Maya Kembali

Adi yang kepedasan karena sambel terong, langsung berlari ke showcase yang ada di depan kasir. Dengan cepat dia membuka showcase dan mengambil sebotol teh botol yang ada di sana.

Gluk Gluk Gluk..

Mata Adi sampai memerah dan keluar air mata. Sejak dulu dia memang tidak tahan pedas. Habis satu botol, Adi menarik nafas lega. Meski masih belum meredakan pedas di mulut nya, tapi sudah berkurang tidak seperti tadi.

Sedikit merasa lega, Adi melangkah kembali ke tempat makan siangnya dengan Renata sambil menenteng botol teh yang sudah kosong.

Renata tersenyum manis saat Adi kembali ke private table nomor 8 itu.

"Masih gak kuat pedas mas?", tanya Renata sambil menyuapkan secuil bebek goreng ke mulut nya.

"Ya masih lah, ini kan bawaan dari lahir.

Edan pedesnya, tak kira kalau pedesnya hanya sedikit eh ternyata bikin mulut seperti terbakar", gerutu Adi sambil duduk di tempatnya tadi.

"Lah mas sudah tau gak suka pedas, kenapa juga pilih sambel terong itu?", Renata tersenyum tipis.

"Lha biasanya pedesnya cuma ukur-ukur (sedikit), gak seperti ini.

Heran deh, apa koki nya gila pedas kali ya?", ujar Adi sambil menyobek daging ayam bumbu kuning nya. Pria itu segera memasukkan daging ayam itu ke mulutnya. Lumayan buat mengurangi rasa pedas yang masih terasa di mulut nya.

"Ya gak gitu mas, gak semua menu disini pedas nya kayak gitu. Cuma kalau sambel terong disini memang menyengat.

Tak pikir mas sudah berubah menjadi penggemar masakan pedas, makanya tadi ku biarkan saja memilih sambel terong itu.

Ya kalau tau masih gak suka pedas, ya pasti aku larang lah mas", ujar Renata segera.

Mereka terus menikmati makanan yang tersaji di depan nya. Adi kemudian memesan lagi dua es jeruk untuk menyegarkan mulut mereka.

Mandor ganteng itu kemudian melirik jam tangannya. Sudah menunjuk angka 12.49

Dia segera bergegas berdiri dan melangkah menuju ke arah meja kasir.

Renata yang melihat itu, langsung ikut menuju ke arah meja kasir yang di tunggu seorang wanita berumur 30 an.

"Berapa Mbak?", tanya Adi sambil membuka tas kecilnya.

"Private table nomor 8 ya pak?..

Sebentar saya hitung dulu", ujar si mbak kasir sambil memandang kearah layar laptop yang ada di depannya.

"Semuanya 78 ribu pak, sudah termasuk teh botol dan dua es jeruk tadi", sambung si mbak kasir itu segera.

Saat Adi hendak mengeluarkan duit, Renata lebih dulu mengulurkan uang 100 ribu pada si mbak kasir.

"Apaan sih Ren?", ujar Adi sambil memandang kearah Renata.

"Yang ngajak makan kan aku mas, jadi yang bayar ya aku lah", jawab Renata dengan santainya.

"Leh aku masih sanggup bayar kog. Lagian yang cowok kan aku, masak cowok makan di bayari cewek.

Gak lah gak bisa.

Mbak, itu duitnya dia balikin saja. Ini mbak ambil", Adi mengulurkan duit 100 ribu pada mbak kasir itu.

Si mbak kasir jadi kebingungan melihat dua orang itu berebut untuk membayar makanan mereka.

"Pak Buk,

Biar adil gimana kalau masing-masing membayar makanan nya? Biar tidak menjadi keributan", ujar si mbak kasir sambil tersenyum tipis.

Adi segera sadar bahwa mereka sudah menjadi pusat perhatian para pengunjung lesehan itu. Akhirnya dia membiarkan Renata yang membayar, tapi sebelum Renata beranjak, dengan cepat Adi memasukkan duit 100 ribu nya ke tas Renata.

"Eh apa ini mas?", tanya Renata kemudian.

"Aku ogah makan di bayari cewek. Itu buat pengganti duit mu", jawab Adi sambil berlalu menuju ke arah tempat parkir.

Renata segera bergegas menyusul Adi.

Segera Adi memakai helm KYT putih nya, dan jaket kulit busana kebesaran nya.

"Mas langsung pulang?", tanya Renata sambil memakai helm retro style nya.

