Sampai di Puskesmas semua langsung pulang, Diana dan pak Adi sudah mendahului sedangkan Anisa masih memakai jaketnya bersiap menaiki motornya. Dokter Andre memanggil Anisa.
“Anisa… tunggu,” panggil Dokter Andre.
Anisa menoleh, “iya… Dok,” jawab Anisa.
“Saya mau minta maaf, tadi saya menyela pertanyaan mas Ais bukannya, saya bener-bener reflex menjawab.” Kata Dokter Andre.
“Ooo…iya Dok tidak apa - apa,” sebenarnya dalam hati Anisa masih agak kecewa, kenapa harus Dokter Adre yang menjawab dan bukan dia.
“O... iya Nis, tolong kalau kita lagi berdua panggil saja saya mas Andre oke…," ujar Dokter Andre.
“Tapi Dok saya tidak enak, saya sudah terbiasa panggil dengan sebutan Dokter," kata Anisa.
“Tolong Nis, saya hanya meminta kamu panggil saya mas Andre, jika kita hanya berdua saja, atau kamu mau saya minta panggil mas Andre meskipun ada banyak orang?," kata Dokter Andre.
“Nggak…nggak Dok, eh.. maksud saya mas Andre,” jawab Anisa agak canggung.
“Pulang yuk, hati-hati dijalan ya, chat saya kalau sudah sampai rumah,” kata Dokter Andre.
“Iya Dok, ehh…mas Andre.” Anisa salah panggil terus, karena belum terbiasa.
Dokter Andre tersenyum, “ tidak apa - apa Nisa, lama - lama pasti akan terbiasa, sudah jalan duluan sana keburu magrip.”
“Iya mas…, saya duluan ya...,” Dokter Andre mengangguk, Anisa menaiki motornya dan jalan pulang.
Sampai di rumah Anisa mandi dan menunggu waktu magrip, Anisa duduk di depan tv dengan ibunya, ada chat masuk di Hp Anisa.
“Saya tunggu chat kamu Nis, kok gak ngechat saya si..., saya kan sudah bilang sampai rumah chat saya.” Tulis Dokter Andre.
Ternyata Dokter Andre, Anisa lupa kalau di suruh chat Dokter Andre setibanya di rumah. Anisa langsung membalas chatnya.
“Maaf mas Andre tadi saya pulang langsung mandi, karena capek jadi lupa chat mas Andre,” kata Anisa.
“Nisa… ibu mau cerita," kata ibu.
“Iya bu cerita apa?,” jawab Anisa sambil memegang Hpnya, menunggu balasan chat.
“Tadi ibu pulang dianterin juniornya pamanmu, dia masih muda, anaknya baik banget , ramah, sopan, dia kebetulan main ke rumah pamanmu, ibu juga ikut ngobrol sama dia , habis shalat zuhur ibu pulang, ibu mau diantar pamanmu tapi tiba-tiba junior pamanmu menawarkan diri mengantar ibu," kata ibu bercerita.
“Terus.... ibu mau diantar cowok itu?," Anisa masih menanggapi biasa-biasa saja.
“Iya…ibu mau aja, pamanmu juga mengiyakan dan dia juga kebetulan mau keluar, jadi biar sekalian," kata ibu.
“Ooo…” jawab Anisa masih biasa saja, ketika ibunya menyebutkan nama barulah Anisa terkejut, Anisa langsung meletakkan Hp yang dia pegang.
“Tadi dia memberitaukan namanya, dia bilang namanya Ais.” Kata ibu.
“Apa bu? Siapa tadi namanya?,” tanya Anisa memastikan lagi.
“Ais, namanya Ais, kenapa nak kok terkejut gitu? Anisa kenal ya?," tanya ibu yan heran dengan ekspresi Anisa.
Anisa terdiam sejenak, dan berbica dalam hati, “kenapa ibu bisa bertemu dengan bang Ais, tapi gak heran juga si kan dia junior paman.”
“Eemm… iya bu Nisa kenal, dia pernah nolongin kakek-kakek jatuh, dibawa ke Puskesmas,” jawab Anisa.
Ibu tersenyum, “memang kelihatan dia anak yang baik.” Kata ibu.
Anisa ikut tersenyum, karena teringat senyum manisnya Ais, tiba - tiba Anisa tersadar, ia bicara dalam hati, “ya..., ampun apa yang aku fikirkan,” Anisa menepu - nepuk keplanya.
“Kenapa Nis, kok nepuk - nepuk kepala gitu kayak orang lagi pusing, mikirin apa?,” tanya ibu Anisa yang melihatnya
bertingkah aneh.
“Hehehe… gak ada bu, oiya sudah magrip bu, Anisa shalat dulu trus langsung istirahat ya bu.” Kata Anisa.
“Iya sudah magrip ya,” jawab ibu Anisa sambil mematikan tv.
Setelah shalat Anisa merebahkan badan di atas kasur, Anisa menatap langit - langit kamarnya, dia mulai berfikir dan berbicara sendiri dalam hati, sambil sesekali menarik nafas panjang.
“Dokter Andre memang baik, ramah, dan pintar, banyak cewek-cewek yang naksir sama dia, tapi sampai detik ini aku masih sebatas kagum padanya," kata Anisa dalam hati.
Anisa mengambil Hpnya, “Din aku mau tanya dong, menurutmu kagum dan suka itu satu hal yang sama atau berbeda??," tulis Anisa di chat.
Diana membalas chat Anisa, “kenpa? pasti ini soal kamu dan Dokter Andre ya?, menurutku kagum dan rasa suka itu hampir sama Nis, kalau suka itu mungkin melihat dari sisi fisik contoh kamu suka sama Dokter Andre karena dia ganteng, sedangkan rasa kagum itu lebih kepada kelebihannya, contoh kamu kagum dengan Dokter Andre karena dia dokter yang pintar di segala hal, kuran lebih begitu, nah beda lagi kalau rasa sayang, ini yang harus kamu cari tau, ada tidak rasa sayang itu ke Dokter Andre, meskipun banyak si berawal dari kagum, nikah trus muncul rasa sayang, mungkin kamu mau nyoba, Nis?."
“Yaa… ampun chat kamu udah kayak Koran aja Din,” balas Anisa.
“Lah katanya suruh jelasin ya… aku jelasin lah," jawab Diana.
“Iya... iya..., terima kasi sudah menjelaskan, hehe... ."
“Kamu yakin gak mau sama bang Ais aja NIs, kelihatannya kalian lebih cocok lo...,”
“Eh! ngomong - ngomong soal bang Ais, aku jadi ingat tadi ibuku bilang, waktu pulang dari rumah bibikku, ibu diantar sama bang Ais, aku terkejut awalnya, tapi aku fikir lagi gak heran juga kalau bang Ais ada disana, bang Ais kan junior pamanku.”
“Haaa… serius Nis?, tapi bang Ais belum tau kan kalau itu ibuk kamu?”
“Ya belum tau lah…, kan aku gak ada di rumah," jawab Anisa.
“Bang Ais kayaknya selangkah lebih maju dari Dokter Andre hahaha… ."
“Maksudnya...?, inget ya… aku masih tetap dengan pendirianku, oke!!.”
“Nis dengerin aku ya… aku kali ini serius, tatapan bang Ais ke kamu bener-bener beda lo Nis, dan perasaan orang
itu bisa berubah kalau Allah yang merubah, jadi jangan terlalu terbawa masa lalu terus, aku yakin Almahrum ayahmu juga tidak mau kamu seperti ini Nis.”
Lama Anisa terdiam tak membalas chat Diana.
“Kenapa gak balas Nis?, kamu marah?, Maaf deh bukan maksudku bikin kamu tersinggung Nis, udah lupain aja ya…,” kata Diana. Ia mengira Anisa marah karena perkataanya.
“Hehehe…, aku gak marah kok Din, makasi sudah mengingatkanku mungkin ada benarnya kata-katamu, cuma aku belum bisa sekuat ibukku yang mampu menerima resiko seperti itu, kehilangan ayahku masih terasa sampai sekarang.”
“Iya aku bisa mengerti Nis, ya sudah semangat-semangat jangan mewek, yuk bobok besok kita tugas lagi.”
“Sudah pasti semangat dong, oke! selamat bobok sampai ketemu besok Din.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments