“Sudah lama ya Nisa kenal sama mas - mas Tentara tadi??," tanya Dokter Andre.
“Belum lama Dok, saya kenal duluan sama ban Ais kalau sama bang Rizal baru aja kenal Dok,”
jawab Anisa.
“Ooo… mas Ais itu yang putih agak tinggiian ya Nis?," tanya Dokter Andre lagi.
“Iya Dok,” jawab Anisa.
Diana yang tidak ditanya ikut menjawab, “iya Dok yang gantengan, ramah dan sopan iya kan Nis..., saya punya filling bang Ais itu tertarik sama Nisa Dok.”
“Diana…! tidak Dok Diana memang suka gitu, nggak usah didenger Dok.” Anisa melotot kearah Diana
supaya Diana diam.
“Apa...???” kata Diana berbisik pura - pura tak tahu maksud Anisa, sambil senyum - senyum.
Setelah mendengar perkataan Diana. Dokter Andre tak ada senyum hanya terdiam melihat kedepan, tak seperti biasanya jika sedang ngobrol Dokter Andre menoleh ke belakang sembari tersenyum, apalagi kalau Diana lagi bencanda entah itu lucu atau tidak dia tersenyum.
Dokter Andre bertanya lagi pada Anisa dengan muka serius, “ooohh… saya baru ingat mas Ais itu orang yang pernah ke Puskesmas yang bantuin kakek-kakek ya Nis?."
Anisa langsung menjawab, "betul Dok, Dokter Andre masih ingat??,” kata Anisa.
"Jadi saat itu kamu kenalan sama dia??," tanya Dokter Andre lagi.
Anisa tak langsung menjawab, Anisa mencolek tangan Diana sambil mengerutkan alisnya, Diana yang sudah
tahu maksud Anisa membalas dengan menggelengkan kepalanya.
Memang aneh kali ini sikap Dokter Andre pada Anisa, bahkan Diana juga merasa begitu Anisa dan diana
berkomunikasi di belakang dengan menggunakan isyarat saja karena takut Dokter Andre mendengar.
Anisa menjawab pertanyaan Dokter Andre, “ saya kenalnya waktu disuruh mengembalikan KTP bang
Ais yang tertinggal di puskesmas Dok, kebetulan arah rumah saya sama dengan asrama bang Ais." Jawab Anisa.
Dokter Andre berhenti bertanya hanya berkata “oooo….."
Sampai di Puskesmas Anisa ingin segera pulang ingin mandi dan merebahkan badan di kasurnya tercinta, Diana mendekati Anisa.
“Nis… nanti aku chat ya, ada beberapa yang pengen aku ngomongin sama kamu, pengen si secara langsung cuma kita kan 2 minggu ini akan terus sama Dokter Andre jadi gak ada kesempatan ngobrol langsung,” bisik Diana.
“Ini pasti tentang Dokter Andre ya Din,” tanya Anisa dengan suara pelan.
“Iya…, oke aku balik duluan ya Nis,” kata Diana.
“Dok Andre, Pak Adi saya duluan ya…,” kata Diana berpamitan.
“Nggih mbak hati-hati dijalan,” kata pak Adi dengan nadanya yang mendok jawa, sedangkan Dokter Andre hanya mengangguk saja dengan wajah yang datar, tak biasanya Dokter Andre seperti itu.
Anisa berpamitan juga dan sesampainya di rumah Anisa langsung mandi, makan dengan ibunya dan langsung
ke dalam kamar merebahkan badan, ibu Anisa juga tak banyak bertanya mungkin tau anak tercintanya lelah.
“Cengkliing…,” tanda chat masuk di handphon Anisa, ternyata chat dari Diana.
“Nis lagi istirahat ya? Oiya soal Dokter Andre gimana menurutmu?."
“Iya Din lagi baringan di kamar, nah itu dia Din aku juga tadi sempat merasa gimana ya… tidak biasanya Dokter Andre bertanya dengan nada seperti itu, bahkan sempat aku lihat di mobil tadi mukanya datar gitu.. tidak ada senyum sama sekali, tadi aku pamitan juga dia gak ada senyumnya, apa aku ada salah ya din???” kata Anisa.
“Kalau aku ingat -i ngat sepertinya kamu tidak ada salah Nis, dari awal kita tugas Dokter Andre biasa ngobrol sama kita, dia agak berubah itu setelah ngobrol sama bang Ais dan bang Rizal.”
