Mantan Pacar SMA

Dua bayi kecil itu seakan mengerti dengan kata-kata dari Indri. Yaka terlihat menguap dan Rendra menggeliat dari tidurnya. Kemudian mereka berdua tidur dengan nyenyak.

Usai acara, Dhea dan Cinta bergegas masuk ke kamar Adi.

"Buk In,

Yang Rendra yang mana?", tanya Cinta penasaran. Gadis kecil itu segera naik ke atas ranjang tidur Indri.

"Adik Rendra yang ini sayang", jawab Indri sambil menunjuk ke arah Rendra yang tidur di sisi kanan.

"Berarti yang itu Yaka ya Buk In?", tanya Dhea sambil menunjuk ke arah Yaka.

"Benar sayang, ini adik Yaka. Nanti kalian sebagai kakaknya wajib menjaga adik adik kalian ya", ujar Indri dengan lembut.

Senyuman lebar segera tercetak di bibir Dhea dan Cinta. Dua gadis kecil itu akhirnya tidak rendah diri karena sekarang mereka memiliki saudara.

Di luar kamar, semua anggota keluarga Adi dan Indri masih jagongan bersama dengan para tetangga di sekitar rumah Adi.

"Eh mas Adi,

Caranya langsung dua gitu gimana?", tanya Kang Min dengan polosnya. Sebagai orang awam yang hanya tau sawah dan kebun, Kang Min benar benar lugu. Jangankan IT, ponsel jadul pun dia tidak bisa mengoperasikan.

Adi yang kebingungan bagaimana menjelaskan pada Kang Min, hanya garuk-garuk kepalanya yang tidak terasa gatal.

Melihat itu, Rio yang jahil langsung menjawab pertanyaan Kang Min.

"Kata ustadz Him, banyak banyak berdoa Kang. Sebelum mulai baca Alfatihah 10 kali", jawab Rio dengan asal.

"Oalah begitu. Nanti aku coba di rumah", Kang Min tersenyum simpul. Adi hanya geleng-geleng kepala saja tanpa banyak komentar.

Malam itu Adi dan Indri kembali melekan sampai subuh lagi.

Pagi itu usai mengantar Cinta dan Dhea ke sekolah Adi memacu motornya menuju ke tempat proyek jembatan nya di depan SMP satu Gandu. Saat hendak memasuki tikungan di depan minimarket, dari spion motor terlihat Heni dengan motor matic nya menyusul di belakang.

"Mau berangkat kerja mas?", tanya Heni yang menjajari motor Adi.

"Iya. Ini mau ke lokasi", jawab Adi sambil membenarkan kaca film helm KYT putih nya.

"Hati hati mas", ujar Heni sambil tersenyum manis.

Adi hanya mengangguk sambil berlalu meninggalkan tempat itu dengan ngegas pol motor Vixion kesayangannya.

Heni menatap motor Adi yang melaju kencang dari belakang. Ada sesuatu yang tidak pernah bisa dia hilangkan dari hati nya soal Adi. Dia tidak pernah bisa melupakannya.

Motor Adi terus melaju ke arah proyek jembatan CV Barata Konstruksi di depan SMP satu Gandu.

Tampak para pekerja sedang sibuk menata batu yang menjadi penyangga utama di sisi barat sungai kecil itu.

Didik berkacak pinggang sambil terus memandangi pekerjaan bawahan nya.

Adi segera memarkir motornya di bawah pohon asem yang ada di timur lokasi proyek ini. Selepas mencopot helm KYT putih nya, dan menaruh pada spion motor nya, Adi melangkah menuju ke arah lokasi proyek.

Molen beton terus bergerak mengaduk pasir dan semen.

Adi mengambil sebatang rokok dari bungkus nya dan menyulutnya.

Didik yang melihat kedatangan Adi langsung mendekati bos nya itu.

Adi membuka gambar lay out pekerjaan.

"Dik,

Perhatikan sayap jembatan yang sebelah Utara karena itu nanti yang akan menjadi area tabrakan air. Tambah semen nya pas garap sisi itu", ujar Adi sambil menunjuk kearah yang dimaksudkan.

"Kalau up semen nya gimana bos?", tanya Didik seraya menatap wajah Adi.

"Paling up gak sampai 10 sak. Gak papa lah.

Perhatikan juga pondasi terjunan yang ada disana. Pastikan galian mu pel disini. Jangan kurang sesenti pun.

Aku tidak mau saat konsultan pengawas maupun pengamat wilayah mengomeli ku gegara galian mu kurang dalam", arahan Adi kepada sang kepala tukang nya.

