Aktivitas Pagi Hari

Pagi itu Adi terbangun saat adzan subuh berkumandang dari mushola Kyai Harun. Sejak godaan Indri tadi malam, dia akhirnya tertidur dan bangun pagi. Indri yang tidak tega melihat Adi tersiksa, tidak berani membangunkan suaminya untuk membantu menjaga Rendra dan Yaka yang pasti terbangun setelah jam 12 malam. Dia memilih untuk menjaga Rendra dan Yaka sendirian, meski dua jagoan kecil itu lumayan merepotkan.

Adi menatap kearah Indri yang baru saja tertidur pulas setelah menjaga Rendra dan Yaka. Hati kecil nya begitu sayang pada istrinya itu.

Dengan segera, Adi melangkah menuju ke kamar mandi untuk berwudhu. Usai mengambil air wudhu, Adi sholat subuh di tempat tidur nya.

Pria itu kemudian merapikan sajadah dan kopyah nya lalu keluar dari kamar tidur untuk sekedar berolahraga pagi dengan menyiram bunga yang di tanam Indri di halaman rumah.

Bu Siti yang baru pulang dari mushola terkaget melihat Adi yang sedang asyik menyiram tanaman.

"Lah tumben bangun pagi Le...

Semalam jagoan mu tidak ngajak melekan?", tanya Bu Siti yang menenteng sajadah di tangan kiri nya.

"Aku ketiduran dari sore buk. Tau tuh, sama Indri juga gak dibangunin kog", jawab Adi sambil menyemprotkan air ke bunga anggrek yang tergantung di teras rumah.

"Ehhh begitu.

Oiya Le kamu gak pengen beli mobil gitu? Kan kasian anak anak mu, kalau ingin bermain ke rumah Jeng Sarmi", ujar Bu Siti sambil memandang kearah Adi.

Adi tampak terdiam sejenak.

'Bener juga kata ibuk, kalau naik motor terus kasian anak anak pasti gak bisa ikut kalau main ke rumah neneknya', batin Adi dalam hati.

"Ya nanti Adi pikirkan buk,

Kalau masalah duit sih ada cuma sekarang lagi musim proyek, jadi itu semua untuk persiapan pekerja. Tau lah kalau nanti", jawab Adi sambil tersenyum.

Mendengar jawaban Adi, Bu Siti manggut-manggut tanda mengerti.

Pagi itu, alarm jam berbunyi pas pukul 6. Indri segera terjaga. Dengan mengucek matanya, dia menoleh ke arah tempat tidur Adi.

Kosong.

'Kemana mas Adi pagi pagi begini?', gumam Indri yang segera bergegas turun dari ranjang nya dan melangkah keluar.

Perempuan itu menuju ke arah dapur. Nampak Bu Siti sudah menyalakan kompor gas, merebus air.

Melihat mantunya bangun, perempuan paruh baya itu segera mendekati.

"Yaka dan Rendra gak bangun ya Ndri semalam?", tanya Bu Siti segera.

"Bangun buk, sampai jam setengah empat", jawab Indri sambil tersenyum tipis.

"Lha Adi kog gak kamu bangunkan? Kasian kamu nemenin mereka sendirian", Bu Siti menatap mantunya itu dengan penuh perasaan.

"Hehehehe gak papa buk,

Kasian mas Adi kelihatan capek banget. Gak tega saya bangunin dia", jawab Indri sambil berlalu menuju kamar mandi.

Usai memcuci muka, Indri langsung kembali ke dapur.

"Mas Adi kemana buk?", tanya Indri sambil mengeringkan wajah nya dengan handuk.

"Tuh di depan, lagi nyiram tanaman", jawab Bu Siti yang mulai mengupas bawang merah untuk bumbu masakan nya.

Indri segera membuat kopi tubruk kegemaran Adi. Setelah jadi, perempuan itu segera menuju ke teras rumah sambil menenteng kopi tubruk untuk sang suami.

"Mas ngopi dulu gih", ucap Indri yang segera membuat Adi menoleh kearah nya. Buru buru Adi mematikan kran air dan menggulung selang kemudian menuju sang istri yang sudah menunggu nya.

Adi langsung menerima gelas kopi dan setelah meniupnya, Adi menyeruput kopi tubruk dengan penuh perasaan.

"Ah nikmat banget ngopi pagi hari begini.

Yank, ambilkan rokok ku dong", pinta Adi sambil tersenyum simpul. Indri segera beranjak dari samping Adi kemudian menuju kamar tidur nya. Disamping tempat tidur Adi, sebungkus rokok Diplomat favorit suaminya itu tergeletak. Indri segera mengambil nya dan kembali ke teras depan.

Pagi itu Adi duduk di teras rumah bersama Indri menikmati kopi tubruk dan rokoknya. Sesuatu yang jarang mereka lakukan setelah menikah.

"Enak kali ya yank, kalau tiap hari bisa bersama seperti ini.

Apalagi gak usah pakai kerja hehehehe", Adi cengengesan sambil terkekeh kecil.

"Ya namanya juga hidup mas, waktu untuk keluarga kecil kita itu penting tapi mas juga harus ingat kalau kita bisa hidup karena bekerja.

Cuma aku minta sama mas, serepot-repotnya mas kerja, luangkan waktu sedikit untuk bersama dengan keluarga.

Aku gak minta banyak kog mas, aku juga ngerti situasi kita, pekerjaan mas dan keluarga besar kita", Indri menatap Adi dengan tersenyum manis.

"Gak salah aku mencintaimu yank", ujar Adi sambil meraih kepala Indri bermaksud untuk mencium keningnya.

"Ayaaaahhhh..."

Teriak Dhea langsung membuyarkan kemesraan Adi dan Indri.

"Iya nak,

Ada apa sayang?", tanya Adi sambil tersenyum kecut.

Dhea tidak menjawab melainkan mengulurkan sebuah kertas tebal yang bertuliskan SPP atas nama Dhea Annisa Putri pada Adi.

"Iya sayang, ayah ngerti. Nanti kita bayar saat ayah ngantar kamu ke sekolah ya?", Adi lembut berkata.

"Hek eh yah", jawab Dhea sambil mengangguk.

"Sekarang Dhea mandi dulu ya nak, nanti kalau sudah bangunkan kak Cinta ya", mendengar ucapan Adi, Dhea segera berlari menuju kamar nya.

Indri tersenyum bahagia melihat interaksi antara Adi dan Dhea.

"Terimakasih ya Mas, sudah memperlakukan Dhea seperti putri kandung mas sendiri", ujar Indri sambil terharu.

"Ngomong apa kamu yank?

Dhea itu anak ku, sama seperti Cinta, Rendra dan Yaka. Aku tidak pernah membedakan mereka. Semua nya sama. Jangan ngomong seperti itu lagi, oke?", Adi memandang wajah cantik Indri yang langsung menarik tangan Adi dan mencium pipi lelaki itu.

Saat mereka sedang asyik bermesraan, dari jalan depan rumah seorang penjual sayur keliling berhenti di depan rumah.

"Sayur Bu..

Monggo sayurnya", teriak si penjual sayur keliling dengan lantang.

Dari belakang Bu Siti berlari menuju ke halaman rumah. Melihat Adi dan Indri, Bu Siti menggerutu.

"Kalian ini bukan nya beli sayur malah senyum senyum sendiri", ujar Bu Siti sambil mendekat ke arah penjual sayur keliling.

Adi cengengesan sedang Indri tersenyum malu-malu.

Indri segera berdiri mengikuti Bu Siti kearah penjual sayur keliling, sedang Adi bergegas menuju ke kamar Cinta. Perawan nya itu suka bangun kesiangan.

"Cinta..

Bangun nak, sudah waktunya sekolah", ujar Adi sambil menggoyangkan badan Cinta yang masih asyik tertidur pulas.

Bocah kecil itu menggeliat perlahan dari tidurnya, kemudian mengucek matanya.

"Sudah pagi yah?", tanya Cinta sambil menguap lebar beberapa kali.

"Iya sayang, yuk buruan mandi", jawab Adi sambil memandang kearah Cinta yang perlahan bergerak dari tempat tidur nya.

Sambil menarik handuk nya, Cinta melangkah menuju ke kamar mandi. Dhea yang baru selesai mandi, bergegas menuju ke kamar tidur nya.

Dari arah ruang tamu, Bu Siti dan Indri masuk ke dalam rumah sambil menenteng labu Siam, tauge, tempe dan ikan pindang.

Dua perempuan itu menggerutu.

"Belanja habis 30 ribu dapat nya cuma kayak gini ya Buk", gerutuan terdengar dari mulut Indri.

"Lha iyo, wong labu siam 6 biji aja harganya kog 9 ribu. Bikin kesal saja.

Besok kita tanam sendiri aja Ndri di pekarangan belakang", jawab Bu Siti dengan bersungut-sungut.

"Ada apa sih pagi-pagi sudah ngomel semua kayak tawon pindah sarang?", tanya Adi yang mendengar gerutuan mereka berdua.

"Gimana gak ngomel coba mas? Belanja sayur 30 ribu cuma dapat labu siam 6 biji, tempe satu papan, toge sama pindang 3 besek. Mana pindang nya kecil kecil lagi", sahut Indri sambil menunjukkan barang belanjaan nya.

"Hadehhh,

Kita tinggal masak to yank.. Lagian mereka juga cari rejeki nya harus muter-muter dulu", jawab Adi sambil menggelengkan kepalanya.

"Tapi mas, nyari duit itu susah. Mana apa apa mahal lagi. Kebutuhan kita itu banyak, anak sekolah, makan sehari hari, belum lagi popok sekali pakai nya Yaka dan Rendra sehari hari.

Siapa gak kesal coba kalau sayur aja segini mahal harganya?", omel Indri panjang kali lebar.

Daripada mendengarkan gerutuan mereka, Adi memilih ngacir ke kamar mandi setelah melihat Cinta yang baru beranjak dari kamar mandi.

Pagi itu suasana rumah Adi begitu hidup dengan omelan Indri, gerutuan Bu Siti, teriak Cinta dan tingkah Dhea yang membuat Adi tersenyum bahagia melihat interaksi mereka di dalam rumah.

Usai memakai pakaian kebesaran nya, Adi memakai sepatu kerja nya. Sedangkan Indri mengambilkan tas ransel punggung Adi yang berisi beberapa lembar lay out pekerjaan, nota penerimaan barang, kuitansi, dan beberapa alat tulis dan 2 lembar buku tebal.

Usai semua nya siap, Adi mengeluarkan motor nya. Dua putri kecilnya berlari dari ruang tamu setelah di suapi Bu Siti beberapa sendok nasi dan telur dadar. Mereka takut ditinggal ayahnya.

"Yank, berangkat kerja dulu ya", pamit Adi pada Indri yang segera menyalami Adi dengan mencium punggung tangan nya.

"Iya mas, hati hati kalau kerja. Ingat langsung pulang kalau tidak ada keperluan", jawab Indri sambil tersenyum tipis.

"Assalamualaikum", salam Adi sambil men-start motor nya saat dua bocah nya sudah naik ke boncengan motor.

"Walaikumsalaam", Indri melambaikan tangan nya.

Motor Vixion Adi meluncur meninggalkan rumah. 5 menit kemudian, motor itu berhenti di depan TK Dharma Wanita tempat sekolah Dhea. Bu Meda gurunya menyambut kedatangan Dhea di pintu pagar sekolah.

Dhea langsung di turunkan, dan langsung menyalami tangan Bu Meda dan berlari masuk ke dalam sekolah nya.

"Bu, maaf.

Ini SPP untuk Dhea nggeh", ujar Adi sambil mengulurkan buku SPP yang berisi duit 50 ribu pada Bu Meda.

"Woh enggeh pak, nanti bukti pembayaran biar di bawa sama Dhea nggeh", jawab Bu Meda sambil tersenyum.

Adi mengangguk tanda mengiyakan dan lalu menjalankan motor nya menuju ke sekolah Cinta.

Heni yang melihat Adi bersama Cinta, segera mengejar mereka berdua. Saat Adi menurunkan Cinta di sekolah nya, Heni turut menghentikan laju motornya di samping motor Adi.

Dengan senyum manis mengembang di bibirnya, Heni berkata dengan lembut.

"Mas Adi,

Bareng yuk"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Heni mau apa kamu??

Ikuti terus kisah selanjutnya kak 😁

Yang suka silahkan tinggalkan jejak kalian dengan like 👍, vote ☝️, favorit ❤️ dan komentar 🗣️ nya agar author terus semangat menulis yah 😁

Selamat membaca 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

waduh ada 3 penggoda nih .. Hani.. Renata dan Maya..

2024-05-16

0

Safa Haura Chumairoh

Safa Haura Chumairoh

semakin penasaran dengan kelanjutan nya

filling aku sih semakin banyak yang mengejar Adi
entah teman, mantan ataupun rekan kerja

semoga aja Adi tetap fokus sama kerjaaan dan keluarga kecilnya

2022-10-10

1

eza

eza

labu siem di jakarta 3-4 ribu an btw yg ukuran sedang, kalo yg buat lalap aku gak tau y
Indri masih aja ngomel
hadeh 😅

2021-07-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!