Dengan sedikit terburu-buru, Adi mengegas motor Vixion kesayangannya menuju ke sekolah Dhea.
Di depan pintu gerbang sekolah, beberapa ibu muda tampak berkerumun.
"Loh ayah e Dhea,
Selamat pagi Mas Mandor", ujar seorang ibu muda dengan dandanan menor yang bernama Dini saat Adi menurunkan Dhea dari motor Vixion Adi.
"Oh enggeh. Selamat pagi ibuk ibuk", jawab Adi dengan sopan.
"Mas mandor proyek pagi pagi sudah klimis aja nih.. Mau berangkat kerja mas mandor? ", tanya si Dini dengan kekepoannya yang hakiki.
"Enggeh mbak..
Saya permisi dulu nggeh", ujar Adi setelah Dhea salim sambil mencium punggung tangan ayahnya.
Bocah kecil itu segera berlari menuju ke dalam kelas sekolah nya.
Motor Vixion Adi terus meluncur meninggalkan sekolah Dhea menuju ke sekolah Cinta. Sesampainya di sekolah Cinta, putri kecilnya itu segera melompat turun dari jok belakang motor Adi. Setelah salim, Cinta segera mengulurkan tangannya.
"Tambah sangu nya Yah", ujar Cinta sambil tersenyum tengil.
Adi hanya tersenyum tipis sambil merogoh tas kecilnya dan memberikan selembar uang 5 ribu pada putrinya itu.
Cinta tersenyum dan segera menyambar uang itu kemudian berlari menuju ke arah kelas sekolah nya.
Adi menstart motor nya kemudian melajukan motornya menuju ke kantor CV Barata Konstruksi di kota Patria.
Setelah 25 menit, Adi sampai di kantor CV Barata Konstruksi. Segera Adi memarkir motornya di area parkir kantor.
Setelah melepas helm KYT putih nya, pria tampan itu segera bergegas menuju ke dalam kantor CV Barata Konstruksi. Disana sudah menunggu Bu Tiara selaku direktur CV Mutiara, Alex selaku direktur CV Barata Konstruksi dan Joni selaku direktur CV Perkasa.
"Selamat pagi para bos besar", ucap Adi sambil tersenyum tipis.
"Ehh ini dia orangnya.
Selamat pagi mas Adi", ujar Bu Tiara sambil tersenyum manis.
Adi segera menyalami mereka bertiga kemudian duduk di kursi yang ada di area rapat koordinasi konsorsium pengerjaan proyek pembangunan sabo dam di sungai Lesa.
"Maaf jika kedatangan saya sedikit terlambat", ujar Adi sambil duduk di salah satu kursi yang ada di ruang kerja direktur CV Barata Konstruksi.
"Gak papa mas, aku juga baru sampai kog", ujar Bu Tiara dengan senyum manisnya.
Mereka segera memulai membahas tentang rencana pembangunan. Setelah hampir satu jam rapat, akhirnya diputuskan bahwa Adi yang mengerjakan pekerjaan sabo dam itu. Joni dan Alex hanya mengiyakan karena semua keputusan ada di pemegang saham mayoritas konsorsium mereka, CV Mutiara.
Untuk suplai material, CV Barata Konstruksi akan bekerjasama dengan CV Perkasa, dengan dua pelaksana yaitu Andis dari CV Barata selaku penerima, dan Yoyok dari CV Perkasa selaku controller.
Untuk leveransir bahan, CV Mutiara akan memakai dua leveransir bahan bangunan, UD Setya dan UD Sumber Rejeki.
Setelah semua beres, Adi lalu menyampaikan sesuatu hal yang harus dilakukan.
"Maaf ya bos,
Kita semua ini hanya orang awam, ada sesuatu yang diluar logika yang mendiami di wilayah tertentu.
Begitu diputuskan untuk memulai pekerjaan, mohon untuk melakukan selamatan di tempat pekerjaan. Bukan apa-apa, tapi menghormati kearifan lokal masyarakat juga bisa membantu kelancaran pekerjaan kita", ujar Adi sambil tersenyum.
"Aku setuju usulan mu Mas Mandor,
Memang kita tidak bisa mengabaikan hal demikian", ujar Joni sembari manggut-manggut.
Bu Tiara pun setuju dengan pendapat Joni, pun Alex mengiyakan.
Usai rapat beres, Adi mohon diri untuk ke kamar mandi yang ada diluar ruang rapat. Dari tadi dia menahan pipisnya.
Usai dari kamar mandi, Bu Tiara sudah menunggu Adi di depan pintu kamar mandi. Ada senyum aneh menghiasi wajah Bu Tiara.
"Monggo Bu Tiara, silahkan", ujar Adi mempersilakan perempuan itu.
Wanita cantik itu tersenyum tipis saja dan segera masuk ke kamar mandi. Tak berapa lama kemudian dia sudah kembali ke ruang rapat.
Jam sudah menunjukkan pukul 9.30
Begitu rapat selesai, Bu Tiara meminta Adi untuk ikut ke kantor nya mengambil stempel CV Mutiara yang tertinggal. Tanpa curiga, Adi segera masuk ke mobil Fortuner hitam milik perempuan itu.
Sepanjang perjalanan, Bu Tiara beberapa kali mencuri pandang ke arah Adi yang duduk disampingnya.
Begitu sampai di kantor CV Mutiara, Bu Tiara segera keluar dari mobilnya dan menuju ke ruang pribadi nya. Adi mengekor di belakangnya.
Di kantor CV Mutiara terlihat sepi. Hanya ada seorang perempuan muda yang tampak nya adalah sekretaris Bu Tiara.
Bu Tiara mengedipkan matanya pada sekretaris nya itu, dan perempuan itu segera mengangguk mengerti.
"Mau minum apa mas?", tanya Bu Tiara saat mereka sudah sampai di ruangan direktur CV Mutiara.
"Apa aja Bu, yang penting dingin", ujar Adi sambil tersenyum tipis.
Bu Tiara segera keluar dari ruang kerjanya. Tak berapa lama kemudian dia kembali sambil membawa dua gelas yang berisi es teh.
Adi yang kebetulan sedang haus, langsung menenggak es teh itu segera. Bu Tiara tersenyum simpul melihat itu.
Perempuan itu segera membuka jas nya.
"Maaf ya Mas, AC nya sedang rusak. Sudah dua hari teknisi nya belum juga datang, padahal sudah laporan dari kemarin", ujar Bu Tiara dengan senyum manisnya. Perempuan cantik itu sedikit menunduk mencari sesuatu di laci mejanya dan kemeja putih longgar perempuan itu memamerkan sepasang bukit putih disana.
Adi langsung menahan nafas.
Dia yang sudah lama berpuasa, merasakan sesuatu yang sudah lama ingin lepas dari tubuhnya.
"Ya gak apa-apa kog Bu", ujar Adi sambil berusaha mengalihkan pandangannya ke arah hiasan dinding yang terbuat dari kayu.
Bu Tiara terus mengutak-atik laci mejanya.
"Nyari apa Bu?", tanya Adi kemudian.
"Stempel CV Mutiara mas, kog tidak ada ya?
Padahal kemarin ada disini", ujar Bu Tiara dengan memamerkan gigi putih nya.
"Barangkali ketlisut Bu..
Coba cari lagi deh", ujar Adi sambil menenggak es teh nya.
Libido Adi tiba-tiba saja naik, apa lagi Bu Tiara dengan sengaja memancing perhatian Adi pada bagian tubuhnya yang seksi.
Adi merasakan hawa panas pada tubuhnya.
Walaupun dengan sekuat tenaga Adi menahan, tapi ada yang tidak mau berkompromi.
Melihat muka Adi yang merah padam menahan sesuatu, Bu Tiara tersenyum simpul. Perlahan dia mendekati Adi.
"Kau kenapa mas?
Sakit?", ujar Bu Tiara yang segera mengelus dahi Adi yang tampak berkeringat dingin.