"Masih jam segini, nanggung lah. Mau ke lokasi proyek drainase saja", jawab Adi sambil memasang tas ransel punggungnya.

"Loh mas ngerjain berapa proyek sih?", tanya Renata kemudian.

"Cuma dua yang jalan. Tiga dengan yang Wanaraja", jawab Adi seraya memakai sarung tangan nya.

"Wihh hebat dong.

Besok kalau ke Wanaraja lagi, kabar kabar ya mas", Renata memasang senyum manis nya.

"Iya, nanti aku kabari.

Ya udah, aku berangkat kerja dulu", ujar Adi sambil menaiki motor Vixion kesayangannya.

"Iya mas, hati-hati ya", Renata melambaikan tangannya.

"Wassalamu'alaikum", Adi men-start motor nya.

"Walaikumsalaam", jawab salam dari Renata.

Motor Adi segera melaju meninggalkan tempat itu menuju ke lokasi proyek drainase yang di garap Antok. Renata terus menatap ke arah Adi yang kemudian menghilang di keramaian jalan kecamatan Talang.

Setelah itu, Sekdes Wanaraja itu segera melajukan motornya menuju ke arah kantor desa Wanaraja.

Usai memarkir motornya, Renata berjalan menuju ke ruangan nya. Kaur Pelayanan Umum Desa Wanaraja, Wati sudah menunggu kedatangan nya.

"Mbak Ren,

Baru makan siang bersama siapa hayo?", selidik Wati sambil tersenyum penuh arti.

"Hahhhhh..

Ah enggak kog", muka Renata langsung memerah mendengar ucapan Wati. Persis anak kecil yang ketahuan mengambil permen di kantin sekolah tanpa membayar.

"Eleh alasan..

Enggak apanya coba? Nih aku punya buktinya", Wati menyodorkan ponsel pintar nya ke depan Renata.

Di situ terlihat Renata sedang makan bersama Adi. Muka Renata langsung semburat merah menyala.

"Eh kog bisa ada di galeri mu Mbak? Dapat dari mana?", tanya Renata sedikit gugup.

"Nah ngaku sekarang, hayo siapa ini Mbak Ren? Kalau mbak jujur, nanti tak hapus foto ini", ujar Wati sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Itu hanya teman, kami hanya makan siang bersama. Swear deh", Renata mengacungkan dua jari telunjuk dan jari tengah nya.

"Lha kog bisa ketemu? Gimana ceritanya Mbak Ren?", Wati masih saja kepo.

"Lha dia kan garap pekerjaan proyek pembangunan jalan di Wanaraja, tepat nya di Tawang mbak", jawab Renata sambil tersenyum tipis.

"Oh alah, ternyata dia to orang proyek nya. Pantes aja semangat banget waktu di suruh pak Kades buat dokumentasi pekerjaan nya", ujar Wati dengan senyum mencibir ke arah Renata.

"Hehehehe, lha kebetulan juga dia teman lama aku mbak, makanya tadi makan siang bareng gitu", Renata lantas menata tas nya di laci mejanya.

"Wasyeeekkk..

CLBK ya Mbak Ren?", gurau Wati yang membuat Renata merona wajah nya.

"Apaan sih mbak?

Dia hanya teman biasa kog", jawab Renata yang mulai melanjutkan pekerjaannya.

"Dari temen bisa jadi demen loh mbak hehehehe", Wati terus meledek Renata.

"Aih anak kecil jangan nakal.

Fokus pada pekerjaan dulu, jangan mikir cinta", Renata segera membuka file yang sudah menjadi tugas nya.

Saat Wati tidak memperhatikan nya, Renata diam diam membuka galeri foto ponselnya. Senyumnya merekah melihat foto Adi.

Sementara itu Adi sepanjang siang itu, menunggu pekerjaan drainase. Antok tampak bersemangat untuk bekerja.

Saat Adi sedang merokok, tiba tiba ponsel pintar nya berbunyi nyaring. Adi buru buru mengangkat telepon karena tertera nama Bos Alex disana.

Adi : Assalamualaikum bos. Ada yang bisa di bantu?

Alex : Walaikumsalaam Di. Tolong kamu ke kantor sekarang ya. Ada perlu nih.

Adi : Ada apa bos? Tumben ada perlu.

Alex : Udah kesini dulu. Penting pokok nya. Oke tak tunggu ya. Wassalamu'alaikum.

Adi : Walaikumsalaam.

Adi segera menutup telponnya.

Hemmmm

'Ada apa dengan bos Alex? Tumben banget pakai rahasia segala', batin Adi sambil memakai helm nya.

"Tok,

Aku ke kota dulu. Ada perlu dengan bos Alex", pamit Adi pada Antok.

"Assiaapp boskuh. Hati hati di jalan bos", jawab Antok segera. Adi mengacungkan jempol nya dan melajukan motornya menuju ke arah kota Patria. Tujuannya ke arah kantor CV Barata Konstruksi yang ada di timur kota Patria.

20 menit kemudian, Adi sudah sampai di kantor CV Barata Konstruksi. Setelah melepas helm nya, Adi meninggalkan motor nya yang terparkir rapi di halaman samping kantor itu.

Mata Adi langsung terbelalak lebar saat melihat seorang perempuan yang duduk di sofa ruang tamu kantor CV Barata Konstruksi.

"Ma-maya???", Adi tergagap berbicara.

"Hai Mas Adi,

Lama tidak bertemu. Gimana kabar nya?", ujar Maya sambil tersenyum tipis.

"Baik kog. Kamu ngapain disini?", tanya Adi kemudian. Teringat kejadian kemarin, membuat Adi takut dekat dengan Maya. Bukan takut akan kegilaan nya, tapi takut jika Maya memberikan jampi jampi lagi seperti tempo hari.

"Ya kangen suasana kantor saja. Kan sudah setahun tidak menginjakkan kaki di kantor ini", Maya tersenyum tipis.

"Oh...", Adi ber-oh ria sambil manggut-manggut. Untuk menghilangkan kegugupan, Adi segera mengeluarkan sebungkus rokok Diplomat dari tas kecilnya dan mengambil sebatang rokok lalu menyulutnya.

Tak berapa lama kemudian, bos Alex muncul dari lantai 2 bangunan kantor CV Barata Konstruksi. Melihat Adi sudah datang, lelaki flamboyan itu segera mendekati Adi kemudian menarik tangan Adi menuju ke ruangan nya.

"Ada apa bos?", tanya Adi penasaran.

"Sssttt..

Jangan keras-keras ngomong nya. Nanti kedengaran sama Maya", jawab Alex sambil meletakkan jari telunjuk di depan bibir nya.

"Gini Di,

Tuh si Maya kan sudah sembuh. Kata psikiater nya, gangguan kejiwaan nya bisa cepat teratasi jika dia berada di lingkungan yang mendukung.

Nah, mulai besok atas permintaan ayah, dia akan bekerja lagi disini.

Aku minta saran dari kamu nih, sebaiknya aku harus ngapain? Aku tidak mau Maya mengacaukan sistem kerja kita yang lancar jaya seperti ini. Aku pusing nih", imbuh Alex kemudian. Dia pusing tujuh keliling karena permintaan ayahnya.

"Lha kalau sudah jadi permintaan Pak Dedy, bos bisa apa? Toh Maya juga sudah dinyatakan sembuh kan bos?", Adi hanya tersenyum saja.

"Tapi apa dia nanti gak mengacau seperti kemarin Di? Kasih solusi dong", ujar Alex memelas.

"Ya kasih saja dia tugas yang ringan saja bos, jangan pada tugas penting. Dan satu hal lagi yang harus bos ingat", Adi menatap wajah Alex dengan penuh peringatan.

"Apa itu Di?", tanya Alex penasaran.

Adi tersenyum tipis melihat tingkah Alex.

"Jangan pernah suruh aku untuk berdekatan dengan Maya, bos.

Aku ogah!".

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ikuti terus kisah selanjutnya kak 😁

Yang suka silahkan tinggalkan jejak kalian dengan like 👍, vote ☝️, favorit ❤️ dan komentar 🗣️ nya agar author terus semangat menulis yah 😁

Selamat membaca 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Safa Haura Chumairoh

Safa Haura Chumairoh

semakin ke sini semakin menarik ceritanya...

semoga pak mandor tetep inget anak istrinya di rumah

2022-10-08

1

Isdi Cyank

Isdi Cyank

nnt fotonya viral, kyk dulu sm indri.
laki" yg romantis dulu skrg lagi makan breng cwek lain. bisa nangis kejer indri

2021-07-23

2

Devi Wulandari

Devi Wulandari

iya bener mas adi...jangan deket deket 🤣🤣🤣
sm renata jg jgn deket deket mas adi..nnti kenak jampi jampi jg 😂😂😂

2021-07-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!