“Iya bener juga ya, tapi kata-kata mereka gak ada kok yang menyinggung Dok Andre, biasa - biasa aja menurutku.” kata Anisa.
“Iya ya…,cobak deh besok aku pelan - pelan tanya sama Dokter Andre Nis, aku jadi penasaran.” ujar Diana.
Baru Anisa mau balas chat Diana, ada tanda chat masuk, Anisa ingin tau dari siapa dan… terkejutnya Anisa ternyata dari Dokter Andre, Anisa langsung buka chatnya sampai - sampai lupa membalas chat dari Diana, Anisa penasaran dengan apa yang terjadi.
“Malam Nisa, maaf saya chat kamu mungkin kamu lagi istirahat ya??," kata Dokter Andre di Chatnya.
“Malam juga Dok Andre, tidak apa - apa Do, gimana Dok ada yang bisa saya bantu Dok??," balas Anisa.
“Maaf tadi di ambulance saya banyak tanya sama Nisa, mungkin Nisa juga bertanya-tanya kenapa saya bersikap seperti itu,”
Anisa terdiam sejenak Anisa berfikir, “benar kan pasti ada sesuatu di balik sikap Dokter Andre," Anisa melanjutkan membalas chat Dokter Andre.
“Iya Dok, kalau masalah pertanyaan Dokter, saya si tidak apa - apa Dok, cuma yang bikin saya kepikiran, sikap Dokter tidak seperti biasa, apa saya ada salah ya Dok?," balas Anisa lagi.
“Tidak Nisa, kamu tidak ada salah sayanya aja yang kebawa perasaan."
Diana miscall mungkin karena Anisa tidak membalas chatnya lagi.
“Maaf Diana nanti aku balas chatmu ini Dokter Andre ngechat aku." Anisa balas chat Diana.
“Oke…, kabari aku ya,” balas Diana.
Anisa kembali ke kolom chatnya dengan Dokter Andre, ternyata dia ngechat baru lagi, tangan Anisa gemetar, jantungnya berdegup kencang, matanya pun sampai melotot membaca chat dari Dokter Andre.
“Nisa, sebelumnya saya minta maaf karena selama ini saya diam-diam memperhatikan Nisa, berkali-kali saya memastikan perasaan ini pada Anisa, hari ini saya yakin bahwa saya benar-benar suka sama Nisa, saya merasa tidak suka,saya cemburu Anisa ngobrol sama mas-mas Tentara tadi sore."
Anisa bingung harus membalas chat Dokter Andre bagaimana, Anisa teringat dengan Diana dan langsung meneruskan chat Dokter Andre kepada Diana. Tak lama Diana langsung membalas chat Anisa.
“Apaaaa…!!, berarti yang dibilang Dokter Andre ada cewek yang dia suka itu kamu Nis, sumpah aku bener-bener kaget banget Nis." balas Diana.
“Lah kamu kaget Din, aku gemeteran nih tanganku, aku tak tau mau balas bagaimana?."
“Tenangin diri dulu Nis, kalau sudah bener-benar tenang baru kamu balas biar tidak salah ngomong."
“Iya…tapi kasi aku solusi dong aku harus gimana?," seketika rasa lelah Anisa hilang karena pengakuan Dokter Andre yang benar-benar tidak Anisa sangka - sangka.
“Ya... kamu ungkapin aja yang kamu rasa sama Dokter Andre gimana, tapi kamu harus dalam keadaan tenang dulu," balas Diana.
Dokter Andre kirim chat lagi, “Nis kok tidak dibalas, kamu pasti terkejut ya… tidak apa - apa, pelan - pelan aja nis, Nisa fikirin dulu, saya akan tunggu jawaban Nisa, saya bener-bener serius Nis jadi saya mohon Nisa fikirin dengan baik, selamat istirahat, Assalamu’alaikum.”
Anisa tak membalas chat Dokter Andre, Anisa berbicara dengan diri sendiri, "benar kata Diana aku akan tenangin diri dulu supaya aku tak salah ambil keputusan, Dokter Andre memang baik,mukanya juga kayak opa - opa korea banyak temen-temen yang jatuh hati padanya," lama Anisa berfikir hingga tak terasa Anisa terlelap juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments