan di depan SMP satu Gandu.

"Tapi saya yakin mas bukan kuli bangunan.

Kalau pun kerja di proyek, pasti bagian kantor", si pria bertato naga itu masih juga ngeyel.

"Nah kalau itu benar mas, saya memang bagian kantor" jawab Adi dengan menerima sepiring nasi yang diulurkan oleh si mbak penjaga warung makan.

"Mas ini pemborong ya?", tanya si mbak penjaga warung makan dengan kepo nya.

"Hehehehe..

Si mbak bisa saja. Pemborong itu pasti naik mobil mbak kalau ke lokasi proyek. Lah saya hanya naik motor.

Gak banget kan?", jawab Adi yang segera menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.

Sambil terus mengobati dengan dua orang itu, Adi menyantap makanan yang ada di depannya.

Selesai makan, Adi mengeluarkan sebungkus rokok Diplomat dari tas kecilnya dan menyulut sebatang. Asap putih mengepul dari bibir nya.

Habis setengah batang, Adi segera bertanya kepada si mbak penjaga warung makan.

"Berapa semuanya mbak?", Adi merogoh tas kecilnya dan mengambil selembar uang 50 ribuan.

"Tambahnya apa mas?", tanya si mbak penjaga warung makan dengan sopan.

"Krupuk itu satu sama tahu isi satu", jawab Adi segera.

"Nasi tambah teh 11 ribu, krupuk seribu dan tahu isi seribu. Semuanya 13 ribu mas", ujar si mbak penjaga warung makan.

Adi mengulurkan tangannya yang berisi duit pada si mbak penjaga warung.

"Yang pecah saja gak ada mas?", tanya si mbak penjaga warung makan itu segera.

"Gak ada mbak,

Eh tambah rokok Surya 12 nya mbak", ujar Adi sambil menunjuk ke etalase kaca yang berisi aneka macam rokok.

Si mbak penjaga warung segera mengambilkan apa yang di minta Adi.

Usai menerima rokok, Adi segera memasukkan rokok Surya 12 itu ke tas kecilnya. Sambil menunggu si mbak penjaga warung makan menghitung kembalian, Adi menatap ke arah luar. Langit nampak cerah dan udara siang itu terasa lebih panas dari biasanya.

Usai menerima kembalian, Adi segera keluar dari warung makan itu.

Dengan perlahan dia mulai naik motor nya setelah memakai helm KYT putih nya.

Motor Vixion Adi melaju ke arah proyek jembatan di depan SMP satu Gandu.

Saat Adi sampai di sana, Didik tampak sedang berkacak pinggang di depan seorang lelaki yang bekerja sebagai kuli bangunan di tempat itu. Usai memarkir motornya, Adi mendekati Didik.

"Ada apa ini?"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ikuti terus kisah selanjutnya kak 😁

Yang suka silahkan tinggalkan jejak kalian dengan like 👍, vote ☝️, favorit 💙 dan komentar 🗣️ nya yah agar author terus semangat menulis kelanjutan cerita ini 😁

Selamat membaca 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Suyatno Galih

Suyatno Galih

bank tithil, bank plencit, koprasi keliling, apa lagi.......

2024-01-16

1

Anne Paendong

Anne Paendong

lanjuutannyaa thoorr....

2021-09-02

1

Cahaya Maharany Sinar Diwanggai

Cahaya Maharany Sinar Diwanggai

mas mandor,tak enteni terus-e....lha qo drung muncul2.....pyn Nang ndie?......q wes kadong jatuh cintrong lho Karo sampean😂😂😂😂

2021-09-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!