Lima Tanda Merah

Yaka dan Rendra menggeliat mendengar ucapan Indri. Dua bocah kembar itu seakan mengerti dengan apa yang di omongkan ibu mereka.

Usai hajat di bacakan dan doa dilantunkan, Adi membawa air kembang telon ke tempat batur bayi di depan teras yang dipasangi lampu. Mandor proyek itu segera menyiramkan air kembang telon itu kesana.

Didalam rumah, para tamu undangan mulai membagi nasi dan lauk pauk yang disediakan. Pak Sukadi membagi nasi dan Paijo membagi lauk dan sayur. Mereka kompak saling bahu membahu agar berkat selamatan terbagi rata.

Adi segera mengulurkan dua bungkus rokok Surya 16 pada mereka. Tak lupa dua kardus minuman teh gelasan yang di beli Nita tadi siang juga turut di bagikan.

"Mas Adi,

Warisannya ada berapa?", tanya Pak Sukadi pada Adi.

"Cuma tiga Pak Kadi, itu saja sudah cukup", jawab Adi sambil tersenyum.

Pak Sukadi manggut-manggut tanda mengerti.

Setelah semua berkat di bagikan, Kyai Harun segera berkata," Sholu 'ala Nabi Muhammad"..

Langsung para tamu undangan melantunkan sholawat nabi sebanyak tiga. Adi selaku tuan rumah langsung menyalami para tamu undangan yang satu persatu mulai undur diri.

"Di, ini warisan untuk siapa?", tanya Bu Siti yang melihat tiga bungkus nasi berkat.

"Satu untuk Yu Sih Buk, lainnya untuk mas Wawan dan Mas Hari", jawab Adi segera.

Bu Siti tersenyum tipis. Adi rupanya memikirkan dua saudaranya juga, batin Bu Siti yang segera berlalu menuju ke dapur untuk mengambil kantong plastik untuk wadah nasi berkat.

Yu Sih, Narsih dan Bu Sarmi segera melipat tikar yang menjadi alas acara selapanan Rendra dan Yaka. Indri yang baru saja menidurkan bayi kembar nya, bergegas keluar dari kamar tidur.

"Mas, maem yuk...

Lapar nih", ujar Indri sambil menarik tangan suaminya itu menuju ke dapur. Adi pasrah saja. Dia juga lapar karena sepulang kerja tidak sempat makan karena sibuk menyiapkan tempat untuk acara selapanan itu.

Di dapur, Cinta dan Dhea juga sedang makan. Dua gadis cilik itu sibuk menggerogoti tulang ayam. Cinta menyantap ceker ayam, sedangkan Dhea makan leher ayam.

"Duh sedapnya..

Ayah gak di kasih nak?", ucap Adi yang membuat Dhea dan Cinta langsung menoleh.

"Itu masih banyak Yah,

Mau Cinta ambilkan?", tawar Cinta yang terus melanjutkan aktivitasnya.

"Terimakasih anak ayah, nanti ayah ambil sendiri", jawab Adi sambil tersenyum simpul.

"Ayah mau kepala ayam?", Dhea mengulurkan sepotong kepala ayam lengkap dengan lehernya.

"Mau nak, tapi ayah mau nemani ibuk kalian makan. Lanjut aja makannya", ucap Adi sambil mengelus kepala Dhea.

Indri hanya tersenyum saja menatap interaksi suami dan anak-anak nya itu. Perempuan cantik itu segera mengambil sepiring nasi dan mengambil sisa urap sayuran serta dua potong ayam bumbu kecap.

Dengan mesra, Indri menyuapi Adi di meja makan. Bu Sarmi dan Bu Siti yang baru dari depan tersenyum simpul melihat ulah mereka berdua.

"Liat jeng anakmu, tetap saja lengket kayak perangko sama suaminya meski sudah beranak", ujar Bu Siti pada Bu Sarmi yang berdiri di samping nya.

"Iya Jeng, Adi memang pintar membuat Indri meleleh dengan kasih sayang nya.

Semoga mereka selalu rukun ya Jeng", sahut Bu Sarmi sambil tersenyum simpul.

"Aamiin Jeng, Aamiin ya robbal alamiin", Bu Siti mengamini ucapan Bu Sarmi.

Malam itu mereka benar-benar terlihat bergembira. Narsih di jemput Wawan jam 8 malam, sedangkan Bu Sarmi di jemput besok pagi.

Malam semakin larut. Semua sudah tidur di kamar masing-masing. Adi yang baru membalas pesan di aplikasi WA, meletakkan ponsel pintar nya di dalam tas kecilnya. Pria itu menata selimut nya.

Indri melihat kedua putranya sudah lelap tertidur, beringsut turun ke arah kasur tidur Adi.

Adi yang baru memejamkan mata, terkaget sejenak saat merasakan ada yang memepet tubuhnya. Begitu melihat Indri, Adi tersenyum simpul.

"Kau kenapa yank? Gak bisa tidur?", tanya Adi berusaha menyembunyikan senyumnya.

"Aku kasihan sama Mas, punya istri tapi tidur selalu sendiri", jawab Indri sambil tersenyum penuh arti.

"Sudah resiko kalau pengen punya anak Yank, apalagi pas melahirkan. Harus banyak berlatih kesabaran", ujar Adi sambil menata bantal nya agar Indri bisa merebahkan kepalanya.

"Kangen aku mas", Indri menatap wajah tampan Adi.

"Kangen apanya Yank? Kan kita tidak pernah jauh juga", tanya Adi sedikit keheranan.

"Kangen tidur di pelukan Mas lah.. Hampir 3 bulan mas tidur sedikit menjauh dari ku", jawab Indri dengan nada melas nya.

"Lha kan kemarin juga demi melahirkan dua jagoan ganteng kita itu, habis itu kamu nifas. Kamu pikir aku betah gitu tidur gak memeluk tubuh mu Yank?

Aku ngempet loh", sahut Adi sambil senyum-senyum mesum.

"Kan sudah selesai mas, makanya aku pengen tidur di pelukan Mas", ucap Indri dengan memerah wajahnya.

"Gak pengen yang lain Yank?", tanya Adi berusaha mendekatkan wajahnya ke wajah cantik Indri. Walaupun sekarang Indri lebih berisi, tapi perempuan itu justru terlihat lebih cantik dengan pipi chubby nya.

"Mas pengen ya?", Indri balik bertanya kepada Adi.

Adi tidak menjawab melainkan menarik tangan kiri Indri ke bawah selimut yang menutupi bawah perut Adi.

Indri langsung merona merah wajah nya.

"Sudah tau masih tanya. Eh Yank, aman kan?", tanya Adi kemudian.

"Aman, setelah melahirkan kan langsung dipasang IUD oleh dokter nya mas", jawab Indri dengan memerah wajahnya.

Adi langsung tersenyum lebar.

Perlahan dia mendekatkan bibirnya ke bibir Indri. Sedetik kemudian lidah Adi sudah mengeksplorasi rongga mulut Indri.

Dan begitulah..

Malam itu Adi melepaskan puasanya selama hampir dua bulan setengah. Indri melayani kebutuhan rohani sang suami dengan penuh cinta.

Saat ronde kedua hampir selesai, tiba-tiba saja Yaka bangun dan menangis.

"Mas, dilanjut nanti ya. Anak kita bangun", ujar Indri yang berusaha menghentikan gerakan Adi.

"Nanggung Yank, aku cepetin deh", Adi segera mempercepat aktivitas nya. Dan...

Uhhhhh...

Adi kembali melepaskan siraman air cinta ke rahim Indri. Perempuan cantik itu tersenyum simpul dan segera bergerak cepat kearah kasurnya. Dia segera menyusui Yaka agar tangisan bayi itu tidak membangunkan para penghuni rumah yang lain.

Adi cengar-cengir menatap ke arah Indri yang tengah menyusui Yaka.

"Yank...", panggil Adi pada Indri. Perempuan cantik itu segera menoleh ke arah Adi.

"Iya mas, ada apa?" tanya Indri seraya menatap ke arah suaminya.

"Aku mencintaimu Yank", jawab Adi sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Aku juga mencintaimu mas.

Jangan tidur dulu ya mas, kita belum selesai loh", Indri mengerling ke arah Adi yang senyum senyum terus.

"Oke deh Yank", Adi mengacungkan jempol tangan kanannya ke arah Indri.

Setengah jam kemudian, Yaka tertidur pulas. Indri segera menidurkan bayi laki-laki tampan itu di sebelah saudara kembarnya.

Setelah yakin Yaka sudah tidur, Indri segera menyusul Adi ke kasur nya lagi.

"Sudah siap Yank?", tanya Adi saat istri nya itu masuk ke dalam selimut nya.

Tanpa menjawab, Indri langsung mengalungkan tangannya ke leher Adi dan menariknya.

Malam itu mereka kembali memadu cinta. Mereka benar benar seperti melepas dahaga cinta. Adi perkasa di ranjang, dan Indri melayani sang suami dengan penuh kasih.

Malam itu mereka bercinta sebanyak 4 kali.

Kumandang adzan subuh bergema dari mushola Kyai Harun. Seperti biasa, suara Kang Ali muadzin mushola itu begitu merdu membangunkan penduduk di kampung Mande.

Indri menggeliat mendengar kumandang adzan. Perempuan cantik itu segera menoleh ke arah suaminya yang nampak nyenyak tidur setelah bertarung 4 ronde melawannya.

"Mas bangun mas..

Sudah subuh ini mas", Indri menggoyangkan tubuh Adi. Mandor proyek itu perlahan membuka mata nya.

"Apa yank?", tanya Adi berusaha memulihkan kesadaran nya.

"Subuh mas subuh", jawab Indri sambil tersenyum simpul.

"Hah imbuh ( lagi ) yank?

Hemmmm hayuk lah", jawab Adi sambil memeluk tubuh istri nya itu.

Adi segera menciumi leher sang istri. Indri mulanya berusaha menolak keinginan sang suami tapi lama kelamaan dia terpancing juga. Sentuhan Adi benar benar membuat nya melayang. Jadilah pagi itu mereka bercinta untuk kelima kalinya. 5 tanda merah di leher Adi menjadi saksi hubungan antara mereka.

Usai ronde kelima, Adi ketiduran lagi. Indri dengan cepat menuju ke arah kamar mandi untuk mandi besar. Usai mandi perempuan itu segera menunaikan ibadah sholat subuh karena dia sudah bersih nifas nya saat usia Rendra dan Yaka mencapai satu bulan.

Adi terbangun dari tidurnya saat Indri sholat subuh di rokaat kedua. Dengan senyum cerah, laki laki itu segera menuju ke kamar mandi dan segera mandi besar. Adi setengah berlari menuju ke kamar tidur nya karena waktu subuh sudah hampir habis. Segera dia menunaikan ibadah sholat subuh.

Usai sholat, Adi keluar dari kamar tidur nya dan menuju ke halaman rumah. Seperti biasa, dia menyirami tanaman yang ada di halaman rumah.

Sementara Indri menuju ke arah dapur untuk membuatkan kopi tubruk kegemaran Adi. Perempuan yang sangat dicintai Adi itu segera menuju ke arah depan sambil menenteng gelas kopi Adi.

"Mas, ini kopi mu", ujar Indri yang segera membuat Adi menoleh.

Dengan senyum bahagia, Adi melangkah menuju ke istri nya.

"Yank, makasih ya", ujar Adi seraya tersenyum manis.

"Tumben di buatkan kopi bilang makasih", Indri menatap wajah Adi yang terlihat cerah.

"Bukan buat kopi Yank, buat tadi malam..

Nanti malam lagi ya?", ucap Adi dengan senyum mesumnya. Indri langsung merona merah wajah nya.

"Ihhh maunya..

Gak janji lah ya", jawab Indri sambil tersenyum simpul dan berlalu menuju ke dalam rumah.

Pagi itu Adi memberikan 3 lembar duit merah untuk Bu Sarmi. Ongkos ngojek ke Desa Marga katanya. Bu Sarmi tersenyum melihat tingkah menantunya itu.

Usai Indri mengalami tangan Adi sambil mencium punggung tangan nya, Mandor proyek itu segera melajukan motornya menuju ke lokasi pekerjaan nya di Wanaraja. Mulai hari itu, Cinta dan Dhea diantar sekolah oleh Indri.

20 menit kemudian Adi sampai di lokasi pekerjaan nya di Desa Wanaraja.

Renata sudah menunggu kedatangan Adi. Mata perempuan cantik berkacamata itu terbelalak melihat 5 tanda merah di leher Adi.

'Ganas juga istri Mas Adi', batin Renata dalam hati.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ikuti terus kisah selanjutnya 😁

Yang suka silahkan tinggalkan jejak kalian dengan like 👍, vote ☝️, favorit 💙 dan komentar 🗣️ nya yah agar author terus semangat menulis kelanjutan cerita ini 😁

Selamat membaca 🙏🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Suyatno Galih

Suyatno Galih

imbu2 apa subuh yak, /Facepalm/

2024-01-15

1

Efrida

Efrida

heran ya th laki itu dah punya bini msh kegatelan...ya ampunnnn

2021-10-23

0

Anne Paendong

Anne Paendong

lanjuuutt...

2021-08-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!