"Ti-tidak apa apa Bu, aku tidak apa-apa kog", ujar Adi sambil berdiri dari tempat duduknya.
Perempuan cantik itu tersenyum simpul dan dengan cepat dia segera mencium bibir Adi. Mendapat serangan cepat itu, Adi tidak bisa menghindar.
Bu Tiara dengan buas memagut bibir Adi dengan rakusnya.
Adi berusaha untuk menolak, tapi di sisi lain ada yang membuat dia menahan diri untuk menerima ciuman bibir Bu Tiara.
Saat sampai di titik puncak, tiba tiba ponsel Bu Tiara berbunyi nyaring.
Perempuan cantik itu segera melepaskan ciumannya dan menoleh kearah ponsel pintar nya itu. Tertera nama Mas Richard disana.
Buru-buru Bu Tiara mengangkat telponnya.
📞
"Pagi mas,
Tumben pagi-pagi nelpon aku. Ada apa mas?", tanya Bu Tiara segera setelah menata nafas nya yang sempat ngos-ngosan tadi.
"Ada kerjaan di Kabupaten Patria, beib...
Setengah jam lagi aku sampai di kantor mu", ujar suara berat di seberang telepon.
"Hahhhhh?!!
Kog ndadak banget mas? Biasanya kabar kabar dulu", ujar Bu Tiara dengan ekspresi kaget.
"Kan kejutan beib.
Ya udah aku nyetir sendiri nih. Ntar lagi sampai kog.
Dah sayang", ujar suara berat dari seberang telepon yang ternyata adalah suami siri Bu Tiara.
Ceklek...
📞
Bu Tiara segera membenahi pakaiannya dan segera menarik tangan Adi keluar dari ruang kerja nya.
"Sofi...
Antar mas ini ke kantor CV Barata Konstruksi. Sekarang", teriak Bu Tiara segera.
Sofi, sekertaris CV Mutiara segera mengangguk mengerti.
"Mas Adi, besok kita bicarakan lagi ya. Sekarang Mas Adi sebaiknya kembali ke Bos Alex dulu", usir Bu Tiara dengan senyum manisnya.
Adi yang baru terbebas dari cengkeraman perempuan itu segera melangkah keluar dari kantor CV Mutiara diantar Sofi sambil menarik nafas lega.
Dengan menggunakan motor matic, Sofi mengantar Adi ke kantor CV Barata. Sepanjang perjalanan mereka tidak saling bicara.
Sesampainya di kantor CV Barata Konstruksi, Adi langsung turun dari motornya Sofi. Tanpa basa-basi, Sofi segera memutar motornya dan meninggalkan kantor CV Barata Konstruksi.
Kedatangan Adi membuat Andis dan Agung menatap wajah Adi yang kusut.
"Kog kusut gitu kenapa mas?", tanya Agung yang penasaran.
"Iya mas, berangkat tadi semangat banget. Pulang malah seperti cucian belum di setrika gitu", timpal Andis kemudian.
"Kalian gak ngerasain sih", gumam Adi dengan bersungguh-sungguh.
"Ngerasain apa mas?
Es teh, es kopi, jeruk hangat atau es kopyor?", tanya Agung yang tumben banget banyak bicara.
"Otak mu isinya makanan terus Gung, pantes tubuh mu bulat kayak bola voli", cibir Adi sambil tersenyum tipis.
"Lha habis apa mas? Buruan kasih tau", Agung terus mengejar kekepoannya.
Adi mendengus keras kemudian menoleh ke arah Agung.
"Ngerasain gimana rasanya lepas dari cengkeraman serigala betina".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dukung author terus semangat menulis kelanjutan cerita ini dengan like 👍, vote ☝️, favorit 💙 dan komentar 🗣️ nya yah 😁
Satu dukungannya sangat penting bagi author loh 😁😁
Selamat membaca kak 🙏 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Fatur Rohman
nanggung ...
2022-11-02
1
Patar
feel
2022-06-05
0
Rei Artini
tar di tinggal bini baru tau rasa lu mandor..murahan jd cowok mau aja di sosor..
2021-12-30
0