Tak terasa hari sudah mulai sore waktunya untuk tenaga medis pulang, Anisa dan Tim mulai beres-beres alat dan obat-obatan, salah satu Pembina menghampir Dokter Andre.
“Sudah waktunya pulang Dok??," tanya pembina itu.
“Nggih pak, ini sudah siap-siap mau pulang,” jawab Dokter Andre.
“Besok yang jaga siapa Dok, masih tim ini atau lain lagi?”, tanya Pembina perkemahan.
“Untuk tim kesehatan yang berjaga masih sama pak, jadi kita yang akan terus jaga sampai acara perkemahan selesai,” jelas Dokter Andre.
“Ooo…begitu, saya kira ada gilirannya,” kata Pembina lagi.
“Kita bentuk satu tim saja pak supaya tidak mengganggu jadwal jaga di Puskesmas,” jelas Dok Andre lagi.
Sementara Dok Andre mengobrol dengan bapak Pembina, Anisa dan Diana membawa alat dan kotak obat yang sudah kita bereskan untuk dimasukkan ke ambulance.
Anisa dan Diana mulai berjalan, mereka melewati pintu masuk tempat Ais berjaga.
“Permisi bang,” kata Anisa dan Diana.
“Iya silahkan mbak,” jawab Ais.
Di dekat mobil ambulance sudah ada pak Adi.
“Sudah selesai mbak ??,” tanya pak Adi sambil membukakan pintu belakang ambulace.
“Iya pak sudah selesai, waktunya pulang lanjut besok lagi,” kata Anisa.
Anisa dan Diana memasukkan alat dan obat-obatan, mereka menunggu Dokter Andre yang masih terlihat mengobrol.
Anisa melihat ada dua motor masuk parkiran, mereka memakai pakain tentara, sepertinya teman Ais yang akan bergantian jaga, mereka lungsung menuju ke tempat Ais.
“Ya ampun mereka kok gagah-gagah ya Nis, jodohkan aku tuhan dengan salah satu dari mereka, Amiin…,” kata Diana.
“ Amiinnn….,” kata Anisa dan pak Adi secara bersamaan.
“Wahhhh…. Pak Adi ikut ngaminin tu din, biasanya kalok orang tua ikut ngaminin jadi manjur looo… doanya,” kata Anisa lagi
“Bener…bener…, makasiii…. Pak Adii….,” kata Diana.
“Dok Andre kok jadi lama ya ngobrolnya??,” tanya Diana..
“Iya, biasalah Dokter Andre kan kalok sudah diajak ngobrol ya gitu keasikan, kasi dah bentar lagi, kalok g selesai - selesai kamu samperin Din.”
Ais dan Rizal sudah bergantian jaga, mereka berjalan menuju parkiran, Anisa mencoba untuk bersikap biasa - biasa saja selayaknya orang yang baru kenal dan menganggap ajakan traktiran waktu itu tak pernah ada.
“ Kenapa mereka sepertinya menuju kesini ya,” kata Anisa dalam hati.
“Belum pulang Nisa,” tanya Ais.
“Belum bang lagi nunggu Dokter Andre masih diajak ngobrol sama bapak pembinanya, abang sudah selesai juga jaganya ??,” jawab Anisa.
“Iya sudah, nah ini Diana, kenalin ini temen abang namanya Rizal,” kata Ais memperkenalkan Rizal dengan Diana.
Bang Rizal menganggukkan kepala, “salam kenal ya, panggil bang Rizal aja, ini Nisa dan ini Diana ya,” kata Rizal menunjuk ke arah Anisa dan Diana.
“Iya bang salam kenal juga,” Diana menjawab sambil senyum senyum.
Akhirnya Dokter Andre datang, dia menyapa Ais dan Rizal, "sore bapak Tentara, ehh… saya enaknya panggil bapak apa mas ya, soalnya masih muda - muda,” kata Dokter Andre.
“Apa aja boleh Dok, Dokter juga masih muda mungkin kita seumuran Dok,” kata Rizal.
“Saya umur 26 tahun mas, mas-masnya brapa ??,” Dokter Andre memberitahu umurnya.
“Tu... kan sama persis kita juga umur 26 tahun Dok, kalok mbak-mbaknya umur brapa??,” kata Rizal menoleh kearah Anisa dan Diana.
“Kita sama-sama umur 22 tahun bang,” jawab Anisa.
“Ooo… pantas kelihatan mudaan dari kita hehehe….,” sambung Ais.
“Kayaknya ni saya tebak Dokter belum nikah ni ya??,” kata Ais yang terlihat seperti ingin tahu.
“Iya mas, bener banget saya belum nikah mas, tapi udah ada si yang saya suka nunggu waktu aja,” jawab Dokter Andre..
“Waahh… udah ada Dok, siapa Dok?, dari tenaga kesehatan juga Dok?, dari Puskesmas kita?, atau dari Puskesmas lain?, atau dari Rumah Sakit?,” tanya Diana, tak cukup satu pertanyaan yang Diana tanyakan karena penasaran juga.
“Ya ampun Diana!, gak bisa satu-satu apa tanyanya,” kata Anisa.
Dokter Andre tersenyum dan menjawab, “ iya dari tenaga kesehatan, untuk siapa dan dia kerja dimana dirahasiakan dulu ya karena dia juga belum tau kalok saya suka sama dia, hehehe… kok jadi curhat gini ya, maaf mas, oiya siapa nama mas - masnya.”
“Saya Ais dan teman saya Rizal, gak pa - pa Dok santai aja semoga berhasil ya Dok, Dokter Andre kan??, sambil melihat nametage Dokter Andre, kalau berhasil jangan lupa kita - kita di undang,” kata Ais sambil tersenyum.
Anisa mencolek tangan Diana memberi isyarat dan Diana langsung mengerti dengan isyarat Anisa.
“Eheemmm….ehemmm…, maaf Dok dan abang-abang karena sudah sore banget ni ya…, diakhiri dulu ya ngobrolnya, mungkin disambung lain waktu aja, kasihan juga sama pak Adi yang dari tadi nungguin, hehehe…” kata Diana. Pak Adi hanya tersenyum mendengar Diana.
“Oohh.. iya maaf ya saya suka gitu mas kalok keasikan ngobrol lupa deh…, yuk kita berangkat saya duluan ya mas Ais, mas Rizal,” pamit Dokter Andre.
“Iya Dok silahkan, kita juga sudah mau pulang,” kata Ais,
“ Nisa hati-hati dijalan ya,” kata Ais pada Anisa.
“Eheemm…ehemmm…, duh tenggorokan ini kenapa ya,” kata Rizal menggoda Ais.
“Iya bang, bang Ais sama bang Rizal juga hati-hati, kita duluan ya bang,” jawab Anisa sembari membuka pintu samping ambulance.
"Yuk bang kita duluan, oiya minum air bang Rizal biar enakkan tu tenggorokan,” kata Diana dengan nada mengejek sambil meringis.
Bang Rizal tersenyum, di perjalanan di dalam ambulace Dokter Andre bertanya pada Anisa sejak kapan Anisa mengenal Ais dan Rizal, dan anehnya cuman Anisa yang ditanya Dokter Andre.
Lanjut eps 11
Sehat - sehat kakak-kakak semua, terimakasi sudah baca.
Jangan lupa tinggalkan like dan komentar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments