eps 13

Ini hari ke 2 jaga di perkemahan, sampai di perkemahan Anisa dan Diana menyiapkan semuanya sambil melihat para peserta sibuk, ada yang sedang antri mandi, ada yang duduk-duduk ngobrol, karena kegiatan belum dimulai.

Anisa tak melihat Ais, "mungkin ini bukan giliran dia berjaga," fikirknya sambil melihat - lihat tempat Tentara berjaga.

“Hayooo… nyariin siapa?, katanya gak tertarik,” kata Diana mengagetkan Anisa.

“Kenapa?, memangnya aku seperti orang lagi nyari-nyari," ujar Anisa

“Keliatan banget tau gak si…, juju saja kenapa, terus cerita yang semalem giman?, kamu sudah jawab

gimana, mumpung Dokter Andre belum kesini,” kata Diana.

“Aku sudah jawab, aku minta waktu untuk nerima Dokter Andre, karena kamu tau sendiri ini bener - bener mengejutkanku dan sesuatu yang tidak pernah terfikir olehku, aku memang pernah bilang padamu aku kagum banget sama Dokter Andre tapi baru sebatas kagum untuk rasa suka aku belum tau,” jawab Anisa.

“Ini artinya kamu ngasih kesempatan Dokter Andre untuk dekat sama kamu gitu maksudnya,"

“Iya…betul, tapi bukan pacaran karena aku tak mau yang namanya pacaran, kamu kan sudah tau dari dulu aku gak pernah dan gak mau pacaran," jawab Anisa.

Diana tersenyum, “oke aku dukung apapun keputusanmu asal dirimu bahagai temanku,” Diana memeluk Anisa.

“Eh..!! ngapain si peluk-peluk, dilihat tu sama peserta kemah, nanti dikatain mbak-mbak Perawatnya lebay…,” ujar Anisa.

“Bodo amat.” kata Diana.

Dokter Adre datang, dia langsung duduk, “gimana sudah siap semua, kayaknya bakal banyak yang kesini nanti.”

“Kok tau Dok??” tanya Anisa.

Dokter Andre tersenyum, “ iya tadi saya ngobrol sama Pembina, kegiatan hari ini, tu… memanjat pohon tapi pakek tali,” Dokter Andre menunjuk kearah pohon-pohon yang sudah di gantungi tali-tali.

“Belum tentu Dok, ini kan yang datang peserta-peserta yang sudah di seleksi, stamina dan ketrampilan sudah pasti bagus,” kata Diana.

“Ooo…iya bener juga ya,” kata Dokter Andre.

Selama kegiatan berlangsung Dokter Andre serin memandang Anisa, menatap Anisa, membuat detak jantung Anisa berdegup kencang karena gugup dan salah tingkah.

“Diana, aku ke kantin dulu ya, pengen minum yang dingin kamu mau apa? Aku belikan.” kata Anisa.

“Pas banget, aku nitip minuman dingin juga, apa aja deh terserah kamu Nis, kalau ada coffee dingin juga boleh.” Ujar Diana.

“Oke..., Dokter Andre juga mau?," tanya Anisa.

“Gak usah, saya pergi bareng kamu aja, Diana tolong jaga pos bentar ya?," kata Dokter Andre

Diana tersenyum melirik Anisa, “ baik Dok, silahkan…, serahkan pos padaku, Insya Allah Aman,” jawab Diana.

Anisa berjalan bersama Dokter Andre, Anisa mencoba menyembunyikan rasa canggungnya dengan mencoba

bertanya pada Dokter Andre.

“Dokter sudah sarapan??," tanya Anisa.

“Sudah kok, kenapa? Anisa mau belikan?,” kata Dokter Andre.

“Gak Dok cuma tanya aja." Anisa mencoba mencairkan suasana yang agak canggung.

Disepanjang jalan Dokter Andre menjadi pusat perhatian. Karena miripnya dokter Andre dengan opa-opa korea, banyak peserta cewek-cewek yang berbisik- bisik sambil senyum-senyum ketika berpas-pasanan dengannya, tak jarang juga para peserta yang cewek melirik - lirik pos P3K hanya untuk melihat Dokter Andre.

Setelah kami memesan tiba-tiba dokter Andre menarik tangan Anisa yang terbungkus dengan kain lengan jaketnya yang sedikit kepanjangan.

“Maaf Nis bisa duduk disana sebentar,” Dokter Andre menunjuk tempat duduk yang tidak jauh dari kantin.

“Tapiii…Dok, Diana sendirian,” Anisa mencoba mencari alasan.

“Sebentar saja, kamu sudah berjanji gak akan menghindari saya kan Nis.” kata Dokter Andre.

“Baik Dok tapiii…,” Anisa mengangkat tangannya yang Dokter Andre pegang.

“Ooohh… maaf Nis,” Dokter Andre mengerti maksud Anisa dan melepaskan tangan Anisa.

Dokter Andre duduk pas di depan Anisa, membuat detak jantung Anisa berdetak semakin cepat tangannya terasa dingin, karena Anisa pemalu.

“Anisa lagi deket sama cowok ya…, soal mas Ais kamu bener-bener baru kenal??” tanya Dokter Andre.

“Tidak ada Dok, saya jarang punya teman cowok, saya juga anak rumahan sesekali main itupun sama Diana Dok, kalau soal bang Ais saya memang baru kenal Dok,” jawab Anisa.

“Terus Diana bilang, mas Ais tertarik sama Anisa itu bener ya??." Dokter Andre menatap Anisa dengan serius, namun bibirnya masih tersenyum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!