eps 7

Hari dimana Anisa berjaga di perkemahan tiba.

“Bu Nisa berangkat ya, Nisa bawa aja roti sama susunya,” Nisa terburu-buru karena kesiangan Anisa ketiduran setelah sholat subuh, Anisa harus tiba di tempat perkemahan pukul 07.00 wib, karena sebelum acara dimulai ada upacara pembukaan.

“Ya Allah kenapa buru-buru si..., biasanya juga jam segini belum berangkat,” kata ibu Anisa.

"Iya bu, Nisa lupa kasih tau ibu, 2 minggu ini Nisa gak jaga di Puskesmas, Nisa jaga di perkemahan, hari ini karena hari pertama, ada upacara pembukaan, jadi harus pagi-pagi banget bu,” jawab Anisa sambil memakai sepatu kets warna putih miliknya.

“Ooo… tau gitu tadi ibu bangunin kamu nak,” kata ibu Anisa.

“Iya bu gak pa - pa Nisa yang lupa ngasih tau ibu, Nisa berangkat ya ... Assalamu’alaikum,” Anisa berpamitan pada ibu, sambil mencium tangan ibunya.

“Wa’alaikumsalam, hati-hati nak,” jawab ibu Anisa sambil memberikan bingkisan yang isinya roti dan susu

untuk sarapan Anisa.

Anisa mulai mengendarai motornya ke Puskesmas dahulu, karena ke tempat perkemahan harus bersama dengan satu tim menggunakan mobil Ambulance, untungnya Anisa tadi sempat menelfon Diana untuk memasukkan kotak obat dan alat-alat yang diperlukan ke mobil ambulance.

Sesampai di Puskesmas semua sudah bersiap, hanya tinggal menunggu Anisa datang.

“Maaf semuanya… maaf ya Dok Andre, saya kesiangan,” kata Anisa meminta maaf.

“Iya tak apa kita masih ada waktu kok, yuk… langsung berangkat,” ujar Dok Andre.

Anisa dan Diana duduk di belakang, sedangkan Dok Andre duduk di depan dekat dengan driver.

“Alat dan obat sudah masuk semua kan Din,” tanya Anisa, takut ada yan tertinggal.

“Tenang sudah beres semua, kan kemarin kita sudah siapin tinggal masukin ke mobil aja,” jawab

Diana.

“Terima kasi Diana, temanku yang super best pokoknya." Anisa memuji Diana karena memang Diana temannya yang paling pengertian pada Anisa.

“Iya…iya…santaiii… aja,” jawab Diana.

Akhirnya sampai juga di tempat acara perkemahan, mobil ambulace menuju ke tempat parkiran yang ada di samping pintu masuk menuju tempat perkemahan.

Anisa dan tim turun dari mobil, Diana yang turun duluan langsung membuka pintu belakang ambulace untuk

mengeluarkan alat-alat dan kotak obat.

Anisa mengambil kotak obat yang lumayan berat, karena melihat Anisa keberatan, pak Adi begitu panggilannya, dia adalah driver ambulace dengan cepat membantu Anisa, sedangkan Diana membawa alat-alat.

“Yuk sudah semua dibawa?,” tanya Dokter Andre.

“Sudah Dok,” jawab Anisa.

Anisa dan timnya berjalan masuk ke area perkemahan, di tempat yang lapang sudah semua berkumpul, ada peserta, Pembina dan petugas pengamanan. Anisa dan tim menuju ke pos P3K, meletakkan barang bawaan setelah itu bergabung dengan yang lain untuk mengikuti acara pembukaan.

“Silahkan masing-masing berbaris menempati tempat yang sudah disediakan, masing-masing sudah ada papan namanya,” kata seseorang sepertinya salah satu pembina di acar perkemahan.

“Loh Nis, itu bukannya bang Ais yang berbaris di tim pengamanan??,” ujar Diana.

“Eemmm… sepertinya iya Din.” Jawab Anisa.

“Tuu… kan kalau jodoh tak kemana pasti dipertumakan lagi aasseeekkk…!,” kata Diana kegirangan.

“Maksudmu jodoh siapa nih?,” tanya Anisa sambil mengerutkan alisnya.

“Hehehe… jodoh siapa ya? ya... kalok bang Ais mau sama aku Alhamdulillah tapi kalok gak ya

dapet temennya juga boleh, noh liat temennya ada yang gak kalah manis dari bang Ais,” kata Diana dengan pedenya.

“Ampun-ampun, Diana…Diana…," kata Anisa sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.

Tiba-tiba Ais melihat ke arah Anisa dan tersenyum sambil sedikit menganggukkan kepalanya, Anisa membalas senyuman Ais dengan ikut tesenyum.

“Manis banget si senyum bang Ais, tapi gak !!, dia itu kan seorang Tentara,” kata Anisa dalam hati.

Ais orang yang ganteng, manis, tinggi dan sopan siapa cewek yang gak mau sama cowok seperti itu, tapi jika Anisa sadar Ais seorang Tentara, Anisa langsung mengelak tak ingin mencari tau soal Ais.

Di sepanjang acara pembukaan, Anisa sesekali melihat kearah dimana Ais berbaris dan setiap Anisa melihatnya, Ais selalu dalam posisi menatap Anisa yang berbaris di paling depan, karena Anisa merasa tak nyaman, Anisa bertukar tempat dengan Diana, sekarang posisi Diana paling depan dan Anisa dibelakang Diana.

Selesai acara semua kembali ke pos masing - masing yang sudah disediakan oleh panitia,  Ais yang berjaga di pintu masuk terlihat sesekali mencuri pandang kearah Anisa, yang membuat Anisa teringat dengan perkataan Diana di kedai Coffee waktu itu.

Diana berkata tatapan Ais berbeda kepada Anisa.

“Ah… sudah lah lupakan itu hanya perasaanku saja,” kata Anisa dalam hati sambil membuka bingkisan sarapannya yang belum sempat Anisa makan.

Bersambung…

Jangn lupa tinggalkan like dan komen, terima kasi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!