Didik hanya manggut-manggut saja mendengar arahan Adi.

"Oiya Pak Bakri kirim material apa saja kemarin?", tanya Adi kemudian.

"Cuma pasir satu rit sama gebal satu rit bos", jawab Didik segera.

"Nota nya mana?", tanya Adi sambil membuka tangan nya di depan Adi.

"Sebentar bos", jawab Didik segera mengambil tasnya. Dia membolak balik isi tasnya itu berulang kali.

"Waduh lupa bos, ketinggalan di tas ransel di rumah", Didik menepuk jidatnya seketika.

"Huh dasar pikun..

Besok harus ada. Kalau sampai hilang, kamu bayar sendiri tagihan material itu", ancam Adi pada Didik.

"Assiaapp boskuh", jawab Didik sambil menghormat.

Saat mereka sedang asyik membahas tentang proyek, tiba-tiba ponsel pintar Adi berbunyi nyaring.

Tuuuttttttttttttt

Tuuuttttttttttttt

Adi segera membuka kunci layar ponsel pintar nya. Terpampang jelas nama Bu Bos Rini disana. Adi segera menggeser tombol hijau pada layar ponsel nya.

Adi : Assalamualaikum Bu Bos. Ada perintah untuk saya??

Bu Rini : Walaikumsalaam. Tak tunggu di kantor desa Wanaraja sekarang. 10 menit harus sampai.

Ceklek

'Huh perempuan ini..

Untung dia bos, kalau tidak pasti tak bikin jadi perkedel cincang', gerutu Adi sambil memasukkan ponsel pintar nya ke dalam tas kecil nya. Adi kesal dengan ulah Bu Rini yang seenaknya memutuskan hubungan telepon.

Ayah si kembar Rendra dan Yaka itu segera berjalan menuju motornya, dan memakai helm nya.

"Mau kemana bos?", tanya Didik penasaran.

"Ada urusan penting Dik, kalau air minum untuk pekerja habis, beli dulu pakai duit mu. Kas lapangan aku belum dikasih sama bos Alex", ujar Adi sambil men-start motor Vixion kesayangannya.

Motor itu segera meraung keras meninggalkan tempat itu menuju ke arah Kecamatan Talang. Didik hanya geleng-geleng saja sambil memandang kearah perginya Adi. Pria itu segera melanjutkan pekerjaannya.

Motor Adi melaju cepat kearah desa Wanaraja.

10 menit kemudian, Adi sudah sampai di depan pintu gerbang kantor desa Wanaraja. Mobil Fortuner putih terparkir rapi di tepi jalan.

Adi segera turun dari motor Vixion nya dan melepaskan helm KYT putih nya. Pria beranak empat itu segera menuju kearah seorang wanita cantik yang rambutnya di ikat dengan rapi.

"Selamat pagi menjelang siang Bu Bos", salam Adi pada Bu Rini dengan sopan.

"Rasah kakean gaya (Jangan terlalu banyak gaya) mas..

Kog pas 10 menit nyampe sini, kerjaan mu dekat sini mas?", tanya Bu Rini segera.

"Iya Bu Bos.

Bos Alex punya kerjaan di depan SMP satu Gandu. Jadi 10 menit sampai deh", jawab Adi sambil tersenyum tipis.

"Garap opo mas?

PL atau e-proc?", tanya Bu Rini yang penasaran.

"Sepertinya e-proc Bu...

Wong nilai nya diatas 400 juta kog pagu anggaran nya", jawab Adi seraya merogoh kantong bajunya yang berisi rokok. Adi menyulut sebatang rokok nya sambil tersenyum.

Saat itu mereka hanya bertiga.

"Kita ada acara apa Bu disini?", giliran Adi bertanya kepada Bu Rini.

"Aku ada PL disini mas. Lha kadesnya sini minta diikutsertakan dalam tahap pengecekan. Katanya untuk laporan tahunan di kabupaten.

Nah Kades nya nyuruh sekdesnya. Tapi sedari tadi orang nya belum nongol juga. Padahal sudah hampir sejam aku nunggu disini", jawab Bu Rini sambil melirik jam tangan Seiko Kinetik Watch nya.

Dari ujung gerbang kantor desa, seorang wanita dengan baju keki dan jilbab merah serta berkacamata berjalan menghampiri mereka.

"Maafkan saya terlambat ya Bapak Ibu semua nya", ujar si wanita berkacamata itu segera.

"Mbak ini Sekdesnya Wanaraja?", tanya Bu Rini yang segera menatap wajah perempuan itu.

"Enggeh Bu,

Perkenalkan saya Renata Suparno, Sekdes Wanaraja", ujar perempuan berkacamata itu pada Bu Rini.

"Oh saya Rini Yulianti. Rekanan dinas pekerjaan umum. Ini Agus admin kantor dan ini Adi mandor proyek yang akan menggarap proyek saya ini", jawab Bu Rini sambil memperkenalkan diri dan anak buahnya.

Perempuan berkacamata itu segera menamatkan wajah Adi.

"Loh ini kan Mas Adi Prasetyo?", tanya Sekdes Wanaraja itu dengan penuh keterkejutan nya.

"Iya Ren,

Ini aku Adi Prasetyo", jawab Adi sambil tersenyum tipis.

"Loh sampean sudah saling mengenal to Bu Sekdes? Kenapa tidak bilang dari tadi?", Bu Rini melongo mendengar mereka sudah tau masing-masing.

Ya bagaimana tidak kenal wong mereka pernah pacaran. Itu terjadi saat Renata kelas satu dua negeri Talang bertemu Adi yang menjadi vokalis band yang pentas di pensi SMA nya. Renata langsung jatuh cinta pada Adi yang membawakan lagu favorit nya, Akhirnya Ku Menemukan Mu dari Naff.

Meski hanya setahun berpacaran backstreet, mereka akhirnya memilih putus karena ketahuan bapak Renata, Endro Suparno, yang menginginkan putri nya menyelesaikan sekolahnya sampai kuliah.

Lepas putus, mereka loss kontak dan baru bertemu hari itu.

Ada berbagai perasaan bercampur aduk pada dada Renata dan Adi.

"Eh dulu kami berteman Bu Rini. Sudah lama sekali pokoknya.

Eh ayo Bu kita ke lokasi yang mau digarap. Tadi Pak Kades sudah memberikan pengarahan kepada saya", ujar Renata Suparno sambil segera berjalan menuju ke arah motor matic nya.

Adi yang hendak berjalan langsung di tarik tangan nya oleh Bu Rini.

"Benar cuma berteman mas?", selidik Bu Rini sambil tersenyum tipis. Seperti nya dia sudah mengendus aroma wangi sisa cinta dalam hubungan masa lalu Adi dan Renata.

"Iya Bu Bos, just friend. Nothing else matters", ujar Adi sambil tersenyum tipis dan segera mengenakan helm KYT putih nya.

"Pran pren mbelgedes kui..

Orang lain bisa kau kibuli mas, tapi tidak dengan nyonya Budi", Bu Rini mencebikan bibirnya ke arah Adi yang hanya cengengesan sambil tersenyum tipis.

Dua motor dan satu mobil itu segera melaju ke arah lokasi proyek pengaspalan jalan di desa Wanaraja. Sepanjang perjalanan itu, pikiran Adi seperti flashback pada masa lalu nya.

Saat tiba di lokasi proyek, mereka segera turun dari kendaraan masing masing.

"Ehm jadi begini Bu Sekdes,

Untuk teknis pelaksanaan pekerjaan nanti semua langsung di handel sama Mas Adi ini.

Jadi kalau ada apa-apa, Bu Sekdes bisa komunikasi langsung dengan Mas Mandor Proyek yang ganteng ini.

Tidak perlu langsung ke saya", seloroh Bu Rini yang disambut tawa kecil semua orang. Ada semburat merah pada wajah Renata.

Sementara Adi hanya cengar-cengir sendiri seakan tak percaya dengan apa yang sedang terjadi.

Bekerja bersama Renata.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ikuti terus kisah selanjutnya kak 😁

Yang suka silahkan tinggalkan jejak kalian dengan like 👍, vote ☝️, favorit ❤️ dan komentar 🗣️ nya agar author terus semangat menulis yah 😁

Selamat membaca 🙏🙏😁😁🙏🙏

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

ingat Adi .. km baru aja punya si kembar .. jadi sekarang anak mu tuh udh 4 ya di .. jngn cari gara2 lagi deh ya .. ingat anak2 dan istri mu yg cantik itu .. !!

2024-05-16

0

Safa Haura Chumairoh

Safa Haura Chumairoh

menikmati tiap jejak kata
tercium aroma rasa yang sempat tertunda

semoga tidak
masih kokoh bertahan demi keluarga

2022-10-08

1

Efrida

Efrida

walah playboy jg

2021-10-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!