“Diana aku sarapan bentar ya, tadi karena buru-buru jadi gak bisa sarapan, kamu mau juga gak, aku bawa roti dua potong ni…,” kata Anisa.
“Aku sudah sarapan, makan dah Nis,” jawab Diana yan duduk di sebelah Anisa.
Anisa juga menawarkan pada Dokter Andre dan pak Adi namun mereka juga sudah sarapan.
Di tempat Ais berjaga terlihat, Ais ngobrol dengan temannya.
“Ais kamu tertarik sama salah satu perawat disana ya, dari tadi aku perhatikan pandanganmu menatap kesana terus,” kata teman Ais yang sejak tadi memeperhatikan Ais menatap kearah pos P3K. Teman bang Ais yang menurut Diana terlihat manis itu bernama Rizal.
“Hehehe…aku ketauan ya…, iya sejak awal aku bertemu dia, gak tau kenapa aku pengen kenal dia lebih jauh,”
jawab Ais yang sedang berdiri tegak dengan senapan yang dipegangnya.
“Memangnya yang mana yang kamu taksir? Emmm…biar aku tebak pasti yang berjilbab pink kan??,” tebak Rizal.
“Kok kamu tau Zal, aku kan liatnya dari jauh harusnya gak kelihatan siapa yang aku liat,” kata Ais sambil tersenyum tipis.
“Tuu...bener kan…,aku liat dia kalem, terus penambilannya sederhana, gak ketebelan bedak hahaha….,Kan tipe kamu seperti itu Ais,” kata Rizal yang berdiri di samping Ais.
“Sudah gak usah banyak berfikir, cuma memandang dari kejauhan nanti ketikung orang lo… tu lihat Dokter yang bersama Perawat itu, muda, ganteng, wajahnya kayak orang Korea, putih bersih, kayaknya belum nikah.” Rizal mulai menggoda Ais.
“Apa perlu aku bantuin minta no hpnya ??.” sambung Rizal lagi.
“Sabar lah pelan - pelan aku coba berteman dulu, jangan tiba-tiba minta no hp gak sopan kenal aja belum, aku juga baru tau namanya aja,” ujar Ais.
“Loh berarti sudah kenalan nih, mantap!! ketemunya dimana si?,” tanya Rizal penasaran.
“Ah nanti aja di asrama aku ceritain, gak enak kebanyakan ngobrol kita lagi tugas,” jawab Ais.
“Oke…siap!! bener ya aku penasaran, tumben yang namanya Ais terpesona dengan wanita, hahaha….,” Rizal menggoda Ais lagi sambil tertawa.
“Pelankan tertawamu, ingat kita lagi bertugas,” tegas Ais.
“Iya…iya… yuk duduk lah pegel juga kakiku berdiri,” Rizal menyodorkan kursi plastik yang memang disediakan panitia perkemahan untuk petugas keamanan.
Hari sudah mulai siang, waktunya untuk istirahat makan siang dan sholat bagi yang muslim.
“Kalian selesai makan sholat aja duluan ya, setelah itu baru saya sama pak Adi yang sholat biar tidak kosong disini takutnya tiba-tiba ada yang butuhin kita,” kata Dokter Andre sembari membuka bungkusan nasi yang sudah
disediakan panitia.
“Baik Dok,” jawab Diana.
Anisa dan tim melanjutkan makan siang, Anisa melihat Ais dan temannya juga sedang menikmati makan siang yang sama.
Selesai makan Anisa dan Diana Pergi ke Musholla kecil yang di dirikan beberapa peserta dari terpal, sebelum itu Anisa dan Diana pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, sebenarnya disamping tempat shalat ada saluran air tapi karena tempatnya yang terbuka jadi Anisa dan Diana memilih wudhu di kamar mandi.
“Oiya lupa aku ambilin mukena (pakaian untuk shalat) dulu ya, kamu duluan aja ke tempat shalat,” kata Diana.
“Okee...,” jawab Anisa sambil berjalan ke Musholla.
Anisa menghentikan langkahnya saat melihat Ais ada di tempat sholat.
“Kenpa disitu, mau shalat juga kan?, yuk bareng aja,” kata Ais.
“Iya bang sebentar masih nunggu Diana, dia lagi ambil mukena,” jawab Anisa.
Tak lama Diana datang, “yuk Nis ini mukena punyamu, lo… ada bang Ais to, pas sekali sekalian abang jadi imamnya ya, temennya kok gak diajak bang??.”
“Iya ini juga lagi nunggu yang ngambil mukena, ooo... Rizal, iya gantian biar gak kosong di tempat jaga, ” jawab Ais sambil tersenyum.
Bersambung... lanjut di eps 9
Terimackasi yang sudah setia baca karya saya, jangn lupa like dan komen ya…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments